Anda di halaman 1dari 3

Daftar pertanyaan dan jawaban OBL

1. Apa yang akan terjadi jika budaya organisasi dalam suatu perusahaan itu lemah?
Setiap anggotanya menerima peran dan tanggung jawabnya hanya karena rasa takut pada
pimpinan. Mereka takut dengan segala macam kebijakan, sehingga mereka lebih menganggap
perusahaan hanya sebagai tempat untuk mencari penghasilan tanpa merasa adanya keterikatan
terhadap perusahaan tersebut atau dalam kata lain tidak adanya loyalitas dalam setiap pekerjaan
yang mereka lakukan dalam perusahaan tersebut.

2. Bagaimanakah cara mengubah Budaya Organisasi ?


1. Memberikan teladan melalui perilaku manajemen, manajer puncak harus menjadi teladan
positif
2. Menciptakan kisah, simbol, dan ritual baru untuk menggantikan yang sedang berlaku
3. Memilih, mempromosikan dan mendukung karyawan yang mengadopsi nilai-nilai baru
4. Merancang ulang proses sosialisasi agar sejalan dengan nilai-nilai baru
5. Ubah sistem imbalan bagi karyawan
6. Mengganti norma tak tertulis dengan ekspetensi spesifik yang jelas
7. Mengguncang sub budaya melalui pengalihan pekerjaan, rotasi kerja, dan atau pemberhentian
karyawan
8. Menciptakan iklim saling percaya dalam bekerja

3. Budaya organisasi berbeda-beda setiap organisasi, ada organisasi yang memiliki budaya yang kuat dan
ada juga organisasi memiliki budaya yang lemah. Menurut anda, bagaimana cara memantau kuat
lemahnya budaya sebuah organisasi?
Kuat lemahnya budaya sebuah organisasi dapat dipantau dengan melihat 3 hal yaitu :

 Arah, apakah nilai-nilai yang hidup searah atau selaras atau mendukung tujuan-tujuan organisasi.
 Penyebaran , apakah nilai-nilai budaya tersebut dihayati dan dimiliki oleh semua anggota dalam
organisasi, atau hanya oleh sekelompok kecil manajer tingkat atas.
 Intensitas, apakah pengaruh budaya tertentu memberi tekanan (biasanya melalui tekanan
kelompok) yang kuat pada anggota organisasi hingga ditaati atau tidak

4. Apasajakah dampak yang terjadi jika perusahaan menerapkan budaya organisasi dengan baik?
dampak  budaya organisasi dalam (Sikuyagora 2010) yaitu:
1. Budaya  organisasi  membentuk  perilaku  staf  dengan  mendorong pencampuran  core 
values   dan  perilaku  yang  diinginkan  sehingga memungkinkan  organisasi  bekerja 
dengan  lebih  efisien  dan  efektif meningkatkan  konsistensi,  menyelesaikan  konflik  dan 
memfasilitasi koordinasi dan kontrol.
2. Budaya organisasi membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan
organisasi lain karena setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda, sehingga perlu
memiliki akar budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada di dalamnya,
3. Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi anggota; dengan budaya yang kuat anggota
organisasi akan merasa memiliki identitas yang merupakan ciri khas organisasinya,
4. Mementingkan  tujuan  bersama  daripada  mengutamakan  kepentingan individu, Menjaga 
stabilitas  organisasi;  komponen-komponen  organisasi  yang direkatkan oleh pemahaman
budaya yang sama akan membuat kondisi internal organisasi relatif stabil. Keempat manfaat
tersebut menunjukkan bahwa budaya dapat membentuk perilaku dan tindakan karyawan
dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, nilai-nilai yang ada dalam oragnisasi perlu
ditanamkan sejak dini pada diri setiap anggota.

5. Bagaimana proses terciptanya sebuah budaya organisasi?


Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara.
1. Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang
sepikiran dan seperasaan dengan mereka.
2. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan
berperilakunya kepada karyawan.
3. Terakhir, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang
mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian,
menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut. Apabila
organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor
penentu utama keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri
jadi melekat dalam budaya organisasi

6. Mengapa budaya organisasi dianggap penting suatu perusahaan?


Budaya perusahaan sangat berperan penting dalam menciptakan kelancaran dalam segala
aspek yang berjalan di perusahaan. Budaya perusahaan merupakan pondasi yang berisi norma-
norma, nilai-nilai, cara kerja karyawan dan kebiasaan yang bermuara pada kualitas kinerja
perusahaan. Apalagi, di jaman penuh persaingan ini, perusahaan diharuskan untuk memiliki
kinerja yang sangat baik agar tak kalah dengan perkembangan zaman. Dan, cara yang paling
efektif untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman adalah membangun budaya
perusahaan yang unggul. Dengan budaya perusahaan yang unggul dan tepat, perusahaan akan
memiliki modal yang cukup untuk bersaing di era yang tak pasti ini
Selain itu , Budaya perusahaan merupakan cerminan dari perilaku petinggi di perusahaan.
Tak hanya itu saja, Budaya perusahaan juga merupakan identitas sebuah perusahaan. Dengan
identitas perusahaan yang kuat, sebuah perusahaan tidak akan terpengaruh budaya di luar
perusahaan. Bahkan budaya perusahaan sangat berpengaruh terharap kinerja karyawannya.
Budaya perusahaan yang baik mampu membuat karyawan bekerja secara maksimal tanpa merasa
tertekan dan dipaksa
7. Sebagaimana penjelasan materi ini dan jawaban dari pertanyaan yang diajukan teman-teman yang lain
jika budaya perusahaan itu penting dan berdampak baik, kira-kira ada tidak dampak negatif dari
penerapan organisasi bagi perusahaan?
Tentu saja setiap hal akan memiliki 2 sisi, dari penerepan budaya organisasi pun
memiliki sisi negative dimana budaya organisasi akan menjadi penghambat bagi perusahaan, bah
penghambat yang dimaksud yaitu

 Hambatan untuk perubahan


Budaya menjadi kendala manakala nilai-nilai yang dimiliki bersama tidak sejalan dengan nilai-
nilai yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi. Hal ini paling mungkin terjadi bila
lingkungan sebuah organisasi bersifat dinamis
 Hambatan bagi keragaman.
Merekrut karyawan baru yang, karena faktor ras, usia, jenis kelamin, ketidakmampuan, atau
perbedaan-perbedaan lain, tidak sama dengan mayoritas anggota organisasi lain akan
menciptakan sebuah paradoks.
 Hambatan bagi akuisisi dan merger.
Secara historis, faktor kunci yang diperhatikan manajemen ketika membuat keputusan akuisisi
atau merger terkait dengan isu keuntungan finansial atau sinergi produk. Belakangan ini,
kesesuaian budaya juga menjadi fokus utama.

Anda mungkin juga menyukai