Makalah
Oleh:
SYAIR
861082021040
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
spesifikasi tertentu yang sudah ditentukan sehingga menjadi pembeda dengan ilmu
yang lain.1
dikatakan demikian. Karena itu merupakan suatu kejadian yang menitik beratkan
pada ruang panca indra. Sebagaimana diketahui, fakta empiris yaitu kenyataan
adanya definisi tersebut. Maka jelaslah bahwa itu adalah segala sesuatu yang dapat
dibuktikan dengan panca indera manusia dengan bantuan alat-alat tertentu sebagai
penunjang. Sehingga segala sesuatu dan kejadian yang dialami oleh manusia dapat
Kita ketahui bersama, bahwa di era post-modern saat ini telah begitu
1
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009), 04.
Alif Achadah,Mohammad Fadil, “Filsafat Ilmu : Pertautan Aktvitas Ilmiah,Metode Ilmiah
2
dan Pengetahuan Sistematis”, JURNAL PENDIDIKAN ISLAM, Vol. 4, No.1, Juni 2020, h.130
penemuan tersebut dapat kita rasakan hampir dalam segala bidang dan lingkungan
di mana kita berada. Misalnya, keberadaan ilmu tekhnologi yang semakin hari
semakin canggih. Hasil penemuan baru tersebut tentunya melalui sejumlah proses
yang memakan waktu cukup relatif panjang. Hal ini (semakin pesatnya penemuan-
penemuan baru) merupakan suatu yang tidak dapat terelakkan lagi, karena ia
kebutuhan dan keinginan manusia yang semakin tinggi dan beragam. Di dalam
proses penelitian tentang suatu ilmu tersebut maka diperlukan yang namanya
metode ilmiah sebagai jalan untuk meraih hasil yang sesuai dengan keilmuannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang
artinya sesudah atau dibalik sesuatu, dan “Hodos” yang artinya jalan yang harus
ditempuh. Ada juga yang mengatakan metode berasal dari bahasa Yunani
‘Methodos’ yang berarti jalan. Sedangkan dalam bahasa latin ‘methodus’ berarti
cara. Metode menurut istilah adalah suatu proses atau atau prosedur yang
suatu disiplin (bidang studi) untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, ia dapat dikatakan
disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode
ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu
tercantum dalam apa yang dinamakan dengan metode ilmiah. “Metode”
ilmiah. Metodologi ini secara filsafati termasuk dalam apa yang disebut
3
Muhammad Behrul Amin dan Moh.Syarif, “ Metode Ilmiah dan Ilmu Alamiah”, dalam
https://www.researchgate.net/publication/334093873_METODE_ILMIAH_DAN_ILMU_ALAMIAH
_1, 4 Oktober 2021
epistimologi. Epistimologi merupakan pembahasan mengenai bagaimana caranya
secara sistematis melalui bukti fisis. Pada ilmu fisika, metode ilmiah memastikan
eksperimen yang dilakukan akan meragukan dan tidak dapat ditetapkan hukum
memuaskan.
2. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif
3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih
teka teki.
Dini Silvi Purnia dan Tuti Alawiyah, “ Metode Penelitian Strategi Menyusun Tugas Akhir
4
1. Berdasarkan Fakta
tersedia maupun yang harus dikumpulkan melalui penelitian. Ini berarti berupa
data empiris yang terjangkau oleh pengalaman inderawi. Jadi bukan berupa hal-
hal yang hanya ada dalam pikiran, dalam bayangan atau menurut perkataan
orang. Berarti pula bahwa data empiris yang dikumpulkan itu dapat diamati,
2. Pertimbangan Objektif
secara obyektif, sehingga hal yang sama dapat dilakukan atau diulang oleh
pihak lain yang berminat dengan metode dan teknik yang sama. Ini berarti
orang yang satu saja, melainkan juga oleh orang lain yang mempunyai
pengetahuan yang sama. Berarti pula bebas dari prasangka atau pertimbangan
yang subyektif.
3. Asas Analitik
posisi dan kaitan fungsional dengan yang lain, sehingga jelas makna, fungsi,
dan perannya. Hal itu penting untuk mengetahui faktor-faktor yang terlibat
faktor, juga sifat hubungan yang berlangsung antara faktor yang satu dengan
yang lain, dan dengan masalah yang bersangkutan. Asas analitik itu mempunyai
makna yang strategis dalam rangka membangun teori yang mampu menjelaskan
sesuatu masalah. Juga dalam rangka mengantisipasi atau meramalkan apa yang
negatifnya.
4. Sifat Kuantitatif
Arti populernya adalah mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi. Oleh
karena itu diupayakan untuk memperoleh data empiris yang langsung bersifat
kuantitatif seperti satuan ukuran luas (ha, km2 , m 2 ), satuan ukuran panjang
(km, m), satuan ukuran berat (ton, kg), satuan ukuran volume 12 (m3 , liter,
mL), satuan ukuran waktu (tahun, bulan, minggu, hari, jam), dan sebaginya. Di
1. Pengenalan Masalah
masalah. Masalah yang diajukan haruslah menarik, penting dan mampu untuk
Dini Silvi Purnia dan Tuti Alawiyah, “ Metode Penelitian Strategi Menyusun Tugas Akhir
5
2. Menyusun hipotesis.
seksama seta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori
peneliti akan menguji apakan hipotesis yang dirumuskan dapat naik status
menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak
tebukti.
3. Pengumpulan Data
jabatan yang cukup penting dan mentereng, harus mempunyai keahlian yang
digarap oleh staf peneliti, khususnya yang bertugas mengola data. Inilah yang
disebut analisis.
5. Kesimpulan
dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka
hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.6
1. Pendekatan Dialektika
dunia ilmu pengetahuan kita seperti yang akan kita bahas kemudian, maka
Dialektika.
mencari kebenaran bukan dengan cara kebetulan, trial dan error, atau dengan
6
Muhammad Behrul Amin dan Moh.Syarif, “ Metode Ilmiah dan Ilmu Alamiah”, dalam
https://www.researchgate.net/publication/334093873_METODE_ILMIAH_DAN_ILMU_ALAMIAH
_1, 4 Oktober 2021
dengan cara intuisi yang hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja,
ataupun juga tidak melalui otoritas yang jelas bersifat subjektif. Mencari
ilmiah.7
7
Muhammad Behrul Amin dan Moh.Syarif, “ Metode Ilmiah dan Ilmu Alamiah”, dalam
https://www.researchgate.net/publication/334093873_METODE_ILMIAH_DAN_ILMU_ALAMIAH
_1, 4 Oktober 2021
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan atau
mengembangkan pengetahuan. Pola umum tata langkah metode ilmiah
B. Saran
Behrul Amin, Muhammad, Moh.Syarif, “ Metode Ilmiah dan Ilmu Alamiah”, dalam
https://www.researchgate.net/publication/334093873_METODE_ILMIAH_
DAN_ILMU_ALAMIAH_1, 4 Oktober 2021
Suriasumantri , Jujun S., Ilmu Dalam Perspektif (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2009), 04.
Silvi Purnia, Dini, Tuti Alawiyah, “ Metode Penelitian Strategi Menyusun Tugas
Akhir “,(Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2020), h. 18