Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

UJIAN STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

ASMA BRONCIALE

Disusun Oleh :
TEGUH ARI WIBOWO
NIM : 202120729161
KASUS 1

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

TAHUN 2022
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN

 ANALISA DATA

DS : Edema dinding bronkus Bersihan Jalan Nafas


 Pasien mengatakan pasien tidak Tidak Efektif
memiliki riwayat alergi obat Spasme otot bronkiolus
 memiliki riwayat penyakit asma
bronkhiale dan pernah di rawat di Sekresi mucus kental
RS 2 kali. dalam bronkiolus
 Pasien mengeluh sesak napas dan
batuk tapi dahak sulit Rasa Diameter bronkiolus
sesaknya dirasakan seperti mengecil
terhimpit benda berat
 sesak napasnya berkurang setelah
di beri obat yang dihirup
(nebulizer)
DO :
 Terdengar suara gurgling
 wheezing di seluruh lapang paru
 napas cepat dan dangkal
 banyak keringat
 anoreksia dan mual.
 TD 170/100 mmHg,
 frekuensi nadi 110 x/menit,
 frekuensi napas 32 x/menit,
 suhu 37,8 ℃.
 SpO2 93%.
 X ray :bronchitis kronik dengan
PPOK.
 Hb 12 g/dL, leukosit 12.000 /uL,
eritrosit 4,2 juta/µl, hematokrit 46
%. Terapi yang telah diberikan :
O2 5 LPM dengan nasal kanula,
IVFD RL 10 TPM + Aminofilin 1
amp, nebulizer combivent +
pulmocort 1 amp
 N asetyl cysteine 1x1, furosemid
2x1, amlodipin 2x1, sucralfat syrup
3x1, ranitine 1 amp/12 jam,
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
DS: Edema dinding bronkus Gangguan pertukaran
 Keluarga mengatakan bahwa 2 hari gas
yang lalu pasien terpapar polusi Spasme otot bronkiolus
debu dan minum es yang dibelikan
istrinya Sekresi mucus kental
 Pasien mengeluh sesak napas dalam bronkiolus
seperti terhimpit benda berat
DO: Diameter bronkiolus
 TD 170/100 mmHg, mengecil
 frekuensi nadi 110 x/menit,
 frekuensi napas 32 x/menit, Dyspnue
 suhu 37,8 ℃.
Perfusi paru tidak
 SpO2 93%.
cukup mendapatkan
 X ray :bronchitis kronik dengan
ventilasi
PPOK.

DS: Edema dinding bronkus Pola nafas tidak
 Klien Mengatakan Sesak effektif
Spasme otot bronkiolus
DO:
 TD 170/100 mmHg,
Sekresi mucus kental
 frekuensi nadi 110 x/menit, dalam bronkiolus
 frekuensi napas 32 x/menit,
 suhu 37,8 ℃. Diameter bronkiolus
 SpO2 93%. mengecil
 Klien terpasang o2 setengah duduk
Dyspnue

B. Diagnosa Keperawatan

 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea, peningkatan produksi
mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme.
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler – alveolar
 Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus..
C. RENCANA KEPERAWATAN ASMA

DIAGNOSA
N TUJUAN DAN KRITERIA
KEPERAWATA INTERVENSI (NIC)
O HASIL (NOC)
N
1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan NIC :
tidak efektif keperawatan selama 3 x 24 jam, Airway Management
berhubungan dengan
tachipnea,
pasien mampu :  Buka jalan nafas,
peningkatan produksi Respiratory status : Ventilation guanakan teknik chin lift
mukus, kekentalan Respiratory status : Airway patency atau jaw thrust bila perlu.
sekresi dan
bronchospasme.
Aspiration Control,  Posisikan pasien untuk
Dengan kriteria hasil : memaksimalkan ventilasi
 Mendemonstrasikan batuk  Identifikasi pasien
efektif dan suara nafas yang perlunya pemasangan alat
bersih, jalan nafas buatan.
 tidak ada sianosis dan dyspneu  Keluarkan sekret dengan
(mampu mengeluarkan sputum, batuk atau suction
 mampu bernafas dengan  Auskultasi suara nafas,
mudah, tidak ada pursed lips) catat adanya suara
 Menunjukkan jalan nafas yang tambahan
paten.  Lakukan suction pada
mayo
 Berikan bronkodilator
bila perlu
 Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl
Lembab
 Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
 Monitor respirasi dan
status O2

2 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan NIC :


gas berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam, Airway Management
dengan perubahan pasien mampu :
membran kapiler –  Buka jalan nafas, gunakan
Respiratory Status : Gas exchange
alveolar teknik chin lift atau jaw
Respiratory Status : ventilation
thrust bila perlu
Vital Sign Status
 Posisikan pasien untuk
Dengan kriteria hasil :
memaksimalkan ventilasi
 Mendemonstrasikan
 Identifikasi pasien
peningkatan ventilasi dan
perlunya pemasangan alat
oksigenasi yang adekuat
jalan nafas buatan
 Memelihara kebersihan paru
 Pasang mayo bila perlu
paru dan bebas dari tanda
 Lakukan fisioterapi dada
tanda distress pernafasan
jika perlu
 Mendemonstrasikan batuk
 Keluarkan sekret dengan
efektif dan suara nafas yang
batuk atau suction
bersih
 Auskultasi suara nafas,
 tidak ada sianosis dan
catat adanya suara
dyspneu
tambahan
 mampu mengeluarkan
 Lakukan suction pada
sputum,
mayo
 mampu bernafas dengan
 Berika bronkodilator bila
mudah, tidak ada pursed lips)
perlu
 Tanda tanda vital dalam
 Barikan pelembab udara
rentang normal
 Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
 Monitor respirasi dan
status O2

Respiratory Monitoring

 Monitor rata – rata,


kedalaman, irama dan
usaha respirasi
 Catat pergerakan
dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan
intercostal
 Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan

3 Pola Nafas tidak Setelah dilakukan tindakan NIC :


efektif berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam,
dengan penyempitan Airway Management
pasien mampu :
bronkus  Buka jalan nafas,
Respiratory status : Ventilation
guanakan teknik chin lift
Respiratory status : Airway patency
atau jaw thrust bila perlu
Vital sign Status
 Posisikan pasien untuk
Dengan Kriteria Hasil :
memaksimalkan ventilasi
 Mendemonstrasikan batuk
 Lakukan suction pada
efektif dan suara nafas yang
mayo
bersih, tidak ada sianosis dan
 Berikan bronkodilator
dyspneu (mampu
bila perlu
mengeluarkan sputum,
 Berikan pelembab udara
 mampu bernafas dengan
Kassa basah NaCl
mudah, tidak ada pursed
Lembab
lips).
 Atur intake untuk cairan
 Menunjukkan jalan nafas
mengoptimalkan
yang paten (klien tidak
keseimbangan.
merasa tercekik, irama nafas,
 Monitor respirasi dan
frekuensi pernafasan dalam
status O2
rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal).
Terapi Oksigen
 Tanda Tanda vital dalam
 Bersihkan mulut, hidung dan
rentang normal (tekanan secret trakea
darah, nadi, pernafasan)  Pertahankan jalan nafas yang
paten
 Atur peralatan oksigenasi
 Monitor aliran oksigen
 Pertahankan posisi pasien

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
 Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
 Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri

Anda mungkin juga menyukai