Anda di halaman 1dari 6

PERBEDAAN BIDAN YANG SUDAH MENGIKUTI DAN YANG BELUM MENGIKUTI

PELATIHAN APN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN SESUAI STANDAR


OPERASIONAL PROSEDUR APN

Irfana Tri Wijayanti, Sri Hadi Sulistiyaningsih *)


*) Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati

ABSTRAK

Salah satu cara untuk mengatasi tingginya komplikasi obstetri adalah asuhan persalinan normal yang
mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sengga prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal (JNPK-KR,
2007).Berdasarkan survey pendahuluan pada 6 bidan di kabupaten kudus terdiri dari 3 bidan sudah
pelatihan APN dan 3 bidan belum mengikuti pelatihan APN. 3 bidan yang sudah pelatihan APN 1
diantaranya melakukan pertolongan persalinan sesuai standar APN sedangkan yang 2 bidan belum
sesuai standar APN meskipun sudah mengikuti pelatihan. Sedangkan 3 bidan yang belum mengikuti
APN 1 diantaranya menolong persalinan sesuai standar APN, 2 bidan menolong persalinan belum
sesuai standar APN. Tujuan penelitian mengetahui perbedaan bidan yang sudah mengikuti dan yang
belum mengikuti pelatihan APN dengan pertolongan persalinan sesuai standar operasional prosedur
APN.Populasi dalam penelitian adalah bidan di Kabupaten Kudus, teknik pengambilan sampel
menggunakan random sampling pada 40 bidan. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskripsi
dengan pendekatan cross sectional. Alat ukur berupa checklist APN yang sudah ditetapkan oleh
JNPK-KR. Variabel penelitian bidan yang mengikuti dan yang belum mengikuti pelatihan APN.
Pengeolahan data menggunakan komputer yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Analisa data
menggunakan Mann Whitney U-Test. Hasil penelitian menunjukkantidak ada perbedaan bidan yang
mengikuti dan yang belum mengikuti pelatihan APN dengan pertolongan persalinan sesuai standar
operasional prosedur APN.

Kata Kunci: Persalinan, SOP APN

ABSTRACT

One way to overcome the high obstetric complications is the normal delivery care who seek survival
and achieve a degree of high health for mother and baby, through various efforts are integrated and
complete and minimal intervention sengga the principles of security and quality of service can be
maintained at optimal levels ( JNPK-KR, 2007). Based on a preliminary survey of midwives in the
district 6 sanctuary consists of three midwives already APN and 3 midwives have not been trained
APN. 3 midwife who has been training APN 1 of them did help labor standards APN while the two
midwives have not been standardized APN despite training. While three midwives who do not follow
the APN 1 of them attending births according to the standard APN, 2 midwives attending births have
not been standardized APN. This study aimed difference midwife who have followed and which have
not been training with aid delivery APN according to the standard operating procedures APN.The
population is a midwife in Kudus, the sampling technique using random sampling at 40 midwives.
This research uses a description of the method with cross sectional approach. APN measuring
instrument in the form of a checklist that has been set by JNPK-KR. Variables research midwives who
follow and who have not attended training APN. Pengeolahan data using a computer that is presented
in tabular form and narrative. Data were analyzed using the Mann WhitneyU-Test.The results showed
no difference midwife who follow and which have not been training with aid delivery APN according
to the standard operating procedures APN.

Keywords: Labor, SOP APN

195
PENDAHULUAN Berdasarkan latar belakang tersebut maka
penulis berkeinginan untuk melakukan
Tingginya komplikasi obstetric misalnya penelitian tentang Perbedaan Bidan yang
perdarahan persalinan, preeklamsi ketuban sudah mengikuti dan yang belum mengikuti
pecah dini (KPD), partus macet, eklamsi dan pelatihan asuhan persalinan normal (APN)
komplikasi. Keguguran menyebabkan dengan pertolongan persalinan sesuai standar
tingginya angka kesakitan dan kematian ibu di asuhan persalinan normal (APN) di Kabupaten
Negara berkembang. Salah satu cara untuk Kudus.
mengatasi tingginya komploikasi obstetri
adalah asuhan persalinan normal yang Secara umum, tujuan penelitian ini adalah
mengupayakan kelangsungan hidup dan Mengetahui perbedaan Bidan yang sudah
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi mengikuti dan yang belum mengikuti
ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang pelatihan APNdengan pertolongan persalinan
terintegrasi dan lengkap serta intervensi sesuai standar operasional prosedur APN.
minimal sengga prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang METODE
optimal (JNPK-KR, 2007).
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Pelatihan Asuhan Persalian Normal (APN) penelitian analisis kuantitatif dengan metode
memberikan materi tentang cara yang benar observasional yang pendekatannya
untuk melakukan pertolongan normal pada menggunakancross sectional, yaitu suatu
persalinan. Dalam pelatihan ini diharapkan penelitian untuk mempelajari dinamika
mampu untuk memperbaiki kinerja/ praktik korelasi antara foktor-faktor resiko dengan
para penolong persalinan. Fokus utama efek dengan cara pendekatan, observasi atau
persalinan normal adalah mencegah terjadinya pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
komplikasi. Sehingga semua bidan diharuskan (point time approach).Populasi dalam
utnuk mengikuti pelatihan asuhan persalinan penelitian ini adalah bidan yang sudah
normal (APN) yang bertujuan untuk mencegah mengikuti dan belum mengikuti pelatihan
komplikasi yang mungkin terjadi selama APN di Kabupaten Kudus.
persalinan dan setelah bayi lahir karena akan
mengurangi kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Pengambilan sampel pada penelitian ini
Meskipun bidan sudah mengikuti pelatihan menggunakan stratified random sampling
APN, pada aplikasinya hasil dari pelatihan itu yang dilakukan dengan cara mengambil
ada yang belum dilakukan dengan maksimal subyek penelitian dengan melakukan
yang alasannya proses persalinannya sangat stratifikasi kelompok populasi. Adapun
cepat sehingga untuk sangga, susur tidak kelompok populasi adalah kecamatan yang
dilakukan, episiotomi masih dilakukan merupakan wilayah kerja bidan di kabupaten
meskipun tidak ada indikasi untuk Kudus adalah 20 Bidan yang sudah mengikuti
melakukannya. pelatihan APN dan 20 bidan yang belum
mengikuti pelatihan APN.
Berdasarkan hasil observasi pada6 bidan di
Kabupaten kudus. Dari 6 bidan tersebut ada 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
bidan yang sudah mengikuti APN yaitu 1
bidan melakukan pertolongan persalinan sudah 1. Hasil Penelitian
sesuai standart APN sedang 2 bidan belum Tabel 1
sesuai standar APN dengan alasan proses Distribusi Frekuensi Berdasarkan Bidan
persalinan cepat sehingga sangga susur tidak yang sudah dan yang mengikuti pelatihan
dilakukan. 3 bidan yang belum mengikuti APN
pelatihan APN yaitu1 bidan yang sudah Persentase
BIDAN Jumlah
melakukan APN, tetapi bidan tersebut saat (%)
melakukan pertolongan persalinan sesuai Yang Mengikuti
dengan prosedur APN. 2 bidan tersebut saat APN 20 50
melakukan pertolongan persalinan tidak sesuai Belum Mengikuti
prosedur APN. APN 20 50
Jumlah 40 100

196
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa Test Statisticsb
bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN
ada 20 orang (50%) dan bidan yang belum HASIL
mengikuti pelatihan APN ada 20 orang Mann-Whitney U 170.000
(50%). Wilcoxon W 380.000
Tabel 2. Z -1.000
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Bidan Asymp. Sig. (2-tailed) .317
yang sudah dan yang mengikuti pelatihan Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .429a
APN dalam pertolongan persalinan sesuai a. Not corrected for ties.
dengan standar operasional APN
b. Grouping Variable: BIDAN
Pertolongan Persalinan
Sesuai Standar Operasional Berdasarkan hasil uji stastik didapatkan
APN bahwa R hitung < R tabel yang
Bidan Tidak menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
Sesuai Total antara bidan yang sudah mengikuti dan
Sesuai
yang belum mengikuti pelatihan APN
f % f % f %
dalam pertolongan persalinan sesuai
Sudah standar opoerasional prosedur APN.
Mengikuti
15 75 5 25 20 100
Pelatihan 2. Pembahasan
APN Kajian kinerja petugas pelaksana
Belum pertolongan persalinan di jenjang
Mengikuti pelayanan dasar, yang dilakukan dalam
12 60 8 40 20 100
Pelatihan kolaborasi Departemen Kesehatan
APN Republik Indonesia, Perkumpulan Obstetri
Jumlah 27 67,5 13 32,5 40 100 Ginekologi Indonesia (POGI), lkatan Bidan
Indonesia (IBI), Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari (JNPK-KR), menunjukkan adanya
20 bidan yang sudah mengikuti pelatihan kesenjangan kinerja yang dapat
APN yang melakukan pertolongan mempengaruhi kualitas pelayanan bagi ibu
persalinan sesuai dengan standar hamil dan bersalin. Kolaborasi tersebut di
operasional prosedur ada 15 bidan (75%) atas, kemudian merancang suatu pelatihan
dan yang tidak sesuai ada 5 bidan (25%), klinik yang diharapkan mampu untuk
sedangkan 20 bidan yang belum mengikuti memperbaiki kinerja petugas pelaksana dan
pelatihan APN yang pertolongan bekerja sesuai dengan standar yang telah
persalinannya sesuai dengan standar ditetapkan. Tujuan pelatihan ini adalah
operasional prosedur ada 12 bidan (67,5%) membuat para petugas pelaksana (provider)
dan yang tidak sesuai ada 8 bidan (32,5%). memahami proses kehamilan dan
persalinan secara benar, kompeten untuk
Tabel 3 melaksanakan berbagai keterampilan yang
Hasil dari pengolahan data SPSS dengan uji dibutuhkan dan mampu untuk melakukan
statistik mann whitney upaya-upaya pencegahan terhadap
komplikasi obstetrik yang dapat
Ranks mengancam keselamatan ibu hamil atau
BIDAN Mean Sum of bersalin, termasuk bayi yang dikandung
N Rank Ranks atau dilahirkannya.
Pelatihan APN yang diikuti oleh para
HASIL Bidan APN 20 22.00 440.00 bidan, memungkinkan bidan dapat
Bidan Belum 20 19.00 380.00 memberikan asuhan persalinan yang
APN adekuat. Asuhan Persalinan Normal adalah
penatalaksanaan persalinan sejak persalinan
Total 40
termasuk penatalaksanaan pada bayi lahir

197
yang meliputi aspek pemecahan masalah tidak melakukan sangga dan susur
yang dipergunakan untuk menentukan (observasi nomor 12). Memberikan bayi
pengambilan keputusan, aspek sayang ibu kepada ibu untuk disusui (observasi nomor
yang juga berarti sayang bayi, aspek 16). Meletakkan bayi di perut ibu kurang
pencegahan infeksi, aspek pencatatan dan dari 1 jam (observasi nomor 18).Melakukan
aspek rujukan. Kelima aspek tersebut evaluasi kontraksi uterus (observasi nomor
disebut dengan lima benang merah. 20). Melengkapi partograf dan rekam
medik (observasi nomor 24). Sesuai dengan
Pelaksanaan penerapan standar APN oleh rekomendasi Safe Motherhood
Bidan di Kabupaten Kudus Tahun 2015, TechnicalConsultation di Srilangka tahun
sebagaimana terlihat pada tabel 2, bahwa 1997, intervensi yang sangat kritis adalah
sebagian besar bidan (75%) yang sudah tersedianya tenaga penolong persalinan
mengikuti pelatihan APN untuk yang terlatih. Agar tenaga penolong yang
pertolongan persalinannya sudah sesuai terlatih tersebut (dokter atau bidan) dapat
dengan SOP APN. Hasil penelitian memberikan pelayanan yang bermutu,
tersebut menunjuk-kan bahwa pelaksanaan maka diperlukan adanya Standar
Asuhan Kebidanan selama persalinan dan pelayanan, karena dengan standar para
kelahiran masih perlu ditingkatkan. Namun petugas kesehatan mengetahui kinerja apa
bidan yang belum mengikuti pelatihan yang diharapkan dari mereka, apa yang
APN untuk pertolongan persalinan yang harus mereka lakukan pada setiap tingkat
sudah sesuai dengan SOP APN ada 12 pelayanan, serta kompetensi apa yang
responden (60%), dalam hal ini diperlukan. Adanya standar pelayanan akan
perbedaannya tipis untuk bidan yang sudah meningkatkan mutu pelayanan yang
mengikuti dan belum mengikuti diberikan dengan cara dan oleh tenaga
pertolongan persalinan sesuai APN. Bidan kesehatan yang tepat.(5)
yang belum mengikuti pelatihan APN
berpendidikan DIII kebidanan, pada saat Hal ini didasarkan pada prilaku individu
kuliah di DIII kebidanan sudah yang didasari oleh motivasi dalam diri itu
mendapatkan materi mengenai APN sendiri. Bidan yang belum mengikuti
bahkan juga ada ujian praktikum APN di pelatihan APN dan bidan yang sudah
kampusnya, namun dari hasil ujian tersebut mengikuti pelatihan APN ini tidak ada
tidak ada sertifikat karena dianggap masih bedanya. Mengingat bahwa bidan yang
mahasiswa dan yang mengeluarkan belum mengikuti pelatihan APN sudah
sertifikat APN biasanya dari P2KP. berpendidikan DIII kebidanan. Pada saat
kuliah di DIII kebidanan sudah
Dilihat dari hasil observasi terhadap mendapatkan materi mengenai APN
pelaksanaan Asuhan Kebidanan selama bahkan juga ada ujian praktikum APN di
persalinan dan kelahiran, dapat diketahui kampusnya, namun dari hasil ujian tersebut
upaya yang perlu dilakukan supaya tidak ada sertifikat karena dianggap masih
pelaksanaan Asuhan Kebidanan selama mahasiswa dan yang mengeluarkan
persalinan dan kelahiran dapat mencapai sertifikat APN biasanya dari P2KP.
hasil yang diharapkan. Bidan perlu
membuat dokumentasi persalinan terutama Menurut Skinner (1938) seorang ahli
Kala I melalui partograf yang dilakukan psikologi, merumuskan bahwa perilaku
dengan sempurna (observasi nomor 1). merupakan respon atau reaksi seseorang
Membersihkan vulva dan perineum terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
menggunakan kapas basah dengan gerakan Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
dari vulva ke perineum (observasi nomor proses adanya stimulus terhadap
5). Selama kala II berlangsung, melakukan organisme, dan kemudian organisme
pemeriksaan DJJ setiap kontraksi uterus tersebut merespons. Hal ini sependapat
selesai (memegang fetoskop menggunakan dengan Benyamin Bloom yang menyatakan
kasa steril) (observasi nomor 7). bahwa terbentuknya suatu perilaku baru,
Melakukan pemeriksaan DJJ setiap terutama pada orang dewasa dimulai pada
kontraksi uterus selesai (observasi nomor bermain kognitif, dalam arti subyek tahu
9). Melakukan pertolongan lahirnya bayi terlebih dahulu yang berupa materi atau

198
obyek diluarnya sehingga menimbulkan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
pengetahuan baru terhadap subyek baru, dan bayinya.
dan selanjutnya menimbulkan respon batin
dalam bentuk sikap subjek terhadapobjek b. Bagi Tenaga Kesehatan
yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan Tenaga kesehatan khususnya bidan
yakni objek yang telah diketahui dan harus melaksanakan tindakan persalinan
disadari sebelumnya akan menimbulkan sesuai standar pertolongan persalinan
respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan dengan APN sebaik-baiknya dengan
(action) terhadap atau sehubungan dengan mengikuti langkah-langkah yang telah
stimulus atau objek tadi. Namun demikian, ditetapkan serta melakukan pertemuan
dalam kenyataan stimulus yang diterima dengan para teman sejawat untuk
oleh subyek dapat langsung menimbulkan bertukar pengalaman dalam pelaksanaan
tindakan. Artinya seseorang dapat pertolongan persalinan sehingga dapat
bertindak atau berperilaku baru tanpa menambah wawasan dan pengalaman
mengetahui terlebih dahulu terhadap makna dalam memberikan pelayanan.
yang diterimanya. Dengan kata lain
tindakan (practice) seseorang tidak harus Bagi bidan yang belum mengikuti
didasari oleh sikap atau pengetahuan. pelatihan APN hendaknya mengikuti
pelatihan APN setiap ada pelatihan yang
KESIMPULAN DAN SARAN diselenggarakan APN oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten untuk aspek
1. Kesimpulan legalitas dan agar mengetahui langkah-
Dari hasil penelitian perbedaan bidan yang langkah persalinan normal yang benar
sudah dan yang belum mengikuti pelatihan sesuai 58 langkah APN.
APN dalam pertolongan persalinan sesuai
dengan standar operasional APN diambil c. Bagi Penulis
kesimpulan sebagai berikut: Hasil penelitian ini agar dapat
dijadikan penulis sebagai media
a. Bidan mengikuti pelatihan APN ada 20 pengembangan pola pikir, pola sikap,
bidan dan yang belum mengikuti pola skill penulis dalam
pelatihan APN ada 20 bidan mengimplementasikan mata kuliah
b. Dari 20 bidan yang sudah mengikuti persalinan dan faktor-faktor yang
pelatihan APN yang pertolongan berhubungan dengan pertolongan
persalinan sesuai standar operasional persalinan normal.
prosedur ada 15 bidan (75%) dan yang
belum sesuai ada 5 bidan (25%), DAFTAR PUSTAKA
sedangkan 20 bidan yang belum
mengikuti pelatihan APN namun yang JNPK-KR. 2007. Asuhan Persalinan Normal.
pertolongan persalinan sesuai dengan Jakarta: JNPK-KR
standar operasional prosedur ada 12
JNPK-KR. 2008. Pelatihan Klinink Asuhan
bidan (67,5%) dan yang tidak sesuai
Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR
ada 8 bidan (32,5%)
c. Tidak Adaperbedaan bidan yang sudah Notoatmodjo, Soekidjo.2005. Metodologi
mengikuti dan yang belum mengikuti Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
pelatihan APN dengan pertolongan Cipta.
persalinan sesuai standar operasional Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku
prosedur APN. Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
2. Saran Nursalam. 2003.Konsep Dan Penerapan
a. Bagi Ilmu Pengetahuan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian diharap- Pedoman Sekripsi, Tesis dan Instrument
kan agar pengetahuan tentang APN Penelitian. Jakarta: Salemba Medika
dapat diterapkan ke dalam praktik bidan Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada
dalam pertolongan persalinan normal Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika
demi kelangsungan hidup dan mencapai

199
Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka
Santoso, 2010. Statistik Non Parametrik
Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Sulistyawati A. & Nuraheny E. 2010. Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika

200

Anda mungkin juga menyukai