Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizki Ramadhan (28)

Kelas : XII IPS 1

LAPORAN PRATIKUM KENAIKAN TITIK DIDIH


I. DASAR TEORI

A. Kenaikan titik didih

Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih adalah
temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung
terbentuk dalam cairan, berarti selama cairan mendidih, tekanan uap sama dengan
tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang
mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan
yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat.
Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih
cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer.
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan
secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan
yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya
tarik lemah, titik didihnya rendah .
Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen
lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan
uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan
titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh
banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah
disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute)
yang sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan
menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini
disebabkan karena untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara
dan untuk temperatur harus lebih tinggi.

B. Hukum Roult
Hasil eksperimen Roult menunjukan bahwa Kenaikan titik didih larutan akan
semakin besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin besar. Titik didih
larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti dengan
penurunan titik beku pelarut murni, atau titik beku larutan lebih kecil dibandingkan titik
beku pelarutnya. Hasil eksperimen ini disederhanakan dalam dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar diagram tekanan suhu untuk titik didih dan titik beku dari pelarut dan
larutan

Roult menyederhanakan ke dalam persamaan :

ΔTb = Kb . m

ΔTb = Kenaikan titik didih larutan


Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1
mol zat dalam 1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Perubahan titik didih atau ΔTb merupakan selisih dari titik didih larutan dengan titik
didih pelarutnya, seperti persamaan :

ΔTb = Tb – Tbº

Hal yang berpengaruh pada kenaikan titik didih adalah harga kb dari zat pelarut.
Kenaikan tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol
terlarut khususnya yang terkait dengan proses ionisasinya.
Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didik harus
dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi :

Dimana :
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi
II. ALAT DAN BAHAN

A. Alat
Gelas kimia 1 buah
Termometer 1 buah
Pembakar spiritus 1 buah
Kaki tiga 1 buah
Kasa 1 buah
Gelas ukur 1 buah
Neraca digital 1 buah
Spatula 1 buah
Korek api 1 buah
Stopwatch 1 buah
B. Bahan
Aquades secukupnya
Gula pasir secukupnya
Urea secukupnya

III. CARA KERJA

Percobaan pertama :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Campurkan gula kedalam larutan aquades
3. Lalu kita aduk hingga larut mengunakan spatula
4. Nyalakan spirtus mengunakan korek api
5. Lalu kita didihkan larutan aquades sama gula tadi sampai mendidih
6. Jika sudah mendidih masukan termometer, kedalam gelas kimia yang sudah
bersisi larutan aquades dan urea, untuk mengukur suhu larutan
Percobaan kedua :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Campurkan urea kedalam larutan aquades
3. Lalu kita aduk hingga larut mengunakan spatula
4. Nyalakan spirtus mengunakan korek api
5. Lalu kita didihkan larutan aquades sama urea tadi sampai mendidih
6. Jika sudah mendidih masukan termometer, kedalam gelas kimia yang sudah
bersisi larutan aquades dan urea, untuk mengukur suhu larutan
IV. HASIL DAN KESIMPULAN

Kesimpulan percobaan pertama :


Air yang dicampur gula suhu maximal nya hanya sampai 99 derajat celcius

Kesimpulan percobaan kedua :


Suhu maximal air yang dicampur dengan urea adalah 96 derajat celcius

V. PERTANYAAN

1. Termasuk kedalam jenis larutan apakah larutan gula dan urea?


Larutan non elektrolit

2. Jelaskan perbedaan antara titik didih larutan elektrolit dan larutan non elektrolit!
Larutan elektrolit adalah senyawa kimia yang mengasilkan ion-ion saat dilarutkan
kedalam air. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik selayaknya konduktor
karena memiliki ion. Dilansir dari Encyclopedia Britannica (1998), saat
dilarutkan dalam pelarut, senyawa elektrolit mengalami disosiasi menjadi partikel-
partikel bermuatan positif dan negative. Partikel-partikel tersebutlah yang disebut
sebagai ion. Sehingga dapat diketahui bahwa senyawa elektrolit terbentuk dari
ikatan ion. Contoh larutan elektrolit adalah larutan asam, basa, dan garam. Larutan
elektrolit dibedakan berdasarkan kekuatannya dalam menghantarkan listrik
menjadi larutan elektrolit lemah dan larutan elektrolit kuat. Larutan elektrolit
tinggi memiliki derajat ionisasi (α) yang mendekati 1, berarti zat terlarut hampi
semuanya terionisasi. Sedangkan larutan nonelektrolit adalah kebalikan dari
larutan nonelektrolit. Larutan non-elektrolit terbentuk dari senyawa nonpolar yang
dilarukan kedal Adapun larutan elektrolit lemah memiliki derajat ionisasi jauh
dibawah 1, berarti zat terlarut yang berubah menjadi ion hanya sedikit. Hal ini
menyebabkan larutan elektrolit lemah menghantarkan listrik dengan kurang baik.
Sedangkan Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak bisa memproduksi
ion-ion saat dilarutkan kedalam air. Karena tidak memiliki ion-ion, larutan
nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik. Bebeda dengan senyawa
elektrolit, senyawa nonelektrolit tersusun dari ikatan kovalen. Contoh dari larutan
nonelektrolit adalah larutan sukrosa, larutan glukosa, dan larutan etana. arutan
elektrolit dapat mengahntarkan listrik karena ion-ion didalamnya, sedangkan
larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik sama sekali. Ada lampu
yang menyala dengan redup hal ini berarti larutan tersebut adalah larutan elektrolit
lemah yang memiliki sedikit ion.

Anda mungkin juga menyukai