Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN BAB1-7 PANCASILA (UTS)

BAB 1 PENGERTIAN DAN TUJUAN MEMPELAJARI PANCASILA

 Istilah Pancasila dapat ditemukan dalam buku Negarakertagama karangan Empu


Prapanca (tahun 1365) yang tertulis “Yatnaggegwani pancasyiila
kertasangskarbhisekaka krama” yang artinya Raja menjalankan dengan setia kelima
pantangan (Pancasila) begitu pula upacara-upacara ibadat dan penobatan-
penobatan

 Istilah Pancasila juga ditemukan dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular
yang selain berarti berbatu sendi yang lima, juga berarti pelaksanaan kesusilaan
yang lima (Pancasila Krama), yaitu:

• Tidak boleh melakukan kekerasan (ahimsa)

• Tidak boleh mencuri (asteya)

• Tidak boleh berjiwa dengki (indriya nigraha)

• Tidak boleh berbohong (amrsawada)

• Tidak boleh mabuk minum2-an keras (dama)

PENGERTIAN SECARA HISTORIS

Pada tanggal 1 Juni 1945(BPUPKI), Ir. Soekarno mengusulkan agar Dasar Negara
Indonesia Merdeka diberi nama Pancasila

Pada hakikatnya Pancasila mengandung dua pengertian pokok sebagai Pandangan


Hidup Bangsa Indonesia dan sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa digunakan sebagai pedoman kegiatan di


segala bidang

Oleh karena itu, setiap perbuatan harus dijiwai dan merupakan pancaran dari
semua sila Pancasila

Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara

Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum sesuai dengan Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta dasar filosofis negara sehingga
setiap materi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
AKTUALISASI PANCASILA

Pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara dapat dilakukan dengan cara


objektif dan subjektif

Pengamalan secara objektif adalah dengan melaksanakan dan menaati peraturan


perundang-undangan sebagai norma hukum negara yang berlandaskan pada
Pancasila

Pengamalan secara subjektif adalah dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila yang


berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara

BAB 2 SEJARAH PERUMUSAN DAN PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Alasan ketidakberhasilan bangsa Indonesia menghalau kolonialis pada abad XVII-XX adalah:

1. Perlawanan secara fisik tersebut terjadi sendiri-sendiri pada tiap daerah

2. Tidak adanya persatuan serta koordinasi perlawanan pada saat itu

3. Adanya politik devide et impera

KEBANGKITAN NASIONAL
(20 MEI 1908)

• Perlawanan fisik tidak akan memperoleh hasil yang diharapkan jika tidak ada
koordinasi.

• Mulailah dirintis perjuangan dengan pendidikan, yaitu dengan memajukan bangsa


dan sekaligus menumbuhkan persatuan dan kesadaran bernegara bagi bangsa
Indonesia

SUMPAH PEMUDA (28 OKTOBER 1928)

• Dipelopori Muh. Yamin, Kuntjoro Purbopranoto, Wongsonegoro, dll yang


mengumandangkan Sumpah Pemuda

• Penegasan apa yang diinginkan oleh Bangsa Indonesia bahwa kita adalah satu tanah
air, satu bangsa dan satu bahasa, yakni Indonesia

ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG

• Propaganda Jepang bahwa kehadirannya di Indonesia adalah untuk membebaskan


Indonesia dari cengkeraman penjajah Belanda

• Jepang membolehkan rakyat Indonesia mengibarkan bendera merah putih

• Kenyataannya, pada masa itu merupakan puncak penderitaan bangsa Indonesia


BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (BPUPKI/
DOKURITSU JUNBI CHOOSAKAI)

 Janji PM Koiso di Parlemen Jepang tanggal 7 September 1944 untuk memberikan


kemerdekaan bangsa Indonesia.

 Janji ini merupakan strategi Jepang agar angkatan perangnya mendapat dukungan
dalam Perang Dunia II.

 BPUPKI dibentuk tanggal 29 April 1945, tetapi baru dilantik pada tanggal 28 Mei
1945 dan mulai bekerja tanggal 29 Mei 1945

 BPUPKI mengadakan 2x sidang yakni Sidang I pada tanggal 29 Mei-1 Juni dan Sidang
II tanggal 10-16 Juli 1945.

SIDANG I BPUPKI (29 MEI - 1 JUNI 1945)

Pada tanggal 29 Mei 1945, Muh. Yamin mengemukakan lima asas dasar untuk negara
Indonesia Merdeka:

Peri kebangsaan

Peri kemanusiaan

Peri Ketuhanan

Peri Kerakyatan

Kesejahteraan rakyat

Muhammad Yamin juga menyampaikan Rancangan UUD RI yang dalam Pembukaannya


tercantum perumusan lima asas dasar negara sbb:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pembicara hari kedua sidang tanggal 30 Mei 1945, pidato disampaikan oleh tokoh-
tokoh Islam seperti KH Wachid Hasyim dan Ki Bagoes Hadikusumo yang
mengusulkan dasar negara Islam
Selanjutnya tanggal 31 Mei, Mr. Soepomo dalam pidatonya menyampaikan tentang
negara integralistik

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan lima hal untuk menjadi dasar
negara merdeka:

- Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)

- Internasionalisme (Perikemanusiaan)

- Mufakat (Demokrasi)

- Kesejahteraan Sosial

- Ketuhanan yang berkebudayaan

Kelima hal ini oleh beliau diusulkan diberi nama Pancasila

PANITIA PERUMUS (PANITIA SEMBILAN)

- Ir. Soekarno - Drs. Moh. Hatta

- AA. Maramis - Abikoesno Tjokroseojoso

- Abdoelkahar Muzakir

- H. Agus Salim - Achmad Soebardjo

- KH. Wachid Hasyim - Muh. Yamin

Tercapailah satu persetujuan bersama yang dituangkan dalam bentuk naskah Rancangan
Pembukaan Hukum Dasar yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta.

PIAGAM JAKARTA (22 JUNI 1945)

• Rumusan dan sistematika Pancasila dalam Piagam Jakarta sama dengan yang ada
dalam Pembukaan UUD 1945, hanya minus 7 kata serta penambahan 3 kata” Yang
Maha Esa” setelah Ketuhanan

• Awalnya adalah “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi


pemeluk-pemeluknya”

SIDANG II BPUPKI (10-16 Juli 1945)

 Keputusan penting dalam Sidang BPUPKI yang kedua adalah sbb:

• Rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar

• Bentuk Negara
• Wilayah Negara

• Susunan Undang-Undang Dasar

 Piagam Jakarta yang di dalamnya terdapat rumusan dan sistematika Pancasila


diterima oleh BPUPKI dalam sidangnya yang kedua

PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (PPKI)

• Dibentuk tanggal 9 Agustus 1945 dengan nama Jepang “Dokuritsu Junbi Linkai”
dengan ketua Ir. Soekarno dan wakilnya adalah Moh. Hatta.

• Awalnya 21 orang, setelah Jepang menyerah kepada sekutu, anggota PPKI ditambah
6 sehingga menjadi 27.

• Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, PPKI bersidang dengan hasil sbb:

 Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama

 Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara

 Menmbentuk komite nasional sebagai badan musyawarah pembantu


presiden
BAB 3 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Pancasila dalam kedudukannya ini disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar
Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari negara, ideologi negara (staatsidee).

MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

 Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara

 Setiap sendi-sendi ketatanegaraan harus berlandaskan atau harus sesuai dengan


nilai-nilai Pancasila

 Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit yang menjiwai kegiatan
membentuk negara sperti kegiatan mengamandemen UUD dan menjiawai unsur
seluruh penyelenggaraan negara

KONSEKUENSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara.

Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan


dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

2. Ketetapan MPR.

3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah pengganti Undang Undang.

4. Peraturan Pemerintah.

5. Peraturan Presiden.

6. Peraturan Daerah Provinsi.

7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

KONSTITUSI INDONESIA

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar
dalam peraturan perundang-undangan

Hukum dasar yang dimaksud di sini adalah norma dasar dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan yang merupakan sumber hukum bagi pembentukan peraturan
perundang-undangan di bawah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
MUATAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI

 Pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia baik pada dirinya sendiri maupun


terhadap dunia luar

 Tindakan-tindakan yang segera harus diselenggarakan sehubungan dengan


pernyataan kemerdekaan itu

HUBUNGAN PROKLAMASI DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945

 Suatu rangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan karena di alinea ketiga


Pembukaan disebutkan kembali pernyataan kemerdekaan

 Ditetapkannya pembukaan bersama-sama dengan UUD 1945, Presiden dan Wakil


Presiden merupakan realisasi bagian kedua Proklamasi

 Pembukaan pada hakekatnya merupakan pernyataan kemerdekaan yang lebih rinci


dari adanya cita-cita luhur yang menjadi semangat pendorong ditegakkannya
kemerdekaan dalam bentuk negara Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan
makmur berdasarkan asas kerohanian Pancasila

 Bersifat memberikan penjelasan, penegasan, dan pertanggungjawaban terhadap


dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus 1945

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA


TAHUN 1945

• Pembukaan UUD 1945 merupakan kaidah negara yang fundamental


(staatsfundamentalnorm), oleh karena itu kedudukan pembukaan merupakan
peraturan hukum yang tertinggi di atas batang tubuh UUD

• Implikasinya semua pasal-pasal dalam UUD 1945 sampai dengan Peraturan Daerah
harus sesuai dengan Pembukaan UUD 1945

• Pancasila merupakan asas kerohanian (nilai inti) dari Pembukaan UUD 1945

• Secara ilmiah akademis, Pembukaan UUD 1945 pada hakekatnya tidak dapat
diubah

PENJABARAN PANCASILA DALAM PASAL-PASAL UUD NRI TAHUN 1945

• Untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar Pancasila dalam kehidupan praksis


bernegara diperlukan nilai-nilai instrumental yang berfungsi untuk mewujudkan
nilai dasar

• Adapun nilai-nilai instrumental Pancasila adalah pasal-pasal dalam UUD 1945


• Implikasinya pasal-pasal dalam UUD 1945 tidak bersifat permanen atau dapat
diubah
BAB 4 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Ideologi berasal dari kata idea (gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita) dan logos (ilmu)

Secara etimologis, ideologi adalah ilmu tentang ide-ide (the sciences of ideas) atau ajaran
tentang pengertian dasar

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (KBBI)

 Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah
dan tujuan untuk kelangsungan hidup
 Cara berpikir seseorang atau suatu golongan
 Paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik

PENGGUNAAN ISTILAH IDEOLOGI

Istilah ideologi dikemukakan pertama kali oleh Destutt de Tracy pada tahun 1796,
yakni, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional
bagi masyarakat Perancis

Perkembangan pengertian:

Science of ideas, the study of origins.

Cara berpikir tertentu yang berlainan dengan cara berpikir ilmiah atau filosofis.

Sistem keyakinan (Belief system)

Makna semula bersifat intelektual kognitif, sedangkan makna ideologi sebagai


sistem keyakinan pada akhirnya dengan segala kepentingannya menjadi bersifat
normatif.

Oleh karena itu, ideologi sering disebut doktrin, ajaran perjuangan yang tentunya
berlandaskan suatu filsafat bangsa atau pandangan hidup.

FUNGSI IDEOLOGI

Fungsi Distorsi – Karl Marx

Ideologi berfungsi membiaskan atau melakukan pemutar balikan fakta,


penyimpangan terhadap realitas hidup

Distorsi ini utamanya dilakukan oleh elit kapitalis guna mengelabui kaum buruh atau
proletar agar kepentingan kaum kapitalis tetap terjamin

Fungsi Legitimasi – Max Weber


• Ideologi mempunyai fungsi legitimasi kepemimpinan sekelompok elit sosial atas
masyarakatnya

• Betapapun kuatnya legitimasi kepemimpinan, antara lapis pemuka dengan


masyarakatnya akan selalu ada kesenjangan

• Ideologi akan persis mengisi celah kesenjangan tersebut

Fungsi Integratif – Geertz

Ideologi mengambil peran mediasi simbolik dalam kerangka proses sosial


masyarakat

Seluruh tindakan manusia berlangsung dalam simbol-simbol dan ideologi berperan


dalam keperluan mediasi simbol

ASAL MULA NILAI-NILAI PANCASILA

PANCASILA diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai
religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri.

Oleh karena itu, bangsa Indonesia merupakan asal mula materi (kausa materialis)
nilai-nilai PANCASILA.

URGENSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

• Peran ideologi sebagai penuntun moral dalm kehidupan bermasyarakat, berbangsa


dan bernegara (Pancasila sebagai pemandu dalam proses pembangunan manusia
Indonesia)

• Peran ideologi sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan sila-
sila Pancasila (Pancasila menjadi filter dalam proses adopsi ilmu pengetahuan dan
teknologi)

• Fungsi legitimasi dan pelembagaan demokrasi di Indonesia

HAKEKAT PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Dimensi Realitas

Nilai-nilai Pancasila yang real bersumber dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia harus
dijabarkan dalam kehidupan bermasyarakat maupun aspek penyelenggaraan negara

Dimensi Idealitas

Nilai-nilai dasar Pancasila mengandung tujuan yang dicapai sehingga menmbulkan harapan
dan optimisme serta menggugah motivasi untuk mewujudkan cita-cita

Dimensi Fleksibilitas
Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka karena bersifat demokratis dan mengandung
dinamika internal yang mengundang dan merangsang warga negara yang menyakininya
untuk mengembangkan pemikirian baru tanpa khawatir kehilangan hakekat dirinya
BAB 4 PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN SISTEM ETIKA

Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, “philo” artinya cinta dan “sophia” artinya
kebijaksanaan sehingga secara harfiah bermakna cinta akan kebijaksanaan

Filsafat terbagi atas tiga cabang utama, yaitu:

Ontologi mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada

Epistemologi membahas segenap proses dalam usaha memperoleh


kebenaran pengetahuan

Aksiologi mempersoalkan tentang nilai

PANCASILA DALAM PENDEKATAN FILSAFAT

 Ilmu pengetahuan yang mendalam mengenai Pancasila

 Filsafat Pancasila didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
dalam bangunan bangsa dan negara Indonesia

 Sila pertama menjiwai keempat sila lainnya demikian pula sila kedua menjadi basis
dari sila ketiga, keempat, dan kelima serta dijiwai oleh sila pertama, dst.

 Kelima sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai

NILAI ATAU KUALITAS YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA

 Sila pertama mengandung kualitas monotheis, spiritual, kekudusan, sakral

 Sila kedua mengandung nilai martabat, harga diri, kebebasan, tanggung jawab

 Sila ketiga mengandung nilai solidaritas dan kesetiakawanan

 Sila keempat mengandung nilai demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa


besar

 Sila kelima mengandung nilai kepedulian dan gotong royong

PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

• Agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila


dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik;

• Agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam


penyelenggaraan negara;

• Agar dapat membuka dialog dengan berbagai prespektif baru dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara;
• Agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut
paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat.

HUBUNGAN NILAI DAN DENGAN NORMA

Norma atau kaidah adalah aturan pedoman bagi manusia dalam berperilaku sebagai
perwujudan dari nilai

Ada 4 norma yaitu norma agama, norma moral (etika), norma kesopanan, dan
norma hukum

Norma yang tepat sebagai penjabaran atas nilai dasar Pancasila adalah norma moral
(etika) dan norma hukum

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

• Cabang Filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia

• Oleh karena itu di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai Ketuhanan,


kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan

• Kelima nilai ini membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek
kehidupannya

• Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia adalah menjadi
rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
BAB 6 PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU

Setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila

Iptek berkembang secara otonom, dalam perjalanannya dilakukan adaptasi dengan nilai-
nilai Pancasila

Setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila


sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri

• Sejak awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai Pancasila

• Keterlibatan Pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya Ilmuwan dapat
mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk dilibatkan

Nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu-rambu normatif pengembangan iptek

• ada aturan main yang harus disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu
dikembangkan

• Namun tidak ada jaminan apakah aturan main itu akan terus ditaati dalam
perjalanan pengembangan iptek itu sendiri

• Seharusnya ketika iptek itu berkembang, aturan main itu terus mengawal sehingga
tidak ada kesenjangan

Setiap pengembangan iptek harus berakar pada budaya dan ideologi bangsa Indonesia
sendiri sebagai proses indegenisasi ilmu

• Selain sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, Pancasila juga menjadi paradigma
ilmu yang berkembang di Indonesia
BAB 7 PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

HAKEKAT PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat Indonesia (agama, budaya, dan adat istiadat), maka pandangan hidup
tersebut dijunjung tinggi oleh warganya karena pandangan hidup Pancasila berakar pada
budaya dan pandangan hidup masyarakat

KONSEP PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

• Nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini


kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh Bangsa
Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk mengamalkannya dalam
kehdupan nyata

URGENSI PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berarti bahwa nilai-nilai Pancasila


melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan
bertindak

• Ketika Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa, maka seluruh nilai
Pancasila dimanifestasi ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara

KAPITALISME

• Aliran ini meyakini bahwa kebebasan individual pemilik modal untuk


mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya
merupakan upaya untuk mensejahterakan masyarakat

• Kebebasan individual yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif seperti


gaya hidup konsumerisme, monopoli, dll

KOMUNISME

• Paham yang muncul sebagai reaksi atas perkembangan kapitalisme sebagai produk
masyarakat liberal

• Aliran ini memandang bahwa kebebasan dan hak individu tidak ada karena manusia
pada pada hakekatnya adalah makhluk sosial saja sehingga hak milik individual
harus diganti dengan hak milik kolektif atau komunal

• Dominasi negara yang berlebihan dapat menghilangkan peran rakyat dalam


kehidupan bernegara
*di indonesia ada 6 agama

Islam;masjid;alquran

Kristen protestan dan katolik;gereja;injil

Buddha;candi;

Hindu;pura;weda

Konghucu;klonteng;sistumujing

*Pasal 29 uud 1945

Ayat 1 berbunyi negara berdasarkan atas ketuhanan yg maha esa.

Ayat 2 Negara menjamin kemerdekaan tiap2 penduduk untuk memeluk agamanya masing2
dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya masing2

Anda mungkin juga menyukai