Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
a. Pengertian
- Menurut Otto Bouer, nasionalisme muncul karena adanya persamaan sikap dan tingkah laku
dalam memperjuangkan nasib yang sama, sedangkan
- Hans Kohn berpendapat bahwa nasionalisme adalah suatu paham yang menempatkan
kesetiaan tertinggi individu kepada Negara dan bangsa. Semen
- Ernest Renant menyatakan, nasionalisme ada ketika muncul keinginan untuk bersatu
2. Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata demos yang artinya rakyat, dan kratos yang berarti
pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan “dari rakyat untuk rakyat”. Prinsip-
prinsip yang mendasari ide demokrasi adalah konstitusionalisme, kedaulatan rakyat, aparat
yang bertanggungjawab, jaminan kewajiban sipil, pemerintah berdasarkan undang-undang,
dan asas mayoritas Demokrasi sudah ada pada jaman Yunani kuno, yang dikenal dengan
demokrasi langsung, dimana rakyat seluruhnya bias langsung atau memutuskan suatu
perkara. Hal ini dimungkinkan karena saat itu di Yunani masih berbentuk negara-kota (polis)
yang penduduknya sekitar 30 orang per polis. Pada Revolusi Amerika tahun 1776 dalam
Declaration of Independence, menyatakan bahwa tidak ada kekuasaan yang adil tanpa
persetujuan rakyat
3. Liberalisme
Liberal berasal dari kata “liberty”, yang berarti kebebasan. Kebebasan dalam arti
kemerdekaan pribadi, hak untuk mendapatkan perlindungan, dan kebebasan dalam
menentukan sikap. Liberalisme adalah suatu aliran pemikiran yang mengharapkan kemajuan
dalam berbagai bidang atas dasar kebebasan individu yang dapat mengembangkan bakat dan
kemampuannya sebebas mungkin, Beberapa tokoh yang bisa dianggap sebagai penganut dan
yang mengembangkan paham liberalisme, yaitu:
a. John Locke. Menurut pendapatnya, negara terbentuk dari perjanjiann sosial antara individu
dengan yang hidup bebas dengan penguasa.
b. Montesquieu. Dalam bukunya spirit the law, terdapat pemisahan kekuasaan dalam
pemerintahan yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tujuannya agar terdapat pengawasan
antar lembaga agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang
4. Sosialisme
Sosialisme ialah paham yang menghendaki suatu masyarakat dibentuk secara kolektif (oleh
kita, untuk kita). Titik berat dari paham ini ada pada masyarakat, bukan individu. Dan dalam
hal ini sosialisme merupakan lawan dari liberalisme. Pada awalnya sosialisme muncul
sebagai reaksi atas liberalisme abad ke-19. Pendukung liberalisme adalah kelas menengah
(middle class), yang oleh Karl Marx disebut kaum “borjuis”. Kelas menengah ini adalah
memiliki industri, perdagangan dan memiliki pengaruh dalam masyarakat dan pemerintah.
Ketertindasan kaum buruh oleh para pemilik modal (kapital) menimbulkan reaksi golongan
kelas menengah, yang sampai sekarang dikenal dengan istilah gerakan sosialisme. Tujuannya
menghilangkan pertentangan antar kelas, kelas buruh dan pemodal. Oleh Marx, sosialisme
dikembangkan menjadi komunisme.
5. Komunisme
Paham ini lahir dari gagasan Karl Marx yang kemudian didengungkan dan diperkenalkan
oleh sahabat Marx, Friedrich Engels. Paham ini kemudian dikembangkan oleh Lenin,
pemimpin Uni Soviet. Dengan demikian, terkadang komunisme disebut juga ajaran
Marxisme atau Leninisme. Marxisme adalah ajaran yang sangat menjiwai gerakangerakan
sosialis-komunis dengan filsafat yang materialistis (historis materialisme) dan dialektis
materialisme serta perjuangan kelas. Ajaran ini diteruskan oleh Vladimir Lenin menjadi
paham Marxisme-Leninisme yang di Indonesia dilarang oleh pemerintahan Orde Baru. Pada
awalnya marxisme adalah ilmu sejarah yang terdiri atas suatu sistem konsep-konsep ilmiah
baru yang memberikan kemungkinan mempelajari sejarah sebagai sebuah ilmu, yang
sebelumnya hanya menjadi ideologi atau filsafat sejarah, bukan ilmu yang mandiri. Oleh
Marx, paham ini disebut “materialism sejarah” atau “materialisme historis”, sedangkan oleh
Engels disebut materialisme dialektis. Yang terpenting dalam ajaran Marx adalah perjuangan
kelas, ajaran basis-superstruktur masyarakat, dan revolusi. Menurut Marx, sejarah manusia
adalah sejarah yang berisi peperangan antarkelas. Gerakan kaum buruh merupakan ekspresi
dari perang tersebut karena kaum buruh sangat menghendaki penghapusan kelas sosial. Kaum
buruh menuntut agar pendapatan ekonomi semua manusia rata. Kaum kapitalis ingin
meningkatkan keuntungan dengan menekan biaya produksi, sedangkan kaum proletar ingin
meningkatkan pendapatannya
6. Pan Islamisme
Pan Islamisme merupakan penjelmaan modern dari ajaran tradisional Islam mengenai
persatuan antarumat Islam (al wahdah al-Islamiyyah atau al-ittihad al-Islamiyyah). Ajaran ini
menyebutkan bahwa kaum muslim termasuk ke dalam umat Islam universal, di mana pun
mereka berada. Persatuan pan- Islamisme mengatasi berbagai perbedaan bahasa, budaya, atau
etnis di kalangan muslim. Penyeru awal gerakan pan-Islamisme adalah Sultan Abdul Hamid
II yang menguasai Kesultanan Usmani pada 1876 hingga 1909. Ia berusaha mempersatukan
Islam di bawah panji Usmani, namun setelah Usmani runtuh, pan-Islamisme pun redup Pan
Islamisme didengungkan kembali setelah kaum muslim terpecah-belah pada akhir abad ke-19
dan ketika itu sebagian besar negeri muslim berada dalam cengkeraman
kolonialismeimperialisme. Menurut salah seorang penganjurnya, Jamaluddin al-Afgani
(1838-1897), keadaan kaum muslim yang tercerai-berai itu merupakan salah satu kelemahan
kaum muslim. Berkat peran Jamaluddin al-Afgani dalam kehidupan politik dan keagamaan di
banyak wilayah Islam (Turki, Mesir, India, Iran, dan Asia Tengah), pan-Islamisme benar-
benar menemukan personifikasi (model atau perumpamaan) dan juru bicara yang kuat.
Afgani menyadari bahwa umat muslim secara keseluruhan tengah terancam oleh
kolonialisme. Maka dari itu persatuan yang kuat harus digalakkan di kalangan umat.
Perbedaan Ideologi Pancasila,Liberalisme, Sosialisme, dan Komunisme
Sebelum Membaca, Ayo Berbagi :
2
Pendidikan Pancasila
PENGERTIAN IDEOLOGI
1. Liberalisme
Mengenai konsep liberalisme, dapat kita tarik beberapa pokok pemikiran yang
terkandung di dalamnya, sebagai berikut:
1. inti pemikiran : kebebasan individu
2. perkembangan : berkembang sebagai respons terhadap pola kekuasaan negara yang absolut,
pada tumbuhnya negara otoriter yang disertai dengan pembatasan ketat melalui berbagai
undang-undang dan peraturan terhadap warganegara
3. landasan pemikirannya adalah bahwa menusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi-
pekerti, tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat memaksa
terhadapnya.
4. system pemerintahan (harus): demokrasi.
2. Komunisme
Gelombang komunisme abad kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Partai
Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme international yang tumbuh sampai sekarang
boleh dikatakan merupakan perkembangan dari Partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin
1. inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara
hanya sasaran antara.
2. landasan pemikiran : a. penolakan situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun
tidak, b. analisa yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, c. berisi resep
perbaikan untuk masa depan dan, d. rencana-rencana tindakan jangka pendek yang
memungkinkan terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda.
3. system pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator.
3. Sosialisme
Hal-hal pokok yang terkandung dalam Sosialisme, adalah:
1. inti pemikiran : kolektifitas (kebersamaan) (gotong royong)
2. filsafatnya : pemerataan dan kesederajatan bahwa pengaturan agar setiap orang
diperlakukan sama dan ada pemerataan dalm berbagai hal (pemerataan kesempatan kerja,
pemerataan kesempatan berusaha,dll)
3. landasan pemikiran : bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan
bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik serta layak
kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh negara
4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter
4. Pancasila
Ideologi Pancasila memiliki arti bahwa pancasila adalah penjelmaan filsafat
pancasila itu sendiri. Maka pancasila sebagai ideologi negara dalam arti cita-cita
negara, atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan
untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan asas
kerokhanian, yakni asas yang memiliki derajat tertinggi sebagai nilai hidup
kebangsaan dan kenegaraan.
PERBEDAANIDEOLOGI
1. Ideologi Liberalisme
3. Negara tidak mencampuri urusan agama . Agama menjadi urusan pribadi setiap
warganegaranya .Negara terpisah dengan agama . Warganegara bebas beragama ,
tetapi bebas juga tidak beragama.
1. Seorang warga Negara bebas melakukan hubungan intim dengan syarat mereka
telah berumur 18 tahun keatas(karena orang tersebut dianggap sudah dewasa
setelah berumur 18 tahun).
2. Ideologi Sosialisme
1. Mementingkan kekuasaan dari kepentingan Negara
2. Kepentingan Negara lebih diutamakan daripada kepentingan warga Negara.
3. Kebebasan atau kepentingan warga negara dikalahkan untuk kepentingan Negara
4. Kehidupan agama juga terpisah dengan Negara .warga negara bebas beragama ,
bebas tidak beragama dan bebas pula untuk propaganda (anti-agama) .
1. Apabila seorang warga Negara merasa tidak yakin akan semua agama karena
mereka lebih meyakini kepercayaan mereka bebas untuk tidak beragama karena
disini Negara tidak mengurus seorang warga Negara untuk harus memiliki satu
agama.
2. Apabila dalam ada suatu warga Negara yang keadaannya terpuruk karena
kemiskinan dan mereka menderita penyakit parah Negara bisa menolong dengan
program berobat gratis tapi Negara tersebut akan mempertimbangkan apakah ada
kepentingan Negara yang lebih dianggap penting untuk mengeluarkan dana,jika ada
maka Negara akan di utamakan terlebih dahulu setelah itu baru suatu warga
Negara.
3. Ideologi Pancasila
1. Hubungan antara warga Negara dengan Negara adalah seimbang Artimya, tidak
mengutamakan Negara tetapi juga tidak mengutamakan warganegara.
2. Kepentingan Negara dan warganegara sama-sama di pentingkan.
3. Agama erat hubungannya dengan Negara. Setiap warganegara dijamin pula
kebebasannya untuk memilih salah satu agama yang ada dan di akui oleh
pemerintah .Setiap orang harus beragama, tetapi agama yang dipilih di serahkan
kepada masing-masing warganegara. Atheis atau tidak mengaku adanya tuhan tidak
diperbolehkan.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
1. Seorang warga Negara di Indonesia harus memiliki agama sesuai dengan agama
yang telah di akui oleh pemerintah.
2. Setiap warganegara diberikan jaminan keamanan dan hak untuk hidup tentram
dengan syarat setiap warganegara tersebut juga harus memenuhi apa yang telah di
programkan atau peraturan-peraturan pemerintah seperti setiap warganegara wajib
untuk membayar pajak bumi dan bangaunan.
4. IdeologyLiberalisme
1. Politik liberalisme berpengaruh terhadap perkembangan paham demokrasi dan
nasionalisme atas bangsa-bangsa di dunia. Setiap individu mempunyai hak untuk
menjalankan kepentingan yang diwujudkan dalam sistem demokrasi liberal sehingga
melahirkan fungsi parlemen sebagai lembaga pemerintahan rakyat. Seterusnya,
pemilihan umum dilakukan untuk memilih para anggota parlemen, dan setiap orang
berhak memberikan satu suara. Dalam pemilu sering terjadi persaingan mencari
kekuasaan politik. Masuknya seseorang menjadi anggota parlemen otomatis akan
berpengaruh terhadap penetapan undang-undang atau jatuh bangunnya sebuah
kabinet.
2. Bagi bangsa yang sedang terjajah, liberalisme sejalan dengan pertumbuhan
paham nasionalisme yang sama-sama menginginkan terbentuknya negara yang
berpemerintahan sendiri. Kesadaran tersebut tumbuh karena setiap bangsa memiliki
hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
3. Dalam bidang agama, penerapan paham liberalisme berarti bahwa setiap individu
bebas memilih dan menentukan agamanya sendiri. Hal ini sangat berbeda, misalnya
situasi pada masa sebelum terjadinya Reformasi Gereja masyarakat Eropa
diwajibkan untuk memeluk agama yang dianut rajanya. Selain itu, liberalisme di
bidang agama ini menghendaki adanya kebebasan berfikir individu. Artinya, individu
mempunyai hak untuk mengungkapkan ekspresinya dan bukan berdasar atas
kehendak gereja. Gejala tersebut pada akhirnya melahirkan Reformasi Gereja yang
kemudian memunculkan agama baru, yaitu Kristen Protestan.
4. Di bidang pers, politik liberalis memungkinkan seorang wartawan bebas memuat
berita apa pun yang ia ketahui, sementara para sastrawan bebas mengeluarkan
pendapat dan ungkapan hatinya. Masyarakat umum berhak membaca dan menilai
sendiri tulisan-tulisan para wartawan dan sastrawan tersebut. Demikian artikel yang
menjelaskan definisi, ciri-ciri dan perkembangan paham liberalisme di dunia.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
merumuskan sehingga bisa diterima oleh pimpinan nasional lainnya. Janji dari demokrasi
terpimpin pada akhirnya tidak dapat terealisasi. Pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965 telah
mengakhiri periode demokrasi terpimpin dan membuka peluang bagi dilaksanakannya
demokrasi Pancasila. 4. Demokratisasi Dalam Demokrasi Pancasila Pada tahun 1966
pemerintahan Soeharto yang lebih dikenal dengan pemerintahan Orde Baru bangkit sebagai
reaksi atas pemerintahan Soekarno. Pada awal pemerintahan orde hampir seluruh kekuatan
demokrasi mendukungnya karena Orde Baru diharapkan melenyapkan rezim lama. Soeharto
kemudian melakukan eksperimen dengan menerapkan demokrasi Pancasila. Inti demokrasi
pancasila adalah menegakkan kembali azas negara hukum dirasakan oleh segenap warga
negara, hak azasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun aspek perseorangan dijamin dan
penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara institusional. Dalam rangka mencapai
hal tersebut, lembaga-lembaga dan tata kerja orde baru dilepaskan dari ikatan-ikatan pribadi
(Miriam, 74). Sekitar 3 sampai 4 tahun setelah berdirinya Orde Baru menunjukkan gejala-
gejala yang menyimpang dari cita-citanya semula. Kekuatan
–
kekuatan sosial-politik yang bebas dan benar-benar memperjuangkan demokrasi
disingkirkan. Kekuatan politik dijinakkan sehingga menjadi kekuatan yang tidak lagi
mempunyai komitmen sebagai kontrol sosial. Kekuatan sosial politik yang diikutsertakan
dalam pemilu dibatasi. Mereka tidak lebih dari suatu perhiasan dan mempunyai arti
seremonial untuk dipertontonkan kepada dunia internasional bahwa indonesia telah benar-
benar berdemokrasi, padahal yang sebenarnya adalah kekuasaan yang otoriter. Partai-partai
politik dilarang berperan sebagai oposisi
maupun kontrol sosial. Bahakan secara resmi oposisi ditiadakan dengan adanya suatu
“konsensus nasional”. Pemerintahan Soeharto juga tidak memberikan check and
balances sebagai prasyarat dari sebuah negara demokrasi (sarbini Sunawinata, 1998 ;8). Pada
masa orde baru budaya feodalistik dan paternalistik tumbuh sangat subur. Kedua sikap ini
menganggap pemimpin paling tahu dan paling benar sedangkan rakyat hanya patuh dengan
sang pemimpin. Mental paternalistik mengakibatkan soeharto tidak boleh dikritik. Para
menteri selalu minta petunjuk dan pengarahan dari presiden. Siakp mental seperti ini telah
melahirkan stratifikasi sosial, pelapisan sosial dan pelapisan budaya yang pada akhirnya
memberikan berbagai fasilitas khusus, sedangkan rakyat lapisan bawah tidak mempunyai
peranan sama sekali. Berbagai tekanan yang diterima rakyat dan cita-cita mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang tidak pernah tercapai, mengakibatkan pemerintahan Orde
Baru mengalami krisis kepercayaan dan kahirnya mengalami keruntuhan. 5. Rekonstruksi
Demokrasi Dalam Orde Reformasi Melalui gerakan reformasi, mahasiswa dan rakyat
indonesia berjuang menumbangkan rezim Soeharto. Pemerintahan soeharto digantikan
pemerintahan transisi presiden Habibie yang didukung sepenuhnya oleh TNI. Lembaga-
lembaga di luar presiden dan TNI tidak mempunyai arti apa-apa. Seluruh maslah negara dan
bangsa indonesia menjadi tanggung jawab presiden/TNI. Reformasi menuntut rakyat
indonesia untuk mengoreksi pelaksanaan demokrasi. Karena selama soeharto berkuasa jenis
demokrasi yang dipraktekkan adalah demokrasi semu. Orde Baru juga meninggalkan warisan
berupa krisis nasional yang meliputi krisis ekonomi, sosial dan politik.
Tugas utama pemerintahan Habibie ada dua, yakni pertama bekerja keras agar harga
sembilan pokok (sembako) terbeli oleh rakyat sambil memberantas KKN tanpa pandang bulu.
Kedua, adalah mengembalikan hak-hak rakyat guna memperoleh kembali hak-hak azasinya.
Agakn
ya pemerintahan “Orde Reformasi” Habibie mecoba mengoreksi pelaksanaan demokrasi
yang
selama inidikebiri oleh pemerintahan Orde baru. Pemerintahan habibie menyuburkan kembali
alam demokrasi di indonesia dengan jalan kebebasan pers (freedom of press) dan kebebasab
berbicara (freedom of speech). Keduanya dapat berfungsi sebagai check and balances serta
memberikan kritik supaya kekuasaan yang dijalankan tidak menyeleweng terlalu jauh.
Membangun kembali indonesia yang demokratis dapat dilakukan melalui sistem keparataian
yang sehat dan pemilu yang transparan. Sistem pemilu multipartai dan UU politik yang
demokratis menunjukkan kesungguhan pemerintahan Habibie. Asalkan kebebasan
demokratis seperti kebebasan pers, kebebasab berbicara, dan kebebasan mimbar tetap
dijalankan maka munculnya pemerintahan yang KKN dapat dihindari. Dalam
perkembanganya Demokrasi di indonesia setelah rezim Habibie diteruskan oleh Presiden
Abdurahman wahid sampai dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat signifikan
sekali dampaknya, dimana aspirasi-aspirasi rakyat dapat bebas diutarakan dan dihsampaikan
ke pemerintahan pusat. Hal ini terbukti dari setiap warga negara bebas berpendapat dan
kebebasan pers dalam mengawal pemerintahan yang terbuka sehingga menghindarkan
pemerintahan dari KKN mungkin dalam prakteknya masih ada praktik-praktik KKN di
kalangan pemerintahan, namun setidaknya rakyat tidak mudah dibohongi lagi dan
pembelajaran politik yang baik dari rakyat indonesia itu sendiri yang membangun demokrasi
menjadi lebih baik. Ada satu hal yang membuat indonesia dianggap negara demokrasi oleh
dunia Internasional walaupun negara ini masih jauh dikatakan lebih baik dari negara maju
lainnya adalah Pemilihan Langsung Presiden maupun Kepala Daerah yang dilakukan secara
langsung. Mungkin rakyat indonesia masih menunggu hasil dari demokrasi yang yang
membawa masyarakat adil dan makmur secara keseluruhan. Pada intinya demokrasi adalah
persamaan hak dan kedudukan dari setiap warga negara di dalam sebuah negara yang
demokratis. Demokrasi harus ditegakkan dalam berbagai bidang, yakni demokrasi politik,
demokrasi ekonomi, demokrasi hukum dan demokrasi pjendidikan. Sedang inti demokrasi itu
sendiri adalah keadilan. Demokrasi yang sesungguhnya adalah demokrasi tanpa embel-embel
dibelakangnya, karena tiga macam denokrasi yang diterapkan di indonesia ternyata gagal.
Dengan demikian, demokrasi dalam arti universal dan komprehensif dapat diciptakan melalui
tegaknya keadilan politik, keadilan ekonomi, keadilan sosial dan keadilan hukum.
E. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham yang memandang bahwa kelompok-kelompok di suatu bangsa
memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah, cita-cita dan tujuan. Istilah nasionalisme berasal
dari kata bahasa Latin
natio
yang berarti ’kelahiran’ atau ’macam
-macam ikatan yang didasarkan pada satu garis
keturunan yang sama’. Arti kata
natio
kemudian mengalami perubahan. Dalam bahasa Inggris,
natio
berubah menjadi
nation
yang berarti ’bangsa’ atau ’sekelompok manusia yang tinggal di suatu daerah
tertentu, memiliki kasadaran untuk bersatu karena memiliki nasib, cita-
cita, dan tujuan yang sama’.
Dengan demikian, nasionalisme berarti perasaan cinta dari semua komponen bangsa terhadap
bangsa dan tanah airnya yang timbul karena kesamaan sejarah, agama, bahasa, kebudayaan,
pemerintahan, tempat tinggal dan berkeinginan untuk mempertahankan serta
mengembangkannya sebagai milik bersama. Tokoh nasionalisme adalah Joseph Ernest
Renan, Otto Bpuer, Hans Kohn, dan Louis Sneyde. Hans Kohn berpendapat nasionalisme
adalah kesetiaan tertinggi individu yang diserahkan kepada bangsa dan negaranya.
Munculnya nasionalisme dipengaruhi oleh: 1) Magna Charta 1215 di Inggris yang kemudian
menjadi akar demokrasi, 2) Adanya Piagam Bill of Right 1689 di Inggris 3) Revolusi Prancis
yang menumbuhkan demokrasi dan nasionalisme yang tercermin dalam
semboyan Revolusi “
Liberte, Egalite, Fraternite
” yang berkembang diseluruh Eropa,
4) Pengaruh pemikiran dari Renaissance. Akibat Nasionalisme: 1) Gerakan nasionalisme di
Amerika Serikat untuk melepaskan dari ikatan negara induknya (Inggris) karena hak-hak
mereka dikurangi serta status warga negara yang jelas gerakan ini dipimpin oleh George
Washington.
Naskah kemerdekaan disusun oleh Thomas Yefferson ”Declaration of Independence” tahun
1776. 2) Gerakan nasionalisme di Amerika Latin menenang penjajahan Spanyol dan Portugis
yang dipimpin oleh Simon Bolivar. 3) Gerakan nasionalisme Jerman dipimpin oleh Otto Van
Bismark berhasil mengalahkan musuhnya (Den Mark, Austria, Prancis) hasilnya Jerman
bersatu dinobatkan kaisar Wilhem I di istana Versailles. 4) Gerakan nasional di Asia-Afrika
yang melawan kekejaman bangsa Barat di Asia.
a. KEMUNCULAN NASIONALISME DI INDONESIA
Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika
khususnya Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme :
1) Faktor dari dalam (
internal
)
a. Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan
berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan
Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan.
Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan
kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka
mampu menguasai daerah seluruh nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di
lautan karena maritimnya yang kuat.
b. Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika
mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang
imperialisme barat.
c. Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari
pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan
pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang
untuk melawan penjajahan.
d. Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
i. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi
masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi
manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia. ii. Dalam
bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing.
Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan
untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. iii. Dalam bidang budaya, tampak dengan
upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang
hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk
memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
2) Faktor dari luar (
eksterna
l)
a. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini
dikarenakan, modernisasi yang dilakukan jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam
berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang dimiliki
tersebut Jepang mampu melawan
LIBERALISME, SOSIALISME, DAN PAN ISLAMISME
Penjajahan dan kolonialisme di masa lampau adalah bentuk penindasan dan kesewenang-
wenangan sebuah negara besar terhadap negara lain yang terbelakang. Wilayah-wilayah yang
mengalami penjajahan akan dijadikan sebagai sarana pemasaran berbagai komoditi dagang
penguasa atau pun dijadikan daerah dagang khusus yang pengaturannya dimonopoli oleh
negara kuat. Meski bangsa-bangsa di benua Asia, Afrika, dan Australia sudah akrab dengan
kondisi seperti ini, tapi di balik penjajahan yang diterima, selalu muncul semangat
nasionalisme yang kuat dari masyarakat untuk menuntut kemerdekaannya.
Masuknya paham-paham baru dari negara Eropa pasca revolusi yang mereka alami
menguatkan semangat dari masyarakat untuk memulai perlawanan secara lebih terorganisir
untuk melawan penjajahan. Perlawanan mulai berlangsung melalui diplomasi atau soft
powerserta menghindari konflik bersenjata sehingga mencegah jatuhnya korban jiwa.
I. LIBERALISME
Paham liberalisme adalah paham dengan mengedepankan kebebasan dan kemerdekaan
individu. Berasal dari bahasa Latin, yakni libertas yang artinya kebebasan. Makna kebebasan
adalah terbukanya kesempatan bagi individu untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
Paham liberalisme muncul pertama kali di Eropa, dengan kaum borjuis serta kaum terpelajar
sebagai pencetusnya. Paham liberalisme adalah reaksi terhadap penindasan yang dilakukan
oleh kaum bangsawan dan kaum agama di masa monarki absolut. Penindasan ini mendorong
individu untuk melepaskan diri dari apa yang membelenggunya. Kemerdekaan dan
kebebasan individu mencakup kemerdekaan ekonomi, kebebasan beragama, dan adanya
demokrasi dalam bidang politik.
Paham liberalisme ini diadopsi oleh negara-negara yang mengalami penjajahan sebagai hak
untuk menentukan nasibnya sendiri. Sedangkan liberalisme ekonomi menghendaki ekonomi
bebas dalam bentuk perdagangan tanpa adanya campur tangan pihak berkuasa atau pun
aturan paksaan lainnya. Beberapa referensi yang kerap digunakan bila membahas liberalisme,
di antaranya, Du Contract Sosial karya J.J. Rousseau atau Wealth of Nation karya Adam
Smith.
II. SOSIALISME
Sosialisme adalah paham yang mencita-citakan kesejahteraan rakyat secara kolektif. Kata
‘sosialisme’ berasal dari bahasa Latin ‘socius’, yang berarti ‘kawan’. Tujuan sosialisme
adalah mewujudkan masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan semua fasilitas dan
sarana yang dimiliki oleh negara atau pemerintahan untuk kepentingan rakyat. Dalam paham
ini, rakyat secara kolektif menuntut tanggung jawab yang lebih besar dari pemerintah untuk
kesejahteraannya.
Tokoh pemikir sosialisme adalah Robert Owen, seorang pengusaha Inggris yang menulis
bukuA New View of Society, an Essay on the Formation of Human Character. Dalam buku
inilah pertama kali dikemukakan istilah ‘sosialisme’.
Tokoh lainnya yang dikenal luas adalah Karl Marx yang dijuluki sebagai Bapak Sosialisme.
Dalam tulisannya Das Kapital, Marx mengatakan bahwa sejarah masyarakat merupakan
perjuangan-perjuangan kelas. Semboyan sosialisme berbunyi, “bersatulah kaum proletar
sedunia.” Inti dari paham ini adalah bahwa rakyat tidak dipandang sebagai individu,
melainkan merupakan kesatuan kolektif.
Ada empat kesepakatan hasil perjuangan kaum sosialis, yakni:
• Chatolic Emancipation Bill (1892),
• Reform Bill (1832),
• Factory Act (1833),
• Poor Law (1834).
Sementara itu, Karl Marx menghasilkan teori-teori sebagai berikut:
Upah yang diterima oleh kaum buruh tidak sebanding dengan tenaga yang disumbangkannya.
Itulah sebabnya, kaum buruh semakin lama semakin miskin, sedangkan kaum majikan kian
kaya.
b. Pemusatan (konzentration)
Perusahaan kecil akan mati karena kalah bersaing dengan perusahaan besar, hingga akhirnya
tersisa beberapa perusahaan besar saja.
c. Penimbunan (akkumulation)
Semakin lama jumlah kapital (modal) semakin menumpuk dan digunakan untuk membeli
mesin yang mempunyai kapasitas sama dengan tenaga manusia. Oleh karena itu, banyak
kaum buruh yang dipecat, sehingga menambah jumlah kaum proletar.
d. Kesengsaraan (verelendung)
Jumlah kaum proletar yang tidak mempunyai pekerjaan semakin bertambah sehingga
kemiskinan pun bertambah. Hal ini terjadi karena penggunaan tenaga mesin kian meluas
sehingga menyebabkan kesengsaraan kaum proletar.
e. Krisis
Sebagian besar rakyat merupakan proletar yang miskin dengan daya beli sangat rendah,
sehingga barang-barang produksi pabrik tidak habis terjual. Akibatnya, timbul kelebihan
produksi dan krisis pun terjadi.
f. Keruntuhan (zusammenbruch)
Terjadinya krisis menyebabkan runtuhnya susunan kapitalis sehingga kaum protelar kembali
memegang kekuasaan dengan semboyan “bersatulah proletar sedunia.”
III. PAN ISLAMISME
Pan-Islamisme adalah paham yang dirumuskan oleh tokoh Islam, Jamaluddin Al-Afghani,
dari Afghanistan pada akhir abad ke-19. Pan Islamisme merupakan cita-cita atau manifestasi
prinsip-prinsip Islam tentang persatuan dan kesatuan antara umat Islam di seluruh dunia, atau
diistilahkan sebagai al-wahdah al-Islamiyyah atau al-ittihad al Islamiyyah. Persatuan Islam
yang dicita-citakan oleh paham Pan-Islamisme mengesampingkan perbedaan bahasa, etnis,
maupun budaya dari masyarakat Islam di seluruh dunia.
Namun, tekad paham Pan-Islamisme untuk mewujudkan cita-cita dasarnya mendapatkan
hambatan dalam perkembangan zaman. Hal itu karena pada akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20, negara-negara Islam atau negara-negara yang mayoritas berpenduduk umat Islam
sebagian besar menjadi daerah koloni dan imperialis dari bangsa-bangsa Barat.
Pada abad ini, terjadi kemunduran di negara Islam. Sebaliknya, di negara Barat terjadi
kemajuan disertai pengembangan kekuasaan (penjajahan). Maka, Pan-Islamisme memperoleh
dukungan hampir semua pemimpin Islam serta tokoh intelektual karena mampu memberi
inspirasi bagi negeri-negeri Islam untuk mengadakan gerakan nasional di negaranya guna
melawan penjajahan.
RANGKUMAN