Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENDEKATAN SEMIOTIKA SASTRA DALAM

CERPEN PEREMPUAN YANG KERAMAS SEBELUM TIDUR


KARYA VEVEN SP WARDHANA
Dewi Afriyani
Program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang

ABSTRAK
Karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tentang
maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering menceritakan
sebuah kisah, dalam sudut pandang orang ketiga maupun orang pertama,
dengan plot dan melalui penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait
dengan waktu mereka. Karya sastra juga harus mampu melahirkan suatu kreasi
yang indah. Tujuan yang ingin dicapai dari tulisan ini adalah mengetahui unsur
semiotik dalam cerpen “Perempuan Yang Keramas Sebelum Tidur” karya
Veven Sp Wardhana.
Setelah diteliti, ternyata dalam cerpen Perempuan yang Keramas Sebelum
Tidur ditemukan pemakaian bahasa secara semiotik yakni berupa kata dan
kalimat. Melalui analisis ini pembaca dapat menghayati dan menghargai karya
sastra dan memahami unsur semiotik yang terdapat dalam karya sastra
tersebut.

PENDAHULUAN
Karya sastra adalah penuangan ide-ide yang diimajinasikan menjadi teks
yang memiliki nilai-nilai etika dan estetika.karya sastra sangat bermanfaat bagi
kehidupan, karena karya sastra memberi kesadaran kepada pembaca tentang
kebenaran-kebenaran hidup, walau dilukiskan dalam bentuk fiksi. Aminudin
(2002: 36) berpendapat “Bahkan karya sastra merupakan kebutuhan bagi
seseorang, apalagi seorang tersebut mampu menggali isi dan makna yang
terkandung dalam karya sastra, baik karya sastra puisi, prosa, maupun dalam
bentuk karya sastra drama”.
Cerpen adalah bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat
dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiktif lain yang lebih
panjang. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan
teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa, dan insight secara lebih
luas. Salah satu diantaranya yaitu cerpen “Perempuan Yang Keramas Sebelum
Tidur” karya Veven Sp Wardhana.

PENGERTIAN SEMIOTIK
Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda, sudah lahir pada akhir abad
ke-19 dan sudah berkembang mulai abad ke-20. Meskipun pada akhir abad ke-
20, dalam bidang penelitian sastra, sudah ada teori-teori sastra yang baru
seperti sosiologi sastra, teori dan kritik feminis, tetapi semiotika menduduki
posisi dominan dalam penelitian sastra. Perlu dikemukakan disini bahwa teori
dan metode semiotika tidak dapat dipisahkan dengan teori strukturalisme
karena seperti dikemukakan oleh Junus (1981:17) bahwa semiotika itu
merupakan lanjutan strukturalisme.
Peletak dasar teori semiotik adalah Ferdinand de Saussure dan Charles
Sanders Peirce. Teori semiotik Saussure bersifat semiotic structural,
sedangkan teori Peirce lebih bersifat semiotik analisis. Dalam perkembangan
ilmu semiotik yang kemudian, terlihat adanya perbedaan adanya perbedaan
antara keduanya, semuanya disebabkan karena mereka berasal dari dua
disiplin ilmu yang berbeda. Peirce memusatkan perhatian pada fungsi tanda
pada umumnya dengan menempatkan tanda-tanda linguistic pada tempat yang
penting, namun bukan pada umumnya. Dan Saussure mengembangkan dasar-
dasar linguistic secara umum, teorinya terletak pada kenyataan bahwa ia
menganggap bahasa sebagai sebuah sistem tanda.
Fokus semiotik adalah mengkaji dan mencari tanda-tanda dalam wacana
serta menerangkan maksud dari tanda-tanda tersebut dan mencari
hubungannya dengan ciri-ciri tanda itu untuk mendapatkan makna signifikatnya.
Tanda-tanda tersebut diungkap melalui penanda, maka penganalisis
menggunakan semiotik untuk memberikan makna bagi tanda-tanda dalam teks
yang dikaji.
Pendekatan semiotik memiliki sistem sendiri, sistem itu berurusan
dengan masalah teknik, mekanisme penciptaan, masalah ekspresi, dan
komunikasi. Semi mengatakan bahwa, “Semiotik merupakan ilmu yang
mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan ekspresi” (2012: 109).
Semiotika menawarkan suatu sistem, suatu cara memandang tabda-
tanda yang sistematis seolah-olah setiap tanda itu strukturnya jelas, dalam arti
tanda itu seolah-olah bermakna tertentu padahal bermakna yang lain.
Dilihat dari segi cara kerjanya, maka semiotik terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu sentaksis temiotika, semantik semiotika, dan pragmatik semiotika.
Perkembangan teori semiotik juga dibedakan kedalam dua jenis semiotik, yaitu
semiotik komunikasi dan semiotik signifikat.

METODE
keberhasilan metode penelitian ditunjang oleh teknik-teknik penelitian
sebagai alat guna mengumpulkan data penelitian. Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini antar lain:
a) Teknik Telaah pustaka
Teknik telaah pustaka adalah teknik yang melakukan pencarian
informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian.
Seperti buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.
b) Teknik Analisis
Teknik analisis dilakukan dengan menganalisis atau mengkaji unsur
semiotik dalam cerpen Perempuan yang Keramas Sebelum Tidur.
c) Teknik Dokumentasi
Yang termasuk dokumen antara lain jurnal, buku, makalah, dan lain
sebagainya.
d) Teknik Pengolahan data
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis unsur semiotika dalam
cerpen Perempuan yang Keramas Sebelum Tidur dengan cara sebagai
berikut.
1. Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2013:247) mengatakan bahwa, “mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya”.
2. Penyajian Data
Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun
dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
3. Verifikasi
langkah ketiga adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.
Sugiyono (2013: 252) mengatakan bahwa, “kesimpulan dalam
penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada”.
4. Teknik Analisis
Teknik analisis dilakukan dengan cara menganalisis atau
mengkaji unsur semiotika cerpen Perempuan Yang Keramas
Sebelum Tidur.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Unsur semiotika dalam cerpen Perempuan Yang Keramas Sebelum Tidur karya
Veven SP Wardana.
I. Ikon
Tanda ikon yang terdapat dalam cerpen Perempuan Yang Keramas
Sebelum Tidur yaitu :
1) Kata “Malam” merupakan tanda yang menunjukan bahwa waktu
setelah matahari terbenam hingga matahari terbit.
2) Kata “Kekasih” merupakan tanda yang menunjukan orang yang
dicintai dan saling mencintai, dan memiliki hubungan special.
3) Kata “kanak-kanak” merupakan tanda yang menunjukan periode
perkembangan anak pada usia antara 2-6 tahun.
4) Kata “kerbau” merupakan tanda yang menunjukan binatang yang
biasa diternakkan untuk diambil dagingnya atau untuk
dipekerjakan seperti membajak, dan menarik pedati. Rupanya
seperti lembu dan agak besar, tanduknya panjang, suka
berkubang, dan umumnya berbulu hitam.
5) Kata “Tetangga” merupakan tanda yang menunjukan orang yang
tempat tinggalnya berdekatan atau bersebelahan.
6) Kata “Karib” merupakan tanda yang menunjukan pertemanan
yang erat diantara dua orang.
7) Kata “Senja” merupakan tanda yang menunjukan waktu setengah
gelap sesudah matahari terbenam.
8) Kata “Suami” merupakan tanda yang menunjukan pria yang
menjadi pasangan hidup resmi dari seorang perempuan.
9) Kata “istri” merupakan tanda yang menunjukan wanita yang
menjadi pasangan hidup resmi dari seorang pria.

II. Indeks
Tanda indeks yang terdapat dalam cerpen perempuan yang keramas
sebelum tidur yaitu:
1) Kalimat “Gara-gara sering mandi malam, suami teman
sekantorku kena paru-paru basah” merupakan tanda yang
menunjukan bahwa jika keseringan mandi malam dapat terkena
penyakit paru-paru basah.
2) Kalimat “jangan mandi, apalagi keramas malam-malam, nanti
kedinginan” merupakan tanda yang menunjukan bahwa jika
mandi dan keramas dimalam hari dapat menyebabkan
kedinginan.
III. Symbol
Tanda symbol yang terdapat dalam cerpen perempuan yang keramas
sebelum tidur yaitu:
1) Kata “Hujan” merupakan tanda yang menunjukan titik-titik air yang
berjatuhan dari udara karena proses pendinginan.
2) Kata “Kantor” merupakan tanda yang menunjukan tempat atau
gedung untuk mengurus suatu pekerjaan.
3) Kata “Kubangan” merupakan tanda yang menunjukan tanah lekuk
yang berisi air dan lumpur, biasa digunakan kerbau untuk
berendam.
4) Kata “rumah” merupakan tanda yang menunjukan bangunan yang
digunakan untuk tempat tinggal.
5) Kata “hotel” merupakan tanda yang menunjukan bangunan yang
memiliki banyak kamar yang disewakan sebagai tempat untuk
menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam
perjalanan.

PENUTUP
Hasil kajian terhadap cerpen Perempuan yang Keramas Sebelum Tidur karya
Veven Sp Wardhana dapat diperoleh simpulan sebagai berikut.
Unsur semiotik dalam cerpen Perempuan yang Keramas Sebelum Tidur karya
Veven Sp Wardhana meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Ikon yang terdapat dalam cerpen Perempuan yang Keramas Sebelum
Tidur mengacu pada nama binatang, alam semesta dan panggilan nama
untuk orang.
b. Indeks yang terdapat dalam cerpen Perempuan yang Keramas Sebelum
Tidur memiliki hubungan sebab dan akibat dari suatu perbuatan.
c. Simbol yang terdapat dalam cerpen Perempuan yang Keramas Sebelum
Tidur bermuara pada kehidupan manusia sehari-hari. Didalamnya
terdapat simbol keadaan alam atau cuaca. Simbol perusahaan dan
simbol tempat tinggal.

DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiaisi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Junus, Umar. 1981. Mitos dan Komunikasi. Jakarta: Sinar Harapan.
Semi, M. A. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: CV Angkasa.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Wikipedia.org. (2014, 4 Juni). Karya Sastra. Diakses pada 27 Maret 2020, dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/karya_sastra.
Wikipedia.org. (2016, 29 September) Cerita Pendek. Diakses pada 27 Maret
2020, dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/cerita_pendek.

Anda mungkin juga menyukai