HASNAWATI
NIM 105730475514
HASNAWATI
105730475514
MAKASSAR
2019
II
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, kupersembahkan karya ilmiah ini untuk orang tuaku tercinta dan
saudaraku yang selalu mendukung dan memberi saya motivasi selama saya
kepada pembimbing yang senantiasa tanpa bosan memberikan saya arahan dan
dosen yang tidak pernah berhenti memberikan ilmunya, dan tak lupa juga
sahabat seperjuangan kelas Ak.4 -14 yang selalu memberikan motivasi dan
selalu kompak.
MOTTO HIDUP
“ Hal yang paling menyakitkan didunia ini adalah ketika kita tidak bisa
III
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio
kemandirian keuangan daerah, rasio efektifitas, rasio pertumbuhan.
lV
ABSTRACT
This research was carried out on the South Sulawesi provincial revenue
agency. The purpose of the research is to find out how the financial
performance of the provincial revenue agency in South Sulawesi uses regional
financial ratio analysis.
Based on the results of this study it can be concluded that the ratio of
regional financial independence ratio of effectiveness, growth ratio, South
Sulawesi province regional income agency 2013-2017 fluctuacions in increase
and decrease.
lV
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ................................................................................................................. I
HALAMAN JUDUL................................................................................................. II
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................. III
ABSTRAK ..............................................................................................................IV
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. V
KATA PENGANTAR ..............................................................................................VI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... VII
DAFTAR TABEL ...................................................................................................VIII
DAFTAR GAMBAR/BAGAN ..................................................................................IX
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. X
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Landasan Teori................................................................................ 6
1. kinerja keuangan........................................................................ 6
a. Pengertian kinerja keuangan .................................................. 6
b. Pengertian kinerja keuangan pemerintah daerah ................... 6
2. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ..................................... 7
3. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah................ 11
4. Rasio Keuangan........................................................................ 15
a. Pengertian rasio keuangan .................................................... 15
b. Jenis rasio keuangan ............................................................. 15
B. Tinjauan Empiris ............................................................................. 17
VII
C. Kerangka Pikir................................................................................. 28
D. Hipotesis ......................................................................................... 30
1. Rasio anggaran dengan kinerja keuangan ................................ 30
2. Rasio efektivitas dengan kinerja keuangan ............................... 31
3. Rasio kemandirian keuangan daerah ........................................ 32
A. Kesimpulan.................................................................................. 66
B. Saran .......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
VII
VII
DAFTAR TABEL
VIII
DAFTAR GAMBAR
IX
DAFTAR GRAFIK
X
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sektor publik yang mendapat perhatian besar dari berbagai pihak semenjak
reformasi tahun 1998. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan baru
kemandirian keuangan yang lebih besar berarti daerah tidak akan lagi sangat
tergantung pada bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi melalui dana
maka daerah sudah tidak perlu lagi mendapatkan dana perimbangan. Dana
didaerah.
1
2
daya manusia.
Badan pendapatan daerah adalah salah satu badan yang bertugas untuk
retribusi daerah.
jenis sumber pendapatan yang selama ini diterimah oleh pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan. baik yang dikelolah langsung, maupun yang di terima dari
Retribusi Daerah.
aset milik daerah yang dapat memberikan kontribusi dalam pendapatan asli
manusia (SDM).
pada tahun 2011 untuk mengatasi masalah tersebut yang diantaranya adalah
teknis pelaksanaan peraturan daerah No. 10 tahun 2010 tentang pajak daerah
agar peraturan ini dapat berlaku efektif sejak tahun 2011, sehingga kehilangan
4
B. Rumusan Masalah
selatan ?
C. Tujuan Penelitian
selatan
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritik
sulsel.
2. Manfaat praktik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Kinerja Keuangan
mempunyai makna luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi bagaiman proses
mencapai tujuannya.
daerahnya.
terukur.
6
7
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang telah ditetapkan dan
sehingga secara teori belum ada kesepakatan secara bulat mengenai nama
daerah, tetapi informasi tersebut memiliki fungsi yang penting bagi pengguna
menjadi hak Pemda, dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemda.
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
Pemda sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
2. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
B. Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atau nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
9
Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas laporan keuangan
oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan
dan Laporan Arus Kas harus memiliki referensi silang dengan informasi
pencapaian target.
tersebut adalah:
angka, akan tetapi juga perlu mencermati aspek lain, seperti situasi
4) Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan
dana atau laporan arus kas mempunyai hubungan yang sangat erat. Angka-
Informasi yang terbaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan
perkiraan yang lain dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan
keuangan. Untuk itu, cermati hubungan antara suatu perkiraan dengan perkiraan
11
lain yang terdapat dalam laporan keuangan. Kita bahkan bisa mengaitkannya
a. Akuntabilitas
b. Manajerial
c. Transparansi
APBD statement No.4 dijelaskan beberapa prinsip atau sifat dan elemen
sifat dan ciri laporan keuangan dan output akuntansi lainnya . prinsip itu
2. Pengukuran (Measurement)
12
uang.
5. Accrual
terjadi transaksi.
7. Penaksiran (Aproximation)
digunakandan sebagainya.
8. Pertimbangan (Judgement)
khusus.
keuangan.
kepala daerah
daerah
daerah
laporan keuangan yang baik dan benar sebaiknya mengacu pada standar
4. Rasio Keuangan
perusahaan.
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
keuangan secara luas telah diterapkan pada lembaga organisasi yang bersifat
bersangkutan dan juga dapat dipergunakan sebagai acuan agar dapat lebih
selanjutnya.
daerah.
2. Rasio Efektivitas
daerah
3. Rasio pertumbuhan
t0 = tahun akhir
apabila rasio yang dicapai mencapai minimal sebesar satu atau 100 persen.
baik. Guna memperoleh ukuran yang lebih baik, rasio efektivitas tersebut
(Pemda).
B. Tinjauan Empiris
mengemukakan beberapa konsep yang relevan dan terkait dengan sikap dan
Teknik analisis data yang digunakan adalah Paired Sample T Test. Hasil uji
Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) karena nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,247. Walaupun tidak terdapat
positif namun masih berada dalam kategori kurang mampu dengan rata-rata
rasio DOF 13,67% dan IKR 18,01%. Kinerja keuangan kota malang dari tahun
prioritas alokasi belanja masih pada belanja rutin, pertumbuhan rasio PAD,
serta kinerja keuangan kota malang masih belum optimal sehingga perlu
Malang.
Isna Ardila (2015), Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja
yang terjadi membuat rasio tidak memenuhi standar ekonomis value for
19
sebesar 107.69%, rasio berada di atas 100% sehingga untuk rasio efesiensi
tidak memenuhi standar efesien value for money. Rasio efektivitas selama 4
baik lagi.
rasio efisiensi belanja daerah, rasio pertumbuhan, rasio proporsi, dan rasio
oleh belanja tidak langsung, dan rata-rata tingkat belanja daerah pemerintah
daerah pada provinsi jawa tengah dan Kalimantan selatan kesimpulan dari
hasil penelitian ini berisi model untuk menguji kualitas auditor, leverage dan
20
terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan KAP yang
jasa audit dari KAP yang berafiliasi dengan the big four, tetapi tidak mampu
penggunaan jasa KAP yang berafiliasi dengan the big four hanya sebagai
pihak debtholders (pihak ketiga). Tindakan monitoring yang ketat oleh pihak
yang digunakan adalah pathanalisis. Unit analisis adalah 23 unit kerja entitas
Carmine bianchi (2014), Tujuan dari artikel ini adalah untuk menunjukkan
batasi penggunaan data Menanggapi hal ini, kami menyajikan sebuah studi
pemerintahan daerah Oyo yang terpilih Negara, Nigeria. Data yang diperoleh
analisis data STATA 10. Hasil dari Temuan tersebut menunjukkan bahwa
yang baik di tingkat local dewan daerah pemerintah di Nigeria. Karena itu,
deskriptif. Populasi target terdiri dari 181 SACCO yang mengambil set
pertama pada tanggal 31 Desember 2014 dan tiga CRB berlisensi di Kenya.
berbasis masyarakat. Studi ini mengambil sampel 135 dari 181 (74,5%)
satunya SACCO yang mengambil lisensi berlisensi pada tahun 2014. Pilihan
itu, SACCOs membentuk lengan yang lebih kecil di sektor keuangan dan
dalam kebanyakan kasus menangani kelompok klien yang lebih besar dari
hubungan positif dan signifikan antara fungsi proteksi konsumen dan kinerja
Ahwan Hadi ( 2017), Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
yang lebih luas melalui situs web. Temuan ini konsisten dengan teori
Dari uraian diatas maka dapat dibuat tabel penelitian terdahulu sebagai
berikut :
pengadilan negeri tebing tinggi dengan pendekatan value for money Hasil
Sumbawa tergolong rendah sekali. Penelitian ini berisi model Untuk menguji
internal pada kualitas laporan keuangan Temuan utama dari penelitian kami,
tingkat local dewan daerah pemerintah di Nigeria. Temuan: Dari hasil analisis
28
data, disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara fungsi
keterbaruan kajian yang saya teliti yaitu analisis data yang digunakan rasio
C. Kerangka Pikir
pendapatan daerah seperti Dinas perpajakan, Dinas pasar dan sub Dinas
pelelangan ikan dan semua sub-sub Dinas dalam unit penghasilan daerah
dilebur dan dimasukkan pada unit kerja badan Pendapatan Daerah. Maka
keuangan.
manusia.
Bapenda Provinsi
Sulawesi Selatan
Laporan keuangan
Analisis rasio
keuangan
Kinerja keuangan
Gambar 2.1
KERANGKA PIKIR
30
D. Hipotesis
dan diuji untuk menunjukkan benar atau salah dengan cara terbebas dari nilai
daerah secara sadar atau tidak, teori keagenan ini telah dipraktikan,
2008.
Persentase serapan anggaran SKPK paling tinggi selama tiga tahun dari
yang serapan anggarannya paling rendah yaitu Dinas Pemuda dan Olah
kinerja keuangan
biaya agensi.
99,91%. Hal ini disebabkan karena penerimaan dari sektor pajak dan
serius. Sehubungan dengan hal itu perlu dilakukan penilaian kinerja serta
kurang mampu dengan rata-rata rasio DOF 13,67% dan IKR 18,01%.
Kinerja keuangan kota malang dari tahun 2008 hingga 2012 mengalami
serta kinerja keuangan kota malang masih belum optimal sehingga perlu
Malang.
BAB III
ME TODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sulawesi selatan yang beralokasi di Jl. AP. Pettarani No.1 kota Makassar.
C. Definisi Operasional
1. Badan Pendapatan Daerah adalah salah satu badan yang bertugas untuk
34
35
mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan Sumber Daya Alam dan Sumber
Makassar.
1. Penelitian lapangan
2. Penelitian pustaka
Bagian ini menjelaskan wilayah generasi yang terdiri atas objek atau
populasi yang akan diambil di sini adalah pendapatan asli daerah badan
pendapatan daerah. Dan sampel yang diambil yaitu pendapatan asli daerah
daerah.
2. Rasio Efektivitas
daerah
3. Rasio pertumbuhan
t0 = tahun akhir
38
BAB IV
lain memungut pajak daerah dan retribusi daerah, mendapatkan bagi hasil
dari pengelolaan Sumber Daya Alam dan sumber daya lainnya yang berada di
satu bagian pada biro keuangan setwilda provinsi Sulawesi selatan dengan
38
39
Sulawesi selatan.
Sulawesi selatan.
susunan organisasi dan tata kerja dinas pendapatan daerah provinsi Sulawesi
selatan.
dan fungsi, serta tata kerja badan pendapatan daerah provinsi Sulawesi
selatan.
Kepala badan
sekretaris
Kelompok
jabatan
fungsional
Sub bagian Sub bagian Sub bagian
umum&kepegawaian program keuangan
Sub bidang Sub bidang Sub bidang data dan Sub bidang pembinaan
perencanaan pendapatan informasi teknis administrasi
pendapatan daerah asli daerah I pendapatan daerah
Sub bidang Sub bidang Sub bidang infrastruktur Sub bidang pengawasan
perencanaan pendapatan jaringan dan
pendapatan daerah asli daerah II pengembangan aplikasi
Sub bidang Sub bidang Sub bidang verifikasi Sub bidang penegakan
pelaporan pendapatan dan validasi objek dan hukum dan tindak lanjut
pendapatan daeeran asli daerah III subjek pajak hasil pengawasan
UPT
pendapatan
wilayah
Gambar 3.1
Struktur Bapenda
42
b. Sekretaris
keuangan.
43
daerah lainnya.
validasi objek dan subjek pajak. Sub bidang tekhnologi dan sistem
informasi :
pengembangan aplikasi.
dan pengawasan. Sub bagian dan seksi di dalam struktur organisasi UPT
B. Penyajian Data
1. Hasil Data
metode data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang
berupa data dalam bentuk angka-angka. Dan sumber data yang digunakan
perusahaan atau yang dikeluarkan oleh pihak internal yang ada kaitannya
Sulawesi selatan tahun anggaran 2013 sampai 2017 dilihat dari tabel pajak
Tabel 3.1
Gambaran pemungutan pajak badan pendapatan daerah provinsi
Sulawesi selatan tahun 2013-2017
Pajak kendaraan Persenta
Tahun bermotor Realisasi se kriteria
(anggaran) kenaikan
(Rp) (Rp) pertahun
2013 714.433.892.000,00 722.728.730.273,00 101,16 Sangat
efektif
2014 808.194.220.000,00 813.245.129.812,00 100,62 Efektif
2015 904.284.250,000,00 907.589.844.229,00 100,37 Efektif
2016 1.006.097.880.000,00 1.026.994.107.476,00 102,08 Sangat
efektif
2017 1.106.098.000.000,00 871.083.153.435,00 78,75 Kurang
efektif
Jumla 5.002.162.029.874,00 5.050.873.542.167,00
h
Sumber data :Pajak Daerah Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan
Dari tabel 3.1 diketahui tahun 2013 anggaran pajak kendaraan bermotor
keuangan.
48
Tabel 3.2
Gambaran pemungutan pajak badan pendapatan daerah provinsi
Sulawesi selatan tahun 2013-2017
Bea balik nama
kendaraan bermotor Persentas
Tahun (BBNKB) Realisasi e Kriteria
(anggaran) kenaikan
(Rp) (Rp) pertahun
2013 1.128.938.000.000,00 1.038.135.410.365,00 91,96 Efektif
2014 1.151.971.000.000,00 1.016.618.442.123,00 87,49 Efektif
2015 1.105.290.000.000,00 963.103.182.949,00 87,14 Efektif
2016 991.412.000.000,00 992.000.322.043,00 100,06 Sangat
efektif
2017 987.912.000.000,00 740.922.560.543,00 75,00 Kurang
efektif
Jumlah 6.732.056.000.000,00 6.323.132.251.223,00
Sumber data :Pajak Daerah Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan
Dari tabel 3.2 diketahui bea balik nama kendaraan bermotor tahun 2013
Tabel 3.3
Gambaran pemungutan pajak badan pendapatan daerah provinsi
Sulawesi selatan tahun 2013-2017
Pajak bahan bakar
kendararaan bermotor Persentas
Tahun (anggaran) Realisasi e Kriteria
(Rp) (Rp) kenaikan
pertahun
2013 401.468.142.959,00 406.243.063.444,00 101,19 Sangat
efektif
2014 475.451.561.606,00 487.005.464.276,00 102,43 Sangat
efektif
2015 542.857.901.500,00 535.328.784.366,00 98,61 efektif
2016 495.902.762.000,00 501.074.595.663,00 101,04 Sangat
efektif
2017 546.050.000.000,00 461.094.305.222,00 84,44 Cukup
efektif
Jumlah 2.842.043.845.199,00 2.807.364.863.762,00
Sumber data :Pajak Daerah Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan
Dari tabel 3.3 diketahui tahun 2013 anggaran pajak bahan bakar
Tabel 3.4
Gambaran pemungutan pajak badan pendapatan daerah provinsi
Sulawesi selatan tahun 2013-2017
Tahun Pajak pengambilan dan
pemanfaatan air
permukaan Persentas
(anggaran) Realisasi e Kriteria
(Rp) (Rp) kenaikan
pertahun
2013 91.676.436.213,00 86.320.729.586,00 94,16 efektif
2014 91.856.851.500,00 105.740.935.817,00 115,11 Sangat
efektif
2015 105.080.500.000,00 99.183.069.526,00 94,39 Efektif
2016 72.022.500.000,00 74.813.180.695,00 103,87 Sangat
efektif
2017 79.425.000.000,00 82.792.646.556,00 104,24 Sangat
efektif
Jumlah 606.232974.644,00 607.541.106.311,00
Sumber data :Pajak Daerah Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan
Tabel 3.5
Gambaran pemungutan pajak badan pendapatan daerah provinsi
Sulawesi selatan tahun 2013-2017
Dari tabel 3.5 diketahui tahun 2013 anggaran pajak rokok anggaran dan
Tabel 3.6
Gambaran retribusi daerah badan pendapatan daerah provinsi
Sulawesi selatan tahun 2013-2017
Retribusi jasa umum Persentas
Tahun (anggaran) Realisasi e Kriteria
(Rp) (Rp) kenaikan
pertahun
2013 50.454.200.000,00 42.078.628.348,63 83,40 Cukup
efektif
2014 62.018.300.000,00 76.531.469.537,38 112,22 Sangat
efektif
2015 70.093.420.000,00 75.090.572.261,00 107,13 Sangat
efektif
2016 63.835.120.000,00 66.971.281.422,00 104,91 Sangat
efektif
2017 66.387.320.000,00 47.684.393.268,00 71,83 Kurang
efektif
Jumlah 312.788.360.000,00 308.356.344.837,01
Sumber data :retribusi Daerah Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan
Dari tabel 3.6 diketahui tahun 2013 anggaran retribusi jasa umum
rasio keuangan.
53
Tabel 3.7
Gambaran retribusi daerah badan pendapatan daerah provinsi
Sulawesi selatan tahun 2013-2017
Retribusi jasa usaha Persentas
Tahun (anggaran) Realisasi e Kriteria
(Rp) (Rp) kenaikan
pertahun
2013 18.414.026.700 17.524.628.307 95.17 Efektif
2014 22.075.600.200 18.316.263.148 82.97 Cukup
efektif
2015 20.727.997.700 17.178.068.930 82.87 Cukup
efektif
2016 20.603.556.800 18.091.704.988 87.81 Cukup
efektif
2017 22.707.061.697 13.974.161.695 61.54 Kurang
efektif
Jumlah 104.528.243.097 85.084.827.068
Sumber data :retribusi Daerah Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan
Dari tabel 3.7 diketahui tahun 2013 anggaran retribusi jasa usaha
Tabel 3.8
Gambaran retribusi daerah badan pendapatan daerah provinsi
Sulawesi selatan tahun 2013-2017
Retribusi perizinan Persentas
Tahun tertentu Realisasi e Kriteria
(anggaran) kenaikan
(Rp) (Rp) pertahun
2013 915.000.000 925.413.670 101.14 Sangat
efektif
2014 1.550.000.000 886.288.200 57.18 Tidak
efektif
2015 950.000.000 907.604.100 95.54 Efektif
2016 1.100.000.000 1.469.586.600 133.60 Sangat
efektif
2017 2.198.000.000 2.005.505.000 91.24 Efektif
Jumlah 6.194.397.570 6.713.000.000
Sumber data :retribusi Daerah Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan
Dari tabel 3.8 diketahui tahun 2013 anggaran retriusi perizinan tertentu
Tabel 3.9
Kriteria kinerja keuangan rasio kemandirian keuangan daerah
Persentase kinerja Kriteria
keuangan
Diatas 100 % Sangat efektif
90% -100% Efektif
80%-90% Cukup efektif
60%-80% Kurang efektif
Kurang dari 60 % Tidak efektif
Sumber : depdagri, kepmendagri, tahun 2018
b. Rasio efektifitas
adalah :
Tabel 3.10
kriteria kinerja keuangan rasio efektiitas
Persentase kinerja Kriteria
keuangan
Diatas 100 % Sangat efektif
90% -100% Efektif
80%-90% Cukup efektif
60%-80% Kurang efektif
Kurang dari 60 % Tidak efektif
Sumber : depdagri, kepmendagri, tahun 2018
kenaikan 98% dan dik ateorikan efektif dan tahun anggaran 2017 mengalami
c. Rasio pertumbuhan
adalah :
t0 = tahun akhir
tabel 3.11
kriteria kinerja keuangan rasio pertumbuhan
Persentase kinerja Kriteria
keuangan
Diatas 100 % Sangat efektif
90% -100% Efektif
80%-90% Cukup efektif
60%-80% Kurang efektif
Kurang dari 60 % Tidak efektif
Sumber : depdagri, kepmendagri, tahun 2018
mengalami kenaikan lagi 135% dan dikategorikan sangat efektif dan tahun
efektif
efektif
efektif
2. Pembahasan
Dari hasil rekapitulasi rasio diatas dapat diketahui rasio keuangan badan
berikut pada tahun 2013 rasio kemandirian keuangan daerah berada pada
posisi atau hasil persentasenya sebesar 180%, tahun 2014 197%, tahun
2015 199%, tahun 2016 93%, tahun 2017 62%. Untuk lebih jelasnya maka
Grafik 5.1
Rasio kemandirian keuangan daerah
250%
200%
150%
Column2
Column1
100%
Series 1
50%
0%
2013 2014 2015 2016 2017
Dari grafik tersebut maka bisa dilihat bahwa terjadi fluktuasi terjadi
kenaikan dan penurunan dan dapat dilihat mulai dari tahun 2014 dan 2017
b. Rasio efektifitas
berikut pada tahun 2013 rasio efektifitas berada pada titik 104%, tahun 2014
mengalami penurunan dan berada pada titik 96%, tahun 2015 kembali
signifikan dan berada pada titik 98%, tahun 2017 kembali mengalami
penurunan dan berada pada titik 79%. Untuk lebih jelasnya maka dapat
Grafik 5.2
Rasio efektifitas
120%
100%
80%
Column1
60%
Column2
40% Series 1
20%
0%
2013 2014 2015 2016 2017
Dari grafik tersebut maka bisa dilihat bahwa terjadi fluktuasi terjadi
kenaikan dan penurunan dan dapat dilihat mulai dari tahun 2013 dan 2017
dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Dilihat dari
masih juga dikategorikan efektif, dan pada 2016 posisi keuangan 98%
c. Rasio pertumbuhan
berikut pada tahun 2013 rasio pertumbuhan berada pada titik 137%, tahun
2014 menurun dan berada pada titik 97%, tahun 2015 penurunannya
berlanjut dan berada pada titik 93%, tahun 2016 terjadi kenaikan yang cukup
signifikan dan berada pada titik 135%, tahun 2017 mengalami penurunan
titik 62%. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat pada gambar grafik 5.3
dibawah ini.
Grafik 5.3
Rasio pertumbuhan
160%
140%
120%
100%
80% Column1
60% Series 1
40%
20%
0%
2013 2014 2015 2016 2017
Dari grafik tersebut maka bisa dilihat bahwa terjadi fluktuasi kenaikan
dan penurunan dan dapat dilihat mulai dari tahun 2013 dan 2017 terjadi
dari tahun 2013 posisi keuangan 137% dikategorikan sangat efektif, 2014
efektif, dan pada 2016 posisi keuangan mengalami kenaikan lagi 135%
rasio kemandirian keuangan daerah dari tahun ke tahun. hal ini berarti
2. Rasio efektivitas
efektif, hal ini disebabkan pajak daerah yang memiliki kontribusi yang
besar pada pajak daerah tahun tersebut tidak terealisasi sesuai dengan
3. Rasio pertumbuhan
belanja operasi.
66
BAB V
A. Kesimpulan
ekstern masih sangat tinggi yang meliputi pajak kendaraan bermotor, pajak
bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar, pajak pengambilan
2. Rasio efektivitas
68
67
3. Rasio pertumbuhan
B. Saran
pajak yang merupakan salah satu indikator penurunan dalam hal kolektibilitas
2013-2017
Tabel 3.1
Gambaran Pendapatan ASLI Daerah Badan Pendapatan Asli Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013
No Uraian pendapatan Anggaran Realisasi
(Rp) (Rp)
1.1 Pendapatan asli daerah
pada jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri Bonerate dan lulus pada tahun 2008,
berganti nama menjadi SMA Negri 6 Selayar dan lulus pada tahun 2014. Setelah
lulus dari SMA Negri 6 Selayar, penulis melanjutkan Studi S1 pada tahun 2014 di