Asisten :
Ken Ayu Larasati
G1A007108
KELOMPOK 5
GELOMBANG A2
V. Definisi
Anastesi umum:
Keadaan hilangnya kesadaran disertai analgesia, amnesia, dan seringkali
diikuti dengan relaksasi otot – otot rangka.
Anestetik Umum:
Agen atau obat–obat yang dapat menimbulkan efek anastesi umum.
Eter 2 10 17
Alkohol 6 - 34 - -
Kloroform 1 2 3
b. Kesimpulan
Kematian diantara ketiga mencit terjadi pada mencit dengan
terinhalasi reagen eter dan kloroform. Mencit yang terinhalasi dengan
alkohol tidak mengalami kematian karena alcohol hanya efektif jika
diberikan melalui metode intravena.
X. Pembahasan
A. Alkohol
Pada praktikum yang kami lakukan, dengan perlakuan alkohol
95% mencit yang diberi perlakuan mengalami eksitasi dan anestesi.
Namun, jika dibandingkan dengan mencit yang diberi perlakuan
kloroform dan eter, mencit yang diberi perlakuan alkohol lebih lambat
atau lama untuk eksitasi dan anestesi.
Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa
dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil.
Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, -O. Alkohol tersusun
dari unsur C, H, dan O. Struktur alkohol : R-OH primer, sekunder dan
tersier.
3. Keuntungan
a. Murah dan mudah didapat di Indonesia
b. Tidak perlu digabung dengan obat-obat lain karena telah
memenuhi triad anestesi.
c. Zat anastesi yang cukup aman dengan batas keamanan yang
lebar (margin of safety) sehingga petugas yang kurang
pengalaman pun dapat menggunakan eter.
d. Alat yang digunakan cukup sederhana dan portable misalnya
jenis EMO (Epstein, Macintosh dan Oxford)
4. Kekurangan
a. Mudah meledak dan terbakar
b. Bau tidak enak dan mengiritasi jalan nafas, sehingga induksi
tidak lancar dan masa pemulihan lama.
c. Menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah
d. Menyebabkan mual dan muntah
e. Hiperglikemia
5. Efek fisiologi
a. Sistem respirasi
Eter mengiritasi membran mukosa traktus respiratorius,
menstimulasi aliran mukus yang berlebihan, dan dapat
menyebabkan batuk dan spasme laring. Penggunaan
premedikasi seperti atropin dan scopalamin diperlukan untuk
mengurangi aliran sekret. Pada fase awal anestesi, ater
menyebabkan stimulasi respirasi yang bermakna. Walaupun
volume tidal menurun, namun peningkatan laju pernafasan
dapat mennyebabkan ventilasi permenit yang lebih tinggi dan
PaCO2 yang normal atau menurun sedikit. Respirasi
dipertahankan sampai konsentrasi eter dalam darah tinggi.
Eter, seperti halotan, berguna pada pasien asma karena
memiliki efek bronkodilasi (Collins, 1996).
6. Indikasi
Indikasi penggunaan eter termasuk pada kasus asma,
penyakit bronkospastik, dan penyakit jantung koroner (Collins,
1996).
7. Kontra indikasi
Eter tidak boleh digunakan dalam kasus asidosis, penyakit
respirasi akut, peningkatan tekanan intracranial, diabetes, dan debil
(Collins, 1996).
C. Kloroform
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3).
Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius,
meskipun kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di
laboratorium atau industri. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan,
namun mudah menguap. Senyawa kloroform adalah senyawa
haloalkana yang mengikat tiga atom halogen klor (Cl) pada rantai C-
nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan dasar berupa
senyawa organik yang memiliki gugus metil (-CH3) yang terikat pada
atom C karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan
pereaksi halogen (Cl2). Struktur dari kloroform yaitu CHCL3.
XI. Kesimpulan
1. Hasil praktikum menunjukkan bahwa obat anestesi umum yang paling
cepat menimbulkan reaksi eksitasi, anastesi dan kematian melalui
jalur inhalasi adalah kloroform. Hal ini disebabkan sifat dari
kloroform yang mudah menguap sehingga cepat berikatan dengan
oksigen.
2. Anestesi umum memiliki empat stadium, yaitu stadium analgesia,
eksitasi, pembedahan, dan depresi medula oblongata.
3. Pada eter dari stadium eksitasi ke stadium anestesi membutuhkan
waktu yang lama karena akan efektif apabila digunakan intravena.
4. Alkohol dapat efektif apabila penggunaannya melalui jalur oral.
Karena pada inhalasi, alcohol kurang efektif dalam anestesi inhalasi.
35
30
25
Eter
20
Alkohol
15
Kloroform
10
0
Eksitasi Anestesi Kematian
Kloroform 1 2 3