Anda di halaman 1dari 12

Tugas Individu

PENGANTAR PENDIDIKAN

“HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA”

OLEH

TRIWAHYUNI NUFI

A1K117031

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dari hewan.
Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan yang disebut sifat
hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat
tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Oleh
karena itu, strategis jika pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan
pada seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan harapan menjadi titik
tolak bagi paparan selanjutnya. Pendidikan merupakan hal yang sangat
penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, dengan pendidikan manusia
dapat mengetahui sesuatu yang belum diketahui dan menggali sumber daya
manusia yang berkualitas. Sejak lahir manusia membutuhkan pendidikan.
Pada saat itu pendidik yang paling berperan yaitu orang tua. Orang tua sebagai
seorang pendidik sudah seharusnya mengetahui tujuan pendidikan itu sendiri
dan bagaimana langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Begitu juga
dengan seorang guru harus mampu membimbing peserta didik ke arah tujuan
pendidikan. Profil bangsa Indonesia yang beragama dan memiliki kebudayaan
nasional berimplikasi pada pendidikan nasional yang hendaknya berakar pada
nilai-nilai agama dan kebudayaan nasional.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah


dalam penulisan makalah ini yaitu :

1. Apakah pengertian hakikat manusia.


2. Bagaimanakah hubungan hakikat manusia dan pendidikan.
3. Bagaimanakah sosok karakter berdasar pancasila dan UUD 1945.

2
C. Tujuan Penulisan

Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini


antara lain :

1. Mengetahui pengertian hakikat manusia.


2. Mengetahui hubungan hakikat manusia dan hak martabat
pendidikan.
3. Mengetahui sosok karakter berdasar pancasila dan UUD 1945.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Manusia Menurut Socrates


Pemikir hebat di Yunani yang memberikan sumbangsihnya dengan
membantu terbentuknya fondasi filsafat di Barat. Metode yang ia gunakan dan
konsep yang ia paparkan telah membantu terbentuknya dunia fisafat barat.
Penolakannya terhadap kompromi mengenai integritas intelektualnya
membuatnya menghadapi hukuman mati. Pandangan Socrates mengenai
hakikat manusia
Manusia adalah seorang yang rasional. Manusia mungkin bervariasi
dalam kemampuan rasionalitasnya, mungkin mereka dapat kekurangan secara
mental, atau mungkin mereka malah menolak kerasionalitasan. Tetapi
bagaimanapun juga definisi hakikat manusia secara universal tetaplah
memegang kebenaran.

Manusia dapat membedakan kebajikan, pengetahuan dari ketidaktahuan.


Manusia dapat mengetahui kebaikan, dari mengetahuinya dia dapat
mengikutinya. Untuk kepada orang yang tidak mengenal kebaikan dia akan
memilih mengikuti keburukan.

B. Hakikat Manusia Menurut Plato

Bahwa manusia adalah suatu pribadi yang tak terbatas pada saat
bersatunya jiwa dan raga, lalu jiwa dan raga bukan diciptakan dengan situasi
yang bersamaan, serta jiwa itu telah ada sebelumnya.

Raga manusia adalah hanya sebatas instrument bagi penyempurnaan


jiwanya di dunia ini dan bagi Plato setiap manusia saat ia lahir kedunia selalu
membawa ide-ide yang baik ( innate idea ).

4
C. Hakikat Manusia Menurut Aristoteles

Bahawa manusia adalah mahkluk yang organis dimana fungsi


onalisasinya tergantung dengan jiwanya, dengan menitik beratkan pada fungsi
homanis pada jiwanya, ketika manusia berhadapan dengan hal-hal sulit dan
memperlihatkan fungsi motoriknya, dan unsur kreatifitas mempunyai
hubungan dengan daya motoriknya.

D. Hakikat Manusia Menurut Rene Descrates

Bahwa jiwa adalah perpaduan antara rasional dan konsisten, serta


terpadu didalam aktifitasnya didalam teguh manusia, interaksi jiwa ini dapat
mengubah makna nafsu yang dimaknai dengan pengalaman-pengalaman sadar
yang disertai dengan kontrol emosi jasmaniah. Dan ini berarti hakikat manusia
ada pada aspek kesadaran yang esistensinya ada pada daya intelektual sebagai
hakikat jiwanya.

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat Manusia

Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-


benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti
dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan tasawuf, orang
mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu muncul kata-kata
diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat
jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.     

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh


Tuhan yang Maha Esa. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan
suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini.
Dikitab suci menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.

Jadi hakikat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri
sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Hakekat Manusia Menurut Pandangan Umum Ialah Sebagai Berikut:


Pembicaraan manusia dapat ditinjau dalam berbagai perspektif, misalnya
perspektif filasafat, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan
spiritualitas Islam atau tasawuf, anatar lain :
a. Dalam Perspektif Filsafat.
Disimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir
karena memiliki nalar intelektual. Dengan nalar intelektual itulah
manusia dapat berpikir, menganalisis, memperkirakan,
meyimpulkan, membandingkan, dan sebagainya. Nalar intelektual ini
pula yang membuat manusia dapat membedakan antara yang baik
dan yang jelek, antara yang salah dan yang benar.

6
1. Hakekat Manusia
Pada saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya,
manusia mempertanyakan tentang asal-usul alam semesta dan
asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri. Terdapat dua aliran 
pokok  filsafat   yang  memberikan  jawaban  atas pertanyaan 
tersebut,  yaitu Evolusionisme dan  Kreasionisme  (J.D.  Butler,
1968). Menurut Evolusionisme,  manusia adalah  hasil  puncak 
dari  mata   rantai  evolusi  yang  terjadi  di  alam  semesta. 
Manusia  sebagaimana  halnya alam  semesta ada  dengan
sendirinya berkembang dari alam  itu sendiri, tanpa Pencipta.
Penganut aliran ini antara lain Herbert Spencer, Charles
Darwin, dan  Konosuke  Matsushita. Sebaliknya, Kreasionisme
menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam
semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality,
yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Penganut aliran ini antara lain
Thomas Aquinas . Memang  kita  dapat  menerima  gagasan 
tentang  adanya  proses  evolusi  di  alam semesta termasuk
pada  diri  manusia,  tetapi  tentunya kita   menolak pandangan 
yang menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-
mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta.
2. Wujud dan Potensi Manusia.
Wujud  Manusia. menurut  penganut  aliran  Materialisme
yaitu  Julien  de  La Mettrie bahwa  esensi  manusia  semata-
mata  bersifat  badani,  esensi  manusia  adalah tubuh atau
fisiknya.  Sebab itu, segala hal yang bersifat kejiwaan, spiritual
atau rohaniah dipandangnya  hanya  sebagai  resonansi  dari 
berfungsinya  badan  atau  organ  tubuh. Tubuhlah yang
mempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada organ tubuh luka
muncullah rasa sakit.  Pandangan  hubungan  antara  badan 
dan  jiwa  seperti  itu  dikenal  sebagai Epiphenomenalisme
(J.D. Butler, 1968). Bertentangan  dengan  gagasan  Julien  de

7
La  Metrie,  menurut Plato salah seorang  penganut  aliran 
Idealisme, bahwa  esensi   manusia  bersifat 
kejiwaan/spiritual/rohaniah. Memang  Plato  tidak  
mengingkari  adanya  aspek  badan,  namun menurut  dia  jiwa 
mempunyai  kedudukan  lebih  tinggi  daripada  badan.
b. Dalam Perspektif Ekonomi.
Dalam perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk
ekonomi, yang dalam kehidupannya tidak dapat lepas dari
persoalan-persoalan ekonomi. Komunikasi interpersonal untuk
memenuhi hajat-hajat ekonomi atau kebutuhan-kebutuhan
hidup sangat menghiasi kehidupan mereka.
c. Dalam Perspektif Sosiologi.
Manusia adalah makhluk social yang sejak lahir hingga
matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya. Bahkan, pola
hidup bersama yang saling membutuhkan dan saling
ketergantungan menjadi hal yang dinafikkan dalam kehidupan
sehari-hari manusia.
d. Dalam Perspektif Antropologi.
Manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami
perubahan dan evolusi. Ia senantiasa mengalami perubahan dan
perkembangan yang dinamis.
e. Dalam Perspektif Psikologi.
Manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa. Jiwa
merupakan hal yang esensisal dari diri manusia dan
kemanusiaannya. Dengan jiwa inilah, manusia dapat
berkehendak, berpikir, dan berkemauan.

B. Bagaimanakah Hubungan Hakikat Manusia Dan Hak Martabat


Pendidikan
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna yang
memilki kemampuan intelektual dan daya nalar sehingga manusia mampu

8
berfikir, berbuat, dan bertindak untuk membuat perubahan dengan maksud
pengembangan sebagai manusia yang utuh.
Berbagai aspek hakikat manusia, pada dasarnya adalah potensi yang
harus diwujudkan setiap orang, sebab itu bahwa berbagai aspek hakikat
manusia merupakan sosok manusia ideal, merupakan gambaran manusia yang
dicita-citakan atau yang menjadi tujuan.Sosok manusia ideal tersebut
melainkan harus diupayakan untuk diwujudkan.
Dalam kaitannya dengan perkembangan individu, manusia dapat tumbuh
dan berkembang melalui suatu proses alami menuju kedewasaan baik bersifat
jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, manusia memerlukan pendidikan
demi mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia.
Pada dasarnya, ada dua pokok permasalahan tentang hakikat manusia.
Pertama, telah tentang manusia atau hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan
tuhan di muka bumi ini. Kedua, telah tentang sifat manusia dan karakteristik
yang menjadi ciri hususnya serta hubungannya dengan fitrah manusia.
Manusia makhluk individu, yaitu makhluk yang memiki jati diri, dan
memiliki ciri perbedaan. Namun, pada saat yang bersamaan manusia juga
sebagai kawan sosial bagi manusia lainnya yang saling berintraksi dengan
lingkungannya.

Manusia dapat dididik dan mungkin dididik, menurut M.J. Langelveld


manusia dapat disebut animal educabile. Hal ini didasarkan pada 5 asas
antropologis yaitu :

1. Asas Potensialitas
Manusia dapat dididik karena ia memiliki berbagai potensi untuk
dapat menjadi manusia.
2. Asas Dinamika
Manusia memiliki dinamika untuk menjadi manusia ideal, karena
itu dimensi dinamika mengaplikasikan bahwa manusia dapat
dididik.
3. Asas Individualitas

9
Manusia dengan individualitasnya berupaya untuk mewujudkan
dirinya menjadi seseorang sesuai keinginannya sendiri. Karena
itu aspek ini memugkinkan seseorang untuk dididik.
4. Asas Sosialitas
Dalam kehidupannya bersama orang lain akan timbul hubungan
timbal balik, hal ini lah yang memungkinkan manusia untuk
dididik.
5. Asas Moralitas
Pendidikan berdasarkan normatif artinya berdasarkan system
nilai dan norma yang diarahkan untuk membentuk manusia ideal,
pendidikan normatif memiliki aspek moralitas yang
memungkinkan seseorang dididik.

C. Bagaimanakah Sosok Karakter Berdasar Pancasila Dan Undang-Undang


Dasar 1945

Pancasila dan UUD 1945 tergolong ke dalam wujud ideal kebudayaan


bangsa atau kebudayaan nasional. Profil bangsa Indonesia yang beragama dan
memiliki kebuayaan nasional berimplikasi pada pendidikan nasional yang
hendaknya berakar pada nilai-nilai agama dan kebudayaan nasional.

Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan


menbentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan potensi-potensi peserta didik yang menjadi manusia beriman
dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

BAB IV

10
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia dan
segenap dimensinya hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada
hewan. Ciri-ciri yang khas tersebut membedakan secara prinsipil dunia hewan
dari dunia manusia. Adanya hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan
pada manusia sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada
hewan dan sekaligus mengusai hewan.

Salah satu hakikat yang istimewa ialah adanya kemampuan menghayati


kebahagian pada manusia. Semua sifat hakikat manusia dapat dan harus
ditumbuh kembangkan melalui pendidikan. Berkat pendidikan maka sifat
hakikat manusia dapat ditumbuhkembangkan secara selaras dan berimbang
sehingga menjadi manusia yang utuh.

B. Saran

Kepada semua pihak yang berkepentingan dunia pendidikan wajib


berpegang teguh kepada nilai-nilai kependidikan dalam mengemban tugas dan
tanggung jawab kesehariannya. Penerapan paradigma baru dalam pendidikan
hars disosialisasikan lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

11
 https://husnulkhatimahweb.wordpress.com/2016/11/28/makalah-hakikat-
manusia-dan-pengembangannya/
 http://evaarwina.blogspot.com/2012/01/pengertian-hakekat-manusia.html
 http://www.membuatblog.web.id/2010/02/pengertian-hakikat-
manusia.html
 http://nathanmuziek.blogspot.co.id/2010/06/modul-pengantar-
pendidikan.html
 https://konsepblackbook.blogspot.co.id/2013/06/tugas-pengantar-
pendidikan.html

12

Anda mungkin juga menyukai