Khulafaurrasyidin
Nilatul Azizah1,2,a, Ifa Nurtaqiya1,2,b, Nuril Fathurin1,2,c, Risma Ananda Putri1,2,d, Laili
Muflihatin1,2,e, Lulu Nur Maulida1,2,f, Dwi Rosyidatu Fuadatin1,2,g, Farida Nur Azizah1,3,h,
Himatul Aliyah1,i
1
Pondok Pesantren Jagad‘Alimussirry Surabaya, Indonesia
2
Universitas Negeri Surabaya Indonesia
3
Nurul Falah Surabaya, Indonesia
Email: anilatulazizah.99@gmail.com, bnurtaqiyaifa12@gmail.com, cnurilfth9@gmail.com,
d
rismaanandaputri36@gmail.com,, elailimuf15@gmail.com, flulunurm12@gmail.com,
g
dwirosyidatu23@gmail.com, hfaridanurazizah484@gmail.com, ihimatulaliyah@gmail.com
Abstrak. Perkembangan hukum islam dari masa ke masa dibagi dalam periodisasi oleh kaum
intelektual terdahulu. Periodisasi Fiqih terbagi menjadi enam, yaitu; periode Rasulullah SAW,
periode khulafaurrasyidin, periodetabi’in, periode keemasan dinasti Abbasiyah, periode
keterpakuan intelektual, dan periode kebangkitan kembali. Namun yang menjadi fokus utama
pada artikel ini yaitu tasyri’ pada periode khulafaurrasyidin. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui sejarah perkembangan hukum Islam pada periode khulafaurrasyidin, untuk
mengetahui apa saja sumber penetapan Hukum Islam pada periode khulafaurrasyidin, untuk
mengetahui ijtihad dari khulafaurrasyidin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah
perkembangan hukum Islam pada periode khulafaurrasyidin dimulai sejak wafatnya
Rasulullah SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H atau 632 M, dan diakhiri
pada akhir abad pertama Hijriyah (11-41 H atau 632-661 M). Menurut para ahli sejarah
islam, periode ini adalah periode penafsiran undang-undang dan terbukanya pintu-pintu
Istinbath Hukum atas kejadian-kejadian yang tidak ada nash hukumnya . Sedangkan
sumber penetapan hukum Islam pada masa yaitu al-Qur’an, Hadits, dan Ijtihad Sahabat. Adapun
mengenai ijtihad khulafaurrasyidin dilakukan dengan cara mengqiyaskan dengan permasalahan
yang terdapat di nash dengan persamaan illatnya.
Kata kunci: sejarah; sumber; ijtihad; dan khulafaurrasyidin.
2
a. Aspek Politik periode berikutnya, seiring dengan
Masalah yang paling urgen di perkembangan fiqih itu sendiri.
kalangan umat islam pasca Selain periwayatan hadits yang
wafatnya Nabi SAW adalah sangat ketat, pada periode ini
masalah politik, terutama masalah ijtihad seringkali dilakukan secara
imamah atau kekhalifahan. Dalam jama’i sehingga ruang ijtihad yang
masa kevakuman pemerintahan begitu luas itu jarang
ini, masyarakat islam menimbulkan ikhtilaf. Pada
membutuhkan sosok pemimpin periode ini fatwa-fatwa dan
baru, karena tanpa kehadiran masa’il fiqih belum ditulis seperti
seorang pemimpin baru, wilayah juga sunnah. Kendati demikian,
kekuasaan islam yang telah kita mulai dapat
membentang sampai wilayah mengklasifikasikan kaidah-kaidah
sebagian besar jazirah Arab, akan ushuliyah dan metode ijtihad yang
dengan mudah hancur atau digunakan oleh fuqaha’ sahabat
terpecah-belah kembali, di dalam melakukan ijtihad. Dalam
samping kekhawatiran adanya banyak hal, fatwa-fatwa dan
serangan dari bangsa-bangsa lain, masa’il fiqhiyah itu memang
seperti dari bangsa Romawi dan masih bercampur dengan dalil-
Persia, sehingga stabilitas dalil dan kaidah-kaidah Istidlal.
keamanan umat islam saat itu c. Aspek Aqidah
terancam. Namun yang menjadi Aspek akidah pada masa
persoalan adalah bahwa Nabi setelah wafatnya Rasul menjadi
Muhammad di akhir hayatnya hal yang sangat menggelisahkan
tidak meninggalkan wasiat umat islam. berawal dari berita
tentang siapa yang akan wafatnya Nabi Muhammad yang
meneruskan perjuangannya tersebar di kalangan para sahabat,
menjadi khalifah dan membuat mereka merasa
menyebarkan agama islam ke kehilangan yang sangat besar
seluruh Dunia. Hal ini kemudian karena secara historis Nabi
menjadi tanda tanya sekaligus Muhammadlah yang mampu
tugas terbesar bagi umat islam mengangkat mereka dari
saat itu terutama para Sahabat keterpurukan dan kesesatan serta
Nabi Saw. kekufuran menuju ketauhidan dan
b. Aspek Fiqih agama islam yang rohmatan lil
Fiqih atau penggalihan alamin itu. Bagi mereka Nabi
hukum islam pada periode adalah sesosok agung yang
Khulafa’ur Rasyidin ini terasa senantiasa memberikan cahaya
sangat hidup dan semarak. petunjuk dan keadilan bagi
Beberapa ikhtilaf mulai muncul, seluruh lapisan masyarakat islam
meskipun lebih kecil dibanding zaman itu. Sehingga ketika
3
mendengar Nabi yang begitu Bakar untuk memerangi mereka
mereka cintai itu, yang telah dengan tujuan untuk melenyapkan
memimpin dan menjadi petunjuk penyakit-penyakit kekufuran dan
bagi mereka selama 38 tahun (25- pemberontakan dari tubuh islam
63 tahun), hati dan iman mereka atau yang biasa kita sebut orang
mulai gelisah. Hal ini juga yang munafik, karena dikhawatirkan
dialami sahabat Umar ketika hal ini akan merambat dan
mendengar Nabi wafat, dia mempengaruhi umat islam yang
langsung berkata : ’’barang siapa lain.
yang berkata bahwa nabi 2. Sumber Tasyri’ pada Periode
Muhammad telah wafat maka Khulafaurrasyidin
akan kutebas lehernya”. Namun a. Al-Qur’an
akhirnya hati Umar pun luluh Al-Quran adalah sumber
manakala mendengar pidato abu primer umat islam, yang meliputi
Bakar : “Barang siapa yang ajaran pokok dan semua kaidah
menyembah Allah, sesungguhnya yang harus ada dalam pembuatan
Allah Hidup, tetapi barangsiapa segalah bentuk hukum syara. Al-
yang menyembah Muhammad Quran adalah kalam Allah yang
sesungguhnya Muhammad telah dirurunkan kepada Nabi
wafat”. Tidak hanya sampai di Muhammad SAW yang
sini, persoalan akidah menjadi membacanya bernilai ibadah.
sangat berat manakala ada Allah menurunkan Al-Quran
beberapa oknum islam yang secara beransur-ansur dengan
memanfaatkan kegelisahan iman beberapa alasan diantaranya yaitu:
dan akidah umat islam saat itu 1) Mengkokohkan hati
dengan memanfaatkannya untuk Rasulullah
menyampaikan dan 2) Mempermudah bagi rasul
mengumandangkan pendapat- menghafalkan
pendapatnya, di antara mereka ada 3) Mempermudah proses
beberapa pimpinan rakyat yang regulasi perundang-undangan
kemudian mengaku dirinya telah 4) Mempermudah kemudahan
diangkat menjadi Nabi penerus dan empati kepada hambah
Muhammad, seperti Musailamah b. Hadits
al Kadzab. Selain itu ada juga Hadits atau sunnah
beberapa orang yang menyerukan nabawiyah adalah setiap yang
bahwa kewajiban menunaikan keluar dari Rasulullah baik
zakat itu telah berhenti setelah ucapan, perbuatan, maupun
wafatnya nabi, karena menurut tindakan selain yang ada di Al-
mereka zakat itu diberikan utuk quran. Hukum ini menempati
kepentingan nabi. Hal-hal ini lah urutan ke dua dibahwah
yang kemudian mamaksa Abu kalamullah. Bila ada masalah
4
yang tidak terdapat pada Al- adalah seorang Musailamah
Quran, maka selanjutnya para al- Kadzab yang mengaku
sahabat akan menyelesaikan menjadi Nabi setelah Nabi
masalah dengan hadits. Muhammad, kemudian Abu
c. Ijtihad Sahabat Bakar pun memerintahkan
Jika terjadi suatu permasalahn untuk memerangi kelompok
yang tidak ditemukan dalam Al- penyeleweng tersebut
Quran maupun hadits maka hingga akhirnya setelah
sahabat melakukan Ro’yu. Iijtihad pertempuran yang sengit,
adalah mencurahkan kesungguhan kemenangan diraih pasukan
dalam penggalian hukum syar’i Abu Bakar dengan
yang bersumber dari Al-Quran meninggalkan banyak
dan hadits. Ijtihad ini syuhada’, termasuk di
menggunkan metode ijma’ atau antaranya jumlah besar para
qiyas kemudian dilanjut dengan penghafal al-Quran (Ahmad,
maslahah. Ijma terjadi secara 2008). Karena kekhawatiran
jma’i terhadap suatu masalah dan akan hilangnya al-Quran
tidak harus dalam suatu acara bersamaan dengan semakin
yang foemal namun bisa berkurangnya para
berbantuk diskusi atau tanya penghafal al-Quran, maka
jawab. Metode Qiyas adalah sahat Umar bin Khattab pun
mengambil hukum dari nash-nash mengusulkan pengumpulan
yang bisa dikaji ualng dengan al-Quran dalam satu
asumsi bahwa setiap nash itu kumpulan (mushaf) kepada
punya illat yang menjelaskan Abu Bakar, tentu saja Abu
sebab hukumnya sedangkan nash Bakar menolak usulan umar
tidak menghukumi perkara tersebut, karena sebagai
tersebut. sahabat yang selalu dekat
3. Ijtihad pada Periode dengan Nabi, yang selalu
Khulafaurrasyidin mematuhi dan
a. Kekhalifahan Abu Bakar Ash- membenarkan segala
Shiddiq perkataan dan perbuatan
i. Penghimpunan Al-Quran Nabi SAW, pantang bagi
Setelah Abu Bakar Abu Bakar untuk
diangkat menjadi khalifah, melakukan hal-hal yang
banyak sekali terjadi tidak pernah dilakukan oleh
pemberontakan serta Nabi SAW, apalagi hal-hal
penyelewengan akidah di yang berkenaan dengan al-
beberapa daerah kekuasaan Quran selaku sumber hukum
islam, termasuk diantaranya Primer Islam. Atas
kegigihan Umar dalam
5
memberikan argument, sekalian para Nabi yang tidak
bahwa hal itu untuk mewariskan harta, harta yang
menghindari punahnya ayat- kami tinggal adalah
ayat al-Quran yang shodaqoh.”
disebabkan oleh Berdasarkan riwayat
berkurangnya para tersebut, sahabat Abu bakar
penghafal al-Quran, dan hal berijtihad bahwa surat an-
itu akan menjadikan Nisa’ ayat 11 di takhsish
kemaslahatan umat islam, (dikhushuskan) oleh hadits
maka Abu Bakar pun tersebut. Karena itu sayyidah
menyetujui usulan Umar Fatimah tidak dapat
tersebut. Dia pun menerima harta pusaka
memerintahkan kepada sang sebab yang ditinggalkan Nabi
penulis wahyu terbanyak, SAW adalah shodaqoh (al-
Zaid bin Tsabit untuk Hujwi, 1397H).
mengumpulkan al-Quran iii. Bagian waris untuk nenek
dalam satu kumpulan atau adalah seperenam
dalam satu mushaf. Ada seorang nenek
Kemudian disimpan di yang datang kepada Khalifah
rumah Sahabat Abu Bakar, Abu Bakar dan bertanya
kemudian sahabat Umar, tentang kadar bagian yang
kemudian sayyidah dapat diterimanya dalam
Hafshah. (Ibnu al-Jaziry, salah satu pembagian harta
833H). pusaka. Khalifah Abu Bakar
tidak menemukan
ii. Harta Warisan Nabi
ketentuannya dalam Al-
Muhammad SAW adalah
Quran. Ia kemudian bertanya
Shadaqah
kepada sahabat yang lain. Di
Termaktub dalam Al-
antara sahabat yang
Quran bahwa Ahli waris
memberikan tanggapan
dapat menerima harta pusaka
adalah Sahabat al-Mughirah
apabila yang mewariskan
ibn Syu’ban RA. Ia berkata,
(muwarits) meninggal dunia.
“Saya pernah menghadiri
(QS. 4:11). Ketika Nabi
majlis Nabi SAW. yang
Muhammad SAW wafat,
memberikan hak nenek
yang menjadi ahli waris
sebanyak seperenam”. Lalu,
adalah Sayyidah Fatimah.
sahabat Abu Bakar berkata:
Kemudian Sahabat Abu
“Adakah orang lain selain
Bakar meriwayatkan salah
kamu yang mengetahuinya?”
satu hadits Nabi SAW yang
Setelah itu, sahabat
artinya:“Kami adalah
Muhammad bin Mashlamah
6
RA. berdiri kemudian berkata Abbas, ibu dalam kasus
seperti yang dikatakan pembagian harta pusaka
Sahabat al-Mughirah ibn tersebut mendapatkan
Syu’ban RA bagian 1/3 (sepertiga) dari
harta peninggalan. Oleh
b. Kekhalifahan Umar bin Khattab karena itu, dalam pandangan
i. Diberlakukan sholat sahabat Ibnu Abbas
Tarawih Jamaah pembagian harta warisan
Pada zaman Nabi tersebut adalah sebagai
Muhammad SAW sampai berikut:
pada masa kekhalifahan Abbas
Table 1 Bagian Waris Ibu Menurut Ibnu
DAFTAR PUSTAKA
10