Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang
diberlakukan mulai tahun pelajaran 2020-2021 memenuhi kedua dimensi tersebut.
2. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c)
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi
daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan
dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i)
dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai- nilai
kebangsaan.
3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawahkoordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar
dan provinsi untuk pendidikan menengah.
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan. Pengembangannya harus berdasarkan satuan pendidikan,
potensi daerah, atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan
peserta didik.
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media
lainnya);
3. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet);
4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
5. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadipembelajaran
berbasis alat multimedia;
7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran
1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang
relevan bagi peserta didik.
B. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum penyusunan Dokumentasi 1 Kurikulum 2013 adalah :
A. Tujuan Pendidikan
D. Misi Sekolah
Untuk mencapai visi dirumuskan misi SDN 3 Simpangkanan sebagai berikut:
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, maka tujuan
SDN 3 Simpangkanan Kecamatan Sumberejo kabupaten Tanggamus Ke dalam
mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.
A. KERANGKA DASAR
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat
dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik
untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai
berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan
karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus
menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan
perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat
berbasis pengetahuan (Knowledge-Based Society).
3. Landasan Psikologis
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-
based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 3 Simpangkanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus
17
curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluasluasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah,
kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-
curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta
didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi
dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penyusunan Dokumentasi 1 Kurikulum 2013 adalah :
pendidikan.
Pendidikan
Dasar Menengah
Penilaian
Dikdasmen;
11. Surat Edaran Mendikbud No.14 Tahun 2019 tentang Penyerderhanaan RPP
12. Surat Edaran Mendikbud No.4 Tahun 2020 tentan Pelaksanaan Kebijakan
B. STRUKTUR KURIKULUM
1) Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki
seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk
setiap kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai
Kompetensi Dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang sama pada
kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat pada Tabel berikut.
2) Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SD/MI terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata
pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program
kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mata
pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
Khusus untuk MI, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh
Kementerian Agama.
3. Bahasa Indonesia R R R R R R
4. Matematika I I I I I I
Keterangan:
Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah.
Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 20 menit.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting.
Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik
mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang
diikuti dapat diganti setiap semesternya.
Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha
kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan
kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.
Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-Terpadu kecuali
mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti.
Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional dan muatan lokal. Muatan KTSP diwujudkan
dalam bentuk struktur kurikulum satuan pendidikan dan penjelasannya.
Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok mata pelajaran A,
kelompok mata pelajaran B, dan khusus untuk SMA/MA/SMK/MAK ditambah dengan
kelompok mata pelajaran C (peminatan), termasuk bimbingan konseling dan
ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan
Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi dasar
dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti
sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI- 1;
2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4. Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
dan hewan
Selain itu, pembelajaran tematikterpadu ini juga diperkaya dengan penempatan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela mata pelajaran lain.
Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai mata pelajaran dalam
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 3 Simpangkanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus
26
satu kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh melalui
penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan
tersebut menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga
pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.
Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III menyebabkan semua mata
pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk kemudahan pengorganisasiannya, Kompetensi
DasarKompetensi Dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan ke mata pelajaran lain
(integrasi interdisipliner).
Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masingmasing berdiri sendiri, sehingga
pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun pembelajarannya tetap
menggunakan tematik terpadu.
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya, keterampilan, dan
bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya.
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 3 Simpangkanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus
27
daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
b. Muatan Lokal
Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan
daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran
pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman
nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang
dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi,
kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain
kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama.
2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.
Berdasarkan permen no 22 tahun 2006 tentang standart isi, Jam pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang
terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan
secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum
yang tercantum di dalam Standar Isi.
Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu
jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
Oleh karena itu pengaturan Beban Belajar di SD Negeri 3 Simpangkanan Kec. Sumberejo
adalah sebagai berikut :
Minggu Jam Waktu
Satu Jumlah Jam
Satuan Jumlah Efektif Pembela Pembela
JP Tatap Per Tahun
Pendi Kelas JP Per Per jaran jaran
Muka (@ 60
Dikan Minggu Tahun Per Per
(Menit) Menit)
Pelajaran tahun Tahun
320x20
16x20
I 20 16 18 6.400 6.400:60
320
menit 106,6 Jam
320x20
II 16x20
20 16 18 6.400 6.400:60
320
menit 106,6 Jam
340x20 6.800:60
17x20
17 6.800 113,3 Jam
SD III 20 18 340
menit
360x20
18x20 7.200:60
IV 20 18 18 7.200
360 120 Jam
menit
360x20
18x20 7.200:60
V 20 18 18 7.200
360 120 Jam
menit
Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik adalah penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang waktunya maksimal lima puluh
persen (50%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur di antaranya
pekerjaan rumah (PR), penyusunan program/perencanaan kegiatan, laporan
pelaksanaan kegiatan.
Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok
yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat peserta didik.
KETUNTASAN BELAJAR
Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik menguasai
kompetensi darisejumlah matapelajaran yang diikutinya dalamsatu semester.
KetuntasanBelajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada
semester ganjil dan genap dalam satu tahunajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan
pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata
pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan.
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat
Sangat Baik (SB), Baik(B), Cukup (C), dan Kurang (K) sebagaimana tertera pada tabel
berikut.
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan predikat
Baik (B).
Nilai Ketuntasan
Pengetahuan dan Keterampilan
Rentang Angka Huruf
3,85 – 4,00 A
3,51 – 3,84 A-
3,18 – 3,50 B+
2,85 – 3,17 B
2,51 – 2,84 B-
2,18 – 2,50 C+
1,85 – 2,17 C
1,51 – 1,84 C-
1,18 – 1,50 D+
1,00 – 1,17 D
Kegiatan Contoh
Dari kelima nilai utama tersebut dalam Pengutan Pendidikan Karakter (PPK) diharapkan
menjadi ruh dari pendidikan nasional. Nilai utama karekter PPK tidak hanya menyasar pada
peserta didik, tetapi juga pada pendidik, dan orang tua sebagai pendidik utama dan pertama.
Salah satu rencana penguatan peran guru dan kepala sekolah yang saat ini disiapkan
Kemendikbud adalah dorongan revitalisasi peran dan fungsi kepala sekolah sebagai manajer
dan guru sebagai inspirator Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) diharapkan pula dalam pembelajaran berbasis penguatan karater
dapat terintegritasi dengan baik, baik itu di dalam sekolah maupun diluar sekolah. Selain itu
menjadikan seorang peserta didik menjadi generasi muda berdaya saing dan memiliki karakter
positif.
Dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pula keluarga, masyarakat dan sekolah
merupakan tripusat pendidikan yang memiliki peranan penting didalamnya. Untuk itu antara
ketiga komponen tersebut haruslah saling bersinergi satu sama lain, sehingga menghasilkan
kualitas generasi muda Indonesia. Dalam Aplikasi Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) disekolah, melalui pembiasaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat
diintegritasikan melalui tema maupun mata pelajaran, pengolaan kelas, metode belajar dan
media pembelajaran. Adapun hal lain, sekolah dapat pula bekerja sama dengan Komita
sekolah dan masyarakat misalnya sekolah dapat bekerja sama dengan pusat budaya, museum,
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 3 Simpangkanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus
36
atau warga sekitar masyarakat yang memiliki keunggulan untuk menjadi bagian
dari Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Dengan demikian kearifan lokal dapat
dikembangkan dan pada akhirnya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat menjadi
landasan bagi tripusat pendidikan dalam mengembangkan generasi muda Indonesia.
“Saat kita memasuki milenium baru, ingatlah baik-baik bahwa ukuran kemajuan suatu
negara bukanlah besarnya pendapatan nasional, kemajuan teknologi, atau kekuatan
militernya, melainkan karakter penduduknya” (Thomas Lickona, 2008)
Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai
landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan
masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan
falsafah Pancasila.” Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter
sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal yang dimaksud itu
sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk
melaksanakan secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai
prioritas program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014, yang dituangkan
dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010): pendidikan karakter
disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah
untuk memberikan Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, 2011 keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik &
mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Atas dasar apa yang telah diungkapkan di atas, pendidikan karakter bukan hanya
sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan
karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation)
sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang
telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus
melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau loving
good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action) sehingga terbentuk
perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru
dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah
sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini
berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah
sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif seorang
peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku yang dikembangkan
dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya,
perilaku tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan
jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki
kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan
sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan
proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan di
kelas, sekolah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan melalui kegiatan belajar yang
biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di sekolah dikembangkan dengan upaya
pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke
Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah
sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Di masyarakat dikembangkan
melalui kegiatan ekstra kurikuler dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang
menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk
menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial.
Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada
indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru ketika
seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal record
(catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai
yang dikembangkan), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau
kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai
yang dimilikinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru dapat
memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan
kualitatif sebagai berikut ini.
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 3 Simpangkanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus
39
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten)
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten)
b. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan potensi peserta didik,
dapat memberikan dampak positif dalam penguatan pendidikan karakter. Peserta
didik diharapkan dapat mengembangkan karakter profil Pelajar Pancasila yaitu : (1)
berkebinekaan global, (2) bergotong royong, (3) kreatif, (4) bernalar kritis, (5)
mandiri, dan (6) beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.
Satuan pendidikan memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan kegiatan
ekstrakurikuler sebagai wahana memfasilitasi pengembangan bakat dan minat
peserta didik. Oleh sebab itu, kegiatan ekstrakurikuler harus dikelola secara
sistematis dan terpola agar bermuara pada pencapaian tujuan yang dimaksud. Agar
dapat menyusun dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang tersistem dan
terpola sekolah perlu memahami cara dan tahapan diperlukan panduan yang dapat
membimbingsatuan pendidikan dalam menyelenggarakannya.
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter
dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja
sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal yang dilakukan di luar jam
belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan.
Dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan
atau klasikal melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini.
Kegiatan Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Kepramukaan (Ekstrakurikuler Wajib)
UKS
Olah raga
Rasa Kebangsaan
Toleransi
Jujur outbond)
Perlombaan olah
raga
4. Kerohanian Religius Beribadah rutin
Rasa kebangsaan Peringatan hari
Cinta tanah air besar agama
Kegiatan keagamaan
Semangat eksternal
c. Layanan Konseling
Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan dan
konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan
B. Bimbingan Konseling Kemandirian Pembentukan
(BK) Percaya diri karakter atau
Kerja sama kepribadian
Komunikatif
2. Dinyatakan tidak naik kelas bila terdapat 3 mata pelajaran atau lebih, pada
kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap belum tuntas/belum
baik
g. Kriteria Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1) dan PP Nomor 32 tahun
2013 tentang SNP,peserta didik dinyatakan lulus darisatuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan menengah setelah:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruhmata pelajaran
kelompokmata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok matapelajaran estetika, dan kelompok mata
pelajaranjasmani,olahraga,dankesehatan;
3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
pelajaran adalah sebagai berikut.
HARI JUMLAH
SEMESTER
Mingg KEGIATA
Selasa Hari Hari Mingg
Kamis
Jumat
Sabtu
Senin
u N
Rabu
BULAN Seluru Efekti u
Seluru
h f Efektif
h
12 Juli / Hari
pertama TP
2021/2022
19 Juli / Cuti
Bersama Hari
Raya Idul
Juli 4 4 4 5 5 5 27 17 5 3 Adha 1442
Hijriyah
20 Juli / Hari
Raya Idul
Adha 1442
Hijriyah
10 Agustus /
Tahun Baru
Islam 1443
Hijriyah
Agustus 5 5 4 4 4 4 26 24 5 4 17 Agustus /
Hari
Kemerdekaan
NKRI
S E M E S T E R I
September 4 4 5 5 4 4 26 26 5 5
29 Oktober /
Maulid Nabi
Muhammad
Oktober 4 4 4 4 5 5 26 25 4 4 SAW 1443
Hijriyah
Nopember 5 5 4 4 4 4 26 26 4 4
24 Desember /
Cuti Bersama
Hari Raya
Natal
25 Desember /
Desember 4 4 5 5 5 4 27 26 5 3 Hari Raya
Natal
20 Desember
s.d 2
Januari/Libur
Semester Ganjil
JUMLAH 158 144 28 23
Semester Genap
HARI JUMLAH
SEMESTER
Kamis
Jumat
Sabtu
Senin
Rabu
BULAN Seluru Efekti Seluru u
h f h Efektif
01 Januari /
Tahun Baru 2022
Januari Masehi
5 4 4 4 4 4 25 23 4 4
1 Februari /
Tahun Baru Imlek
2573 (Macan)
Februari 4 4 4 4 4 4 24 23 4 4
1 Maret / Isra
Mi’raj Nabi
Muhammad SAW
Maret 4 5 5 5 4 4 27 25 5 4 1443 Hijriyah
3 Maret / Hari
Suci Nyepi Tahun
S E M E S T E R II
01 Mei / Hari
Buruh
Internasional
26 Mei / Kenaikan
Isa Al Masih
Mei 5 5 4 4 4 4 26 22 4 3 2-3 Mei / Hari
Raya Idul Fitri
1443 Hijriyah
16 Mei / Hari
Raya Waisak
2566
01 Juni / Hari
Lahir Pancasila
30 Juni / Cuti
Bersama Hari
Juni 4 4 5 5 4 4 26 15 5 2 Raya Idul Adha
1443 Hijriyah
20 Juni s.d 11 juli
2022 / libur
semester genap
JUMLAH 154 133 26 21
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi
semester 1 ( satu) dan semester 2 ( dua)
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 (enam) hari, seperti pada tabel di bawah
ini.
Hari libur sekolah ditetapkan oleh sekolah sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan
oleh Dinas Pendidikan Kabubaten Tanggamus untuk tidak diadakan proses
pembelajaran di sekolah.
Hari Belajar Efektif Semester I = 145 hari hari belajar efektif (HBE) (setara 23 minggu
belajar efektif).
Hari Belajar Efektif Semester II = 146 hari hari belajar efektif (HBE) (setara 24 minggu
belajar efektif).
Catatan:
semua kegiatan pada tabel di atas merupakan contoh kalender pendidikan yang
penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel berikut ini.
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1. Minggu efektif belajar reguler 36 minggu Digunakan untuk
setiap tahun (Kelas I-V) kegiatan
2. Minggu efektif semester ganjil 23 minggu pembelajaran
tahun terakhir setiap satuan Efektif pada setiap
pendidikan (Kelas VI) satuan pendidikan
3. Minggu efektif semester genap 12 minggu
tahun terakhir setiap satuan
pendidikan (Kelas VI )
4. Jeda tengah semester 2 minggu Satu minggu setiap
semester
5. Jeda 2 minggu Antara semester
Antar semester I dan II
6. Libur akhir 3 minggu Digunakan untuk
tahun ajaran penyiapan kegiatan
dan administrasi
akhir dan awal
BAB V
PEDOMAN PENYUSUNAN SILABUS
1. Ilmiah
2. Relevan
3. Sistematis
4. Konsisten
5. Memadai
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 3 Simpangkanan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus
57
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
7. Fleksibel
8. Menyeluruh
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah
guru mata pelajaran (MGMP) atau pusat kegiatan guru (PKG), dan dinas pendidikan.
Mengkaji standar kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana
peserta didik.
e) Struktur keilmuan.
h) Alokasi waktu.
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
lain:
secara profesional.
materi pembelajaran.
keterampilan.
satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
pengambilan keputusan.
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk
untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta
pendekatan tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus diberikan baik pada
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada kompetensi inti dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
5. Alokasi waktu.
6. Tujuan pembelajaran.
7. Kompetensi inti.
9. Materi pembelajaran.
5. Materi Pembelajaran.
6. Kegiatan Pembelajaran.
(RPP)
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat
(1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan; (4) dan
keterampilan.
indikator kompetensi.
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk
ditentukan.
3. Materi Ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
kompetensi.
4. Alokasi Waktu
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai Kompetensi Dasar atau
a. Kegiatan Pendahuluan
proses pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup
Untuk mengembangkan kurikulum yang bersifat operasional dan sesuai dengan situasi
dan kondisi satuan pendidikan, setiap satuan pendidikan perlu melakukan penyusunan
Dokumen 1 sesuai dengan langkah-langkah yang diperlukan. Dengan melakukan
penyusunan sesuai dengan langkah-langkah yang diperlukan diharapkan Buku I KTSP
( Kurikulum era new normal ) yang disusun menggambarkan visi, misi dan tujuan
sekolah sehingga menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan,SDN 3 Simpangkanan.
Penyempurnan pedoman ini kan terus menerus dilanjutkan seiring dengan
kompleksnya permasalahn pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan
karakter bangsa.Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan
budaya dan karakter bangsa perlu menjadi perhatian,terutama dalam membelajarkan
peserta didik.oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan dari semua pihakpemerhati,pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang
akhirnya dapat memberikan pencerahan pelaksanaan ditingkat sekolah. Selanjutnya
diharapkan kualitas prodak peserta didik yang memiliki akhlak budi yang mulia sebagai
pencerminan bangsa yang besar akan tercapai.
LAMPIRAN
PROGRAM UNGGULAN SD NEGERI ...................... KECAMATAN SUMBEREJO
KABUPATEN TANGGAMUS
Lampiran:
Program Pramuka SD NEGERI .................................... KECAMATAN SUMBEREJO
Mengetahui
Kamabigus SDN ............................ ................................., Juli 2020
Pembina
3
............................................................ ..............................................
NIP. NIP.
4