OLEH:
202110641011045
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
RINGKASAN.........................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Lansia............................................................................................................3
1. Definisi......................................................................................................3
2. Proses Penuaan..........................................................................................3
B. Osteoarthritis.................................................................................................4
1. Definisi......................................................................................................4
2. Anatomi.....................................................................................................5
3. Epidemiologi...........................................................................................12
4. Etiologi....................................................................................................12
5. Patofisiologi.............................................................................................13
6. Faktor resiko............................................................................................14
BAB III STATUS KLINIS....................................................................................16
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................24
LAMPIRAN JURNAL PENDUKUNG.................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
ii
RINGKASAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
202110641011045
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Definisi
Lanjut usia menurut (Hermawan et al., 2017) berdasarkan
karakteristik sosial masyarakat yang menganggap bahwa orang telah tua
jika menunjukkan ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit, dan
hilangnya gigi. Lansia tidak dapat berperan seperti orang dewasa lainnya
dalam kegiatan ekonomi produktif dan wanita juga tidak dapat memenuhi
tugas sebagai rumah tangga.
Ketika manusia memasuki masa tua, lansia akan mengalami
perubahan fisik, mental sosial, dan kesehatan, sehingga tidak sedikit lansia
yang merasa sendirian, frustrasi, dan kehilangan kepercayaan diri (Badan
Pusat Statistik, 2019).
2. Proses Penuaan
Terjadinya proses penuaan sudah ditentukan oleh Tuhan dan
seringkali dianggap suatu hal yang akan terjadi sehingga tidak dapat
dicegah oleh manusia dan tuhan juga telah menetapkan kematian
seseorang. Manusia dianggap tidak dapat menentukan intervensi dalam
memperpanjang umur, seperti itu prosesnya dalam penuaan. Tetapi yang
perlu dipertanyakan ada orang yang berumur Panjang dan ada juga yang
cepat mati seperti bayi yang baru lahir atau belum lahir sudah mengalami
kematian dan sebaliknya ada orang yang berumur lebih dari 100 tahun
(Pangkahila, 2013).
a) Wear and Tear Theory
Teori ini menyatakan bila organ digunakan secara berlebihan akan
mengalami kerusakan dan jika sering dipakai secara berlebihan tubuh
tidak akan mampu memperbaiki akibat banyak organ yang rusak.
b) The Neuroendocrinology Theory
Terjadinya proses penuaan dalam ketidakmampuan produksi
hormone untuk mengimbangi fungsinya yang berlebihan
3
4
kerusakan DNA.
B. Osteoarthritis
1. Definisi
Osteoarthritis menurut American college of Rheumatology merupakan
sekelompok kondisi heterogen yang mengarah kepada tanda dan gejala
sendi. Osteoarthritis merupakan kelainan sendi degenerasi non inflamasi
yang terjadi pada sendi yang dapat digerakkan dan sendi penopang berat
badan dengan gambaran khas memburuknya rawan sendi serta
terbentuknya tulang-tulang baru pada tepi tulang (osteofit) sebagai akibat
perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis pada rawan
sendi dan tulang sub kondral (Pratama, 2019).
2. Anatomi
Knee joint adalah sendi yang kompleks dengan tiga tulang penyusun
yaitu tulang femur, tulang tibia dan tulang patella. Secara fungsional,
lutut dapat menopang berat tubuh tanpa harus mengaktifkan otot. Selain
itu lutut juga berperan dalam dalam jongkok, duduk, berlari dan berjalan
(Berotti & Houglum, 2012). Beberapa penyusun knee joint sebagai
berikut :
Gambar 2. 1 Anatomi Knee Joint (Berotti & Houglum, 2012)
a) Tulang
1) Femur
kepala sendi yang biasa disebut dengan coput femoris dan pada
2) Tibia
Tulang tibia memiliki ukuran yang lebih kecil dari ukuran tulang
(Pratama, 2019).
3) Patella
b) Meniscus
banyak kongruensi dan fleksi lutut yang lebih besar. Fungsi dari
c) Ligament
2019).
femoris.
pada area condilus medial femur dan condilus median dari tibia.
d) Otot Penyusun
1) M. Biceps Femoris
berisensio pada area sisi lateral caput fibula. M. Biceps femoris ini
2) M. Semitendinosus
9
berisensio pada area medial dari superior tibia melalui tendon pes
3) M. Semimembranosus
4) M. Gracilis
fungsi untuk gerakan fleksi lutut, rotasi internal pada paha dan
5) M. Sartorius
6) M. Gastrocnemius
10
7) M. Popliteus
8) M. Plantaris
9) M. Rectus Femoris
2015).
3. Epidemiologi
Osteoarthritis merupakan penyakit rematik sendi yang paling banyak
mengenai terutama pada orang-orang diatas 50 tahun. Di atas 85% orang
berusia 65 tahun menggambarkan Osteoarthritis pada gambaran x-ray,
meskipun hanya 35%-50% hanya mengalami gejala. Umur di bawah 45 tahun
prevalensi terjadinya Osteoarthritis lebih banyak terjadi pada pria sedangkan
pada umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita. Pada beberapa
12
4. Etiologi
Berikut beberapa penyebab osteoarthritis (Agustin, 2015):
a) Usia
Ketika umur seseorang semakin tinggi, semakin besar pula resiko
terjadinya osteoarthritis. Hal ini disebabkan adanya kompresi, gesekan
dan tekanan yang berlebihan pada daerah lutut, dimana lutut tersebut
adalah sebagai tumpuan dari tubuh sesorang.
b) Obesitas
Mempunyai berat badan yang berlebihan tentu saja akan meningkatkan
terjadinya osteoarthritis dikarenakan terjadi kompresi yang berlebihan
pada daerah lutut melebihi batas normal.
c) Faktor bawaan
Struktur dari tulang rawan dan adanya ketidak stabilan ligament sejak
lahir merupakan faktor resiko terjadinya osteoarthritis.
d) Trauma pada sendi
Terjadinya trauma pada sendi yang diakibatkan dari cidera atau bahkan
kecelakaan akan mengubah bentuk sendi dan berdampak pada resiko
osteoarthritis.
e) Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
Pekerjaan juga termasuk faktor dari osteoarthritis apabila pekerjaan
tersebut banyak melibatkan gerakan pada lutut.
f) Faktor hormonal dan penyakit metabolik
Faktor hormonal dan penyakit metabolik dapat menjadi penyebab
13
6. Faktor resiko
Berikut beberapa faktor resiko dari osteoarthritis (Santoso, 2018):
16
17
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Vital sign :
BP : 140/90 mm/Hg HR : 88 x/Sec
RR : 20 x/Sec SH : 36 Celcius
BB : 65 Kg TB : 162 cm
2. Inspeksi :
Inspeksi statis : Kondisi umum pasien dalam keadaan baik, tidak
nampak deformitas.
Inspeksi dinamis : pasien terlihat pincang saat berjalan karena
kehilangan fase heel strike
3. Palpasi
- Terdapat nyeri tekan pada lutut sisi lateral
- Suhu lokal sama kanan dan kiri
- Terdapat bengkak pada lutut kanan dan kiri
4. Auskultasi
Tidak dilakukan
5. Perkusi
Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan Gerak Dasar :
a. Gerak aktif
Dextra dan sinistra
Bidang Gerak ROM Nyeri
Fleksi Tidak Full +
ROM
Ekstensi Full ROM +
b. Gerak pasif
Dextra dan sinistra
18
c. Gerak isometrik
Dextra dan sinistra
7. Pemeriksaan nyeri :
VAS (Visual Analog Scale)
Kriteria Nilai
Bangkit dari tempat duduk
Nyeri 4
Kesulitan 4
ketergantungan 1
Berjalan 15 meter
nyeri 3
kesulitan 3
ketergantungan 1
19
Naik tangga
nyeri 3
kesulitan 4
ketergantungan 2
Penilaian
1. derajat nyeri : Nilai 1= tidak ada nyeri
Nilai 2= nyeri ringan
Nilai 3= nyeri sedang
Nilai 4= nyeri berat
2. Tingkat kesulitan : Nilai 1= sangat mudah
Nilai 2= agak mudah
Nilai 3= sedang
Nilai 4= agak sulit
Nilai 5= sangat sulit
3. tingkat ketergantungan : Nilai 1= tanpa bantuan
Nilai 2= butuh bantuan alat
Nilai 3= butuh bantuan orang lain
Nilai 4= butuh bantuan alat dan orang lain
Nilai 5= tidak dapat melakukan
C. Pemeriksaan fisik
1. LGS
Bidang Gerak Nilai LGS Nilai LGS
(Dextra) (sinistra)
Ekstensi/fleksi S: 0°-0-120° S: 0°-0-115°
Nilai normal : S: 0°-0-135°
2. MMT
D. Pemeriksaan khusus
1. Tes laci sorong anterior (+)
Pemeriksaan ini untuk memeriksa stabilitas Ligamentum
cruciatum anterior
2. Tes laci sorong posterior (+)
Pemeriksaan ini untuk memeriksa stabilitas Ligamentum
cruciatum posterior
3. Tes hiperekstensi (+)
20
E. Diagnosis fisioterapi
Pain, muscle weaknes, hypomobility et causa Osteoarthritis
1) Impairment
Adanya nyeri pada lutut kanan
Adanya penurunan LGS
Adanya kelemahan otot fleksor dan ekstensor
2) Functional limitation
Penurunan kemampuan fungsional dari posisi jongkok ke berdiri
Penurunan kemampuan berjalan lama
Penurunan kemampuan naik turun tangga
3) Disability
Pasien masih mampu bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat
F. Program fisioterapi
- Jangka pendek
Menurunkan nyeri
Meningkatkan kekuatan otot
Memelihara dan meningkatkan LGS
- Jangka panjang
Untuk meningkatkan kemampuan fungsional pasien
G. Intervensi Fisioterapi
TENS : bertujuan untuk mengurangi nyeri dengan menstimulasi otot dan
sistem saraf
SWD : bertujuan untuk menurunkan nyeri dan memperlancar peredaran
darah
Terapi latihan :
free active exercise (relaksasi otot yang mengalami spasme,
mempertahankan dan menambah kekuatan otot)
resisted exercise (untuk meningkatkan LGS)
kemudian
menekuknya kembali
Active resisted exercise T: 3-5menit
F: 2-3x/mgg
I: 8x, 4rep
T: Posisi pasien duduk
dibed, Pasien
diinstruksikan untuk
meluruskan kaki,
terapis memberi
tahanan.
T: 3-5menit
H. Rencana evaluasi
- Pengukuran nyeri dengan menggunakan VAS
- Pengukuran LGS dengan menggunakan goneometer
- Pengukuran Kekuatan otot dengan menggunakan MMT
- Pengukuran kemampuan fungsional dengan skala jette
- Apabila ada bengkak penggunaan intervensi thermal diganti dengan
kompres es dan ini diberikan selama 15 menit
22
I. Underlying proses
Posisi statis
Osteoarthritis
SWD, TENS
Terapi latihan
J. Prognosis
- MMT
- Skala jette
Kriteria Nilai
Bangkit dari tempat duduk
Nyeri 2
Kesulitan 2
ketergantungan 1
Berjalan 15 meter
nyeri 1
kesulitan 2
ketergantungan 1
Naik tangga
nyeri 3
kesulitan 4
ketergantungan 2
Terdapat peningkatan kemampuan fungsional hingga terapi terakhir ini
23
24
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia 2019.
Statistik Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia 2019, Xxvi + 258 Halaman.
Berotti, & Houglum. (2012). Clinical Kinesiology ((F. A. D. Company (Ed.); 6th
Ed.).
Claudia, G., Saturti, T. I. A., & Kurniari, P. K. (2020). Karakteristik Penderita
Osteoartritis Lutut Di Rsup Sanglah Periode Januari-Juni 2018. Jurnal
Medika Udayana, 9 No.(Issn: 2597-8012), 23–28.
Dolenio. (2014). Pathophysiology. Http://Doleni.Co.Uk/Fordoctors/Pathophys
%0aiology
Fischer, & Urban. (2015). Sabotta Human And Anatomy (F. P. & Waschke (Ed.);
1st Ed.).
Hermawan, K., & Purwito, D. (2017). Hubungan Sosialisasi Kesepian Dengan
Depresi Pada Lanjut Usia Di Forum Kesehatan Desa Karangtengah
Kecamatan Baturraden.
Marlina, Theresia Titin. (2015). Efektivitas Latihan Lutut Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pasien Osteoarthritis Lutut Di Yogyakarta. Jurnal
Keperawatan Sriwijaya, Vol. 2, 44–56.
Pangkahila, J. A. (2013). Pengaturan Pola Hidup Dan Aktivitas Fisik
Meningkatkan Umur Harapan Hidup. Sport And Fitness Journal, 1(1), 1–7.
Pratama, A. D. (2019). Intervensi Fisioterapi Pada Kasus Osteoartritis Genu Di
Rspad Gatot Soebroto. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 1, 21–34.
Rahmanto, Safun, & Aisyah, K. (2019). Hubungan Riwayat Cidera Lutut
Terhadap Pasien Yang Berpotensi Osteoarthritis Lutut Di Puskesmas Dinoyo
Kota Malang. Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi, Vol. 3, 20–29.
Santoso, J. (2018). Osteoartritis. Universitas Udayana.