PENGANTAR PENDIDIKAN
OLEH
TRIWAHYUNI NUFI
A1K117031
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dari hewan.
Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan yang disebut sifat
hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat
tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Oleh
karena itu, strategis jika pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan
pada seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan harapan menjadi titik
tolak bagi paparan selanjutnya. Pendidikan merupakan hal yang sangat
penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, dengan pendidikan manusia
dapat mengetahui sesuatu yang belum diketahui dan menggali sumber daya
manusia yang berkualitas. Sejak lahir manusia membutuhkan pendidikan.
Pada saat itu pendidik yang paling berperan yaitu orang tua. Orang tua sebagai
seorang pendidik sudah seharusnya mengetahui tujuan pendidikan itu sendiri
dan bagaimana langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Begitu juga
dengan seorang guru harus mampu membimbing peserta didik ke arah tujuan
pendidikan. Profil bangsa Indonesia yang beragama dan memiliki kebudayaan
nasional berimplikasi pada pendidikan nasional yang hendaknya berakar pada
nilai-nilai agama dan kebudayaan nasional.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Bahwa manusia adalah suatu pribadi yang tak terbatas pada saat
bersatunya jiwa dan raga, lalu jiwa dan raga bukan diciptakan dengan situasi
yang bersamaan, serta jiwa itu telah ada sebelumnya.
4
C. Hakikat Manusia Menurut Aristoteles
5
BAB III
PEMBAHASAN
Jadi hakikat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri
sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
6
1. Hakekat Manusia
Pada saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya,
manusia mempertanyakan tentang asal-usul alam semesta dan
asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri. Terdapat dua aliran
pokok filsafat yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut, yaitu Evolusionisme dan Kreasionisme (J.D. Butler,
1968). Menurut Evolusionisme, manusia adalah hasil puncak
dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam semesta.
Manusia sebagaimana halnya alam semesta ada dengan
sendirinya berkembang dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta.
Penganut aliran ini antara lain Herbert Spencer, Charles
Darwin, dan Konosuke Matsushita. Sebaliknya, Kreasionisme
menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam
semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality,
yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Penganut aliran ini antara lain
Thomas Aquinas . Memang kita dapat menerima gagasan
tentang adanya proses evolusi di alam semesta termasuk
pada diri manusia, tetapi tentunya kita menolak pandangan
yang menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-
mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta.
2. Wujud dan Potensi Manusia.
Wujud Manusia. menurut penganut aliran Materialisme
yaitu Julien de La Mettrie bahwa esensi manusia semata-
mata bersifat badani, esensi manusia adalah tubuh atau
fisiknya. Sebab itu, segala hal yang bersifat kejiwaan, spiritual
atau rohaniah dipandangnya hanya sebagai resonansi dari
berfungsinya badan atau organ tubuh. Tubuhlah yang
mempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada organ tubuh luka
muncullah rasa sakit. Pandangan hubungan antara badan
dan jiwa seperti itu dikenal sebagai Epiphenomenalisme
(J.D. Butler, 1968). Bertentangan dengan gagasan Julien de
7
La Metrie, menurut Plato salah seorang penganut aliran
Idealisme, bahwa esensi manusia bersifat
kejiwaan/spiritual/rohaniah. Memang Plato tidak
mengingkari adanya aspek badan, namun menurut dia jiwa
mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada badan.
b. Dalam Perspektif Ekonomi.
Dalam perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk
ekonomi, yang dalam kehidupannya tidak dapat lepas dari
persoalan-persoalan ekonomi. Komunikasi interpersonal untuk
memenuhi hajat-hajat ekonomi atau kebutuhan-kebutuhan
hidup sangat menghiasi kehidupan mereka.
c. Dalam Perspektif Sosiologi.
Manusia adalah makhluk social yang sejak lahir hingga
matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya. Bahkan, pola
hidup bersama yang saling membutuhkan dan saling
ketergantungan menjadi hal yang dinafikkan dalam kehidupan
sehari-hari manusia.
d. Dalam Perspektif Antropologi.
Manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami
perubahan dan evolusi. Ia senantiasa mengalami perubahan dan
perkembangan yang dinamis.
e. Dalam Perspektif Psikologi.
Manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa. Jiwa
merupakan hal yang esensisal dari diri manusia dan
kemanusiaannya. Dengan jiwa inilah, manusia dapat
berkehendak, berpikir, dan berkemauan.
8
berfikir, berbuat, dan bertindak untuk membuat perubahan dengan maksud
pengembangan sebagai manusia yang utuh.
Berbagai aspek hakikat manusia, pada dasarnya adalah potensi yang
harus diwujudkan setiap orang, sebab itu bahwa berbagai aspek hakikat
manusia merupakan sosok manusia ideal, merupakan gambaran manusia yang
dicita-citakan atau yang menjadi tujuan.Sosok manusia ideal tersebut
melainkan harus diupayakan untuk diwujudkan.
Dalam kaitannya dengan perkembangan individu, manusia dapat tumbuh
dan berkembang melalui suatu proses alami menuju kedewasaan baik bersifat
jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, manusia memerlukan pendidikan
demi mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia.
Pada dasarnya, ada dua pokok permasalahan tentang hakikat manusia.
Pertama, telah tentang manusia atau hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan
tuhan di muka bumi ini. Kedua, telah tentang sifat manusia dan karakteristik
yang menjadi ciri hususnya serta hubungannya dengan fitrah manusia.
Manusia makhluk individu, yaitu makhluk yang memiki jati diri, dan
memiliki ciri perbedaan. Namun, pada saat yang bersamaan manusia juga
sebagai kawan sosial bagi manusia lainnya yang saling berintraksi dengan
lingkungannya.
1. Asas Potensialitas
Manusia dapat dididik karena ia memiliki berbagai potensi untuk
dapat menjadi manusia.
2. Asas Dinamika
Manusia memiliki dinamika untuk menjadi manusia ideal, karena
itu dimensi dinamika mengaplikasikan bahwa manusia dapat
dididik.
3. Asas Individualitas
9
Manusia dengan individualitasnya berupaya untuk mewujudkan
dirinya menjadi seseorang sesuai keinginannya sendiri. Karena
itu aspek ini memugkinkan seseorang untuk dididik.
4. Asas Sosialitas
Dalam kehidupannya bersama orang lain akan timbul hubungan
timbal balik, hal ini lah yang memungkinkan manusia untuk
dididik.
5. Asas Moralitas
Pendidikan berdasarkan normatif artinya berdasarkan system
nilai dan norma yang diarahkan untuk membentuk manusia ideal,
pendidikan normatif memiliki aspek moralitas yang
memungkinkan seseorang dididik.
BAB IV
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia dan
segenap dimensinya hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada
hewan. Ciri-ciri yang khas tersebut membedakan secara prinsipil dunia hewan
dari dunia manusia. Adanya hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan
pada manusia sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada
hewan dan sekaligus mengusai hewan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
11
https://husnulkhatimahweb.wordpress.com/2016/11/28/makalah-hakikat-
manusia-dan-pengembangannya/
http://evaarwina.blogspot.com/2012/01/pengertian-hakekat-manusia.html
http://www.membuatblog.web.id/2010/02/pengertian-hakikat-
manusia.html
http://nathanmuziek.blogspot.co.id/2010/06/modul-pengantar-
pendidikan.html
https://konsepblackbook.blogspot.co.id/2013/06/tugas-pengantar-
pendidikan.html
12