Anda di halaman 1dari 25

A.

DEFINISI ITP

Idiopatik trombositopenia purpura (ITP) merupakan suatu kelainan yang berupa


gangguan autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya
penghancuran trombosit secara dini dalam sistem retikuloendotel akibat adanya
autoantibody terhadap trombosit yang biasanya berasal dari Immunoglobulin G.

B. ETIOLOGI ITP

Penyebab terjadinya ITP belum diketahui, mekanisme yang terjadi melalui


pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit, sehingga sel trombosit mati. Penyakit
ini diduga melibatkan reaksi autoimun, dimana tubuh menghasilkan antibodi yang
menyerang trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh
yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi untuk penderita
ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri. Meskipun
pembentukan trombosit sumsum tulang meningkat, persediaan trombosit yang ada tetap
tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP
disebabkan oleh sistem imun tubuh.

Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing yang
masuk kedalam tubuh. Pada ITP , sistem imun melawan plateler dalam tubuh sendiri.
Alasan imun tubuh menyerang pletelet dalam tubuh masih belum diketahui. Itp
kemungkinan juga disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi virus, intoksikasi makanan atau
obat dan bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas), kekurangan faktor pemetangan
misalnya malnutrisi.

Koagulasi intravascular diseminata (KID), autoimun. Berdasarkan etiologi, ITP


yang dibagi menjadi 2 yaitu primer (Idiopatik) dan sekunder. Berdasarkan penyakit
dibedakan menjadi 2 tipe yaitu Akut bila kejadiaannya kurang atau sama dengan 6 bulan
(umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronis terjadi lebih dari 6 bulan (umumnya terjadi
pada orang dewasa). ITP juga terjadi pada pengidap HIV, sedangkan obat-obatan seperti
heparin, minuman-minuman keras, quinidine, sulfonamides.
      C. PATOFISIOLOGI ITP

Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh


obat (seperti yang ditentukan pada kinidin dan senyawa emas) atau oleh autoantibodi
(antibodi yang berkerja melawan jaringannya sendiri). Antibodi tersebut menyerang
trombosit sehingga lama hidup trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa
gangguan-gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia, paling sering
menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ni terkait
dengan penyakit ITP, yang memiliki molekul-molekul IGG reaktif dalam sirkulasi dengan
trombosit hospes.

Meskipun terikat pada permukaan trombosit, antibodi ini tidak menyebabkan


lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit
yang mengandung molekul-molekul IGG lebih mudah dihilangkan dan dihancurkn oleh
makrofag yang membawa reseptor membran untuk IGG dalam limfa dan hati. Manifiestasi
utama dari ITP dengan trombosit kurang dari 30.000/mm3 dalah tumbuhnya petechiae.
Petechiae ini dapat muncul karena adanya antibodi IGG yang ditemukan pada membran
trombosit yang akan mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan
pembuangan serta penghancuran trombosit oleh sistem mikrofag. Agregasi trombosit yang
terganggu ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada
proses ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul pendarahan pada jaringan.

Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang ITP, menyebabkan kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena masuknya antibodi
melalui plasenta, ITP dapat muncul setelah infeksi khususnya pada anak-anak dan sering
timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau
beberapa minggu.
D. PATHWAY

Idiopathic, Infeksi virus, hipersplenisme

Antigen (makrofag) menyerang trombosit

Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen (dipicu oleh antibody)

Pembentukan neoantigen

Pendarahan

Splenomegali
Anemia

Nyeri

Napsu makan
berkurang mudah lelah Kadar Hb menurun Purpura

Gangguan integritas kulit


Gangguan kebutuhan Intolerasi
nutrisi Aktivitas

Gangguan perfusi Gangguan pemenuhan


jaringan kebutuhan O2

E. MANIFESTASI KLINIS
Adanya trombositopenia pada ITP ini akan mengakibatkan gangguan pada sitem
hemostasis karena trombosit bersama dengan sistem vaskular faktor koagulasi darah terlibat
secara bersamaan dalam mempertahankan hemostasis normal. Manifestasi klinis ITP sangat
bervariasi mulai dari manifestasi pendarahan ringan, sedang, sampai dapat mengakibatkan
kejadian-kejadian yang fatal,Kadang juga asimtomatik. Oleh karena itu merupakan suatu
penyakit autoimun maka kortokosteroid merupkan pilihan konvensional dalam pengobatan
ITP. Pengobatan akan sangat ditentukan oleh keberhasilan mengatasi penanganan akibat
pendarahan fatal ataupun penanganan-penanganan pasien yang gagal atau relaps.

Pendarahan dihidung atau digigi merupakan tand-tanda utama penyakit ITP namun
kebanyakan penyakit hanya ada tanda-tanda lebam dan petekia dianggota badan. Gejala
umum yang sering tampak pada pasien trombositpenia adalah petekiae, ekomosis, gusi dan
hidung berdarah, menometorrhagia, sedangkan gejala yang jarang terjadi adalah hematuria,
terjadi bila jumlah trombosit <50.000/mm3, dan pendarahan spontan terjadi jika jumlah
trombosit <10.000/mm3 dan umumnya terjadi pada leukimia. Pendarah kulit bisa
merupakan pertanda awal dari jumlah trombosit.

Pendarah yang paling umum adalah epistaksis, pendrahan mulut, menoragia,


purpura, dan petekiae. pada pemeriksaan fisik terlihat pasien dalam keadaan baik dan tidak
terdapat penemuan yang abnormal lain, tapi jika trombosit kurang dari 5.000-10.000 akan
berakibat fatal pada pasien. Tes koagulasi terlihat mendekati normal. Meskipun tes tersebut
sangat senditif (95%) namun sangat tidak spesifik dan 50% dari semua pasien dengan
trombositpenia dari berbagai sebab dapat mempunyai peningkatan IgG trombosit.
Diagnosis ITP adalah pada pemeriksaan terdapat kulit bahkan mimisan dan pada
laboratorium jumlah trombosit menurun dan pada pemeriksaan BMP (bone marrow
puncture) terdapat sel megakariosit.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit menunjukkan penurunan hemoglobin,


hematokrit, trombosit (trombosit di bawah 20 ribu / mm3).
2. Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom.
3. Leukosit biasanya normal: bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi leukositosis
4. Sum-sum tulang biasanya normal, tetapu megakariosit muda dapat bertambah
dengan maturation arrest pada stadium megakariosit.
5.  Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi pembekuan
abnormal, prothrombin consumption memendek, test RL (+).

G.  PENATALAKSANAAN
A. ITP Akut
1. Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
2. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka
berikan kortikosteroid.
3. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin
4. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit.

B. ITP Menahun
1. Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.
       Missal: prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap
kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV). Imunosupressan: 6 – merkaptopurin
2,5 – 5 mg/kgBB/hari peroral.
2. Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.
3. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral. 

DAFTAR PUSTAKA
Nettina M. Sandra. 1996. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ;
alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC; Jakarta.
Carolin, Elizabeth J, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta, 2002.
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa ;
editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
Tucker, Susan Martin, 1998, Standar Perawatan Pasien; Proses Keperawatan, Diagnosis
dan Evaluasi, Edisi 5, EGC, Jakarta.

FORMAT PENGKAJIAN PADA ANAK


I. PENGKAJIAN
a. Tanggal pengkajian : Selasa, 25-01-2022
b. Tanggal masuk : 21-01-2022
c. Identitas Pasien
1) Nama : An. SM
2) Alamat : Desa pulo mesjid
3) Tanggal lahir /Usia : 11-10-2014 (7 tahun)
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Diagnosa Medis : ITP ( Lydhophetic Trombhotopenic Purpura )
7) Penanggung Jawab : Orang tua
8) Nama Orangtua :
 Ayah : Tn. T
 Ibu : Ny. S
9) Pekerjaan Orangtua : Petani
d. Keluhan Utama : Muntah darah
e. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Serangan
Ibu pasien menjelaskan bahwa pasien pertama mengeluh badan panas dan
mengeluarkan bintik-bintik merah pada area badan, pasien juga
mengeluarkan darah dari hidung dan mulut.
2) Karakteristik
Ibu pasien mengatakan pasien beberapa hari mengalami batuk dan demam.
3) Kondisi yang berhubungan dengan serangan: Tidak ada

f. Riwayat Masa Lalu


1) Kehamilan : Paien merupakan anak pertama
2) Persalinan : Persalinan normal dan cukup buan
3) Kelahiran
 BBL/PBL : 3400gram/ 47cm
 Kondisi kesehatan : Pasien lahir dengan keadaan sehat
4) Alergi : Tidak ada

5) Pertumbuhan dan Perkembangan


Motorik Kasar Motorik Halus Bicara Sosial
 Pasien bisa duduk  Pasien bisa  Pasien bisa  Pasien dapat
umur 8 bulan. berjalan umur 11 berbicara umur berinteraksi
 Pasien bisa bulan 12 bulan dengan baik
merangkak umur sesama
9 bulan teman-
temannya

6) Imunisasi
A. Dasar B. Ulangan
BCG :1 x Pada umur : 3 bulan Pada : Sekali imunisasi
Umur
DPT :1 x Pada umur : 2 bulan Pada : 4, 6, dan 18
Umur bulan
Polio :1 x Pada umur : 1 bulan Pada : 2, 3,4, bulan
Umur
Campak :1 x Pada Umur : 9 bulan

g. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
Hal yang dikaji Keterangan
Bentuk Simetris, tidak terdapat benjolan dan luka
Rambut Sedikit kekuningan dan rambut bersih tidak
terdapat ketombe.
Mata Simetris, konjungtiva anemis.
Telinga Simetris, bersih dan tidak terdapat serumen.
Hidung Simetris, tidak terdapat benjolan polip pada
hidung.
Mulut Gigi bersih, mukosa kering.
Leher Tidak terdapat luka dan benjolan tiroid.

2) Jantung
Inspeksi Simetris, tidak terdapat luka
Palpasi Normal, tidak terdapat pembekakan
hepatomegali
Perkusi Redup
Auskultasi Normal, tidak terdapat bunyi friction rub

3) Paru-paru
Inspeksi Simetris, pasien terlihat tidak sesak
Palpasi Gerakan dada simetris
Perkusi Normal (sonor)
Auskultasi Vesikuler tidak terdapat bunyi ronki atau
wheezing

4) Abdomen
Inspeksi Simetris, tidak ada terdapat bekas luka
Palpasi Tidak terdapat benjolan dan bekas luka
Perkusi Normal (timpani)
Auskultasi Bising usus terdengar normal 5-15 detik

5) Sistem integumen
Tanggal Warna kulit Turgor Mukosa Capilarry Kelaina
bibir refill n
25/01/22 Kecoklatan < 2 detik kering >2 detik Tidak
dan kering ada

6) Reflek bayi
Refleks Keterangan
Sucking -
Rooting -
Graping -
Babinski -
Tonic neck -
Morro -

h. Eliminasi :
 Pasien BAB melalui anus dan berkonsistensi lunak.
 Pasien tidak menggunakan kateter mampu mengeluarkan urine secara
spontan.
 Tidak terdapat kelainan pada saluran kencing dan anus.

i. Nutrisi dan cairan


1) Antropometri
 BB : 14 kg
 TB : 120 cm
2) Z-score
 BB/U : 58 %
 TB/U : 96,7 %
 BB/TB : 63,6 %
3) Diet : MB (makanan biasa) 3x1 hari
4) Cairan : 1200 cc/hari

j. Genogram
Keluarga ayah Keluarga ibu

Tn.T 29th Ny.S 26

Ket : ps An.Sm 7 th
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Pasien

k. Hasil laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Tanggal Tanggal
Hemoglobin 23-01-22 24-01-22 g/dl 11,5-15,5
7,6 8,7
Trombosit 23-01-22 24-01-22 103/mm3 150.000-450.000
18 21
Leukosit 23-01-22 24-01-22 103/mm3 50.000-10.000
12,0 12,6
Eritrosit 23-01-22 24-01-22 103/mm3 4,1-5,5 juta/mcl
3,0 3,2

l. Terapi
Nama obat Cara pemberian Dosis
Ceftriaxone IV 700mg/8jam
Omeprazole IV 15mg/12 jam
Transamin IV 150mg/8jam
Curcuma P.O 1tab/24 jam
Paracetamol IV 15mg/12jam

ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 DS : - Keluarga mengatakan badan anaknya sangat lemas Ketidakefektifan
- Keluarga mengatakan anaknya mengalami nyeri
perfusi jaringan
kepala
perifer
DO : - Pasien tampak pucat dan lemas
- Kesadaran compos metis
- Konjungtiva anemis
- CRT >2 detik
- Akral teraba dingin
- turgor kulit (-)
- TD : 100/60 Mmhg
- N : 88 x/menit
- RR : 22 x/menit
- T : 36,7ᵒc
- HB : 7,6
2 DS : - Ibu pasien mengatakan anaknya tidak napsu Ketidakseimbangan
makan
nutrisi kurang dari
- Ibu pasien mengatakan anaknya merasa mual saat
makan kebutuhan tubuh

DO : - Pasien tampak pucat dan lemas


- Kesadaran compos metis
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak kurus
- TD : 100/60 Mmhg
- N : 88 x/menit
- RR : 22 x/menit
- T : 36,7ᵒc
- BB : 14
- TB : 120
- BBL : 20

3 DS : - Ibu pasien mengatakan terdapat bekas elergi yang Integritas kulit


memerah pada area badan saat pertama kali sakit.
- Ibu pasien mengatakan kulit anaknya terlihat
sangat kering.
DO : - Kesadaran compos metis
- Wajah pasien tampak pucat
- Kulit tampak kering
- Pasien tampak tidak banyak minum air putih
- Turgor kulit > 2 detik
- TD : 100/70 Mmhg
- N : 92 x/menit
- RR : 22 x/menit
- T : 36,7ᵒc
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

1 Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital


jaringan perifer keperawatan 3x24 jam 2. Monitor sirkulasi
diharapkan pasien : perifer
1. TTV dalam batas normal 3. Monitor penyebab
2. integritas kulit baik gangguan sirkulasi
3. Suhu tubuh dalam batas 4. Monitor pernapasan
normal 5. Monitor status hidrasi
4. CRT dalam batas normal 6. Monitor ICP dan CPP
5. Tidak merasakan nyeri 7. Berikan posisi
senyaman mungkin
8. Berikan cairan yang
adekuat
9. Anjurkan keluarga
untuk memberikan
makanan yang bergizi
10.Kolaborasi pemberian
therapy obat

2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji TTV


Nutrisi kurang dari keperawatan 3x24 jam 2. Kaji asupan nutrisi
kebutuhan tubuh diharapkan pasien : 3. Monitor berat badan
1. Napsu makan meningkat 4. Monitor penyebab
2. Asupan makanan dan cairan mual dan muntah
tercukupi 5. Berikan makanan yang
3. BB meningkat tinggi kalori dan
4. Mual dan muntah hilang protein
6. Anjurkan pasien makan
sedikit tapi sering
7. Ajarkan keluar
pasien/keluarga cara
memilih makanan yang
bergizi

8. Kolaborasi dengan ahli


gizi pemberian
makanan yang bergizi

3 Integritas Kulit Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital


keperawatan 3x24 diharapkan 2. Indentifikasi penyebab
integritas kulit membaik dengan gangguan integritas
kriteria hasil: kulit
1. Warna kulit normal 3. Monitor tanda-tanda
2. Elastisitas kulit normal adanya infeksi
3. Kelembaban kulit normal 4. Posisikan pasien
senyaman mungkin
5. Memberikan baby oil
pada area kulit yang
kering
6. Hindari produk
berbahan alkohol pada
kulit yang kering
7. Anjurkan pasien untuk
banyak meminum air
putih
8. Anjurkan untuk
meningkatkan asupan
nutrisi, buah dan sayur
9. Anjurkan
menggunakan lotion
pada kulit yang kering
10. Kolaborasi pemberian
obat
IMPLEMENTASI

No Hari/tgl/ Implementasi Respon TTD


Dx pukul
1. 25/01/22 1. Mengkaji tanda-tanda vital S : Keluarga mengatakan
Selasa 2. Memonitor sirkulasi perifer anaknya masih
14:30 wib 3. Memonitor penyebab gangguan terlihat lemas dan
sirkulasi pucat
4. Memonitor pernapasan O:
5. Monitor ICP dan CPP  K/u lemas
6. Memberikan posisi senyaman  Kesadaran compos
mungkin metis
7. Memberikan cairan yang adekuat  Wajah tampak pucat
8. Menganjurkan keluarga untuk  Bibir tampak kering
memberikan makanan yang bergizi  kulit tampak kering
9.Berkolaborasi pemberian therapy obat  Kongjungtiva Anemis
 TD : 110/70mmhg
 N : 89x/menit
 S : 36,7ᵒc
 RR : 20x/menit
A:
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan

2. 26/01/22 1. Mengkaji tanda-tanda vital S:


Rabu 2. Mengkaji asupan nutrisi dan cairan  Keluarga
20:40 wib 3. Memonitor berat badan Memengatakan
4. Memberikan makanan yang tinggi anaknya tidak napsu
kalori dan protein makan.
5. Menganjurkan pasien makan  Keluarga mengatakan
sedikit tapi sering badan anaknya lemas
6. Mengajarkan keluarga cara dan badan semakin
memilih makanan yang bergizi kurus.
7. Berkolaborasi dengan ahli gizi O:
makanan yang bergizi  Keadaan umum lemas
dan pucat
 Kesadaran
composmetis
 Konjungtiva anemis
 Mukosa kering
 Pasien tampak kurus
 Td : 100/60mmhg
 N : 88x/menit
 RR : 20x/menit
 S : 36.7ᵒc
 BB : 14 kg
 TB :120 cm
 BBI : 22kg
A:
Ketidakseimbangan
nutrisi belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan

3. Rabu 1. Mengkaji tanda-tanda vital S :


26/01/22 2. Mengindentifikasi penyebab  Keluarga mengatakan
21 :00 gangguan integritas kulit kulit anaknya sangat
3. Memonitor tanda-tanda infeksi kering
4. Memposisikan pasien senyaman  Keluarga mengatakan
mungkin kulit anaknya timbul
5. Menggunakan baby oil pada area bintik-binti merah dan
kulit yang kering jadi menghitam

O:
 K/u lemas
6. Menghindari produk berbahan  Kesadaran compos
alkohol pada kulit metis
7. Menganjurkan banyak meminum air  Kulit tampak kering
putih dan terdapat bintik-
bintik hitam
 Turgor kulit > 2 detik
 TD : 100/70Mmhg
 N : 87x/menit
 S : 36,7ᵒc
 RR : 22x/menit
A:
Integritas kuit belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan

IMPLEMENTASI KE 2
No Hari/tgl/ Implementasi Respon TTD
Dx pukul
1. 26/01/22 1. Mengkaji tanda-tanda vital S:
rabu 2. Memonitor sirkulasi perifer  Keluarga
21:15 3. Memonitor pernapasan mengatakan
4. Memberikan posisi senyaman mungkin anaknya lemas
5. Memberikan cairan yang adekuat sudah berkurang
6. Menganjurkan keluarga untuk  Keluarga
memberikan makanan yang bergizi mengatakan
7.Berkolaborasi pemberian therapy obat anaknya sudah
mulai banyak
beraktivitas
O:
 Keadaan baik
 Kesadaran
composmetis
 Konjungtiva (+)
 Turgor kulit (+)
 Td : 112/70mmhg
 N : 89x/menit
 RR : 20x/menit
 S : 36,6ᵒc
A:
Ketidakseimbangan
nutrisi teratasi sebagian
P:
Intervensi dihentikan

2. 27/01/22 1. Mengkaji tanda-tanda vital S:


kamis 2. Mengkaji asupan nutrisi dan cairan  Keluarga
07:40 3. Memberikan makanan yang tinggi Mengatakan
kalori dan protein anaknya napsu
4. Menganjurkan pasien makan sedikit makan sudah
tapi sering membaik
5. Mengajarkan keluarga cara memilih  Keluarga
makanan yang bergizi mengatakan badan
6. Berkolaborasi dengan ahli gizi anaknya sudar lebih
makanan yang bergizi bugar
O:
 Keadaan baik
 Kesadaran
composmetis
 Konjungtiva (+)
 Mukosa lembab
 Pasien tampk lebih
bugar
 Td : 112/70mmhg
 N : 89x/menit
 RR : 20x/menit
 S : 36,6ᵒc
A:
Ketidakseimbangan
nutrisi teratasi sebagian
P:
Intervensi dihentikan
3. Kamis 1. Mengkaji tanda-tanda vital S :
27/01/22 2. Memposisikan pasien senyaman  Keluarga
08 :00 mungkin mengatakan kulit
3. Menggunakan baby oil pada area kulit anaknya sudh lebih
yang kering lembab
4. Menghindari produk berbahan alkohol  Keluarga
pada kulit mengatakan masih
5. Menganjurkan banyak meminum air terdapat bintik-
putih bintik kehitaman
6. Menganjurkan meningkat asupan O:
nutrisi, sayur dan buah-buahan  K/u baik
7. Berkolaborasi pemberian obat  Kesadaran compos
metis
 Kulit tampak
lembab
 Pasien tampak tidak
dehidrasi
 Turgor kulit > 2
detik

 TD : 110/70Mmhg
 N : 90x/menit
 S : 36,7ᵒc
 RR : 22x/menit
A:
Integritas kuit teratasi
sebagian
P:
Intervensi dihentikan

EVALUASI

No Hari/tgl/pukul Evaluasi
Dx TTD
1. Kamis S : Keluarga mengatakan anaknya kondisinya sudah
27/01/22 lebih membaik
20 :40
O:
 Keadaan umum baik
 kesadaran compos metis
 konjungtiva (+)
 Bibir lembab
 Turgor kulit baik
 CRT <2 detik
 Td : 100/60mmhg
 N : 88 x/menit
 S : 36,7ᵒc
 RR : 21x/menit

A:
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

P : Intervensi dihentikan

2. Kamis S : Keluarga mengatakan pasien selera makan sudah


27/01/22 sangat membaik
20 :10

A:
Ketidaksimbangan nutrisi teratasi

P:
Intervensi dihentikan

3. Kamis S : Keluarga mengatakan kulit anaknya sudah lebih


lembab karena sering dioleskan dengan baby oil
27/01/22
21:30

O:
 Keadaan umum baik
 Kesadaran composmetis
 Turgor kulit < 2 detik
 Kulit tampak lembab
 Td : 110/60Mmhg
 N : 90x/menit
 S : 36,6ᵒc
 RR : 20x/menit
A:
Integritas kulit teratasi sebagian

P:
Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai