Anda di halaman 1dari 15

Model-Model Desain Pembelajaran

Johanes, Feby Oktian


Mahasiswa MPI 5 B1, Mahasiswa MPI 5 B2
Johan04042000@gmail.com, FebyOktian14@gmail.com

Pendahuluan

Masalah pendidikan yang masih dianggap penting untuk dipecahkan oleh bangsa
Indonesia, khususnya masalah pendidikan di indonesia mengenai rendahnya mutu pendidikan
baik pendidikan persekolahan maupun luar persekolahan. Pendidikan menjadi tolok ukur
kemajuan negara jika hasil pendidikannya sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional.
Dalam usaha perbaikan dan memajukan pendidikan di Indonesia pemerintah memberikan
peluang besar bagi lembaga-lembaga sekolah berupa otonomi sekolah untuk mengelola
sekolah mereka dengan mandiri. Mereka diharapkan mampu mengelola lembaga dalam
segala bidang baik dari masukan, proses sampai pada hasil dari pendidikan tersebut.
Guru sebagai pengembang media pembelajaran sering mengalami kesalahan dalam
memilih desain pembelajaran yang benar, sehingga strategi pembelajaran yang digunakan
oleh seorang guru mengalami masalah pada pendidikan di indonesia dan guru juga tidak
mengetahui model-model desain pembelajaran. Desain pembelajaran sendiri dapat dimaknai
dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan
sebagai proses. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem
pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan
mutu belajar.

Salah satu solusi yang perlu kita pelajari dari segi proses pendidikan. Proses
pendidikan akan menyangkut masalah proses pembelajaran yang berkaitan langsung dengan
siswa sebagai subjek pendidikan. Banyak kita temui pembelajaran saat ini tidak berorientasi
pada bagimana siswa mendapatkan pengetahuan dengan mudah dan memahami. Tetapi lebih
pada sisi bagaimana mana materi tersampaikan sampai tuntas, asumsinya bagi siswa materi
tersebut sebatas “tahu”. Sehingga siswa lebih cenderung memahami materi dari sisi
pengetahuan saja. Padahal pengetahuan itu dapat diketahui melaui proses yang panjang mulai
dari melihat, mengetahui, memahami, melakukan sampai menghasilkan pengetahuan secara
utuh. Untuk itu solusi yang terbaik yang dapat dilakukan oleh seorang guru adalah
memahami kembali model-model desain pembelajaran, kemudian menerapkan sesuai dengan

1
kondisi pada anak didik agar anak didik nantinya dapat mudah memahami pembelajaran
sehingga berdampak besar pada pendidikan di indonesia.
Setiap Pendidikan memerlukan model pembelajaran yang baik, baiknya model
pembelajaran ditentukan oleh baiknya seorang guru. Guru adalah faktor penting dalam dunia
pendidikan, guru sebagai perencana model pembelajaran yang berlaku di dalam kelas.
Kualitas anak didik dapat dilihat dari kualitas seorang pengajar, karena pengajar yang baik
akan melahirkan generasi yang baik.
Oleh sebab itu fungsi guru sebagai fasilitator, motivator dan inovator pendidikan
dituntut melakukan perubahan minimal perbaikan proses pembelajaran melalui strategi-
strategi yang jitu, agar siswa mampu memahami materi yang diajarkan hingga menjadi nilai-
nilai (karakter) dalam kehidupan siswa sehari-hari. Perbaikan terhadap proses pembelajaran
dapat dilakukan mulai dari penggunaan pendekatan, model, strategi, metode hingga
ketrampilan pembelajaran. Salah satu keterampilan yang dapat kita lakukan dengan
penggunaan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien dengan harapan pembelajaran
dapat memposisikan siswa belajar dan dapat menggali potensi siswa secara maksimal.
Maksimalnya potensi yang ada pada siswa sangat bergantung pada kreatififitas yang
diterapkan oleh guru melalui beberapa model-model pembelajaran yang diterapkannya.
Penerapan tersebut tentu memerlukan berbagai kekuatan dari banyak pihak agar proses
pembelajaran nanti dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Efektif dan efisiennya
pembelajaran yaitu proses pembelajaran pada anak didik mempunyai dampak positif atau ada
manfaat pada peserta didik dan proses pembelajaran berlangsung cepat, tetapi efektif pada
anak didik yang di ajarkan.
Sebagai bagian penting dalam pendidikan, pendidik dituntut untuk mampu mengelola
dan melahirkan situasi dan kondisi belajar bagi peserta didik untuk mencapai kemampuan-
kemampuan tertentu yang diharapkan. Guru dituntut untuk mampu: Menggunakan sumber
belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, Mengenalkan dan menyajikan sumber
belajar, Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran, Menyusun
tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku, Mencari sendiri bahan
dari berbagai sumber, Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar, Menilai
keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya, dan
Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif Munculnya keinginan
untuk terus mengembangkan pendidikan yang berkualitas memberikan peranan penting bagi
desain pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yang bermakna dan menyenangkan.
Desain pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola
2
atau signal dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar
yang kondusif bagi peserta didik.
Kajian Teori

Pengertian Model dan Pengembangan Pembelajaran

“Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses,
seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi” (Briggs, 1978:23).
Sesuai dengan pengertian tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan pengembangan
Pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan
pengembangan Pembelajaran. Hasil akhir dari pengembangan Pembelajaran, yaitu materi dan
strategi belajar mengajar secara empiris yang secara konsisten telah dapat mencapai tujuan
Pembelajaran tertentu. Pengembangan Pembelajaran ini terdiri dari seperangkat kegiatan
yang meliputi perencanaan, pengembangan dan evaluasi terhadap sistem Pembelajaran yang
sedang dikembangkan tersebut sehingga telah mengalami beberapa kali revisi, sistem
Pembelajaran tersebut dapat memuaskan hati pengembangnya.1

Pengembangan Pembelajaran adalah teknik pengelolaan dalam mencari pemecahan


masalah Pembelajaran, atau setidak-tidaknya dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber
belajar yang ada untuk memperbaiki pendidikan.2

Model Desain Pembelajaran Bella H. Banaty

Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model yang
dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang didasarkan pada kenyataan
bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas
banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil
yang sebaik-baiknya. Model pengembangan sistem pembelajaran ini berorientasi pada tujuan
pembelajaran.3

Pengembangan system instruksional menurut Banathy dapat dibedakan dalam 6 (enam)


langkah sebagai berikut:
a) Langkah 1 : Merumuskan tujuan

1
Wasis D. Dwiyogo, “Rancangan Pembelajaran” (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2016), hlm. 61
2
Ibid. hlm. 62
3
Syarif, “ Model Desain Pembelajaran” diakses dari https://secarikilmusyarif.blogspot.com/2015/01/makalah-
desain-model-bela-h-banathy.html pada tanggal 05 Oktober 2021 pukul 17.35.

3
Langkah pertama adalah merumuskan tujuan,yaitu suatu pernyataan pengalaman
belajar yang menyatakan apa yang kita harapkan dari peserta didik untuk
dikerjakan,diketahui,dan dirasakan sebagai hasil dari pengalaman belajarnya.
b) Langkah 2 : Mengembangkan tes (Developing test)
Dalam langkah ini dikembangkan suatu tes yang didasarkan pada tujuan yang
diinginkan dan digunakan untuk mengetahui kemampuan yang diaharapkan dicapai
sebagai hasil dari pengalaman belajarnya.
c) Langkah 3 : Menganalisis kegiatan belajar (Analyzing of learning task)4
Dalam langkah ini dirumuskan apa yang harus dipelajari sehingga dapat menunjukan
tingkah laku seperti yang digambarkan dalam tujuan yang telah dirumuskan.Dalam
kegiatan ini,kemampuan awal peserta didik harus juga di analisis atau di nilai, karena
mereka tidak perlu mempelajari apa yang mereka telah ketahui atau kuasai.
d) Langkah 4 : Mendesain sistem Instruksional 5
Setelah itu perlu dipertimbangkan alternative alternatif dan identifikasi apa yang harus
dikerjakan untuk menjamin bahwa peserta didik akan menguasai kegatan-kegiatan
yang telah di analisis pada langah ke 3 (functions analyze). Juga perlu ditentukan
siapa atau apa yang mempunyai potensi yag paling baik untuk mencapai fungsi-fungsi
tersebut harus dilaksanakan (component analyze). Perlu ditemtukan pula kapan dan
dimana fungsi-fungsi tersebut harus dilaksanakan (design of system).
e) Langkah 5 : Melaksanakan kegiatan Mentes Hasil (implement and test output)
Dalam langkan ini,sistem yang sudah di desain sekarang dapat diuji cobakan atau di
tes dan dilaksanakan. Apa yang dapat dilaksanakan atau dikerjakan peserta didik
sebagai hasil implementasi sistem harus nilai dapat di ketahui seberaba jauh mereka
telah menunujukan tingkah laku seperti yang di maksudkan dalam rumusan tujuan.
f) Langkah 6: Mengadakan Perbaikan
Hasil-hasil yang diperoleh dari evaluasi kemudian merupakan umpan balik untuk
keseluruhan sistem, sehingga perubahan-perubahan, jika diperlukan dapat dilakukan
untuk memperbaiki sistem instruksional.6

Model Desain Pembelajaran PPSI

4
Putri Khoerunnisa, Syifa Masyhuril Aqwal, “Analisis Model-Model Pembelajaran” dalam Fondatia: Jurnal
Pendidikan Dasar, volume 4, No. 1, Maret 2020 (Tangerang: Fondatia, 2020), hal. 15.
5
Ibid. hlm. 16.
6
Ibid.

4
PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) digunakan sebagai metode
penyampaian dalam rangka kurikulum 1975 untuk SD,SMP,dan SMA dan kurikulum 1976
untuk sekolah-sekolah kejuruan. PPSI menggunakan pendekatan yang berorientasipada
tujuan. Istilah system instruksonal dalam PPSI menunjuk pada pengertian sebagai suatu
sistem yaitu sebagai suatu kesatuan yang terorganisasikan yang terdiri atas sejumlah
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan.
Sebagai suatu sistem, pengajaran mengandung antara lain : materi,metode,alat,evaluasi,yang
kesemuanya berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pangajaran yang
telah dirumuskan.

Langkah-langkah pembelajaran PPSI ada kemiripan dengan langkah-langkah pembelajaran


Banathy. Terdapat lima langkah pokok dalam PPSI, yaitu:
a) Langkah 1 : Merumuskan tujuan instruksional khusus
Tujuan instruksional khusus adalah rumusan yang jelas tentang kemampuan atau
tingkah laku yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah mengikuti suatu program
pengajaran tertentu. Kemampuan-kemampuan atau tingkah laku tersebut harus
dirumuskan secara spesifik dan operasional sehingga dapat diamati dan diukur.7
b) Langkah 2 : Menyusun alat evaluasi
Setelah tujuan instruksional khusus dirumuskan,langkah selanjutnya adalah
mengembangkan tes yang berfungsi untuk menilai sampai di mana peserta didik telah
menguasai kemapuan-kemampuan yang telah dirumuskan dalam tujuan instruksional
khusus di atas. Pengembangan alat evaluasi dirumuskan tidak dirumuskan pada akhir
langkah,namun pada langkah yang kedua, hal ini didasarkan pada prinsip berorientasi
pada tujuan atau hasil yang dicapai. Untuk mengukur apakah rumusan instruksional
tersebut dapat dinilai apa tidak, perlu dikembangkan alat evaluasinya terlebih dahulu
sebelum melangkah lebih jauh. Dengan dikembangkannya alat evaluasi pada langkah
kedua ini,mungkin ada beberapa tujuan yang perlu diubah atau dipertegas
rumusannya sehingga dapat diukur.
c) Langkah 3 : Menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran
Pada langkah ketiga ini, yang perlu dipertimbangkan adalah hal-hal sebagai berikut:
1) Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang diperlukan untuk
mencapai tujuan. Menetapkan kegiatan yang tidak perlu ditempuh lagi oleh
peserta didik.

7
Ibid. hlm. 18.

5
2) Menetapkan kegiatan belajar yang masih perlu dilaksanakan oleh peserta didik
setelah kegiatan-kegiatan belajar peserta didik ditentukan,perlu dirumuskan
pokok-pokok materi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik sesuai
jenis-jenis kegiatan belajar yang telah ditetapkan.Bila dipandang perlu,setiap
materi pelajaran tersebut dilengkapi dengan uraian singkat agar memudahkan
guru atau dosen menyampaikan materi tersebut.
d) Langkah 4 : Merencanakan program kegiatan
Titik tolak merencanakan program kegiatan adalah satuan pelajaran yang diambil dari
kurikulum yang telah tertentu jumlah jam pelajaannya dan diberikan pada kelas dalam
semester tertentu. Pada langkah ini perlu disusun strategi proses pembelajaran dengan
jalan merumuskan peranan dalam kegiatan mengajar dan kegiatan belajar yang
disusun secara sistematis sesuai dengan keadaan dengan situasi kelas metode
pengajaran akan digunakan dipilih yang paling sesuai untuk mencapai
tujuan,termasuk dalam langkah ini adalah menyusun proses pelaksanaan evaluasi.
e) Langkah 5 : Melaksanakan program
Langkah-langkah yang dilakukan dalam fase ini adalah:
1) Mengadakan pre-test
Tujuan pretest diberikan adalah untuk mengukur kemamuan awal peserta didik
yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus sebelum mereka mengikuti
pengajaran.Apabila peserta didik telah menguasai kemampuan yang
tercantumdalam tujuan instruksional yang ingin dicapai,maka hal itu tidak perlu
diberikan lagi dalam program pengajaran yang akan diberikan.
2) Menyampaikan materi ajar
Penyampaian materi harus berpegang pada langkah yang ke-4 yatu merencanakan
program.Pada langkah ini adalah tindakan dari rencana tersebut,oleh karena itu
guru harus siap dalam materi,metode,dan alat atau media yang digunakan dalam
kelas.Demikian juga pada awal pertemuan guru harus menyampaikan tujuan yang
akan dicapai pada pertemuan tersebut.
3) Mengadakan evaluasi (post-test)
Pemberian post-test dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta didik
setelah materi diberikan, dengan demikian dapat diketahui seberapa jauh program
pengajaran telah berhasil diberikan.8

8
Ibid. hlm. 19.

6
II. KEGIATAN BELAJAR

I.PERUMUSAN TUJUAN 1) Menggunakan istilah yang


operasional
1) Menggunakan istilah yang 2) Berbentuk hasil belajar
operasional 3) Berbentuk tingkah laku
2) Berbentuk hasil belajar 4) Hanya ada satu tingkah laku
3) Berbentuk tingkah laku
4) Hanya ada satu tingkah laku

III. PENGEMBANGAN ALAT IV. PENGEMBANGAN PROGRAM


EVALUASI KEGIATAN

1) Menentukan jenis tes yang 1) Merumuskan materi


akan digunakan untuk menilai 2) Menetapkan metode yang
tercapai tidaknya tujuan. dipakai
2) Menyusun item soal untuk 3) Memilih alat pelajaran dan
menilai masing-masing sumber yang dipakai
4) Menyusun jadwal

Gambar 1. [Langkah-Langkah Pembelajaran


PPSI]

Model Pengembangan Pembelajaran Briggs dan Wager

Model Briggs ini merupakan satu dari beberapa model yang dikembangkan Briggs.
Model ini khusus dibuat untuk kegunaan seorang tenaga pengajar untuk keperluannya
dikelas. Model ini terdiri dari sepuluh langkah yang kelihatannya lurus, tetapi sesungguhnya
tidak demikian, garis besar langkah-langkah dalam model ini sesuai dengan model-model
lain, namun beberapa langkah memerlukan penjelasan tambahan.9

Langkah-langkah model pembelajaran Briggs (Prawiradilaga:2007), adalah:

a) Penentuan tujuan
Langkah awal ini merupakan langkah yang paling urgen,karena guru harus
mengidentifikasi tujuan apa yang harus dicapai oleh peserta didik.
b) Perincian Tujuan
Tujuan yang telah di identifikasi di rinci berdasarkan keterampilanketerampilan
apa yang akan dimiliki oleh peserta didik.
c) Rumusan tujuan

9
Wasis D. Dwiyogo, Op.cit, hlm. 63.

7
Tujuan yang telah di rinci tadi di rumuskan dalam satu kalimat pernyataan yang
mengandung kemampuan apa dan tingkat kemampuan apa yang Harus dimiliki
oleh peserta didik selama mereka dalam proses pembelajaran.
d) Analisis tujuan
Kegiatan ini dilakukan agar tujuan-tujuan yang dianggap sering ditemukan
tingkat kegagalannya diganti dengan tujuan-tujuan yang lebih rasional tingkat
keberhasilannya.
e) Penyiapan evaluasi hasil belajar
Setelah melakukan hal-hal diatas, langkah selanjutnya adalah menyiapkan
evaluasi hasil belajar, kegiatan ini dilakukan berdasarkan tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan, oleh karena itu menyusun evaluasi belajar harus dengan efektif
dan efisien agar nantinya evaluasi yang diperoleh bisa digunakan untuk
perkembangan pembelajaran kedepannya.10
Model ini bisa dikatakan model yang sistem rancangannya difokuskan pada pada guru
atau pendidik.

Model Pengembangan Pembelajaran Kemp


Kemp menyebut modelnya “Instructional Design Plan”. Model ini dapat digunakan
pada sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Rancangan ini dibuat untuk menjawab tiga pertanyaan pokok yaitu:
1. Apa yang harus dipelajari? (tujuan)
2. Prosedur dan sumber apa yang sebaiknya ada agar tingkat belajar yang dikehendaki
(aktivitas dan sumber)
3. Bagaimana kita tahu bahwa belajar telah berlangsung (evaluasi)
Model ini meliputi delapan langkah yang saling berkaitan, serta merupakan proses
yang luwes dalam arti dapat dimulai dari mana saja, bahkan arahnya pun dapat bergantian.
Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut:
1) Perumusan tujuan umum, kemudian menjabarkan topik-topik disertai rumusan tujuan
untuk tiap pokok.
2) Identifikasi ciri-ciri penting dari si belajar kepada siapa program instruksional
ditujukan.
3) Perumusan tujuan belajar yang harus dikuasai si belajar dengan rumusan yang dapat
diukur.
10
Putri Khoerunnisa, Syifa Masyhuril Aqwal, loc.cit. hlm. 15.

8
4) Kumpulan isi bahan ajaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Penjajagan awal latar belakang dan kemampuan si belajar yang berhubungan dengan
topik-topik yang telah ditentukan.
6) Pemilihan aktivitas belajar mengajar dan sumber Pembelajaran yang sesuai dengan isi
bahan ajaran untuk dipergunakan dalam kegiatan belajar.
7) Koordinasi pelayanan penunjang seperti anggaran, personel, fasilitas, peralatan, dan
penjadwalan guna melaksanakan rancanga istruksional.
8) Evaluasi penguasaan tujuan oleh si belajar, serta revisi dan penilaian kembali setiap
langkah dalam rancangan untuk disempurnakan (garis putus-putus dalam gambar
model menunjukkan revisi dari tipa unsur atau langkah, didasarkan pada evaluasi
sejauh mana si belajar telah mencapai tujuan).11

1. Menentukan tujuan

2. Membuat Analisis Karakteristik Peserta Didik

3. Menentukan kompetensi dan indikator

4. Menentukan materi

5. Menetapkan tes awal/Pre-test

6. Menentukan strategi belajar yang sesuai 8. Melakukan evaluasi/Post-test

7. Mengoordinasikan sarana penunjang


Gambar 2. [Model Desain Kemp]

Model IDI

11
Wasis D. Dwiyogo, Op.cit, hlm. 71

9
Model ini dikembangkan oleh suatu konsorsium perguruan tinggi di Amerika Serikat,
yang semula disebut National Special Media Institute, kemudian berganti nama University
Consortium for Instructional Develpoment and Technology (UCIDT).

Pengembangan system instruksional model IDI ini terdiri dari tiga tahapan besar,
yaitu merumuskan (define), mengembangkan (develop), dan menilai (evaluate). Setiap
tahapan terbagi ke dalam tiga fungsi sehingga seluruhnya menjadi Sembilan fungsi.

a) Fungsi pertama adalah mengidentifikasi masalah dengan cara menilai kebutuhan.


Kebutuhan atau masalah timbul dengan melihat perbedaan (disrepancy) antara
keadaan sekarang dan keadaan yang dicita-citakan.
b) Fungsi kedua adalah menganalisis keadaan yang meliputi karakteristik siswa,
kondisi belajar serta sumber-sumber belajar yang relevan.
c) Fungsi ketiga adalah mengatur peneglolaan berbagai tugas, tanggung jawab, serta
waktu.
d) Fungsi keempat adalah mengidentifikasi tujuan instruksional yang hendak
dicapai. Ada dua macam tujuan instruksional, yaitu tujuan umum (terminal
objective) dan tujuan khusus (behavioral/enabling objective).
e) Fungsi kelima adalah menentukan metode instruksional sebagai upaya untuk
mencapai tujuan instruksional.
f) Fungsi keenam adalah menyusun protipe program instruksional sesuai dengan
tujuan instruksional khusus yang telah dirumuskan sebelumnya.
g) Fungsi ketujuh adalah mengadakan uji coba protipe proraminstruksional kepada
beberapa orang rekan sebagai sampel.
h) Fungsi kedelapan adalah menganalisis hasil uji coba dari protipe program
instruksional.
i) Fungsi kesembilan adalah pelaksanaan atau implementasi bilamana menurut hasil
analisis uji coba, protipe program instruksional sudah memadai atau telah
diperbaiki.12

12
Surya, “ Model Pembelajaran” diakses dari https://keytrinsurya98.blogspot.com/2018/12/model-
pembelajaran-idi-dick-and-carrey.html pada tanggal 06 Oktober 2021 pukul 22.07.

10
Gambar 3. [Model Desain IDI]
Model pembelajaran Dick and Carey

Model ini dikembangkan dengan dasar pemikiran bahwa tugas utama guru adalah
sebagai perancang pembelajaran, dengan peranan tambahan sebagai pelaksana dan penilai
kegiatan pembelajaran. Disadari bahwa dalam kenyataannya guru tidak mampu merancang
sendiri bahan-bahan yang diperlukan dalam pelajarannya. Namun hal itu tidak mengurangi
perlunya setiap guru menguasai keterampilan merancang pembelajaran. Rancangan
pembelajaran ini perlu memperhatikan pembelajaran yang sesuai.13

Dengan menggunakan kerangka berpikir sistem, Dick & Carey (1978,1985) menyusun model
desain instruksional seperti berikut:

a. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran


Mengidentifikasi tujuan pembelajaran adalah menentukan apa yang dihendaki oleh
guru agar dapat dilakukan oleh peserta didik selesai mereka mengikuti
pembelajaran. Batasan tujuan dapat dilihat dari standar kompetensi,kebutuhan
kurikulum,kesulitan belajar,karakteristik peserta didik,dan lain-lain.
b. Melakukan analisis pembelajaran
Setelah mengetahui tujuan pembelajaran,guru hendaknya menentukan jenis
pembelajaran yang bagaimana yang dikehendaki oleh peserta didik. Tujuan
pembelajaran perlu dianalisis untuk mengenali keterampilan-keterampilan bawahan
13
Wasis D. Dwiyogo, Op.cit, hlm. 79

11
atau subordinat yang mengaharuskan peserta didik bawahan atau subordinat yang
mengharuskan peserta didik menguasai materi dan langkahlangkah procedural
bawahan yang ada yang diikuti peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran
tertentu,
c. Mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik
Disamping mengenal keterampilan-keterampilan bawahan dan langkah-langkah
procedural yang harus dimasukan ke dalam pembelajaran,maka perlu untuk
mengenali keterampilan tertentu yang harus dimiliki peserta didik sebelum
pembelajaran dimulai.Hal ini bukan berarti menyusun daftar semua hal yang dapat
dilakukan oleh peserta didik,melainkan mengenali keterampilanketerampilan
tertentu yang harus dimiliki peserta didik untuk memulai pembelajaran.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran
Atas dasar analisis pembelajaran dan keterangan tentang tingkah laku masukan,
pembelajar menyusun pernyataam spesifik tentang keterampilan apa yang akan
dimiliki oleh peserta didik ketika telah menyelesaikan proses pembelajaran
pernyataan yang dijabarkan dari keterampilan-keterampilan yang dikenali dengan
jalan melakukan analisis pembelajaran ini perlu menyebutkan keterampilan-
keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik, kondisi perbuatan yang
menunjukan keterampilan tersebut,dan criteria perfoma yang berhasil.
e. Mengembangkan butir tes criteria
Berdasarkan tujuan khusus atau kompetensi dasar yang telah dirumuskan, guru
menyusun butir-butir penilaian yang sejajar yang dapat mengukur kemampuan
peserta didik untuk mencapai apa yang dicantumkan dalam kompetensi dasar atau
tujuan pembelajaran. Tekanan utama diletakan pada mengaitkan pada jenis tingkah
laku yang disebutkan dalam tujuan dengan apa yang diminta dari butir-butir
tersebut.14
f. Mengembangkan strategi pembelajaran
Dengan adanya keterangan-keterangan dari langkah-langkah sebelumnya,guru harus
memulai strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran dan menentukan media
apa yang cocok untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuab akhir.Bagian-bagian
strategi pembelajaran dapat dilihat dari kegiatan prapembelajaran,inti,dan penutup.
g. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran

14
Putri Khoerunnisa, Syifa Masyhuril Aqwal, loc.cit. hlm. 25

12
Langah ini didasarkan atas strategi prmbelajaran,kegiatan mengembangkan dan
memilih bahan pembelajaran meliputi buku petunjuk peserta didik,bahan ajar,tes,dan
buku pegangan guru. Keputusan untuk mengembangkan bahan ajar pada dasarnya
tergantung pada jenis pembelajaran yang dilakukan.
h. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Kegiatan ini adalah melakukan serangkaian penilaian dengan maksud
mengumpulkan data yang digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana
teknikteknik dalam menyempurnakan rencana pembelajaran.
i. Merevisi pembelajaran
Data dari penilaian formatif dianalisis sebagai usaha untuk mengenali
kesulitankesulitan tersebut dengan kekurangan tertentu dalam proses pembelajaran.
j. Melakukan evaluasi sumatif
Langkah ini mempunyai arti mengadakan tindakan penilaian secara keseluruhan
yang dimulai dari pertemuan pertama sampai yang terakhir,oleh karena itu idealnya
penilaian ini tidak hanya melibatkan guru,namu juga tim evaluator yang indepeden.15

Gambar 4. [Model Desain Dick and Carrey]


Langkah:
1 : Menentukan tujuan pembelajaran
2 : Melakukan analisis pembelajaran
3 : Mengenai tingkah laku masukan
4 : Merumuskan tujuan performansi
5 : Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6 : Mengembangkan strategi pembelajaran
7 : Mengembangkan bahan pembelajaran
8 : Merancang dan melakukan penilaian formatif
9 : Merevisi pembelajaran
10 : Melakukan penilaian sumatif

15
Putri Khoerunnisa, Syifa Masyhuril Aqwal, loc.cit. hlm. 26.

13
Penutup
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dan
siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media. Model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran), sehingga kegiatan belajar mengajar lebih baik. Dengan menggunakan model
pembelajaran dengan baik maka kita akan tau model yang telah didesain oleh guru yang
diterapkan ke siswa maka, kita akan tahu sifat siswa dapat diketahui kekurangan dan
kelebihan model yang telah di desain oleh guru. Smaldino ( 2005 ) berpendapat bahwa guru
yang mendesain model pembelajaran harus juga mempertimbangkan peserta didik, karena
mereka mempunyai karakteristik yang berbeda – beda.

Beberapa model pembelajaran telah dijelaskan diatas, H. Banaty, PPSI, Briggs,


Kemp, IDI, dan Dick and Carrey. Guru bisa memakai salah satu model pembelajaran diatas
guna memperbaiki mutu pembelajaran di sekolah, kemudian guru bisa mengantinya apabila
model pembelajaran ada yang tidak sesuai atau tidak efektif di sekolah.

Model Pembelajaran sangaat penting bagi guru guna memperbaiki pembelajaran di


sekolah, dengan adanya model pembelajaran maka mempermudah seorang guru untuk
menjadi guru yang profesional bagi dirinya.

Setiap Pendidikan memerlukan model pembelajaran yang baik, baiknya model


pembelajaran ditentukan oleh baiknya seorang guru. Guru adalah faktor penting dalam dunia
pendidikan, guru sebagai perencana model pembelajaran yang berlaku di dalam kelas.
Kualitas anak didik dapat dilihat dari kualitas seorang pengajar, karena pengajar yang baik
akan melahirkan generasi yang baik.
Maksimalnya potensi yang ada pada siswa sangat bergantung pada kreatififitas yang
diterapkan oleh guru melalui beberapa model-model pembelajaran yang diterapkannya.
Penerapan tersebut tentu memerlukan berbagai kekuatan dari banyak pihak agar proses
pembelajaran nanti dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

Daftar Pustaka
Syarif. “Model Pembelajaran”(online), diterbitkan 1 January 2015 (https://secarikilmusyarif.blogspot.com/.html
diakses pada tanggal 5 Oktober 2021)

14
Khoerunnisa, Putri dan Syifa Masyhuril Aqwal. 2020. "Analisis Model-Model Pembelajaran" (Tangerang:
2020)
Dwiyogo, D. Wasis. 2016. "Rancangan Pembelajaran" PT. Rineka Cipta (Jakarta: 2016)
Surya. “Model Pembelajaran”(online), diterbitkan 17 Desember 2018 (https://keytrinsurya98.blogspot.com/
diakses pada tanggal 6 Oktober 2021)

15

Anda mungkin juga menyukai