Anda di halaman 1dari 12

METODE-METODE ILMIAH

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah


Filsafat Ilmu Program Studi Pendidikan Agama Islam
Program Pasca Sarjana IAIN Bone

Oleh:

SYAIR
861082021040

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya hakekat manusia adalah berfikir. Proses berfikir tersebut

adalah untuk menghasilkan sebuah pengetahuan. Pengetahuan berfungsi untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan

manusia. Dengan adanya hal tersebut dibutuhkan ilmu untuk menjawab

kegelisahan yang terjadi pada kehidupan manusia. Dalam sebuah referensi

diungkapkan bahwa pengetahuan merupakan kelompok ilmu yang mempunyai

spesifikasi tertentu yang sudah ditentukan sehingga menjadi pembeda dengan ilmu

yang lain.1

Pengetahuan adalah objek penelaah yang bersifat empiris. Menagapa

dikatakan demikian. Karena itu merupakan suatu kejadian yang menitik beratkan

pada ruang panca indra. Sebagaimana diketahui, fakta empiris yaitu kenyataan

yang telah dilakukan secara langsung oleh seorang individu dalam

perkembangannya dilingkungan sosial dengan panca indera yang dimiliki. Dengan

adanya definisi tersebut. Maka jelaslah bahwa itu adalah segala sesuatu yang dapat

dibuktikan dengan panca indera manusia dengan bantuan alat-alat tertentu sebagai

penunjang. Sehingga segala sesuatu dan kejadian yang dialami oleh manusia dapat

diuji dan dapat dibuktikan kebenaran dan kesalahannya. 2

Kita ketahui bersama, bahwa di era post-modern saat ini telah begitu

banyak ditemukan penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan. Penemuan-

1
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009), 04.
Alif Achadah,Mohammad Fadil, “Filsafat Ilmu : Pertautan Aktvitas Ilmiah,Metode Ilmiah
2

dan Pengetahuan Sistematis”, JURNAL PENDIDIKAN ISLAM, Vol. 4, No.1, Juni 2020, h.130
penemuan tersebut dapat kita rasakan hampir dalam segala bidang dan lingkungan

di mana kita berada. Misalnya, keberadaan ilmu tekhnologi yang semakin hari

semakin canggih. Hasil penemuan baru tersebut tentunya melalui sejumlah proses

yang memakan waktu cukup relatif panjang. Hal ini (semakin pesatnya penemuan-

penemuan baru) merupakan suatu yang tidak dapat terelakkan lagi, karena ia

merupakan tuntutan dari keberadaan manusia itu sendiri, yakni keberadaan

kebutuhan dan keinginan manusia yang semakin tinggi dan beragam. Di dalam

proses penelitian tentang suatu ilmu tersebut maka diperlukan yang namanya

metode ilmiah sebagai jalan untuk meraih hasil yang sesuai dengan keilmuannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Metode Ilmiah

Secara etimologis, metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang

artinya sesudah atau dibalik sesuatu, dan “Hodos” yang artinya jalan yang harus

ditempuh. Ada juga yang mengatakan metode berasal dari bahasa Yunani

‘Methodos’ yang berarti jalan. Sedangkan dalam bahasa latin ‘methodus’ berarti

cara. Metode menurut istilah adalah suatu proses atau atau prosedur yang

sistematik berdasarkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik ilmiah yang dipakai oleh

suatu disiplin (bidang studi) untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, ia dapat dikatakan

sebagai cara kerja ilmiah.3

Metode ilmiah merupakan prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang

disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode

ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan

pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu
tercantum dalam apa yang dinamakan dengan metode ilmiah. “Metode”

merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai

langkah-langkah yang sistematis. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam

mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah

merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode

ilmiah. Metodologi ini secara filsafati termasuk dalam apa yang disebut

3
Muhammad Behrul Amin dan Moh.Syarif, “ Metode Ilmiah dan Ilmu Alamiah”, dalam
https://www.researchgate.net/publication/334093873_METODE_ILMIAH_DAN_ILMU_ALAMIAH
_1, 4 Oktober 2021
epistimologi. Epistimologi merupakan pembahasan mengenai bagaimana caranya

kita mendapatkan pengetahuan.

Metode Ilmiah adalah proses keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan

secara sistematis melalui bukti fisis. Pada ilmu fisika, metode ilmiah memastikan

didapatkannya suatu kesimpulan yang didukung oleh bukti-bukti dan tersusun

secara sistematis. Jika tidak dilakukan metode ilmiah maka eksperimen-

eksperimen yang dilakukan akan meragukan dan tidak dapat ditetapkan hukum

atau rumus yang jelas akan terjadinya suatu fenomena fisis.4

B. Kegunaan Metode Ilmiah

Dengan adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan penemuan-

penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan

kesejahteraan manusia. Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan

manusia antara lain :

1. Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang

memuaskan.

2. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif
3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih

teka teki.

Dini Silvi Purnia dan Tuti Alawiyah, “ Metode Penelitian Strategi Menyusun Tugas Akhir
4

“,(Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2020), h. 18


C. Karakteristik Metode Ilmiah

Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode

ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Berdasarkan Fakta

Membangun ilmu itu memerlukan fakta-fakta nyata baik yang sudah

tersedia maupun yang harus dikumpulkan melalui penelitian. Ini berarti berupa

data empiris yang terjangkau oleh pengalaman inderawi. Jadi bukan berupa hal-

hal yang hanya ada dalam pikiran, dalam bayangan atau menurut perkataan

orang. Berarti pula bahwa data empiris yang dikumpulkan itu dapat diamati,

dapat diukur dan dapat dianalisis lebih lanjut.

2. Pertimbangan Objektif

Segala sesuatu yang dilakukan, digunakan, dan diamati berlangsung

secara obyektif, sehingga hal yang sama dapat dilakukan atau diulang oleh

pihak lain yang berminat dengan metode dan teknik yang sama. Ini berarti

bersifat intersubyektif atau inpersonal, yaitu tidak terbatas semata-mata kepada

orang yang satu saja, melainkan juga oleh orang lain yang mempunyai
pengetahuan yang sama. Berarti pula bebas dari prasangka atau pertimbangan

yang subyektif.

3. Asas Analitik

Segala sesuatu disoroti secara kritis-analitik dari segi karakteristik,

posisi dan kaitan fungsional dengan yang lain, sehingga jelas makna, fungsi,

dan perannya. Hal itu penting untuk mengetahui faktor-faktor yang terlibat

dalam suatu masalah, sifat pengaruh masingmasing faktor atau gabungan

faktor, juga sifat hubungan yang berlangsung antara faktor yang satu dengan
yang lain, dan dengan masalah yang bersangkutan. Asas analitik itu mempunyai

makna yang strategis dalam rangka membangun teori yang mampu menjelaskan

sesuatu masalah. Juga dalam rangka mengantisipasi atau meramalkan apa yang

akan terjadi secara positif menguntungkan, atau untuk mencegah dampak

negatifnya.

4. Sifat Kuantitatif

Dalam penelitian modern analitis kuantitatif merupakan metode ilmiah

yang mempunyai dukungan pencapaian validitas yang tinggi reliabilitasnya.

Arti populernya adalah mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi. Oleh

karena itu diupayakan untuk memperoleh data empiris yang langsung bersifat

kuantitatif seperti satuan ukuran luas (ha, km2 , m 2 ), satuan ukuran panjang

(km, m), satuan ukuran berat (ton, kg), satuan ukuran volume 12 (m3 , liter,

mL), satuan ukuran waktu (tahun, bulan, minggu, hari, jam), dan sebaginya. Di

samping itu terdapat sifat kualitatif yang dikuantisasikan dengan memberi

bobot (rating), peringkat (ranking) atau skor (scoring).5

D. Langkah-langkah Metode Ilmiah


Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para

ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan

langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Pelaksanaan metode

ilmiah ini meliputi enam tahap, yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan

masalah. Masalah yang diajukan haruslah menarik, penting dan mampu untuk

Dini Silvi Purnia dan Tuti Alawiyah, “ Metode Penelitian Strategi Menyusun Tugas Akhir
5

“,(Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2020), h. 18


diteliti sesuai dengan bidang orang yang hendak meneliti serta bermanfaat

untuk pengembangan teori atau bermanfaat secara praktis bagi manusia..

2. Menyusun hipotesis.

Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan

seksama seta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori

sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji. Selanjutnya peneliti akan

bekerja berdasarkan hipotesis ini. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling

berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul,

peneliti akan menguji apakan hipotesis yang dirumuskan dapat naik status

menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak

tebukti.

3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan sesuatu yang urgen dalam metode ilmiah.

Suharsimi arikunto mengatakan bahwa semakin kurangnya pengalaman

pengumpulan data, semakin mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadinya.

Oleh karena itu, pengumpulan data walaupun tampaknya hanya pengumpulan


data, bukan pemimpin peneliti atau sekretaris yang kelihatan mempunyai

jabatan yang cukup penting dan mentereng, harus mempunyai keahlian yang

cukup untuk melakukannya. Suatu kebiasaan yang banyak dilakukan oleh

perancang peneliti, apabila ingin melibatkan orang-orang/kawan kedalam

kegiatan penelitian, masukkan mereka sebagai pengumpul data.


4. Analisis

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera

digarap oleh staf peneliti, khususnya yang bertugas mengola data. Inilah yang

disebut analisis.

5. Kesimpulan

Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu

dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka

hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.6

E. Pendekatan dalam Metode Ilmiah

1. Pendekatan Dialektika

Pendekatan dialektika ini diperkenalkan oleh Karl Marx. Marx

menyebut pendekatan dialektika ini adalah ilmiah. Berbeda dengan metode

ilmiah dengan pendekatan deduktif dan induktif yang digunakan didalam

dunia ilmu pengetahuan kita seperti yang akan kita bahas kemudian, maka

pendekatan dialektika yang digunakan Marx ini didalam memandang atau

memahami materi/benda yang ada dalam alam semesta, termasuk pikiran


manusia, menggunakan hukum dialektika yang dikenal dengan Materialisme

Dialektika.

2. Pendekatan Deduktif dan Induktif

Mencari kebenaran dengan menggunakan metode ilmiah, berarti

mencari kebenaran bukan dengan cara kebetulan, trial dan error, atau dengan

cara spekulasi yang tidak dilakukan dengan suatu perencanaam, ataupun

6
Muhammad Behrul Amin dan Moh.Syarif, “ Metode Ilmiah dan Ilmu Alamiah”, dalam
https://www.researchgate.net/publication/334093873_METODE_ILMIAH_DAN_ILMU_ALAMIAH
_1, 4 Oktober 2021
dengan cara intuisi yang hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja,

ataupun juga tidak melalui otoritas yang jelas bersifat subjektif. Mencari

kébenaran dengan menggunakan metode ilmiah adalah mencari kebenaran

dengan cara-cara tertentu, dilakukan secara terencana, sistimatis dan atas

dasar kenyataan objektif sebagaimana yang ditentukan oleh persyaratan yang

ilmiah.7

7
Muhammad Behrul Amin dan Moh.Syarif, “ Metode Ilmiah dan Ilmu Alamiah”, dalam
https://www.researchgate.net/publication/334093873_METODE_ILMIAH_DAN_ILMU_ALAMIAH
_1, 4 Oktober 2021
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan

Berdasarkan uraian penjelasan dari pembahasan diatas, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup tindakan pikiran, pola

kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan atau
mengembangkan pengetahuan. Pola umum tata langkah metode ilmiah

mencakup Kesadaran akan adanya problema, pengumpulan data, penertiban

data, pembentukan hipotesis, penarikan deduksi/kesimpulan dari hipotesis,

dan terakhir verifikasi.Ilmu-ilmu kealaman pada umumnya menggunakan

metode siklus-empiris.Metode siklus-empiris terdiri dari 5 tahapan yaitu

observasi, induksi, deduksi, eksperimen, dan evaluasi. Ilmu-ilmu sosial dan

humanistik pada umumnya menggunakan metode linier dan analisisnya

dimaksudkan untuk menemukan arti, nilai dan tujuan.Metode liner memiliki

tiga tahap, yaitu persepsi, konsepsi, dan prediksi.

2. Metode ilmiah digunakan untuk mengungkap dan mengembangkan ilmu,


melalui cara kerja penelitian. Penelitian ilmiah dengan menggunakan metode

ilmiah, memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk

memecahkan setiap masalah yang dihadapinya.

B. Saran

Dalam melakukan sebuah penelitian, sebaiknya digunakan metode yang

tepat.Salah satu metode yang sering digunakan adalah metode ilmiah.Dengan

metode ini dapat mengungkapkan dan mengembangkan ilmu


DAFTAR RUJUKAN

Behrul Amin, Muhammad, Moh.Syarif, “ Metode Ilmiah dan Ilmu Alamiah”, dalam
https://www.researchgate.net/publication/334093873_METODE_ILMIAH_
DAN_ILMU_ALAMIAH_1, 4 Oktober 2021

Mohammad, Alif Achadah, Fadil, “Filsafat Ilmu : Pertautan Aktvitas Ilmiah,Metode


Ilmiah dan Pengetahuan Sistematis”, JURNAL PENDIDIKAN ISLAM, Vol.
4, No.1, Juni 2020, h.130

Suriasumantri , Jujun S., Ilmu Dalam Perspektif (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2009), 04.

Silvi Purnia, Dini, Tuti Alawiyah, “ Metode Penelitian Strategi Menyusun Tugas
Akhir “,(Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2020), h. 18

Anda mungkin juga menyukai