Farmaka: Perbaikan Sanitasi, Higienitas, Dan Ketersediaan Air Bersih Dalam Pencegahan Diare
Farmaka: Perbaikan Sanitasi, Higienitas, Dan Ketersediaan Air Bersih Dalam Pencegahan Diare
Abstrak
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di negara berkembang dan
sebagian besar kematian balita disebabkan karena penyakit tersebut. Faktor yang dapat
memengaruhi terjadinya diare antara lain sanitasi yang buruk dan sarana air bersih yang tidak
memadai. Air bersih dan sanitasi merupakan sasaran tujuan Pembangunan Milenium (MDG)
yang ketujuh dan pada tahun 2015 adalah menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta
sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang yang merupakan goal ke 6 dari SDG yang
merupakan lanjutan sasaran dari MDG. Tujuan dari article review ini adalah untuk
memberikan gambaran perkembangan perbaikan sanitasi dan air sebagai langkah dalam
pelaksanaan MDG. Metode yang digunakan dalam article review ini adalah dengan mencari
semua daftar referensi artikel primer atau review berdasarkan kata kunci tertentu. Hasil dari
article review ini adalah dapat mengetahui salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan
perbaikan sanitasi dan penyediaan air bersih dengan meningkatkan jumlah anggaran biaya
sehingga prevalensi kematian balita akibat diare menurun.
Abstract
Diarrhoea is one of health problems that mostly occurs in low-middle income countries, and
this disease contributes highest death rate for infant and children under five years old. Some
factors that could affect the occurrence of diarrhoea are poor sanitation and inadequate
facilities of clean water. Healthy Water Availability and Sanitation Enhancement become the
targets of the Millennium Development Goals (MDG). In 2015, clean water and sanitation
become the sixth goal of SDG which is a continuation of the MDG targets. It is targeted to
ensure the availability and management of sustainable water and sanitation for everyone. The
purpose of this review is to provide an sanitation enhancement and healthy water development
as a step in the implementation of the MDGs. The method used in this review is to find all the
reference lists of primary articles based on certain keywords. The results of this review is able
to know one of the government's efforts to improve sanitation and water provision by
increasing the amount of the budget so that the prevalence of child mortality due to diarrhoea
decreased.
PENDAHULUAN
yang terjadi adalah pada balita1. Secara mukosa kering dan pengeluaran urin
global, satu dari 10 kematian pada anak di menurun.3,4 Beberapa faktor yang
bawah usia lima tahun disebabkan oleh memengaruhi antara lain faktor lingkungan
diare, dengan mayoritas terjadi di sub- yang meliputi sarana air bersih (SAB),
Sahara Afrika dan Asia Tenggara. Salah sanitasi, jamban, saluran pembuangan air
satu contohnya adalah diare merupakan limbah (SPAL), kualitas bakterologis air,
Data resmi dari Statistik Afrika Selatan sanitasi yang buruk seperti diare secara
kematian balita disebabkan karena diare. pada waktu tertentu hampir setengah dari
Menurut Survei Rumah Tangga Umum populasi perkotaan Afrika, Asia, dan
Afrika Selatan, menunjukkan bahwa ada kebersihan, dan air. Dari hasil ekskresi
lebih dari 60.000 kasus diare anak per manusia, faeces merupakan hal yang
bulan dan sekitar 9.000 kematian anak paling berbahaya untuk kesehatan. Satu
akibat diare di tahun yang sama 2. gram tinja segar dari orang yang terinfeksi
defekasi dengan konsistensi lembek virus, 106-108 bakteri patogen, 104 kista
sampai cair dengan frekuensi yang lebih protozoa atau ookista, dan 10-104 telur
sering dari biasanya (3 kali atau lebih cacing. Berdasarkan hal tersebut,
dalam sehari) yang ditandai dengan gejala pentingnya suatu intervensi tertentu,
dehidrasi, demam, mual dan muntah, terutama dalam sanitasi harus ditegakkan
penyakit infeksi1. UNICEF dan WHO telah yang masih berkelanjutan dari sasaran
menggagaskan suatu intervensi untuk MDG mengenai air bersih dan sanitasi8.
menurunkan kasus diare pada anak secara Pemerintah harus menyadari bahwa
WASH (Water, Sanitation and Hygiene) 2. memberikan bukti lebih lanjut untuk
Manfaat program WASH adalah untuk mendukung investasi dalam penyediaan air
menghambat transmisi kuman patogen dan sistem sanitasi dan layanan, dengan
penyebab diare dari lingkungan ke tubuh fokus pada layanan yang baik secara sosial
Air bersih dan sanitasi merupakan sehingga dapat membantu pemerintah dari
(MDG) yang ketujuh dan pada tahun 2015 menengah untuk membenarkan alokasi
diharapkan sampai dengan setengah anggaran yang memadai untuk sistem dan
jumlah penduduk yang tanpa akses ke air layanan tersebut9. Penulisan article review
bersih yang layak minum dan sanitasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran
dasar dapat berkurang7. Sebagai kelanjutan perkembangan perbaikan sanitasi dan air
target MDG yang belum selesai, dibentuk sebagai langkah dalam pelaksanaan MDG.
Salah satu langkah dalam SDGs adalah Metode penelitian yang dilakukan
menjamin ketersediaan dan pengelolaan air adalah mencari artikel ilmiah, jurnal
serta sanitasi yang berkelanjutan bagi ilmiah, annual report atau text book pada
semua orang. Ini merupakan goal ke 6 database yang dipublikasikan antara lain di
WHO dan Google Scholar, dengan review berdasarkan kata kunci atau
Kriteria inklusi yang digunakan adalah penyakit diare akibat buruknya sanitasi dan
artikel-artikel yang didalamnya memuat air di suatu negara dan adanya sistem
tentang prevalensi penyakit diare akibat perbaikan sanitasi dan air sebagai salah
buruknya sanitasi dan air di suatu negara satu tujuan dari Millenium Development
dan adanya sistem perbaikan sanitasi dan Goals dan kriteria eksklusi yaitu jurnal
air sebagai salah satu tujuan dari Millenium yang di terbitakan dibawah tahun 2006,
kriteria eksklusi yaitu jurnal yang di yang digunakan sebagai referensi dalam
hepatitis A
Water-washed Melalui konsumsi insidental penyakit diare
patogen dalam kegiatan Trakhoma
lainnya; Hasil dari tidak Kudis
memiliki air yang cukup
untuk mandi dan kebersihan
patogen yang disebarkan melalui media based dan water-related insect vector.
Sub-Sahara Afrika
Asia Selatan
Oceania
Asia Barat
% Tanpa Akses Peningkatan
Asia Tenggara Air
% Tanpa Akses Peningkatan
Afrika Utara
Sanitasi
Amerika dan Karibean
Asia Timur
Negara Maju
0 20 40 60 80
Gambar 1. Persentase Penduduk Tanpa Akses Terhadap Perbaikan Air dan Sanitasi
Berikut ini merupakan jumlah akses universal terhadap sumber air minum
biaya modal untuk memperluas cakupan dan sanitasi, dari 2011-2015 (dalam jutaan
dibandingkan kelompok usia lainnya untuk bawah lima tahun, termasuk penyakit
efek buruk dari air yang tidak aman, diare, pneumonia, gangguan neonatal dan
Secara global, 10,5 juta anak di bawah usia yang tidak memenuhi syarat sanitasi akan
lima tahun meninggal setiap tahun, dengan meningkatkan risiko terjadinya diare
sebagian besar kematian tersebut terjadi di berdarah pada anak balita sebesar 2,47 kali
Salah satu metode standar yang menggunakan sarana air bersih yang
penyakit yang berhubungan dengan air UNICEF (2012), sanitasi yang buruk dan
dirangkum menurut jalur transmisi patogen sarana air bersih yang kurang memadai
(Tabel 1). Dalam taksonomi tersebut, mengakibatkan 88% kematian anak akibat
tanpa akses terhadap perbaikan air dan 1000 anak muda dari usia 1 tahun yang
negara-negara berkembang dengan kondisi MDGs PBB untuk air dan sanitasi. Jumlah
yang paling parah terjadi di sub-Sahara orang yang hidup tanpa sanitasi masih
Afrika, di mana 42% dari populasi adalah amat tinggi di Asia Selatan dan Afrika
diare lebih besar daripada di daerah lain. (Tabel 2) yang dilakukan oleh WHO
Selain itu di negara maju terlihat adanya adalah salah satu cara untuk memperbaiki
populasi yang tidak memiliki sanitasi yang sanitasi dan air yang memiliki tujuan untuk
baik yaitu berkisar antara 8% dan populasi menurunkan jumlah kematian anak atau
tanpa perbaikan air sebesar 12% dengan balita akibat penyakit yang berhubungan
jumlah kematian balita akibat diare paling dengan air dan sanitasi tersebut termasuk
sedikit dibandingkan dengan negara-negara diare9. Dari tabel tersebut dapat dilihat
2). Beberapa negara telah mengalami tinggi yaitu di Sub-Sahara Afrika dan Asia
peningkatan dalam sarana sanitasi dan Selatan. Dilihat dari total anggaran yang
ketersediaan air bersih. Target untuk dianjurkan oleh WHO, jumlah modal biaya
terpenuhi pada tahun 2010, dengan 2 miliar dibandingkan dengan suplai air bersih. Hal
sejak 1.990. Namun, di daerah yang paling merupakan salah satu hal penting dalam
miskin, akses tetap suram dan, kecuali menurunkan angka kematian balita akibat
perbaikan yang signifikan terjadi, banyak diare dan meningkatkan kualitas hidup
layanan air dan sanitasi, dan sebagian besar anggaran kesehatan Afrika Selatan, biaya
prevalensi diare, khususnya di wilayah Sub untuk intervensi berkisar antara di bawah
Chloe et al untuk mengevaluasi dampak target air dan sanitasi untuk Millennium
intervensi yang direkomendasikan karena Lebih dari 90% dari Afrika Selatan
kematian balita akibat diare di Afrika memiliki akses ke sumber air bersih publik
Selatan antara 2014 dan 2030. Jumlah dan lebih dari 70% memanfaatkan jamban
potensi kehidupan yang bisa diselamatkan atau toilet. Namun, meskipun mencapai
dan sumber daya yang diperlukan untuk tujuan ini, sekitar enam juta rumah tangga
intervensi scalling up dinilai dapat (46%) tidak memiliki akses air ke pipa di
membantu dalam penetapan prioritas dan rumah mereka dan 1,4 juta rumah tangga
penganggaran. Hasil analisis ini dapat (11%) masih kekurangan akses ke layanan
membantu rencana Afrika Selatan untuk sanitasi. Selain itu, layanan sanitasi di
mengurangi angka kematian anak di era lebih dari 3,8 juta rumah tangga (26%) di
lebih dari 5 juta kasus diare dan 5.000 Di wilayah Asia sendiri, Indonesia
kematian diare pada anak di bawah lima merupakan salah satu negara berkembang
tahun. Salah satu kebutuhan yang perlu dengan tingkat prevalensi kematian balita
ditingkatkan adalah air di rumah-rumah akibat diare cukup tinggi. Menurut data
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 59
yang dihimpun dari Depkes RI (2011), menggunakan sumur terbuka untuk air
survei morbiditas yang dilakukan oleh minum tercatat 34 persen lebih tinggi
tahun 2000 s/d 2010 terlihat rumah tangga yang menggunakan air
kecenderungan insidens naik. Pada tahun ledeng. Selain itu, angka diare lebih tinggi
2000 IR penyakit Diare 301/ 1000 sebesar 66 persen pada anak-anak dari
penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 keluarga yang melakukan buang air besar
/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi di sungai atau selokan dibandingkan
423 /1000 penduduk dan tahun 2010 mereka pada rumah tangga dengan fasilitas
Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering Data Riset Kesehatan Dasar
terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan
Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 bahwa secara keseluruhan, kira-kira 116
Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 juta orang masih kekurangan sanitasi yang
orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). memadai. Namun, hasil riskesdas pada
Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan tahun 2013 menunjukkan bahwa proporsi
dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan rumah tangga di Indonesia yang memiliki
kematian 100 orang (CFR 1,74%), akses terhadap fasilitas sanitasi improved
sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di cenderung mengalami peningkatan yaitu
33 kecamatan dengan jumlah penderita dari 51,5% di tahun 2010 menjadi 59,8%
dilakukan oleh Dinas Kesehatan RI juta orang dengan sanitasi yang lebih baik
menunjukkan bahwa angka diare pada pada tahun 2015. Diperlukan investasi
anak-anak dari rumah tangga yang yang lebih banyak di sektor air bersih dan
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 60
tersebut kurang dari satu persen dari PDB. sejumlah besar kematian anak di dunia,
Salah satu langkah pemerintah adalah dan untuk mengurangi dampaknya salah
dengan membentuk PPSP (Program satu langkah dalam tujuan sasaran MDG
Percepatan Sanitasi Nasional) tahun 2010, adalah penyediaan air bersih dan sanitasi
sampai 7 persen pada tahun 201113. dan penyediaan air bersih dengan cara
air bersih ini akan mengurangi dampak diperlukan merupakan salah satu upaya
terjadinya penyakit diare di suatu negara. yang dapat dilakukan oleh pemerintah
Selain perbaikan sanitasi dan penyediaan dalam menurunkan angka kematian balita
air bersih, beberapa upaya yang dapat akibat diare dan meningkatkan kualitas
promosi kesehatan dan program (authorship), dan atau publikasi artikel ini.
SIMPULAN
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 61
10. Veneman. Progress for children a 16. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar
11. Zwane & Kremer. What Works in 17. Snyder, D. Diarrhea: Common
Review. The World Bank Research than AIDS, malaria, and measles
12. Chandra Y, Hadi MC, dan Yulianty Health and Human Services
2013;4(1):112-117.