PENDAHULUAN
Latar belakang
Dari penjalasan hukum itu memiliki banyak segi dan ruang lingkup, dan
ada beberapa teori yang menyimpulkan bahwa menurut teori satu dan teori lain
pandangan mereka mengenai definisi hukum itu berbeda, karena mereka
mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda mengenai apa itu hukum, berbagai
aliran teori tersebut seperti aliran hukum alam, aliran positivisme, aliran
utilitarianisme, madzhab sejarah, aliran sociological yurisprudencs, dan aliran
realisme hukum, aliran-aliran hukum ini terus berkembang sesuai dengan
1
Lili Rasjidi, Apakah Itu Hukum, hlm 29
1
pemikiran dan kebutuhan yang ada di masyarakat, sehingga hukum sendiri
memeliki pengertian berbeda-beda. Dari perbedaan-perbedaan itulah seharusya
kita dapat mengetahui bahwa pandangan orang lain terhadap hukum tidak selalu
sama seperti apa yang kita maksud yang dikarenakan pemakaian aliran teori yang
berbeda sehingga menyebabkan pula perbedaan dari sudut pandang mana hukum
itu dilihat.
Rumusan Masalah
Tujuan
Metode penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian hukum alam pada teori ini adalah hukum yang berlaku secara
universal dan abadi. Melihat dari sumbernya hukum alam ini bersumber dari
Tuhan (irasional) dan adapula yang bersumber dari akal (rasio) manusia.
Pemikiran hukum alam yang berasal dari Tuhan dikembangkan oleh para pemikir
skolastik pada Abad pertengahan seperti Thomas Aquino, Gratianus (Decretum),
John Salisbury, Dante. Sedangkan para pendasar dari ajaran hukum alam yang
bersumber dari hukum alam bersumber dari akal manusia adalah Hugo de groot
atau grotius, Cristian Thomasius, Immanuel Kant, Fichtie.
3
Hukum alam sebagai metode adalah yang tertua yang dapat dikenali sejak
zaman yang kuno sampai dengan awal permulaan abad pertengahan. Ia
memusatkan diri pada metode yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
masalah yang berlainan. Dengan demikian ia tidak mengandung norma-norma
sendiri melainkan hanya memberi tahu tentang bagaimana membuat peraturan
yang sah.2
Aliran hukum positif menganggap bahwa hukum dan moral adalah harus
saling dipisahkan.3 Dalam aliran ini dikenal adanya dua subaliran yang terkenal,
Pada aliran ini mengartikan hukum itu sebagai a command of the lawgiver
(perintah dari pembentuk undang-undang yaitu penguasa), yaitu suatu perintah
dari mereka yag memegang kekuatan tertinggi atau yang memegang kedaulatan.
Hukum dianggap sebagai suatu sistem secara logis, tetap, dan bersifat tertutup.
Hukum secara tegas dipisahkan dari moral, jadi dari hal yang berkenaan dengan
keadilan, dan tidak didasarkan atas pertimbangan atau penilaian baik-buruk.
Selanjutnya John Austin membagi menjadi dua yaitu:
2
Satjipto rahardjo, hukum alam sebagai metode dan hukum alam sebagai substansi, 1982, Hlm
232
3
Soerjono Soekanto, 1980, hlm 37-38
4
- Hukum dalam arti yang tidak seenarnya yaitu hukum yang
tidak memenuhi persyaratan sebagai hukum.
Terdapat empat unsur penting menrut John austin untuk dinamakan sebagai
hukum, yaitu: perintah, sanksi, kewajiban, dan kedaulatan. Ketentuan-ketentuan
yang tidak mengandung unsur tersebut bukan unsur hukum positif.
Dasar-dasar pokok teori hukum murni Hans kelsen menurut Freidmann, adalah
sebagai berikut
1. Tujuan teori tentang hukum, seperti juga setiap ilmu, adalah untuk
mengurangi kekuatan dan meningkatkan kesatuan.
2. Teori hukum adalah ilmu, bukan kehendak, keinginan, Ia adalah
pengetahuan tentang hukum yang ada, bukan tentang hukum yang
seharusnya ada.
3. Ilmu hukum adalah normatif, bukan ilmu alam
4. Sebagai suatu teori tentang norma-norma, teori hukum tidak berurusan
dengan persoalan efektivitas norma-norma hukum
5. Suatu teori tentang hukum adalah formal, suatu teori tentang cara
pengaturan dari isi yang berubah-ubah menurut jalan atau pola yang
spesifik.
6. Hubungan antara teori hukum dengan suatu sistem hukum positif tertentu
adalah seperti antara hukum yang mungin dan hukum yang ada
Hans Kelsen mengatakan murni karena hukum itu harus dibersihkan dari anasir-
anasir yang tidak yuridis, yaitu anasir etis, sosiologis, politis, dan sejarah yang
menjadi persoalan bukanlah bagaimana hukum itu seharunya, melainkan apa
hukumnya.
Dari dasar tersebut ilmu hukum adalah normatif. Menurut hans Kelsen hukum itu
berada dengan dunia sollen, dan bukan pada dunia sein. Sifatnya adalah hipotesis,
lahir karena kemauan dan akal manusia.
5
3. Aliran Utilitarianisme
Aliran ini di ditemukan oleh Jeremy Bentham, Juga Stuart Mill dan Rudolf von
Jhering. Menurut Jeremy Bentham manusia akan bertindak untuk mendapatkan
kebahagian yang sebesar-besarnya dan mengurangi penderitaan. Ukuran baik-
buruknya suatu perbuatan manusia tergantung kepada apakah perbuatan itu
mendatangkan kebahagian atau tidak.4
John Stuart Mill berpendapat sumber dari kesadaran keadilan itu buan
terletak pada kegunaan, melainkan pada rangsangan untuk mempertahankan diri
dan perasaan simpati.
Rudolf von Jhering yang dikenal sebagai pengasas teori yang disebut
social utilitarianism . teorinya merupakan penggabungan antara pikiran Bentham
dan John Stuart Mill dengan positivisme John Austin. Ia menolak anggapan aliran
sejarah yang berpendapat bahwa hukum itu adalah hasil kekuatan-kekuatan
historis murni yang tidak direncanakan dan tidak disadari justru hukum itu dibuat
oleh negara atau dasar kesadaran sepenuhnya untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Madzhab Sejarah
4
Soerjono Soekanto, 1980, hlm 43
6
paham nasionalisme yang mulai timbul pada abad ke 19. Von Savigny
menegaskan inti ajarannya bahwa hukum itu tidak dibuat, tetapi tumbuh dan
berkembang bersama masyarakat. Pandangannya bertitik tolak bahwa di dunia ini
terdapat banyak bangsa, dan tiap-tiap bangsa tadi memilik suatu Volksgeist (jiwa
rakyat). Jiwa ini berbeda, baik menurut waktu maupun tempat. Pencerminanya
nampak pada kebudayaannya masing-masing yang berbeda-beda. Hukum
bersumber dari jiwa rakyat ini; oleh karena itu hukum itu akan berbeda pada
setiap waktu dan tempat. Tidaklah masuk akal kalau terdapat hukum yang
sifatnyn universal dan abadi. Yang menjadi isi hukum itu ditentukan oleh
pergaulan hidup manusia dari masa ke masa.
Walaupun teori hukum Von Savigny banyak pengikutnya dan cukup luas
pengaruhnya, tetap terdapat kelemahannya. Yang terpenting adalah tidak
diberinya tempat bagi ketentuan yang sifatnya tertulis(perundang-undangan)
bagaimanapun seharusnya hukum tertulis agar tercipta kepastian hukum dan
terhidndar dari kesewenangan penguasa. Kelemahan lainnya terletak pada
kesadaran hukum yang sifatnya sangat abstrack.
Aliran ini tumbuh dan berkembang di Amerika dan dipelopori oleh Roscoe
Pound. Aliran ini tergolong pada aliran aliran sosiologis dibidang hukum yang di
7
benua Eropa dipelopori oleh seorang ahli hukum Austria bernama Eughen Ehrlich
yang pertama kali menulis tentang hukum di pandang dari sudut sosiologi. Rescoe
Pound menulis adanya perbedaan mengenai cara pendekatan anatra keduany.
Sosiologi hukum itu merupakan cabang sosiologi yang mempelajari pengaruh
timbal-balik antara hukum dan masyarakat dengan titik tolak pendekatannya dari
masyarakat ke hukum, sedangkan sociological yurisprudence merupakan suatu
teori hukum yang mempelajari pengaruh hukum terhadap masyarakat, dan
sebagainya dengan pendekatan dari hukum ke masyarkat.
Tokoh-tokoh yang mendasari teori ini antara lain adalah John chipman,
Oliver Wendell Holmes, Karl Llewllyn. Dan Rescue Pound juga masuk dalam
aliran ini karena sebagai pendasar aliran sociological yurisprudence, berkaitan
dengan anggapanya yang tidak mengesampingkan faktor akal dalam pembentukan
hukum sebagaimana yang dikemukakan oleh aliran positivisme hukum dan
teorinya yang terkenal bahwa hukum merupakan alat untuk membangun
masyarakat ( law is a tool social engineering)
5
Soerjono Soekanto, 1980, hlm 45
8
Llewellyn mengemukakan ciri-ciri aliran ini yaitu:
Melalui buah pemikiran John Chipman Gray dan Oliver wendell Holmes yang
merupakan eksponen-eksponen gerakan realisme ini akan memperjelas inti dari
ajaran ini walaupun mereka adalah penganut positivisme hukum, mereka tidak
menempatkan undang-undang sebagai sumber utama hukum. Mereka
menempatkan hakim sebagai titik pusat perhatian dan penyelidikan hukum. Selain
unsur logika yang mmegang faktor penting dalam pembentukan undang-undang,
juga unsur kepribadian, prasangka, dan unsur-unsur diluar logika berpengaruh
sangat besar.
6
Lili rasjidi, 1985, hlm 50-51
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
10
Saran
11
DAFTAR BACAAN
Lili rasjidi, 1991, Filsafat Hukum Apakah Hukm Itu, cetakan pertama, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
12