DEFINISI ITP
B. ETIOLOGI ITP
Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing yang
masuk kedalam tubuh. Pada ITP , sistem imun melawan plateler dalam tubuh sendiri.
Alasan imun tubuh menyerang pletelet dalam tubuh masih belum diketahui. Itp
kemungkinan juga disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi virus, intoksikasi makanan atau
obat dan bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas), kekurangan faktor pemetangan
misalnya malnutrisi.
Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang ITP, menyebabkan kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena masuknya antibodi
melalui plasenta, ITP dapat muncul setelah infeksi khususnya pada anak-anak dan sering
timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau
beberapa minggu.
D. PATHWAY
Pembentukan neoantigen
Pendarahan
Splenomegali
Anemia
Nyeri
Napsu makan
berkurang mudah lelah Kadar Hb menurun Purpura
E. MANIFESTASI KLINIS
Adanya trombositopenia pada ITP ini akan mengakibatkan gangguan pada sitem
hemostasis karena trombosit bersama dengan sistem vaskular faktor koagulasi darah terlibat
secara bersamaan dalam mempertahankan hemostasis normal. Manifestasi klinis ITP sangat
bervariasi mulai dari manifestasi pendarahan ringan, sedang, sampai dapat mengakibatkan
kejadian-kejadian yang fatal,Kadang juga asimtomatik. Oleh karena itu merupakan suatu
penyakit autoimun maka kortokosteroid merupkan pilihan konvensional dalam pengobatan
ITP. Pengobatan akan sangat ditentukan oleh keberhasilan mengatasi penanganan akibat
pendarahan fatal ataupun penanganan-penanganan pasien yang gagal atau relaps.
Pendarahan dihidung atau digigi merupakan tand-tanda utama penyakit ITP namun
kebanyakan penyakit hanya ada tanda-tanda lebam dan petekia dianggota badan. Gejala
umum yang sering tampak pada pasien trombositpenia adalah petekiae, ekomosis, gusi dan
hidung berdarah, menometorrhagia, sedangkan gejala yang jarang terjadi adalah hematuria,
terjadi bila jumlah trombosit <50.000/mm3, dan pendarahan spontan terjadi jika jumlah
trombosit <10.000/mm3 dan umumnya terjadi pada leukimia. Pendarah kulit bisa
merupakan pertanda awal dari jumlah trombosit.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. PENATALAKSANAAN
A. ITP Akut
1. Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
2. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka
berikan kortikosteroid.
3. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin
4. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit.
B. ITP Menahun
1. Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.
Missal: prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap
kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV). Imunosupressan: 6 – merkaptopurin
2,5 – 5 mg/kgBB/hari peroral.
2. Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.
3. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral.
DAFTAR PUSTAKA
Nettina M. Sandra. 1996. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ;
alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC; Jakarta.
Carolin, Elizabeth J, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta, 2002.
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa ;
editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
Tucker, Susan Martin, 1998, Standar Perawatan Pasien; Proses Keperawatan, Diagnosis
dan Evaluasi, Edisi 5, EGC, Jakarta.
6) Imunisasi
A. Dasar B. Ulangan
BCG :1 x Pada umur : 3 bulan Pada : Sekali imunisasi
Umur
DPT :1 x Pada umur : 2 bulan Pada : 4, 6, dan 18
Umur bulan
Polio :1 x Pada umur : 1 bulan Pada : 2, 3,4, bulan
Umur
Campak :1 x Pada Umur : 9 bulan
g. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
Hal yang dikaji Keterangan
Bentuk Simetris, tidak terdapat benjolan dan luka
Rambut Sedikit kekuningan dan rambut bersih tidak
terdapat ketombe.
Mata Simetris, konjungtiva anemis.
Telinga Simetris, bersih dan tidak terdapat serumen.
Hidung Simetris, tidak terdapat benjolan polip pada
hidung.
Mulut Gigi bersih, mukosa kering.
Leher Tidak terdapat luka dan benjolan tiroid.
2) Jantung
Inspeksi Simetris, tidak terdapat luka
Palpasi Normal, tidak terdapat pembekakan
hepatomegali
Perkusi Redup
Auskultasi Normal, tidak terdapat bunyi friction rub
3) Paru-paru
Inspeksi Simetris, pasien terlihat tidak sesak
Palpasi Gerakan dada simetris
Perkusi Normal (sonor)
Auskultasi Vesikuler tidak terdapat bunyi ronki atau
wheezing
4) Abdomen
Inspeksi Simetris, tidak ada terdapat bekas luka
Palpasi Tidak terdapat benjolan dan bekas luka
Perkusi Normal (timpani)
Auskultasi Bising usus terdengar normal 5-15 detik
5) Sistem integumen
Tanggal Warna kulit Turgor Mukosa Capilarry Kelaina
bibir refill n
25/01/22 Kecoklatan < 2 detik kering >2 detik Tidak
dan kering ada
6) Reflek bayi
Refleks Keterangan
Sucking -
Rooting -
Graping -
Babinski -
Tonic neck -
Morro -
h. Eliminasi :
Pasien BAB melalui anus dan berkonsistensi lunak.
Pasien tidak menggunakan kateter mampu mengeluarkan urine secara
spontan.
Tidak terdapat kelainan pada saluran kencing dan anus.
j. Genogram
Keluarga ayah Keluarga ibu
Ket : ps An.Sm 7 th
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Pasien
k. Hasil laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Tanggal Tanggal
Hemoglobin 23-01-22 24-01-22 g/dl 11,5-15,5
7,6 8,7
Trombosit 23-01-22 24-01-22 103/mm3 150.000-450.000
18 21
Leukosit 23-01-22 24-01-22 103/mm3 50.000-10.000
12,0 12,6
Eritrosit 23-01-22 24-01-22 103/mm3 4,1-5,5 juta/mcl
3,0 3,2
l. Terapi
Nama obat Cara pemberian Dosis
Ceftriaxone IV 700mg/8jam
Omeprazole IV 15mg/12 jam
Transamin IV 150mg/8jam
Curcuma P.O 1tab/24 jam
Paracetamol IV 15mg/12jam
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 DS : - Keluarga mengatakan badan anaknya sangat lemas Ketidakefektifan
- Keluarga mengatakan anaknya mengalami nyeri
perfusi jaringan
kepala
perifer
DO : - Pasien tampak pucat dan lemas
- Kesadaran compos metis
- Konjungtiva anemis
- CRT >2 detik
- Akral teraba dingin
- turgor kulit (-)
- TD : 100/60 Mmhg
- N : 88 x/menit
- RR : 22 x/menit
- T : 36,7ᵒc
- HB : 7,6
2 DS : - Ibu pasien mengatakan anaknya tidak napsu Ketidakseimbangan
makan
nutrisi kurang dari
- Ibu pasien mengatakan anaknya merasa mual saat
makan kebutuhan tubuh
O:
K/u lemas
6. Menghindari produk berbahan Kesadaran compos
alkohol pada kulit metis
7. Menganjurkan banyak meminum air Kulit tampak kering
putih dan terdapat bintik-
bintik hitam
Turgor kulit > 2 detik
TD : 100/70Mmhg
N : 87x/menit
S : 36,7ᵒc
RR : 22x/menit
A:
Integritas kuit belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
IMPLEMENTASI KE 2
No Hari/tgl/ Implementasi Respon TTD
Dx pukul
1. 26/01/22 1. Mengkaji tanda-tanda vital S:
rabu 2. Memonitor sirkulasi perifer Keluarga
21:15 3. Memonitor pernapasan mengatakan
4. Memberikan posisi senyaman mungkin anaknya lemas
5. Memberikan cairan yang adekuat sudah berkurang
6. Menganjurkan keluarga untuk Keluarga
memberikan makanan yang bergizi mengatakan
7.Berkolaborasi pemberian therapy obat anaknya sudah
mulai banyak
beraktivitas
O:
Keadaan baik
Kesadaran
composmetis
Konjungtiva (+)
Turgor kulit (+)
Td : 112/70mmhg
N : 89x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,6ᵒc
A:
Ketidakseimbangan
nutrisi teratasi sebagian
P:
Intervensi dihentikan
TD : 110/70Mmhg
N : 90x/menit
S : 36,7ᵒc
RR : 22x/menit
A:
Integritas kuit teratasi
sebagian
P:
Intervensi dihentikan
EVALUASI
No Hari/tgl/pukul Evaluasi
Dx TTD
1. Kamis S : Keluarga mengatakan anaknya kondisinya sudah
27/01/22 lebih membaik
20 :40
O:
Keadaan umum baik
kesadaran compos metis
konjungtiva (+)
Bibir lembab
Turgor kulit baik
CRT <2 detik
Td : 100/60mmhg
N : 88 x/menit
S : 36,7ᵒc
RR : 21x/menit
A:
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
P : Intervensi dihentikan
A:
Ketidaksimbangan nutrisi teratasi
P:
Intervensi dihentikan
O:
Keadaan umum baik
Kesadaran composmetis
Turgor kulit < 2 detik
Kulit tampak lembab
Td : 110/60Mmhg
N : 90x/menit
S : 36,6ᵒc
RR : 20x/menit
A:
Integritas kulit teratasi sebagian
P:
Intervensi dihentikan