PENGGANDA
Dosen Pengampu :
Putu Laksmita Dewi Rahmayanti,SE.MM
Oleh : Kelompok 1
i
KATA PENGANTAR
“ Om Swatyastu”
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada tuhan yang maha esa atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan tugas makalah
pengantar ekonomi makro.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
10 Januari 2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
negara kerap kali didapati keadaan dimana pertumbuhan ekonomi yang
sebenarnya adalah jauh lebih rendah dari potensi pertumbuhan yang dapat
dicapai. Hal ini adakalanya menyebabkan jumlah dan tingkat pengangguran
menjadi semakin meningkat
Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator perekonomian,
dimana pendapatan nasional ini sebagai tolak ukur penyesuaian upah dan gaji
serta pensiun agar selalu bisa mengikuti perkembangan harga, yang secara
tidak langsung berhubungan dengan laju pertumbuhan uang beredar yang
sering dikaitkan dengan tingkat inflasi .
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk menjelaskan konsep dasar
pendapatan nasional dan analisis angka pengganda.
2. Manfaat
Manfaat dari mempelajari makalah ini yaitu agar para pembaca dapat
memahami dan menejelaskan apa itu variable ekonomi agregatif,
pendapatan nasional keseimbangan, serta angka pengganda dan efeknya
terhadap pendapatan keseimbangan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Variabel variabel ekonomi agregatif dalam pasar barang adalah hal penting
sebagai dasar bagaimana ekonomi bekerja. Terutama terkait dengan kebijakan-
kebijakan ekonomi makro yang diambil oleh pemerintah. Ada pasar yang akan
kita analisis,yaitu pasar barang (komoditi).
1. Variabel variabel Ekonomi Agregatif dalam Pasar Komoditi
Di bawah ini diikhtisarkan variabel-variabel ekonomi agregatif yang
relevan bagi analisis ekonomi makro untuk masing-masing struktur
perekonomian tersebut.
2. Perekonomian Tertutup Sederhana
Variabel-variabel kegiatan ekonomi agregatif yang diperhatikan ialah: C,
S, I , dan Y.
Di mana:
C = pengeluaran konsumsi
I = pengeluaran investasi
S = saving atau penabung
Y = pendapatan nasional
3. Perekonomian Tertutup dengan Kebijakan Fiskal
Pada konsep perekonomian ini variabel-variabel kegiatan ekonomi
agregatif yang diperhatikan ialah: C, S, I, Y, Tx, G, dan Tr.
Di mana:
Tx = taxes atau pajak
G = pengeluaran pemerintah
Tr = transfer pemerintah
4
4. Perekonomian Terbuka Tanpa Kebijakan Fiskal
Di skema perekonomian ini, variabel-variabel kegiatan ekonomi agregatif
yang diperhatikan ialah: C, S, I, Y, X dan Z.
Di mana:
X = ekspor
Z = impor
5. Perekonomian Terbuka dengan Kebijakan Fiskal Variabel-
variabel kegiatan ekonomi agregatif yang diperhatikan ialah: C, S, I, Y, X,
Z, Tx, G, dan Tr. Bahwa dari variabel-variabel kegiatan ekonomi di pasar
barang, yang sebenarnya paling perlu kita perhatikan adalah hanya
variabel I, yaitu variabel pengeluaran investasi saja. Yang mendapatkan
perlakuan berbeda antara peranannya dalam model analisis di mana hanya
diperhatikan pasar komoditi saja dengan peranannya dalam model analisis
IS-LM.
Dalam model analisis di mana hanya diperhatikan pasar komoditi saja, investasi
pada umumnya diperlakukan sebagai variabel eksogen. Secara lebih pasti dapat
dikatakan bahwa dalam model tersebut investasi tidak diperlakukan sebagai
variabel yang nilainya ditentukan oleh tingkat bunga. Dalam model analisis IS-
LM di lain pihak, investasi secara eksplisit diasumsikan merupakan fungsi tingkat
bunga. Untuk lebih jelasnya kita perhatikan contoh Gambar di bawah ini.
5
Gambar Fungsi Permintaan Investasi
Dengan menggunakan contoh tersebut, maka pada tingkat bunga setinggi 15%
besarnya investasi dalam perekonomian adalah sebesar Rp 20 triliun. Apabila
tingkat bunga menurun menjadi 10%, maka besarnya investasi meningkat menjadi
Rp 40 triliun.
6
konsumsi pemerintah, perusahaan yang melakukan investasi, serta keg0iatan
ekspor dan impor. Contoh-contoh tersebut sama halnya dengan penawaran barang
dan jasa atau keinginan pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk
menghasilkan barang dan jasa yang meliputi aggregate supply.
Salah satu cara untuk menentukan besarnya pendapatan nasional adalah dengan
metode perhitungan pendapatan nasional yang sudah ditetapkan. Pemerintah perlu
menghitungnya agar terlihat indeks pendapatan nasional kian meningkat atau
menurun. Perhitungan pendapatan nasional juga bisa bertujuan untuk
mengevaluasi kinerja para sumber daya manusia, jadi negara bisa menilai apakah
sumber daya manusia di negara tersebut produktif.
Untuk menghitung jumlah atau nilai dari pendapatan nasional, maka ada 3 metode
perhitungan yang dapat digunakan dalam menghitung nilai pendapatan nasional. 3
metode perhitungan pendapatan nasional tersebut adalah metode pendekatan
produksi, metode pendekatan pengeluaran, dan metode pendekatan pemasukan.
7
nasional dengan metode pendekatan produksi yaitu dengan menjumlahkan
nilai tambah (value added) yang didapat dari selisih antara nilai produksi
(nilai output) dengan nilai biaya (nilai input, yaitu seperti bahan baku yang
terlibat dalam proses produksi, bahan penolong, sampai dengan barang
sudah jadi) dari seluruh sektor produksi selama satu periode atau dalam
waktu satu tahun.
4. Metode Pendekatan Pendapatan
Selanjutnya untuk menghitung pendapatan nasional yang kedua adalah
dengan pendekatan pendapatan. Metode pendekatan pendapatan ini
merupakan seluruh pendapatan nasional hasil dari penjumlahan seluruh
penerimaan yang diterima dari pemilik faktor produksi dalam suatu negara
selama periode tertentu atau dalam satu tahun. Cara menjumlahkan dengan
metode pendekatan pendapatan ini yaitu dari berbagai faktor produksi
yang memberikan sumbangan terhadap seluruh kegiatan proses produksi.
Yang termasuk faktor produksi adalah keseluruhan yang menyangkut
dalam kegiatan produksi. Seperti tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian.
Masing-masing dari faktor produksi tersebut menghasilkan pendapatan
dari kegiatannya. Seperti: tenaga kerja memperoleh gaji / upah, pemilik
modal akan mendapatkan profit atau bunga, pemilik tanah akan
mendapatkan sewa, keahlian atau skill yang dimiliki dapat memperoleh
laba
5. Metode Pendekatan Pengeluaran
8
2.2.1 Keseimbangan Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 2 Sektor
Pendapatan yang di dapat yaitu berupa gaji, upah, sewa, bunga, dan
keuntungan lainnya sama hal nya masuk kedalam pendapatan nasional,
dengan begitu terjadi keseimbangan pendapatan nasional pada
perekonomian dua sektor. Pendapatan yang digunakan oleh sektor rumah
tangga seperti untuk ditabung atau untuk konsumsi. Tabungan ini akan
dipinjamkan kepada penanam modal atau investor yang ingin
menanamkan dana kepada perusahaan, atau perusahaan juga akan
menggunakan dana tersebut untuk membeli barang-barang untuk
kebutuhan modal kerja seperti mesin-mesin atau untuk membayar faktor-
faktor produksi.
9
Keseimbangan Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 4 Sektor
Perekonomian 4 sektor masuk kedalam perekonomian terbuka yang
memiliki hubungan ekonomi dengan negara-negara lain. Dalam
perekonomian terbuka maka sebagian produksi yang diproduksi di dalam
negeri di ekspor atau di jual di luar negeri dan sebaliknya terdapat pula
barang luar negeri yang di impor ke Indonesia. Jenis perekonomian
tersebut adalah perekonomian terbuka atau perekonomian 4 sektor.
10
Dalam ilmu ekonomi, angka pengganda memiliki berbagai macam jenis
analisis atau perhitungan, salah satunya angka pengganda pendapatan.Untuk
memahami apa yang dimaksud dengan angka pengganda pendapatan,maka
dari itu simak penjelasan berikut ini.
Dikutip dari buku Get Success UN Ekonomi yang diterbitkan oleh PT Grafindo
Media Pratama, angka pengganda atau multiplier effect adalah angka yang
menggambarkan perbandingan di antara jumlah pertambahan atau pengurangan
dalam pendapatan nasional dan jumlah pertambahan atau pengurangan agregat
yang dapat menimbulkan perubahan terhadap pendapatan nasional itu sendiri.
1. Output multiplier adalah perhitungan nilai pengganda output dari berbagai macam
sektor yang dihasilkan dengan cara menjumlahkan kesuluruhan nilai-nilai pada
setiap kolom matrik kebalikan leontif.
2. Backward linkages merupakan suatu perhitungan yang digunakan sebagai
gambaran hubungan antara suatu sektor dengan input-output sektornya.
11
3. Forward linkage adalah suatu perhitungan untuk melihat korelasi antara suatu
sektor dengan sektor lainnya yang akan memakainya sebagai input dalam proses
produksi.
4. Angka Pengganda Nilai Tambah Bruto dan Dampak Nilai Tambah Bruto adalah
perhitungan yang berdasarkan besaran balas jasa terhadap faktor produksi yang
tercipta karena adanya kegiatan produksi.
5. Angka Pengganda Pendapatan dan Dampak Pendapatan adalah perhitungan yang
perubahan pendapatan akibat adanya penambahan pada permintaan akhir.
6. Angka Pengganda Tenaga Kerja dan Dampak Tenaga Kerja adalah analisis
perhitungan untuk melihat pengaruh dari suatu faktor untuk meningkatkan jumlah
tenaga kerja.
Dalam ilmu ekonomi, angka pengganda pendapatan adalah suatu cara untuk
menganalisis pengaruh dari perubahan permintaan akhir di dalam satu sektor
terhadap pendapatan di sektor tersebut.
Angka pengganda pendapatan suatu sektor dapat menggambarkan besaran jumlah
pendapatan rumah tangga yang tercipta akibat adanya tambahan satu unit
permintaan akhir di sektor tersebut.
Melalui analisis ini, besaran tambahan pendapatan akibat dari penambahan
permisi akhir dapat diidentifikasi.
Penggambaran sifat angka pengganda pendapatan dapat dilihat dari kondisi suatu
perusahaan yang tidak hanya membeli bahan baku di perusahaan lainnya, tetapi
juga di masyarakat.
Dengan begitu, dalam kondisi tersebut terdapat hubungan linear antara perubahan
output dan perubahan pendapatan, maka jika permintaan akhir berubah
pendapatan pun akan berubah.
Besaran dampak pendapatan suatu suatu sektor dan sektor-sektor lainnya didasari
12
2.4 Kasus
Hal serupa juga terjadi bagi pengusaha rumah makan di kawasan Pantura dan
sekitarnya yang “collapse” akibat pembangunan infrastruktur jalan tol tersebut.
Selain itu omzet SBPU yang ada di daerah sekitar Pantura terkena dampak
penurunan omzet sekitar 50%. Secara pelan tapi pasti, kelompok masyarakat yang
memiliki usaha mikro kecil menengah akan merasakan dampaknya dan terancam
usahanya. Kelompok usaha itu terdiri dari pengusaha rumah makan atau restoran,
penyedia jasa penginapan, pusat oleh oleh khas daerah, pengusaha SPBU, dan
lain-lain. Dampaknya pun bervariasi, mulai dari omzet yang menurun drastic
hingga gulung tikar. Selain pembangunan jalan Tol Cipali, contoh lainnya adalah
13
pembangunan Tol Brebes Timur-Grinsing yang juga memberikan dsmpak yang
sama bagi daerah-daerah yang dilewati oleh jalan tol tersebut.
Pada kasus pembuatan jalan tol tersebut tujuan pemerintah membangun jalan tol
tersebut adalah secara aspek geografi mendekatkan jarak dan memudahkan akses
baik untuk masyarakat sekitar pembangunan tol maupun masyarakat yang jauh
dari pembangunan tol. Adanya pembangunan jalan tol ini akan mampu
memperlancar kendaraaan dan arus barang (keterbukaan perdagangan) dengan
tujuan utama tentunya pada pengembangan ekonomi. Namun dampak ini tidak
maksimal diraskan karena kelembagaan yang dibangun tidak memikirkan usaha-
usaha yang sudah berkembang lebih dahulu hilang (mati) khususnya para UMKM
yang berada disekitaran pembangunan jalan tol tersebut. Pembangunan jalan tol
oleh pemerintah tersebut tidak seutuhnya dirancang untuk dirasakan oleh semua
lapisan masyarakat. Dengan kata lain dampak yang diharapkan dari pembangunan
jalan tol tersebut tidak masimal diperoleh manfaatnya bagi pertumbuhan
perekonomian dikarenakan pemerintah mengabaikan peran kelembagaan yang
mengatur keterlibatan masyarakat dalam pembangunan jalan tol tersebut. Hal ini
sejalan dengan yang dikemukan oleh Rodrik et al (2004) bahwa kualitas dari
institusi sebagai penentu utama dari tingkat pendapatan masyarakat suatu negara
(perekonomian negara)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
16