Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA LAMTEUBE GEUPULA KECAMATAN


KUTA BARO KABUPATENACEH BESAR

Laporan Asuhan Keperawatan Ini Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata
Kuliah Keperawatan Komunitas

Di susun Oleh :

SRIWIDYA NINGSIH

(20175017)

KEPANITRAAN KEPERAWATAN KLINIK (K3S)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA

2021
LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA LAMTEUBE GEUPULA
KECAMATAN KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR

Mahasiswa

SRIWIDYA NINGSIH

20175017

Pembimbing Koordinator Stase

(dr. Nanda Desreza, M.Kes) (Ns. Iskandar, S.Kep, M.Kep)

Mengetahui,Ketua

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas kedokteran

Universitas Abulyatama

(Ns. Iskandar, S.Kep, M.Kep)


BAB I

Pendahuluan

A. Konsep Anak Usia Sekolah

1. Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak sekolah dasar yaitu anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat

yang mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua.

Anak usia sekolah ini merupakan masa dimana terjadi perubahan yang bervariasi pada

pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan mempengaruhi pemebentukan

karakteristik dan kepribadian anak. Periode usia sekolah ini menjadi pengalaman inti

anak yang dianggap mula bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan

dengan teman sebaya, orang tua dan lannya. Selain itu usia sekolah merupakan masa

dimana anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dalam menentukan keberhasilan

untuk menyesuaikan diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.

2. Perkembangan Anak Sekolah

Perkembangan jika dalam bahasa inggris disebut development. Menurut Santrock

development is the pattern of change that begins at conception and continues through the life span,

yang artinya perkembangan adalah perubahan pola yang dimulai sejak masa konsepsi

dan berlanjut sepanjang kehidupan. Perkembangan berorientasi pada proses mental

sedangkan pertumbuhan lebih berorientasi pada peningkatan ukuran dan struktur. Jika

perkembangan berkatan dengan hal yang bersifat fungsional, sedangkan pertumbuhan

bersifat biologis. Misalnya, jika dalam perkembangan mengalami perubahan pasang

surut mulai lahir sampai mati. Tetapi jika pertumbuhan contohya seperti, pertumbuhan

tinggi badan dimula sejak lahir dan berhenti pada usia 18 tahun (Desmita, 2017).
Beberapa komponen yang termasuk dalam perkembangan yaitu :

1) Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang

berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang

berkaitan dengan bagaimana indvidu mempelajari dan memimkirkan lingkungannya.

Perkembangan kognitif juga digunakan dalam psikolog untuk menjelaskan semua

aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan penglohan

informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan

masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan

dengan individu. Selain berkaitan dengan individu juga mempelajari, memperhatikan,

mengamati menilai, dan memikirkan lingkungannya.

2) Perkembangan Moral

Menurut Kohlberg, perkembangan moral terjadi melalui tiga tingkatan dan terdiri

dari enam stadium, dan masing-masing stasium akan dilalui oleh setiap anak walaupun

tidak pada usia yang sama namum perkembangan selalui melalui urutan ini, yaitu :

a. Tingkatan I : Penalaran moral yang pra conventional

b. Tingkatan II : Penalaran moral yang conventional

c. Tingkatan III : Penalaran moral yang post-conventional

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Anak


Selain adanya faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak, terdapat

juga faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku anak diantaranya, yakni:

1) Sekolah

Sekolah merupakan salah satu lembaga yang berperan dalam pengaruh pembentukan

perilaku siswa. Baik buruknya suasana sekolah sangat tergantung pada

kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru, sarana pendidkan, dan kedisiplinan

dalam sekolah. Selan dari terciptanya kedisiplinan ,yakni juga dari kebiasaan

belajar, dan pengendalian diri dari siswa

2) Keluarga

Keluarga adalah sebagai lingkungan pertama dan yang utama bagi perkembangan

anak. Anak usia 4-5 tahun dianggap sebagai titik awal proses identifikasi diri

menurut jenis kelamin, sehingga peran ibu dan ayah atau orang tua pengganti

(seperti nenek, kakek, dan orang dewasa, dan lainnya) sangat besar. Apabila proses

identifikasi ini tidak berjalan dengan lancer, maka dapat timbul proses identifikasi

yang salah

3) Media Masa

Abad ini adalah abad informasi, yang ditandai oleh kemajuan yang pesat di bidang

tekonologi informasi. Selain membawa kegembiraan yang menyenangkan serta

wawasan luas. Kemajuan media elektronik yang sedang melanda saat ini membuat

anak atau remaja dipenuhi dengan tayangan dan berita yang kurang mendidik.

Dikhawatirkan akan muncul nilai kehidupan yang tidak sesuai dengan kehidupan

yang ada. Selan itu juga nila yang diserap akan mempengaruhi perilaku dan gaya

hidupnya sehari-hari.
B. Pengertian Diare

Secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar)

lebih dari biasanya/ lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten

tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam

sindrom diare yaitu diare cair akut, disentri dan diare persisten. Diare dibedakan menjadi

2 macam :

a. Diare Kronis

diare kronis yang terjadi lebih dari dua atau bahkan empat pekan adalah kondisi

yang lebih jarang terjadi. Kondisi semacam ini dianggap sebagai penyakit serius,

terutama bagi mereka yang sistem kekebalan tubuhnya sedang melemah. Penyebabnya

bisa infeksi oleh parasit, bakteri, dan virus.

b. Diare Akut

Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih

lembek dan cair, bersifat mendadak datangnya dan berlangsung kurang dari 2 minggu

C. Patofisiologi Diare

Wabah diare pada bayi, anak-anak dan dewasa biasanya disebabkan oleh

mikroorganisme yang menyebar melalui air atau makanan yang sudah tercemar oleh

tinja yang terinfeksi. Infeksi juga dapat ditularkan dari orang ke orang, yaitu bila

seorang penderita diare tidak mencuci tangannya dengan bersih, setelah buang air

besar (Setiawan, 2017)

Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, reaksi obat-obatan, dan juga

faktor psikis. Klasifikasi dan patofisologi diare akut yang disebabkan oleh proses

infeksi pada usus atau Enteric infection.


Pendekatan klinis yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut

berdasarkan proses patofisiologi enteric infection, yaitu membagi diare akut atas

mekanisme Inflammatory, Non inflammatory, dan Penetrating (Zeina, 2017).

Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan

manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga

Bloody diarrhea). Biasanya gejala klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal

seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, sertagejala dan tanda

dehidrasi (Zeina, 2017).

Non Inflammatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus

bagian proksimal. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak ada sama

sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak

segera mendapatkan cairan pengganti sehingga menimbulkan gejala seperti diare.

Diare akut mengakibatkan terjadinya :

a) Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi,

asidosis metabolik dan hipokalemik.

b) Gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovelemik atau pra renjatan sebagai

akibat diare dengan atau tanpa dehidrasi dengan muntah, pendarahan otak dapat

terjadi, kesadaran otak menurun dan bila tidak cepat ditangani penderita dapat

meninggal dunia.

c) Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan yang berlebihan karena diare dan

mutah.
D. Etiologi Diare

Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor infeksi, malabsorpsi

(gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis. Ada 5 Faktor Infeksi

internal yaitu infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada

anak. Jenis-jenis infeksi internal bisa disebakan oleh bakteri, virus, parasit, serta jamur.

Infeksi oleh bakteri dapat disebabkan oleh Escherichia coli, Salmonella thyposa, Vibrio

cholerae (kolera), dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan patogenik

seperti pseudomonas. Infeksi virus yakni Rotavirus yang merupakan etiologi paling

penting yang menyebabkan diare pada anak dan balita. Mikroorganisme Giardia lambia

dan Cryptosporidium sp. merupakan parasit yang paling sering menimbulkan diare

infeksius akut. Untuk cacing biasanya adalah cacing Ascaris lumbricoides. Kebanyakan

mikroorganisme penyebab diare disebarluaskan lewat jalur fekal-oral melalui makanan

atau air yang terkontaminasi atau ditularkan antar manusia dengan kontak yang erat.

(Wong, 2016). Selain itu infeksi jamur seperti Candida albicans juga dapat menyebabkan

terjadinya diare.

E. Tanda dan gejala diare

a. Sering buang air besar 3x sehari

b. Feses lembek dan cair

c. Sakit dan perut kram

d. Mual dan muntah

e. Kehilangan napsu makan dan turun berat badan

f. Merasa haus dan bibir kering


g. Anus dan sekitarnya lecet akibat sering BAB

F. Pemeriksaan Penunjang

Pada penyakit diare, dilakukan pemeriksaan penunjang antaranya :

a. Pemeriksaan tinja: makroskopis dan mikrokopis, pH dan kadar gula jika diduga ada

intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman

penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotik (pada diare persisten)

b. Pemeriksaan darah:darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit

(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai dengan kejang) c.

Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal d.

Duodenol icubation, untuk mengetahui kuman penyebab penyakit diare.

G. Pencegahan

1. Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh daging

yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk, dengan

menggunakan sabun dan air bersih.

2. Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang sempurna,

serta menghindari makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya.

H. Pengobatan

1. Minum banyak air.

2. Makan makanan sehat rendah serat

3. Mengonsumsi minuman, makanan, atau suplemen probiotik

4. Hindari makanan yang membuat diare makin parah.


DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, P.1995. Penatalaksanaan dan Pencegahan Diare Akut, Edisi II, 21-32,
EGC, Jakarta.
Rahmawati, Elfi.2008. Analisis Kebutuhan Program Promosi Pencegahan Diare Pada
Anak Berusia Di Bawah Dua Tahun. Berita Kedokteran Masyarakat,
Vol. 24, No. 3, September 2017 Hal 111-118.. UGM Yogyakarta.
Tangka, Jon W.2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare Pada
Anak Balita di Puskesmas Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara. JUIPERDO, VOL 3, N0. 2 September 2014 Hal 10-18. Poltekkes
Kemenkes Manado.
SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

Sub Pokok Bahasan : Penkes Diare

Hari / Tanggal : 05 juli 2021

Waktu : 50 menit

Tempat : Gedung serbaguna lamteube geupula

Sasaran : Siswa siswi kelas 4 dan 5

A. Tujuan Umum
Peserta yang mengikuti kegiatan promosi kesehatan dapat memahami materi yang di
sampaikan.
B. Tujuan Khusus
Seluruh peserta penyuluhan dapat mengetahui tentang :
1. Apa itu diare.
Mengetahui tanda dan gejala diare
3. Menjelaskan pencegahan diare salah satunya dengan cuci tangan yang benar

C. Kegiatan Pengajaran
No Tahap Kegiatan Media
1. Pembukaan  Perkenalan
( 5 menit )  Menjelaskan tujuan dari
pertemuan
2. Pelaksanaan  Menjelaskan materi diare
( 25 menit )  Tanya Jawab
LCD + Laptop
3. Penutup  Menyimpulkan materi
+ Leaflet
( 20 menit )  Mengevaluasi ulang
materi yang telah
diberikan
 Mengakhiri pertemuan
D. Metode pengajaran

1. Ceramah

2. Diskusi dan tanya jawab

E. Pengorganisasian

1. Penanggung Jawab : Sriwidya Ningsih, S.kep

2. Pemateri : Sriwidya Ningsih, S.kep

3. Moderator : Tuti Mekayanti Aula, S.kep

4. Fasilitator : Lilis Fitriani, S.kep dan Yusrina, S.kep

5. Observer : Rahma Devi, S.kep

6. Konsumsi : Putri Amalia, S.kep dan Lisdi Ewin, S.kep

7. Dokumentasi : Khuzaimah, S.kep

F. Kriteria Evaluasi

1. Standart Persiapan

a) Menyiapkan materi penyuluhan.

b) Menyiapkan tempat

2. Strandart Proses

a) Membaca referensi tentang diare.

b) Memberi penyuluhan tentang diare.

c) Memberi informasi dan demonstrasi tentang cuci tangan.

3. Evaluasi Hasil

a) Peserta penyuluhan dapat mengetahui apa itu diare dan pentingnya cuci

tangan.

b) Peserta penyuluhan dapat mengetahui tanda dan gejala diare.

c) Peserta penyuluhan dapat mengetahui cara – cara pencegahan diare salah

satunya dengan mencuci tangan.


DIARE
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam 1 hari

dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan

kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal itu membuat tubuh

tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khususnya pada anak

dan orang tua.

a. Penyebab diare :

1. Infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air

minum

2. Infeksi berbagai macam virus

3. Alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang mengandung susu)

4. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor.

b. Pencegahan diare

1. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun (sebelum makan, setelah makan dan

buang air besar

2. Meminum air yang bersih dan air yang telah diolah

3. Pengelolaan makanan yang baik supaya makanan tidak tercemar oleh serangga

4. Membuang air besar dan kecil pada tempatnya, dan sebaiknya menggunakan jamban

yang bersih agar terhindar dari virus atau bakteri penyebab diare.

c. Penanganan diare

1. Banyak mminum air

2. makan makanan yang sehat dan tinggi serat

3. Hindari makanan yang memperparah diare

4. Minum obat antibiotik atau oralit garam.


CUCI TANGAN

Cuci tangan adalah kegiatan yang sangat mudah. Kebiasaan cuci tangan sampai

saat ini belumlah menjadi tradisi di antara kita. Sehingga sering kita lupa untuk mencuci

tangan setiap melakukan kegiatan atau setelah melakukan suatu kegiatan.

Mencuci tangan dengan air dan sabun akan banyak mengurangi jumlah

mikroorganisma dari kulit dan tangan. Mencuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum :

memeriksa pasien, memakai sarung tangan, atau sesudah : terjadi kontaminasi pada

tangan seperti memegang instrumen dan item lain yang kotor, menyentuh selaput lendir,

darah atau cairan tubuh lain (sekresi dan ekskresi), terjadi kontak lama dan intensif

dengan pasien dan setelah melepas sarung tangan.

Pada daerah triase atau penapisan di fasilitas pelayanan, perlu disediakan :

1. Sabun (batang atau cair, yang antiseptik atau bukan)

2. Wadah sabun yang berlubang supaya air bisa terbuang keluar

3. Air mengalir (pipa, atau ember dengan keran) dan wastafel

4. Handuk/lap sekali pakai (kertas, atau kain yang dicuci setelah sekali pakai)

5. Langkah-langkah cuci tangan rutin adalah:

a. Basahi tangan dengan air mengalir

b. Taruh sabun di tangan dan buat busa tanpa percikan

c. Menggosok telapak tangan, punggung tangan, sela jari, ibu jari dan pergelangan

tangan dan bilas dengan air dan keringkan degan menggunakan tisu, dan kain

yang bersih.
Tips-tips cuci tangan yang benar berikut ini:

1. Biasakan mencuci tangan bukan hanya pada saat tangan kita kotor saja. Idealnya,

cucilah tangan setelah batuk, bersin, membuang ingus pada sapu tangan atau tissue,

setelah menggunakan WC atau mengganti diaper / popok bayi, setelah membersihkan

benda-benda yang kotor, setelah memegang binatang dan yang paling penting adalah

sebelum dan sesudah memasak / mempersiapkan makanan.

2. Air hangat lebih efektif menghilangkan kuman. Bila memungkinkan, cucilah

tangan menggunakan air hangat. Riset menyarankan untuk menggunakan air hangat

dengan suhu sekitar 37.7°C sampai 42.2°C.

3. Lepaskan perhiasan yang melekat pada jari. Perlu diketahui nih, cincin indah yang

melingkari jari manis kita ternyata sasaran tepat bagi berkumpulnya banyak bakteri.

Menurut riset, mencuci tangan dengan benar mampu mengurangi hanya sekitar 29%

bakteri yang ada. Nah, sebaiknya lepaskan cincin dari jari manis dan cucilah tangan

seperti biasa. Kemudian, cucilah cincin tersebut dengan sabun. Bilas dan kenakan

kembali.

4. Gunakan sabun cair. Sabun padat bisa menjadi sarang bakteri yang berasal dari

tangan-tangan pengguna lain. Jangan lupa rutin mencuci tempat sabun cair (liquid

soap dispenser) agar bebas kuman! Pilih sabun yang lembut dan memiliki kandungan

pelembab (moisturizer) yang cukup serta mengandung antiseptic.

5. Cucilah tangan dengan teliti. Suatu penelitian menyimpulkan bahwa mencuci tangan

dengan air dan sabun selama 30 detik mampu membasmi bakteri dari tangan kita.

Gosolkan kedua tangan dan sabuni seluruh telapak tangan dengan sabun. Jangan lupa

sela diantara kedua jari dan daerah bawah kuku kita.

6. Bilas sampai bersih. Gunakan air bersih dan mengalir langsung bersihkan sabun dari

tangan
7. Keringkan tangan dengan baik. Bila memungkinkan, pilih paper towel karena

handuk atau kain yang lain dapat menjadi sarang kuman yang berasal dari pengguna

sebelumnya. Gunakan paper towel atau kertas tissue untuk mengeringkan tangan yang

basah selama kurang lebih 10 detik, kemudian biarkan udara membantu mengeringkan

tangan dalam 20 detik sampai benar-benar kering.


LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENYULUHAN DIARE DI GEDUNG SERBAGUNA GAMPONG
LAMTEUBE GEUPULA KECAMATAN KUTA BARO KABUPATEN ACEH
BESAR

A. Persiapan

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan tentang penyuluhan diare terlebih dahulu

dilakukan persiapan. Persiapan dimulai dengan melakukan pembagian tugas untuk

anggota yang bertanggung jawab atas acara sebagai berikut :

Penanggung jawab : Sriwidya Ningsih,S.kep, Pemateri : Sriwidya Ningsih,S.kep,

Co-leader : Tuti Mekayanti Aula,S.kep, Fasilitator : Lilis Fitriani,S.kep dan

Yusrina,S.kep, Observer : Rahma Devi,S.kep, Konsumsi : Putri Amalia,S.kep dan Lisdi

Ewin,S.kep, Dokumentasi : Khuzaimah,S.kep

Pada saat pertemuan dengan masyarakat telah diberitahukan jadwal untuk mengikuti

kegiatan penyuluhan tentang penyuluhan diare di Gedung Serbaguna gampong Lamteube

Geupula bersama dengan anak-anak dari gampong Lamteube Geupula.

B. Proses

Kegiatan penyuluhan diare pada hari dan tanggal: Senin, 05-Juli -2021 pada jam

13:30 WIB di Gampong Lamteube Geupula, yang dihadiri oleh anak-anak dari gampong

Lamteube Geupula.

Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan diare berjalan sesuai dengan rencana

kegiatan dan strategi pelaksaanan yang telah direncanakan. Hal ini tampak dari

partisipasi anak-anak di Gampong Lamteube Geupula yang sangat antusias untuk

mengikuti penyuluhan diare untuk mencegah terjadinya penyebab dari diare. Sriwidya

Ningsih sebagai PJ terlebih dahulu membuka acara dan melakukan penyuluhan diare. Di

akhiri dengan tanya jawab dan pembagian Leaflet diare. Sebagian besar anak-anak dan

mahasiswa bekerja sama sesuai dengan kegiatan dan tempat yang di tentukan oleh

penanggung jawab kegiatan. Kegiatan penyuluhan tentang diare berakhir pada jam

14:30 WIB.
C. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Anak-anak Gampong Lamteube Geupula sangat berpartisipasi dalam kegiatan

penyuluhan diare dan hadir sesuai dengan waktu yang di rencanakan.

b. Alat-alat telah di persiapkan oleh Fasilitator yaitu Leaflet, Power Point, LCD,

Laptop

c. Tempat dan kegatan penyuluhan diare sesuai dengan yang telah di rencanakan

dan yang di tentukan oleh penanggung jawab kegiatan.

2. Evaluasi proses

a. Penyuluhan diare dilaksanakan pada Hari dan Tanggal: Senin, 05 Juli 2021

pada jam 13:30 – 14:30 wib

b. Peserta penyuluhan diare adalah anak-anak Gampong Lamteube Geupula

dengan jumlah sekitar 17 orang, serta mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan (PSIK) yang sedang menjalani Kepaniteraan Klinik

Keperawatan Senior

( K3S ) bagian Keperawatan Komunitas sebanyak

8 orang, dan berperan aktif.

c. Tidak ada gangguan selama kegiatan penyuluhan diare

d. Kegiatan penyuluhan diare berlangsung dengan baik dan sukses.

3. Evaluasi Hasil

a. Anak-anak gampong Lamteube Geupula mampu

mengetahui penngertian diare.

b. Anak-anak gampong Lamteube Geupula mampu mengetahui

penyebab diare

c. Anak-anak gampong Lamteube Geupula mampu mengetahui

tanda dan gejala diare

d. Anak-anak gampong Lamteube Geupula mampu mengetahui cara

pencegahan diare
e. Anak-anak gampong Lamteube Geupula mampu mengetahui cara

penanganan diare

f. Anak-anak gampong Lamteube Geupula berpartisipasi dalam kegiatan

penyuluhan diare

D. SARAN

Diharapkan kepada anak-anak Gampong Lamteube Geupula untuk dapat lebih

memperhatikan saat memilih makanan atau jajanan yang sehat agar terhindar dari

diare dan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan supaya

terhindar dari bakteri/virus penyebab diare.


E. DOKUMENTASI PENYULUHAN DIARE
.

Anda mungkin juga menyukai