Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah pembiayaan sangat mendesak karena mempengaruhi sektor lain.


Masalah pendanaan ini erat kaitannya dengan masalah keuangan dan anggaran.
Dana pendidikan merupakan salah satu sumber pendapatan untuk membiayai
kebutuhan belajar Anda yang cair. Kita dapat melihat di sekitar kita bahwa jika
departemen keuangan tidak berkinerja baik, sektor lain akan terabaikan.
Manajemen pembiayaan pendidikan harus dikelola oleh orang-orang
yang profesional dan kompeten. Apalagi di era seperti Indonesia. Kejahatan
NAOC (korupsi, kolusi, dan nepotisme) menyebar bahkan mengakar. Oleh
karena itu, agar suatu lembaga pendidikan dapat berjalan dengan baik, dapat
dimulai dari manusianya kemudian mengelola keterampilan di bidang ilmunya,
dan mungkin dapat diberikan kriteria khusus kepada bagian pengelolaan
keuangan untuk meminimalisir kesalahan dan kecurangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pembiayaan pendidikan?


2. Apa saja prinsip manajemen pembiayaan?
3. Apa saja asas-asas anggaran pendidikan?

KAJIAN TEORI

1. Definisi Manajemen Pembiayaan

Banyak definisi telah dikemukakan oleh para sarjana mengenai manajemen,


sebelum mengemukakan pengertian manajemen lebih bijaksana terlebih dahulu akan
dikemukakan asal manajemen itu. “manajemen berasala dari kata to manage yang
artinya mengatur. Hal ini semakna dengan beberapa makna manajemen yang berkaitan
dengan pembiayaan atau manajemen pembiayaan diperjelas Marno dan Supriyanto:
Manajemen pembiayaan sebagai pengelolaan atas fungsi pembiyaan, yakni fungsi
bagaimana pihak manajemen mampu menghimpun dana (raising of found) dan
mengalokasikan (allocation of found) dana tersebut sehingga tujuan organisasi
pendidikan tercapai secara efektif dan efesien.
Sedangkan pengertian manajemen menurut hendry L. Siks pada buku Principles
of managenent mengemukakan definisi manajemen sebagai berikut “management is the
coordination of all resources through the prosses of planning, organizing, directing,
and controling in order to attain stated objectives. Manajemen merupakan
koordinasikan semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan kontrol guna mencapai tujuan secara objektif.
Adapun pengertian manajemen menurut beberapa pendapat ahli lain adalah
sebagai berikut:
a) George Terry, manajemen adalah suatu tindakan perbuatan seseorang yang
berhak menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab
tetap ditangan yang menuruh.
b) Harold konzt dan cril o’donnel, manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan
tertentu melalui kegiatan oarang lain, yaitu manajer mengordinasikan atas
sejumlah aktivitas dengan orang lain meliputi perencanaan, peorganinasian,
penempatan penggerakan, dan pengendalian.
c) Ralp currel davis mendenifisikan manajemen sebagai fungsi dari pemimpin
eksekutif, dimanapun posisinya, yang mengandung pengertian bahwa seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, melalui pengendalian pimpinan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d) Oey liang lee, manajemen diartikan sebagai seni perencanaan, pengorganisasian
pengarah dan koordinasian serta pengontrol atas human and natural resources
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan lebih dahulu.

Melihat kajian diatas dapat dipahami unsur yang terkandung pada manajemen
yaitu manajemen diperlukan untuk mencapaitujuan dan pelaksanaan, menejemen
merupakan sistem kerja sama yang kooperatif dan rational, manajemen menekankan
perlunya prinsip-prinsip effeciency, dan manajemen tidak dapat terlepas dari
kepemimpinan atau pembimbing.

2. Prinsip Manajemen Pembiayaan Pendidikan


Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-
undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas,
efektivitas, dan efisiensi. Berikut ini adalah penjabarannya:
1. Transparasi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen
berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga
pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya
keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu
keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan
pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak
yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan
dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh
program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan
kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan
warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain
karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai
tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen
keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas,
yaitu (1) adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima
masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah ,
(2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk
saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat
dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat.
3. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan
dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai
tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan
keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi
tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a) Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya, Kegiatan dapat
dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang
sekecilkecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
b) Dilihat dari segi hasil, Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan
penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil
sebanyakbanyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.

3. Asas-asas Anggaran Pendidikan


Uang negara merupakan milik seluruh rakyat yang diperoleh dengan cara yang
tidak mudah. Pengamanan terhadap uang negara tersebut diatur oleh beberapa ketentuan
atau azas agar uang yang dijatahkan oleh pemerintah mengenai sasaran dengan tepat.
Ketentuan atau azas tersebut antara lain:

1. Azas Plafond
Artinya adalah anggaran belanja tidak boleh melebihi jumlah tertinggi dari
standar yang ditentukan. Misalnya jika dalam RAPBN telah ditetapkan bahwa
anggaran pendidikan untuk tahun anggaran 1986/1987 adalah 12% dari seluruh
anggaran belanja negara, dan kantor wilayah departemen pendidikan dan
kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dialokasikan sebesar 10
Milyar rupiah, maka walaupun ada kebutuhan mendesak atau ada kenaikan
harga, permintaan tidak boleh melebihi anggarannya. Kekurangan biaya tersebut
dapat diajukan pada tahun anggaran berikutnya.
2. Asas Pengeluaran Berdasarkan mata anggaran
Pengeluaran pembelanjaan harus didasarkan pada anggaran yang telah
ditetapkan. Misalnya pembelian kertas sudah ditetapkan sebesar 1 juta rupiah,
tetapi ternyata tidak cukup, kita tidak boleh semaunya menggeser uang
pemeliharaan kendaraan dinas dipakai untuk menutup kekurangan anggaran
kertas tersebut. Setiap anggaran yang telah disetujui telah pula dibagi-bagi
menurut mata anggaran masing-masing. Penggeseran penggunaan hanya dapat
dilakukan apabila ada ijin dari Direktorat Jenderal Anggaran Departemen.
3. Azas Tidak Langsung
Yaitu suatu ketentuan bahwa setiap penerimaan uang tidak boleh digunakan
secara langsung untuk keperluan pengeluaran. Setiap penerimaan
uang, ,misalnya SPP disekolah harus disetorkan dulu ke bank atau kas negara.
Kemudian jika kita akan minta hak yang telah dialokasikan, baru kemudian
mengajukan permintaan ke kas negara.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta : Aditya


Media, 2008

Hafid, Anwar, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan : Dilengkapi dengan undang-undang


sistemppendidikan nasional no 4 tahun 1950, no 12 tahun 1954, no 2 tahun 1989, dan
no 20 tahun 2003, Bandung : Alfabeta, 2013

http://infolantips.blogspot.com/2014/08/makalah-administrasi-pembiayaan.html?m=1,
diakses pada hari Kamis, 02 Desember 2021 pukul 09.30 WITA

http://laili-masruroh.blogspot.com/2013/06/manajemen-pembiayaan.html tanggal 02
Desember 2021 pukul 09.30 WIB

Suhardan, Dadang, dkk, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung : Alfabeta,


2012

Malayu. S.P. Hasibuan, 2004, Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta:
Bumi Aksara, Hal. 1
Marno dan Triyo Supriyanto. 2008, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam,
Bandung: PT. Refika Aditma. Hal. 7

Anda mungkin juga menyukai