Anda di halaman 1dari 18

MEREVIEW PARIWISATA DALAM FILM JILBAB TRAVELER DAN KULARI KE

PANTAI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajamen Pariwisata

Dosen Pengampu :

Flora Patricia Anggela S.E., M.M., C.H.R.M

Disusun Oleh :

Sukmawati()

MN18H

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG

2020
PARIWISATA DI DALAM FILM JILBAB TRAVELER

Identitas Film

Judul : Jilbab Traveler Love Sparks in Korea

Genre : Drama Romance Religi

Sutradara : Guntur Soeharjanto

Produser Eksekutif :  Sunil G Samtani dan Priya NK

Produser : Gope T Samtani

Penulis Skenario : Alim Sudio

Rumah Produksi : Rapi Films

Tanggal Rilis : 5 Juli 2016

Durasi  : 112 Menit

Bahasa : Indonesia

Pemeran : 1.    Bunga Citra Lestari sebagai Rania Timur Samudra

2.    Morgan Oey sebagai Hyun Geun

3.    Giring Ganesha sebagai Ilhan

4.    Ringgo Agus Rahman sebagai Alvin

5.    Dewi Yull sebagai Ibu Rania

6.    Wawan Wanisar sebagai Ayah Rania

7.    Indra Bekti sebagai Eron, Kakak Rania

8.    Tasya Medina sebagai Tia, Kakak Rania

9.    Aldila Jelita sebagai Istri Eron

10.     Ferry Ardiansyah sebagai Suami Tia

11.     Lee Won Joo sebagai Jeong Hwa


12.     Jonathan Na Kwang Hoon sebagai Ayah Jeong Hwa

13.     Lim Kyung-Ae sebagai Ajumoni

14.     Cheyla Zavyera Valendro sebagai Rania Kecil

15.     Sekar Najla Rafifah sebagai Tia Kecil

16.     Zidan sebagai Eron Kecil

KESIMPULAN DAN SARAN

Menurut saya, Film Jilbab Traveler Love Sparks in Korea ada Beberapa buah
pelajaran dapat kita petik dari cerita di film ini. Bagaimana cara kita dalam menghadapi
permasalahan, bagaimana memunculkan kekuatan untuk meraih impian, dan bagaimana
cara mengolah rasa cinta yang hadir di hati kita .Setelah menonton Jilbab Traveler “Love
Sparks In Korea” yang dibintangi oleh Bunga Citra Lestari, Morgan Oey dan Giring
Ganesha. Ternyata latar dalam film tersebut bersetting di Indonesia, yaitu Kawah Ijen
Kawah Ijen

Kawah Ijen adalah sebuah danau kawah yang bersifat asam yang berada di puncak Gunung
Ijen dengan kedalaman danau 200 meter dan luas kawah mencapai 5.466 Hektar. Danau
kawah Ijen dikenal merupakan danau air asam kuat terbesar di dunia. Kawah Ijen berada
dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur dengan luas 2.560 hektare, termasuk hutan wisata seluas 92
hektare. Kawah Ijen ini terletak di puncak Gunung Ijen di wilayah Kecamatan Licin,
Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang, Kabupaten Bondowoso. Kawah Ijen
merupakan sebuah danau di atas Gunung Ijen yang terbentuk akibat proses letusan Gunung
Ijen, membuat kawah tersebut dipenuhi oleh air sehingga membentuk sebuah danau kawah
yang sangat indah. Yang menarik dari kawah ini adalah kawah ini berada di tengah kaldera
yang terluas di Pulau Jawa dengan diameter 6 km. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960
meter 600 meter. Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia,
yaitu memiliki keasaman mendekati nol, sehingga bisa melarutkan tubuh manusia dengan
cepat.

Fenomena eternal blue fire atau api biru abadi berada di dalam kawah Ijen, dan pemandangan
alami ini hanya terjadi di dua tempat di dunia yaitu Etiopia (gunung Dallol) dan Ijen. Blue fire
hanya dapat dilihat oleh mata manusia saat tidak ada cahaya, karenanya waktu ideal untuk
melihatnya adalah jam 2 hingga jam 4 dinihari, karena pendakian Gunung Ijen baru mulai
dibuka jam 2 dinihari. Dari Kawah Ijen, kita dapat melihat
pemandangan gunung lain yang ada di kompleks Pegunungan Ijen, di antaranya adalah
puncak Gunung Marapi yang berada di timur Kawah Ijen, Gunung Raung, Gunung Suket, dan
Gunung Rante. Di sana kita pun akan disuguhi oleh penambang Belerang tradisional. Maka
jangan aneh jika anda berkunjung ke Kawah Ijen dan mendapati ada penambangan Belerang
di sana, para penambang ini mengambil belerang dari dasar kawah. Kalian akan mendapati
asap yang mengepul tebal keluar dan para penambang yang memiliki peralatan sekadarnya
berjuang untuk mengumpulkan belerang yang bagus.

Perjalanan menuju Kawah ijen dimulai dari Paltuding, yang merupakan pos PHPA
(Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). Sebelum mendaki anda wajib melaporkan diri
sekaligus membayar tiket, dalam hal ini anda tidak bisa langsung mendaki karena dibutuhkan
waktu karena pendakian ditentukan oleh kondisi alam. Disarankan jika berkunjung ke Kawah
Ijen saat musim panas berlangsung. Di Paltuding sudah tersedia fasilitas yang cukup
memadai. Terdapat tempat parkir untuk para pendaki, fasilitas umum seperti kamar mandi,
toilet, dan mushola sudah tersedia. Beberapa warung juga menghiasi Paltuding. Pariwisata di
sana pun menyedikan taksi lokal, taksi nya tidak seperti yang ada di kota di mana kendaraan
beroda empat atau dua melainkan semacam moda trasnportasi yang bentuknya kayak kereta
dorong untuk loading barang di gudang-gudang. Taksi lokal ini ditujukan bagi para
pengunjung yang tidak ingin mendaki ke Kawah Ijen. Di sana pun tersedia masker khusus di
mana bisa memfilter asap belerang yang bertujuan untuk menjaga keselamatan pengunjung
itu sendiri, karena asap belerang asap yang beracun.

Kekurangan dalam Pariwisata Kawah Ijen :

Kurangnya pemandu wisata yang dapat menunjukkan rute menuju Kawah Ijen

Toilet yang tidak cukup banyak dibandingkan jumlah pengunjung yang datang

Listrik yang masih kurang memadai di Kawah Ijen

Kurangnya fasilitas hiburan lainnya jika Kawah Ijen sedang dalam keadaan tidak boleh didaki
Saran Pariwisata Kawah Ijen :

Bekerja sama dengan pemerintah di kota tersebut dengan penduduk lokal di kawasan Kawah
Ijen untuk meningkatkan serta memberi panduan untuk masyarakat lokal agar
mengembangkan pariwisata tersebut. Memberi pengarahan kepada masyarakat lokal untuk
menjadi pemandu wisata yang terbaik sehingga bisa memandu bukan saja pengunjung dari
Indonesia melainkan mancanegara. Menambah fasilitas seperti toilet serta perlengkapan atau
kebutuhan pengunjung, memberi tambahan hiburan di Paltuding jika kondisi di Kawah Ijen
tidak bisa didaki atau pun untuk orang yang tidak berniat untuk pergi ke Kawah Ijen.
Melakukan kegiatan segmentasi pemasaran seperti promosi di mana memberi sasaran
pengunjung macam apa yang sesuai dengan pariwisata di Kawah Ijen.
MEREVIEW PARIWISATA DI DALAM FILM KULARI KE PANTAI

Sutradara Riri Riza

Produser Mira Lesmana

Penyunting Aline Jusria

Perusahaan Miles Films


produksi

Distributor GoStudio Original

Negara Indonesia

Bahasa Bahasa Indonesia

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam film Kulari ke Pantai, ada lebih satu pariwisata di Indonesia yang
ditujunjukkan dalam film tersebut. Kemeriahan serta panorama khas Indonesia ditampilkan
dengan begitu anggun dalam film Kulari ke Pantai. Dibintangi oleh sejumlah aktor seperti,
Marsha Timothy, Ibnu Jamil, Maisha Kanna, Lil’li Latisha. Film ini dibuka dengan
pemandangan Rote, Nusa Tenggara Timur. Namun bukan Pulau Rote saja yang hadir dalam
menambah panorama di film tersebut, adapula Pantai G-Land di Banyuwangi, Gunung
Bromo di Jawa Timur, Pantai Watu Karung di Pacitan, Jawa Timur, Desa Kandangan di
Temanggung. Berikut ini kita akan mengulas mengenai pariwisata yang ada di Film Kulari
ke Pantai.

Pulau Rote

Kepulauan Rote, juga disebut Kepulauan Roti, adalah sebuah kepulauan di


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kepulauan ini merupakan wilayah paling selatan
Indonesia. Daerah ini terkenal dengan kekhasan budidaya lontar, wisata alam pantai, 9urge
sasando, dan topi adat Ti’i Langga. Kepulauan Rote dengan pulau terbesar, pulau Rote,
beserta pulau-pulau kecil di sekitarnya berstatus sebagai kabupaten dengan nama
Kabupaten Rote Ndao. Dari Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur, daerah ini bisa
dicapai dengan angkutan laut maupun pesawat terbang.

Lalu lintas barang dan jasa umumnya mengandalkan kapal feri yang setiap hari
melayani rute Kupang-Pantai Baru sekitar empat jam atau dengan kapal cepat rute Kupang
ke Baa sekitar dua jam. Hanya saja jalur ini terkadang terhalang cuaca buruk. Rute lain
dilayani oleh perahu dan kapal motor dari pelayaran rakyat (Pelra), seperti Papela (Rote
Timur), Oelaba (Rote Barat Laut), Batutua (Rote Barat Daya). Adapun tanaman khas yang
berada di Pulau Rote yaitu Pohon Lontar. Penduduk di yang tinggal di kota biasanya
berdagang namun berbeda dengan yang berada di pesisir, mereka membudidayakan rumput
laut. Selain itu pula, penduduk di sana juga menjual gula pohon lontar sebagai oleh-oleh
pengunjung. Alat 9urge tradisional Rote dan NTT pada umumnya adalah sasando. Alat ini
juga terbuat dari pohon lontar. Pemain sasando juga selalu mengenakan topi tradisional
yang juga terbuat dari daun lontar.
Keindahan pulau Rote juga terletak pada pantainya, Pantai Nemberala di Desa
Nemberala, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, merupakan surga bagi para
penikmat olahraga surfing. Pantai ini memiliki ombak yang tidak ekstrem sehingga dapat
dinikmati. Selain Nemberala, ada Pantai Bo’a yang juga terletak di Kecamatan Rote Barat.
Jaraknya sekitar 7,5 kilometer dari kota kecamatan. Pantai Bo’a juga disebut sebagai lokasi
lomba selancar berstandar internasional karena memiliki gulungan ombak terbesar ke-2
setelah Hawaii. Lomba yang diikuti para penggila selancar dari seluruh dunia biasanya
diadakan antara Oktober-September.

Kekurangan dalam Pariwisata Pulau Rote :

1. Jalan menuju suatu objek wisata masih terbilang jelek, masih banyak jalan yang
berupa kerikil bebatuan, sehingga perlu berhati-hati.

2. Penginapan yang tersedia oleh penduduk lokal terbilang terjangkau namun


fasilitasnya seperti kos-kosan. Adapula jika menginginkan fasilitas penginapan yang
terbaik yang dimiliki oleh resor asing, maka anda harus mengeluarkan uang lebih
dari 1 juta.
3. Penyediaan bahan bakar yang terbilang sedikit atau di Rot tersendiri hanya memiliki
dua SPBU yang tidak setiap hari terisi BBM. Keterbatasan itu juga mendorong
penjaja bensin eceran dengan harga variatif bergantung jarak. Semakin jauh dengan
pusat kota, harga bensin eceran akan lebih mahal.
4. Kurangnya promosi terkait pariwisata di pulau Rote ini

Saran Pariwisata Pulau Rote :

Sebaiknya diadakan semacam event-event yang dapat mengembangkan potensi


pariwisata di Pulau Rote ini, entah dengan mengandalkan pntai di Pulau Rote yang indah iu
sebagai kontes surfing atau semacam pengembangan budaya yang sudah menjadi ciri khas
di Pulau Rote sehingga Pulau Rote memiliki daya tarik tersendiri. Pihak pemerintah terkait
mulai menangani fasilitas pada pariwisata di pulau Rote, bekerja sama dengan masyarakat
dalam pengembangan objek wisata di sana, memberikan edukasi kepada masyarakat yang
tinggal di kawasan Rote untuk menjad pemandu wisata
Gunung Bromo

Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama dalam
agama Hindu) atau dalam bahasa Tengger dieja "Brama", adalah sebuah gunung berapi
aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas
permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo
terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur. Sebagai sebuah objek wisata, Bromo
menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung Bromo
termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera
atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Ia mempunyai sebuah kawah dengan
garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah
bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Dalam film
Kulari ke Pantai kita disuguhi oleh destinasi di kawasan Bromo. Yang ternyata banyak
sekali wisata yang bisa kunjungi di kawasan Bromo.

 Penanjakan 1
Jika anda ingin menyasikkan matahari terbit yang terbaik, maka penanjakan
1 merupakan lokasi yang cocok. Lokasi ini sendiri merupakan lokasi yang
paling tinggi di antara bukit di sekitarnya. Di sini Anda bisa langsung
menyaksikan kecantikan sunrise di pagi buta dengan keindahan lembah yang
masih tertutup kabut. Untuk bisa mencapai bukit penanjakan 1, pengunjung
bisa menggunakan kendaraan seperti jeep dan sepeda motor.

 Penanjakan 2
Ada pula penanjakan 2, yang bila mana lokasi di sana juga masih terbaik
untuk menyaksikan matahari terbit namun lokasinya masih kurang tinggi
seperti penanjakan 1, dan kabar baiknya akses ke tempat itu jauh lebih
mudah dengan rintangan yang lebih ringan.

 Kawah Bromo
Gunung Bromo tidak hanya menyajikan matahari terbitnya yang
menganggumkan melainkan juga keindahan kawah Gunung Bromo. Namun
untuk melihat keindahan kawah tersebut kita harus rela berjalan kaki sekitar
2 km dari area parkir, itu pun jika kalian imi melihat dari jarak dekat. Kalian
juga harus menapaki ratusan anak tangga, namun jika kalian sudah tidak
sanggup lagi anda bisa menyewa kuda untuk menikmati daerah keindahan
yang ada di sekelilingnya.

 Pasir Berbisik
Sebelum sampai ke kawah Gunung Bromo, Anda akan disambut dengan
hamparan pasir yang cukup luas. Hamparan pasir ini diberi nama dengan
sebutan pasir berbisik. Areanya cukup luas, pengunjung bisa dengan mudah
mengambil spot terbaik untuk berfoto. Selain itu, di pasir ini Anda juga
dapat menikmati kegiatan lain, seperti mengendarai motor tril, menunggangi
kuda, dan masih banyak lagi. Lokasinya berada di sebelah timur puncak
Bromo.
Kekurangan dalam Pariwisata Gunung Bromo :

1. Karena banyak wisatawan yang datang sehingga menimbulkan sampah dari barang
yang atau pesediaan yang mereka bawa. Pemeliharaan sampah juga terhambat jika
wisatawannya terus melakukan tindakan semacam itu
2. Transportasi yang mahal
3. Pihaknya masih lemah dalam menjamin keamanan dan keselamatan para
wisatawasan karena keterbatasan sumber daya manusia
4. Selain itu pula, masyarakat di kawasan Bromo menggunakan transfortasi kuda di
mana kotoran kuda tersebut menjadi bertebaran dan mengurangi indahnya
pemandangan serta mengganggu laju mobil Jeep

Saran Pariwisata Bromo :

Untuk pihak terkait pariwisata di Bromo, sebaiknya menyediakan tempat


pembuangan sampah serta memperingatkan kepada wisatawan untuk tidak merusak alam
dengan membuang sampah sembarangan. Menyediakan tranfortasi dengan harga yang
terjangkau. Memberikan inovasi baru terhadap transfortasi di saat berada di dalam kawasan
Bromo selain mobil dan motor. Masyarakat di sekitar Bromo juga harus diberi edukasi oleh
pihak pemerintah terkait untuk menjadikan Bromo sebagai sarana pekerjaan luang waktu
yang baik serta untuk menjaga kebersihan lingkungan di sana
Pantai Watu Karung

Pantai Watu Karung terletak di Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku,


Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pantai Watu Karung yang terletak di Kabupaten Pacitan
ini menawarkan ombak kelas dunia untuk para pecinta selancar, ombak di sini mampu
mencapai ketinggian 4 meter. Selain ombak kelas dunia yang dimilikinya, Pantai Watu
Karung ini juga memiliki pesona yang sangat luar biasa indahnya ini juga memiliki pantai
yang sangat bersih dan air laut yang biru. Pasir yang dimilikinya merupakan pasir putih.
Pantai ini sendiri memiliki nuansa layaknya di Bali, ada Pura kecil dan beberapa icon yang
mencerminkan khas Bali. Di Pantai itu pula ada air terjun mini yang indah untuk objek
foto. Fasilitas yang sudah tersedia di sana, dari Mushola, toilet, warung-warung di dekat
pantai. Di sana ada pula penyewaan alat dan perlengkapan selancar juga sudah tersedia.

Kekurangan dalam Pariwisata Pantai Watu Karung :

1. Masih kurangnya promosi untuk Pantai Watu Karung


2. Masih kurangnya hiburan di Pantai Watu Karung
Saran Pariwisata Pantai Patu Karung :

Pengelola destinasi sebaiknya mensegmentasi sasaran pengunjung yang bisa


membuat para pengunjung tertarik dengan keindahan serta kemegahan Pantai Patu Karung.
Melakukan promosi agar destinasi satu ini dapat dikenal juga untuk wisatawan
mancanegara. Memberi hiburan yang lain, semacam festival kebudayaan dan lain untuk
menghibur sekaligus menambah daya tarik pada Pantai Puta Karung sendiri.

Pantai G-Land

Pantai Plengkung, atau lebih dikenal dengan nama G-Land, adalah pantai yang
terletak dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Plengkung dapat dicapai selama setengah hari perjalanan darat dari Bali. Pantai Plengkung
juga bisa dicapai dengan boat sewaan dari Bali. Pantai G-Land atau biasa disebut Pantai
Plengkung oleh warga lokal juga dianggap sebagai surga yang tersembunyi di ujung selatan
Banyuwangi karena pesona alamnya yang indah.
Wisatawan mancanegara atau lokal yang berkunjung ke Pantai G-Land pada bulan
April hingga Agustus dapat menyaksikan aksi para peselancar di atas ombak dengan
ketinggian mencapai 8 meter. Pantai G-Land memiliki ombak terbesar di Asia Tenggara
dan kedua terbesar di dunia setelah Hawaii, Amerika Serikat.

Berdasarkan ketinggiannya, ombak di Pantai G-Land dibagi menjadi tiga yaitu


Many Track Waves setinggi 3-4 meter, Speedis Waves setinggi 5-6 meter, dan Kong
Waves setinggi 6-8 meter.

Kekurangan pariwisata di Pantai G-Land :

1. Pantai G-Land ini tidak bisa dinikmati oleh banyak pengunjung atau dibatasi,
segmen dari Pantai G-Land ini hanya untuk kaum Elit
2. Perjalanan yang memakan waktu, pengunjung harus melewati sekitar tiga pantai
dan menembus hutan belantara untuk sampai di Pantai G-Land yang dihiasi batu-
batu karang dan panorama menawan, di sana perlu menempuh perjalanan dengan
mobil jeep lalu turun melewati hutan belantara.

Saran Pariwisata Pantai G-Land :

Memberikan destinasi ini juga kepada masyarakat menengah namun dengan jadwal
yang sudah ditentukan agar bisa dinikmati. Menambah hiburan baru di sekitar kawasan
pantai agar pengunjung yang sedang berlibur merasa terhibur.
Desa Kandangan

Tampaknya Desa Kandangan tidak hanya menjual pemandangan yang menajubkan


bagi para pengunjung namun juga menjual pengalaman yang bisa pengunjung berikan
kepada teman-temannya setelah berakhir pecan di Desa Kandangan. Desa Kandangan yang
menjadi salah satu tempat syuting Kulari ke Pantai menghadirkan keasrian sebuah pedesaan
yang asri dengan rentangan padi serta pohon yang lebat dan juga keadaan yang sejuk. Desa
Kandangan sendiri terletak di wilayah kecamatan Kandangan dan merupakan salah satu
dari 20 kecamatan di kabupaten Temanggung berbatasan dengan : wilayah Barat dengan
kecamatan Kedu dan Gemawang. Desa Kandangan berada di ketinggian 640 m dari
permukaan laut dan berjarak 0,5 km dari ibu kota Kecamatan Kandangan dan 8 km dari ibu
kota Kabupaten. Dengan luas 355,01 ha yang terbagi dalam lahan sawah 140,78 ha dan
lahan bukan sawah 214,23 ha. Dari lahan sawah bukan sawah dipergunakan untuk
Bangunan/perkarangan, Ladang/tegal/huma, perkembunan Negara/Rakyat dan lahan
lainnya. Ada keindahan yang tercipta di desa tersebut selain itu, Desa Kandangan juga
diincar oleh pembuu foto karena keindahan pemandangan yang ditawarkannya.
Kekurangan dalam Pariwisata di Desa Kandangan :

1. Kurangnya promosi dalam hal ini sehingga masyarakat luar Jawa masih belum
cukup mengenal pariwisata satu ini
2. Masih kurangnya hiburan di Desa Kandangan

Saran Pariwisata Desa Kandangan:

Masyarakat lokal sebaiknya bekerja sama dengan pengelola pariwisata untuk


mengembangkan Desa Kandangan menjadi lebih menarik dan menjajikan untuk
dikunjungi. Menambah hiburan, yang bisa berlangsung satu bulan sekali sebagai upaya
untuk mendapakan ciri khas sehingga pengunjung memiliki tujuan selain menikmati
pemandangan di Desa Kandanga

Anda mungkin juga menyukai