Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

WHOLE OF GOVERNMENT

NAMA-NAMA KELOMPOK 6:
- TASQIRA, SKM
- ZEIN TINAMONGA, SKM
- SRY DEVITA NANI, ST
- CICI NURMAYA LAKORO, SKM

ANGKATAN 3 PESERTA LATSAR CPNS


KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA
TAHUN 2021
Tugas : Faktor – faktor yang menghambat atau Tantangan WoG dan Upaya
untuk mengatasinya!

Model pendekatan WOG memiliki sejumlah tantangan yang meliputi


kekurangan dan hambatan (barrier) sehingga menyebabkan WOG tidak dapat
dilanjutkan atau terhenti ditengah jalan dan pada akhirnya Kembali ke cara
lama. Adapun kekurangan yang menghambat WoG adalah
1. Memerlukan waktu yang lama
2. Relative mahal (Costly)
3. Tidak selalu cocok dengan Wicked problems yang akan ditangani
4. Hasilnya sulit diukur
Deskripsi tantangan WoG dapat diilustrasikan pada gambar sebagai berikut:

Faktor – faktor yang


menghambat WoG

Kekurangan Hambatan

• Butuh waktu yang • Tujuan tidak jelas


lama • Benturan kepentingan
• Mahal dan agenda
• Tidak selalu cocok • Prioritas tidak jelas
• Sulit diukur • Tingkat pergantian staf
yang tinggi
• Insentif rendah
• Ego sectoral antar
instansi
• Dorongan Kembali ke
cara lama
• Akuntabilitas tidak
jelas

Untuk lebih jelas berikut penjelasan lainnya mengenai faktor – faktor yang
menghambat atau tantangan WoG dan Upaya untuk mengatasinya:

1. Kurangnya Pengetahuan tentang lembaga yang harus dikoordinasikan.


Koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasi
masih terjangkau dan dapat dikelola. Lembaga yang berkoordinasi pun harus
relevan, terlalu banyak lembaga yang berkoordinasi akan menyebabkan
kurang efektif dalam pelaksanaaan koordinasi.
Upaya mengatasinya adalah dengan penguatan koordinasi antar lembaga
dengan mengurangi lembaga yang ada sampai mendekati jumlah ideal untuk
sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi
dapat dilakukan lebih mudah.
2. Ego Sektoral
Perbedaan antar sektor mendorong munculnya perbedaan visi dan orientasi,
yang pada akhirnya akan mendorong munculnya kompetisi atau persaingan
antar sektor. Beragam kepentingan yang diemban oleh masing-masing
instansi menimbulkan ancaman ketika ego sektoral menguat dan masing-
masing instansi seakan-akan berlomba untuk saling mengalahkan. Satu
sektor atau instansi bisa saja memandang sektor atau instansi lain tidak lebih
penting dari sektornya sendiri.
Upaya mengatasinya adalah dengan memperkuat peraturan pemerintah serta
mereformasi sistem pelayanan masyarakat sehingga menjadi lebih efektif dan
terbebas dari ego sectoral.
3. Fenomena ketimpangan kapasitas sektoral. Upaya untuk mengatasinya
adalah :
a. Peningkatan kualitas dalam tingkat pendidikan, kesehatan serta
keterampilan individu.
b. Menciptakan lapangan pekerjaan
c. Melakukan program bantuan yang tepat sasaran dan merata
4. Koordinasi melalui stakeholder terkait. Upaya untuk mengatasinya adalah :
a. Mengangkat koordinator karena dengan adanya seorang koordinator,
apabila ada suatu masalah maka dapat diselesaikan dengan baik dan
cepat
b. Mengadakan pertemuan formal maupun informal seperti mengadakan
rapat antar organisasi maupun antar unit kerja.
c. Membuat buku pedoman dengan adanya pedoman kerja maka dapat
dijamin adanya kesatuan langkah dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab.
d. Berhubung dengan menggunakan alat komunikasi seperti handphone,
telegram maupun alat media sosial lainnya
5. Prioritas dan akuntabilitas yang tidak jelas. Upaya untuk mengatasinya
adalah:
a. Penetapan perencanaan strategi, perencanaan kinerja, penetapan
rencana kerja meliputi pembuatan visi, misi, tujuan, sasaran
b. Pengukuran kinerja, meliputi pengukuran indikator kinerja, pengumpulan
data kinerja, membandingkan realisasi dengan recana kerja, kinerja tahun
sebelumnya, atau membandingkan dengan organisasi lain sejenis yang
terbaik di bidangnya
c. Pemanfaatan informasi kinerja untuk perbaikan kinerja berikutnya secara
berkesinambungan.
6. Tingkat pergantian staf yang tinggi. Upaya untuk mengatasinya adalah :
a. Mencari tahu akar masalah
b. Implementasikan rencana suksesi staf

Upaya – upaya lainnya untuk mengurangi hambatan – hambatan WoG, yaitu


diantaranya:

1. Membentuk lembaga koordinasi khusus


Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara
melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status
kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan
kelembagaan yang dikoordinasikannya.
2. Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang sidaknya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber
daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
3. Koalisi social
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus
dalam koordinasi ini. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai
dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi
koordinasi alamiah.

Anda mungkin juga menyukai