Skripsi Full
Skripsi Full
Oleh :
Kristi Widi Yanti
17012107
i
MUTU BENIH KEDELAI YANG DISIMPAN
PADA BERBAGAI JENIS WADAH DAN LAMA PENYIMPANAN
SKRIPSI
Oleh :
Kristi Widi Yanti
17012107
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
karunia dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul” Mutu Benih Kedelai yang Disimpan pada
Berbagai Jenis Wadah dan Lama Penyimpanan” skripsi ini merupakan salah satu
syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas
Mercu Buana Yogyakarta. Penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang
tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakrta yang telah
memberikan izin penelitian untuk keperluan skripsi.
2. Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas Mercu
Buana Yogyakrta telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian ini.
3. Ir. Wafit Dinarto,M.Si. selaku dosen pembimbing.
4. Ir. Dian Astriani,S,P.,M.P. selaku dosen pembahas
5. Seluruh dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri
Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang telah memberikan banyak ilmu
dan pengetahuan bagi penulis.
6. Orang tua yang saya sayangi yang telah memberikan dorongan baik moril
ataupun materil untuk kelancaran penulis.
7. Teman-teman Agroteknologi yang telah membantu dalam proses kelancaran
pembuatan ususlan penelitian ini.
Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat berguna bagi pembaca dan
penulis berguna bagi pihak yang membutuhkan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 7
A. Kedelai ................................................................................................................. 7
B. Mutu Benih ........................................................................................................... 9
C. Penyimpanan Benih Kedelai .............................................................................. 13
D. Bahan Kemasan .................................................................................................. 17
E. Hipotesis ............................................................................................................. 20
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN .............................................................. 21
A. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 21
B. Alat dan Bahan ................................................................................................. 21
C. Metode Penelitian ............................................................................................ 21
D. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................... 22
E. Analisis ............................................................................................................ 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 28
A. Hasil .................................................................................................................. 29
vii
B. Pembahasan....................................................................................................... 34
V. KESIMPULAN ....................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 39
LAMPIRAN .................................................................................................................. 43
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Purata kadar air benih kedelai pada berbagai jenis wadah dan lama
penyimpanan .................................................................................................................. 29
2. Purata bobot setelah penyimpanan benih kedelai pada berbagai jenis wadah dan
lama penyimpana ........................................................................................................... 30
3. Purata daya berkecambah benih kedelai pada berbagai jenis wadah dan lama
penyimpanan ................................................................................................................. 31
4. Purata waktu rata-rata berkecambah benih kedelai pada berbagai jenis wadah
dan lama penyimpanan .................................................................................................. 32
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.Tabel anova kadar air benih kedelai................................................................................ 43
x
MUTU BENIH KEDELAI YANG DISIMPAN
PADA BERBAGAI JENIS WADAH DAN LAMA PENYIMPANAN
xi
QUALITY OF SOYBEAN SEED STORED IN VARIOUS TYPES OF
CONTAINERS AND STORAGE DURATION
ABSTRACT
Seed storage is part of a series of seed production and storage methods affect the
shelf life and quality of seeds. This study aims to determine the right type of
container for storing soybean seeds at various storage times. The study was
conducted from January to April 2019 at the Laboratory of Agronomy, Mercu
Buana University of Yogyakarta. The research used a 3x4 factorial design
arranged in a completely randomized design (CRD) with four replications. The
first factor is the type of container consists of three types, namely flour bags,
baggage bags and plastic bags. The second factor is the storage time consists of
four levels, namely 4, 8, 12, and 16 weeks. The results of the study showed that
there was an interaction between the type of container and duration of storage on
water content and weight of the seeds after storage. The quality of soybean seeds
stored for 16 weeks with flour bags, bagor bags and plastic bags is not
significantly different.
xii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan usaha peningkatan produksi pertanian. Upaya ini pernah tercapai dengan
Upaya memperoleh benih yang baik tidak terlepas dari suatu rangkaian
kegiatan teknologi benih yaitu mulai dari produksi benih, pengolahan benih,
benih dapat terjadi selama pengolahan benih, baik itu pada saat panen,
Benih bermutu varietas unggul merupakan salah satu sarana produksi yang
komoditas padi dan jagung, usaha perbenihan kedelai masih tertinggal, petani
lebih banyak memakai benih dari hasil panen pada pertanaman sebelumnya. Dari
total areal pertanaman kedelai, penggunaan benih bersertifikat kurang dari 10% .
Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas kedelai nasional
(Danapriatna, 2007).
1
Salah satu faktor pembatas produksi kedelai di daerah tropis adalah
Sehingga benih kedelai yang akan ditanam harus disimpan dalamlingkungan yang
menguntungkan (suhu rendah), agar kualitas benih masih tinggi sampai akhir
Faktor tersebut bisa berupa fiik seperti suhu dan kelembaban, kimia seperti
tikus (Brooker et al. 1992). Penurunan kualitas ini merupakan proses penurunan
mutu yang berangsur-angsur dan kumulatif, serta tidak dapat balik akibat
benih.
saat benih masak fisiologis atau berada pada stadium II dalam konsep Steinbaurer.
Kemasakan fisiologis diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dicapai oleh
2
Gambar 1. Hubungan antara kekuatan tumbuh, viabilitas benih, dan daya
kecambah benih pada berbagai laju kemunduran benih menurut
Kaidah Steinbauer (Sadjad, 1994).
berhubungan erat dengan perawatan benih. Benih yang telah terpilih, bersih dan
menurun. Daya berkecambah benih kedelai menurun dalam jangka waktu satu
penyimpanan adalah faktor internal benih seperti kadar air benih sebelum
Bina Perbenihan (1996), untuk mendapatkan benih bermutu tinggi, sebelum biji
kedelai calon benih disimpan harus dibersihkan dari kotoran dan benda lainnya.
3
Pembersihan benih mudah dilaksanakan apabila biji berasal dari tanaman yang
langsung dengan kadar air benih. Pada suhu rendah aktivitas enzim terutama
proses deteriosasi dapat ditekan. Kadar air yang tinggi menyebabkan laju respirasi
karbondioksida, air, dan panas. Dalam keadaan seperti ini benih dapat mengalami
ruang simpan dan keberadaan hama. Untuk melindungi benih dari pengaruh
kondisi lingkungan simpan yang tidak baik yaitu kelembaban relatif dan suhu
tinggi dapat dilakukan dengan cara mengeringkan benih sampai kadar air tertentu
Kadar air benih merupakan suatu fungsi dari kelmbaban relatif udara sekitarnya
dan kadar air suatu benih bergantung pada kelembaban relatif udara sekitarnya.
Pada saat kelembaban relatif udara sekitar benih meningkat (tinggi), maka kadar
air benih akan meningkat pula sampai terjadi nilai keseimbangan antara kadar air
Benih kedelai dan yang menjadi kelompok benih ortodoks tidak tahan disimpan
lama dan mudah rusak atau menurun mutunya apabila disimpan pada kadar air
4
yang tinggi atau disimpan pada ruang dengan kelembaban tinggi dan suhu ruang
kuantitatif maupun secara kualitatif karena rusak, memar, cacat, penurunan daya
dengan kadar air awal 12-14% (Kristiani, 2012) Penyimpanan benih kedelai
dengan kadar air 12-12,5 % dalam waktu satu tahun mengakibatkan daya
kecambah benih turun menjadi 60%. Kadar air benih <11% mampu menekan
Kadar air awal benih berpengaruh terhadap kadar protein membran dalam
menghasilkan daya berkecambah dan vigor benih kedelai tinggi. Benih kedelai
yang disimpan pada kadar air awal 8%, 10% dan 12% di dalam kantong plastik
polyetilen dapat mempertahankan kadar protein yang tetap tinggi selama 6 bulan
Kadar air benih yang tinggi pada benih ortodoks seperti kedelai dapat
kelembaban lebih dari 70 % . Apabila kadar air telalu rendah misalnya antara 3%-
5%, maka dapat pula menimbulkan beberapa dampak yaitu menurunkan laju
(Kuswanto, 2003).
5
B. Rumusan Masalah
1. Jenis wadah simpan apa yang terbaik untuk mempertahankan mutu benih
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
penyimpanan benih kedelai secara tepat dalam jangka waktu yang lama.
6
II . TINJAUAN PUSTAKA
A. Kedelai
Indonesia, dengan karakteristik berupa semak rendah, tumbuh tegak dengan tinggi
40-90 cm, bercabang memiliki daun tunggal dan daun trifoliate, bulu pada daun
dan polong tidak terlalu padat dan umur tanaman antara 72-90 hari (Adie &
Krisnawati, 2007).
bahan pangan yang banyak mengandung protein, dan berguna sebagai bahan baku
industri dan bahan pakan ternak. Menurut badan pusat statistik (2010).
dapat dilihat pada belahan biji ataupun pada selaput biji, biasanya kuning atau
hijau transparan (tembus cahaya), selain itu ada juga biji yang berwarna gelap
tahan disimpan lama dengan kadar air yang rendah. Benih kedelai memiliki tipe
atas dan dari kotiledon akan keluar calon daun. Biji kedelai berkeping dua dan
umumnya berbentuk bulat lonjong, tetapi ada kultivar yang mempunyai biji bulat
agak pipih atau bundar, besar biji tergantung dari kultivar, tidak mengandung
Salah satu masalah benih kedelai di daerah tropis adalah terjadinya kemunduran
7
benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsur-angsur dan kumulatif
serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan fisiologis yang disebabkan
oleh faktor dalam benih. Kemunduran benih secara fisiologis ditandai dengan
(Danapriatna 2012).
B. Mutu Benih
Benih bermutu ialah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang
berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. Benih yang berkualitas tinggi
memiliki daya tumbuh lebih dari 80%. Benih unggul yaitu benih yang bermutu
tinggi, baik segi kemurnian, kebersihan, daya tumbuh, maupun kesehatan benih
Mutu benih mencakup tiga aspek, yaitu mutu benih meliputi mutu fisik,
1. Mutu fisiologis berkaitan dengan daya hidup atau tumbuh benih memiliki
2. Mutu fisik adalah kondisi fisik benih yang menyangkut warna benih tidak
kerusakan fisik benih tidak berbecak, kulit tidak terkelupas, kebersihan benih
9
harus bebas dari kotoran, dan kemurnian, benih harus sehat bernas, dan
ukuran normal.
3. Mutu genetik yaitu benih yang jelas dan benar identitas genetiknya, atau
berkaitan dengan kebenaran dari varietas benih baik secara genotip maupun
Untuk menentukan mutu benih Purwono & Hartono (2012) menyatakan bahwa
karakter yang diuji antara lain tingkat kemurnian fisik benih, kotoran benih lain
benih (minimal 98%), kebenaran varietas (100%), dan daya simpan benih (1-5
tahun). Kemudian menurut Rukmana & Yuyun (1996) benih bermutu harus
memiliki syarat daya tumbuh minimal 80%, benih harus sudah tumbuh kurang
dari 4 hari, benih harus murni artinya tidak tercampur varietas lain dan biji gulma,
biji sehat secara fisik, bernas, mengkilap, tidak keriput, dan tidak terdapat luka
gigitan serangga.
Perbedaan tersebut diakibatkan oleh perbedaan gen yang ada dalam benih.
biji dan berat jenis. Benih dengan ukuran biji sedang mempunyai persentase
10
b. faktor lingkungan, faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap mutu benih
yang berpengaruh selama penyimpanan seperti suhu, kadar air benih, dan
adalah dengan penetapan kadar air yang tepat saat benih disimpan sehingga
benih dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama tanpa menurunkan
viabilitas benih (Justice dan Bass, 1994). Lokasi produksi dan waktu tanam,
1. kecambah normal
Hipokotil : panjang atau pendek, tetapi tumbuh baik tanpa ada luka
baik .
11
2. Kecambah abnormal
Akar : tidak ada akar primer atau akar-akar sekunder yang tidak
tumbuh baik.
tidak vigor.
Epikotil: tidak ada daun primer atau tunas ujung, ada satu atau ada
daun primer, tetapi tidak ada tunas ujung, epikotil membusuk, yang
Menurut Mugniskah et al. (1994) cit. Zahrok (2007), benih yang tidak
Benih keras : benih yang hingga akhir periode pengujian tetap keras,
Benih segar : benih yang tidak keras dan juga tidak berkecambah
masih hidup.
12
c. faktor kondisi fisik dan fisiologis benih, yaitu berkaitan dengan performa
struktur benih, tingkat kadar air dan dormansi benih (Wirawan & Wahyuni,
2002).
serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan yang disebabkan oleh faktor
internal. Proses penuaan dan mundurnya vigor secara fisiologis ditandi dengan
simpan benih dapat dilakukan melalui perbaikan secara genetik, perbaikan teknik
terhadap mutu benih kedelai. Menurut Justice & Bass (1994), mutu benih kedelai
ciri:
13
1. Terjadi perubahan fisik, seperti kulit keriput dan berwarna kusam.
laju respirasi.
dapat dilihat dari nilai daya hantar listrik (DHL). Makin tinggi nilai dhl
serta maksud dari penyimpanan benih adalah agar benih dapat ditanam pada
musim yang sama di lain tahun atau pada musim yang berlainan dalam tahun yang
sama, atau untuk tujuan pelestarian benih dari suatu jenis tanaman. Umur simpan
benih sangat dipengaruhi oleh sifat benih, kondisi lingkungan dan perlakuan
manusia.
14
mungkin. Maksud dari penyimpanan benih adalah agar benih dapat ditanam pada
musim yang sama di lain tahun atau pada musim yang berlainan dalam tahun yang
a. Faktor internal (sifat genetik, kondisi kulit dan kadar air awal). Benih kedelai
yang mempunyai kandungan lemak tinggi dan karbohidrat rendah lebih cepat
rendah dan karbohidrat tinggi, benih kedelai berbiji besar lebih cepat
pembesaran terjadinya penguapan zat cair dalam benih akan kehilangan daya
disekitar benih.
15
Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan
viabilitas (daya hidup) benih dalam periode simpan selama mungkin. Benih
dibandingkan benih tanaman lain. Oleh karena itu, benih kedelai harus disimpan
dalam lingkungan yang menguntungkan agar kualitas benih tetap tinggi sampai
akhir penyimpanan (Viera et al. 2001). Penurunan mutu dan kerusakan benih
selama penyimpanan tidak dapat dihentikan, akan tetapi dapat diperlambat dengan
Periode simpan benih dimulai sejak tanaman masak fisiologis. Pada saat
menyebabkan penurunan mutu benih dapat dikendalikan. Saat panen yang tepat
(beberapa saat setelah masak fisiologis), cara panen dan pasca penen benih
benih. Batas akhir dari penyimpanan adalah jika viabilitas benih sudah turun
hingga 80%.
Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan resiko terserang
16
dan suhu lingkungan dimana benih disimpan. Umur simpan benih sangat
D. Bahan Kemasan
tingkat porositas yang berbeda. Porositas adalah kemampuan suatu bahan dalam
menahan masuknya uap air atau udara ke dalam kantong penyimpanan benih.
Makin tinggi porositas bahan kemasan, makin tinggi peluang masuknya uap air
menyerap air), sehingga kadar air benih akan mudah meningkat bila disimpan di
porositasnya tinggi.
Peran utama kemasan adalah untuk melindungi bahan yang dikemas dari
kerusakan dan pengaruh luar, hingga bahan tersebut digunakan sesuai dengan
memberikan lingkungan mikro yang optimal agar benih tidak dipengaruhi oleh
menjaga kadar air dan respirasi benih tetap rendah dan tidak dipengaruhi oleh
disimpan pada kemasan yang dapat menahan uap air mampu mempertahankan
17
Hal yang penting dalam pengemasan adalah bahwa bahan pengemas dapat
menahan masuknya uap air. Sifat permeabilitas bahan pengemas terhadap uap air
sangat penting untuk mempertahankan kadar air serta viabilitas benih. Sifat
penting lainnya adalah bahwa kemasan harus mudah direkatkan (sealabelity) dan
memiliki elastisitas yang baik, harga terjangkau dan mudah diperoleh (Barlian
1990).
dua macam , yaitu wadah yang kedap udara dan wadah yang permeabel (Widodo,
1991). Wadah kedap udara adalah wadah yang tidak memungkinkan terjadinya
Kantong plastik dapat digunakan apabila terbuat dari bahan yang tipis dan
umum digunakan dengan keunggulannya yaitu, ringan, kuat, anti karat, dan tahan
terhadap bahan kimia, mempunyai sifat isolasi listrik yang tinggi dan murah.
pengganti karung goni yang semula digunakan untuk mengemas berbagai bahan
baku / hasil bumi. Karena berbahan ringan dan lebih tahan terhadap air
dibandingkan goni, karung bagor dalam kurun waktu singkat telah menggantikan
18
Hasil penelitian Purwanti (2004) menunjukkan bahwa benih kedelai hitam
yang dikemas dalam kantong plastik (ketebalan 0,88 mm) dan kaleng serta
disimpan pada suhu 20,6 ̊ C dan 27 ̊ C selama enam bulan masih mempunyai daya
tumbuh >90%, sedangkan pada benih kedelai kuning daya tumbuhnya 80%.
Kartono (2004) menyatakan bahwa jika kadar air awal benih 8% dan dapat
Viera et. al., (2001) telah melakukan penelitian tentang benih kedelai yang
disimpan dalam kantong aluminium foil pada suhu 10 ˚C dan 20 ˚C dan disimpan
dalam kantong kertas wal dalam ruang terbuka selama 486 hari. Daya tumbuh
benih tidak berubah pada benih yang disimpan dalam aluminium foil pada suhu
10 ˚C, kecuali vigor sudah mulai menurun. Proses penuaan berjalan sesuai dengan
penurunan vigor benih untuk semua benih yang disimpan dalam aluminium foil
pada suhu 10 ˚C, tetapi elektrikal konduktivitas tidak berubah selama periode
simpan. Benih yang disimpan dalam aluminium foil pada suhu 20 ˚C dan dalam
kantong kertas wal dalam ruang terbuka, daya tumbuh dan vigor benih menurun
dengan cepat dan elektrikal konduktivitas meningkat dengan cepat. Setelah benih
dipindah pada suhu 10 ˚C, vigor terus menurun dan elektrikal konduktivitas tetap
selama periode simpan. Jadi vigor menurun pada semua kondisi lingkungan,
19
Robi’in (2007) mengatakan bahwa penggunaan bahan kemasan yang tepat
relatif dan suhu. Kemasan yang baik dan tepat dapat menciptakan ekosistem ruang
simpan yang baik bagi benih sehingga dapat disimpan lebih lama.
E. Hipotesis
benih lebih lama dari pada kantong bagor dan kantong terigu
20
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan adalah benih kedelai varietas Anjasmoro yang diperoleh
dari Balai Benih Palawija Gading Wonosari, kantong terigu , kantong plastik 0,8
Alat yang digunakan adalah timbangan, alat tulis, cutter , sprayer, bak plastik,
C. Metode Penelitian
Acak Lengkap (RAL) . Faktor pertama adalah jenis wadah yang terdiri atas tiga
Faktor kedua yaitu lama penyimpanan ( W ), terdiri atas empat aras yaitu 4
21
T1W4 : Kantong plastik dengan lama penyimpanan 16 minggu
Total ada 12 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang empat kali.
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Benih
Benih yang digunakan adalah benih kedelai varietas wilis, yang telah
2. Uji pendahuluan
Benih dilakuakan uji daya berkecambah dan kadar air. Uji daya berkecambah
Sedangkan Kadar air dengan menimbang botol timbang dan diberi kode,
sebelum dipakai botol harus sudah di oven selama ½ jam- 1 jam dengan
22
panas 130˚C , kemudian timbang botol kosong dan catat berat botol kosong,
dan timbang lagi botol + benih ( 5 g ), botol + benih tertutup masukan dalam
oven dengan suhu 130 ˚C dan keluarkan dari oven dan masukkan ke dalam
𝑀2 − 𝑀3
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = × 100 %
𝑀2 − 𝑀1
3. Pembuatan kemasan
kantong plastik 0,8 mm , kantong bagor , dan kantong terigu. Pada wadah
cm pada kantong wadah plastik tidak ada persiapan khusus, karena bentuknya
sudah sesuai.
4. Penyimpanan
Benih yang sudah dilakukan pengeringan sampai kadar air 10% di kemas
5. Pengamatan
23
benih, dan indeks vigor benih. Pengamtan dilakukan terhadap perlakuan
a. Mutu benih
1. Daya berkecambah
𝛴 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ = 𝑋 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛
2. Keserempakan berkecambah
24
Keserempakan benih berkecambah diukur dengan menghitung
(𝐾𝑁1 ×𝑇1)+(𝐾𝑁2×𝑇2)………
Rata-rata hari berkecambah = =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
5. Kadar air
Kadar air dengan menimbang botol timbang dan diberi kode, sebelum
dipakai botol harus sudah di oven selama ½ jam- 1 jam dengan panas
130˚c , kemudian timbang botol kosong dan catat berat botol kosong,
masukan dalam oven dengan suhu 130 ˚c dan keluarkan dari oven
25
dan masukkan ke dalam desikator diamkan selama 30 menit dan
terakhir keluarkan.
𝑀2 − 𝑀3
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = × 100 %
𝑀2 − 𝑀1
Suhu dan kelembaban yang terlalu tinggi kadar air akan meningkat
kerusakan pada benih, karena akan terjadi penguapan zat cair dari
26
E. Analisis
Pengamatan utama diuji dengan uji F taraf 5% dan perlakuan yang beda nyata
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
benih yang akan disimpan tersebut. Berdasarkan uji pendahuluan yang telah
dilakukan diketahui bahwa benih tersebut memiliki daya tumbuh 82 %. Dari hasil
uji pendahuluan yang telah dilakukan tersebut menunjukan bahwa benih kedelai
yang akan digunakan untuk penelitian ini memiliki mutu yang masih baik.
yang meliputi kadar air, bobot benih, daya berkecambah, waktu rata-rata
minggu adalah
1. Kadar air
Hasil analisis dengan sidik ragam menunjukkan ada interaksi antara faktor
Hasil uji lanjut dengan uji Duncan’s menunjukkan kadar air benih kedelai
setelah disimpan selama 16 minggu pada perlakuan jenis wadah pada kantong
bagor menunjukkan kadar air yang tetap lebih rendah dari pada perlakuan
28
Tabel 1. Purata kadar air benih kedelai pada berbagai jenis wadah dan lama
penyimpanan.
penyimpanan.(lampiran 2)
Hasil uji lanjut dengan uji Duncan’s menunjukkan bobot benih kedelai
setelah disimpan selama 16 minggu pada perlakuan jenis wadah pada kantong
bagor menunjukkan bobot benih yang tetap lebih rendah dari pada perlakuan
29
Tabel 2. Purata bobot setelah penyimpanan benih kedelai pada berbagai jenis
wadah dan lama penyimpanan
3. Daya berkecambah
Hasil analisis dengan sidik ragam menunjukkan tidak ada interaksi antara
benih kedelai setelah disimpan selama 16 minggu pada perlakuan jenis wadah
kedelai tetap baik dan masih di atas batas minimal daya berkecambah benih
kedelai berkualitas serta lebih tinggi dari pada daya berkecambah benih
30
Tabel 3. Purata daya berkecambah benih kedelai pada berbagai jenis wadah dan
lama penyimpanan
benih kedelai hanya butuh waktu 2 hari untuk tumbuh dari pada perlakuan
31
Tabel 4. Purata waktu rata-rata berkecambah benih kedelai pada berbagai jenis
wadah dan lama penyimpanan
5. Keserempakan berkecembah
interaksi antara faktor perlakuan jenis wadah dengan faktor perlakuan lama
(Lampiran.5)
32
Tabel 5. Purata keserempakan berkecambah benih kedelai pada berbagai jenis
wadah dan lama penyimpanan
33
B. Pembahasan
dan lama penyimpanan pada kadar air dan bobot benih setelah simpan. Hal ini
menunjukkan pada perlakuan jenis wadah kantong bagor benih kedelai yang
disimpan selama 16 minggu mampu mempertahankan pada kadar air tetap rendah
setelah simpan , hal ini disebabkan oleh suhu yang tinggi 29˚ C dan kelembaban
yang rendah 60% didalam ruang simpan benih. Kelembaban udara ruangan
Pada penelitian ini hal tersebut terjadi terutama pada penyimpanan benih
tanpa kemasan kedap udara (kantong bagor). Kondisi tersebut disebabkan oleh
sifat benih yang higroskopis dan selalu ingin mencapai keseimbangan dengan
kondisi lingkungan, perubahan kadar air benih akan terus berlangsung sampai
mempengaruhi mutu benih. Hal ini juga dikatakan oleh Justice dan Bass (2002),
air dan suhu ruang penyimpanan terhadap umur simpan benih yaitu setiap
penurunan suhu ruang simpan sebesar 5°C, umur simpan benih akan bertambah
menjadi dua kali lipat. Setiap penurunan kadar air benih 1%, umur simpan benih
34
akan bertambah menjadi dua kali lipat. Hukum ini berlaku apabila kelembaban
relatif ruang penyimpanan berkisar antara 15%-70%, dengan suhu antara 0°C-
berupa panas dan uap air. Uap air yang dihasilkan akan menambah bobot benih
penambahan bobot benih yang di simpan, pola perubahan bobot benih dapat
minggu memiliki mutu yang baik , dan masih mampu berkecambah yang tinggi
rendah di bawah standar mutu benih 80%. Kemunduran benih diartikan sebagai
turunnya viabilitas benih yang mengakibatkan rendahnya vigor benih dan kurang
baiknya pertanaman serta penurunan hasil. Proses yang terjadi pada kemunduran
benih salah satunya adalah menurunnya laju perkecambahan dan daya simpan
35
Menurut Chai et al. (2002), perkecambahan benih kedelai akan menurun
dari perkecambahan awal yaitu diatas 90% menjadi 0% tergantung spesies dan
kadar air benih selama penyimpanan. Di lain pihak, Yaya et al. (2003)
menyatakan bahwa benih kedelai yang disimpan dengan kadar air 6% dan 8%
50-60%) dapat mempertahankan daya kecambah benih > 85% selama 1 tahun.
Pada suhu ruangan 15˚ C, benih kedelai dengan kadar air 12% dapat
dipertahankan daya kecambahnya > 85% selama 2 tahun. Apabila benih kedelai
disimpan pada suhu ruangan 10˚ C, maka daya kecambahnya dapat dipertahankan
kedelai secara cepat dan periode simpannya pendek, disebabkan oleh kandungan
lemak dan protein yang relatif tinggi (Tatipata et al. 2004). Penyimpanan benih
terbuka (dalam karung goni dengan suhu ruang > 25 °C dan RH > 75%)
Penyimpanan benih dengan kadar air rendah (daerah yang berada pada dan
36
di dalam benih berjalan sangat lambat (Roberts, 1a 972), begitu juga respirasi
berjalan sangat lambat sehingga lajunya hampir tidak terukur (Justice dan Bass,
1990), tetapi proses tersebut akan berhenti kalau benih sudah mati sama sekali
(Copeland and Donald, 1985). Ini berarti kadar air rendah merupakan faktor yang
penyimpanan benih kedelai dengan kadar air yang rendah mampu mepertahankan
viabilitas benih, namun pada penelitian kali viabilitas benih pada lama
lembabnya media tanam di bak pasir yang tidak memiliki lubang untuk keluarnya
air dari bawah bak pasir pada saat uji daya berkecambah sehingga benih tidak
berkecambah.
37
V. KESIMPULAN
1. Ada interaksi antara jenis wadah dengan lama penyimpanan terhadap kadar
2. Mutu benih kedelai selama 16 minggu tidak berbeda nyata pada Perlakuan
3. Daya berkecambah pada mutu benih kedelai yang baik hanya mampu
38
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, R.L. 1980. Seed Technology. Oxford and IBH Pub. Co., New Delhi-
Bombay- Calcuta.
Adie M.M., Krisnawati, A. 2007. Biologi Tanaman Kedelai. hlm 48–62 dalam
Sumarno, Suyamto, A.Widjono, Hermanto, H. Kasim (Ed.). Kedelai,
Teknik Produksi dan Pengembangan. Puslitbang Tanaman Pangan
Badan Litbang Pertanian.
Copeland. L.O. and M.B. Mc. Donald. 1985. Principles of Seed Science and
Technology. Burgess Publishing Company, New York.
Dinarto, W. dan Astriani, D. 2008. Pengaruh Wadah Penyimpanan dan Kadar Air
terhadap Kualitas Benih Jagung dan Populasi Hama Kumbang Bubuk
(Sitophilus zeamais Motsch). Makalah disajikan dalam Seminar Nasional
dan Workshop Perbenihan dan Kelembagaan : Peran Perbenihan dan
Kelembagaan dalam Memperkokoh Ketahanan Pangan, UPN “Veteran”
Yogyakarta, 10-11 November.
39
Egli, D.B., D.M. TeKrony, J.J. Heitholt, J. Rupe.2005. Air temperature during
seed filing and soybean germination and vigor. Crop Science
45: 1329-1335
Irawan, A.W. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycin max (L.)Merill). Fak.
Pertanian.Univ. Padjajaran. Jatinangor.Bandung.
ISTA (International Seed Testing Association). 1993. International rules for seed
testing. Seed Sci. Technol. 2, Supplement, Rules.
Justice, O.L. and L.N. Bass. 1994. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih.
Terjemahan Rennie Roesli. PT. Raja Grafindo, Jakarta. 446 hlm.
Justice, O.L., L.N. Bass. 1990. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. CV
Rajawali, Jakarta.
Kristiani, S. 2012. Kajian suhu dan kadar air terhadap kualitas benih kedelai
(Glycine max(L.) Merril) selama penyimpanan. Makalah Seminar. Fak.
Pert. Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kartono, 2004. Teknik Penyimpanan Benih Kedelai Varietas Wilis pada Kadar
Air dan Suhu yang Berbeda.
Kalshoven, L. G. E., 1987. Pest Of Crops In Indonesia. PT. Ichtiar Baru. Van
Hoeve, Jakarta.
40
Mangoendihardjo, S., 1997. Hama-Hama Tanaman Pertanian di Indonesia.
Yayasan Pembinaan Fakultas Pertanian. Universitas Gadja Mada,
Yogyakarta.
Purwanti, S. 2004. Kajian suhu ruang simpan terhadap kualitas benih kedelai
hitam dan kedelai kuning. J. Ilmu Pert. 11(1):22-31.
Suhartanto, M.R. 2013. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. IPB Press. Bogor
Sukarman dan M. Rahardjo. 2000. Karakter Fisik, Kimia dan Fisiologis Benih
Beberapa Varietas Kedelai. Buletin Plasma Nutfah 6 (2) : 31-36.
Tatipata, A. 2008. Pengaruh kadar air awal, kemasan dan lama simpan terhadap
protein membran dalam mitokondria benih kedelai. Bul. Agron. 36(1):8–
16.
Viera. R.D., D.M. Tekrony, D.B. Egli, and M. Rucker. 2001. Electrical
conductivity of soybean seeds after storage in several environments.
Seed Sci. and Tech. 29:599-608.
41
Widodo, W. 1991. Pemilihan Wadah Simpan dan Bahan Pencampur Pada
Penyimpanan benih mahoni. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor
42
LAMPIRAN
Lampiran 1. tabel anova kadar air pada jenis wadah dan lama penyimpanan benih
kedelai
SV DB JK KT F.HITUNG F.TABEL
PERLAKUAN 11 160,5892 14,59902 4,291915 2,09
T 2 13,93167 6,965833 2,047862 3,28
W 3 68,90917 22,96972 6,752791 2,89
T×W 6 77,74833 12,95806 3,809495 2,39
ERROR 33 112,25 3,401515
TOTAL 47 272,8392 5,805089
Lampiran 2. tabel anova bobot setelah simpan pada berbagai jenis wadah dan
lama penyimpanan pada benih kedelai
SV DB JK KT F.HITUNG F.TABEL
PERLAKUAN 11 203,63 18,51182 203,63 2,09
T 2 43,38875 21,69437 7,605592 3,28
W 3 71,11333 23,70444 8,31028 2,89
T×W 6 89,12792 14,85465 5,207729 2,39
ERROR 33 94,13 2,852424
TOTAL 47 297,76 6,335319
Lampiran 3. tabel anova daya berkecambah benih kedelai pada jenis wadah dan
lama penyimpanan benih kedelai
SV DB JK KT F.HITUNG F.TABEL
PERLAKUAN 11 13266,25 1206,023 12,71718 2,09
T 2 1101,5 550,75 2,518325 3,28
W 3 11264,25 3754,75 17,16873 2,89
T×W 6 900,5 150,0833 0,686262 2,39
ERROR 33 7217 218,697
TOTAL 47 20483,25 435,8138
43
Lampiran 4. tabel anova waktu rata-rata berkecambah benih kedelai pada jenis
wadah dan lama penyimpanan benih kedelai
SV DB JK KT F.HITUNG F.TABEL
PERLAKUAN 11 14,87734 1,352486 86,00448 2,09
T 2 1,054629 0,527315 2,048366 3,28
W 3 12,36051 4,120169 16,0049 2,89
T×W 6 1,462204 0,243701 0,946661 2,39
ERROR 33 8,49525 0,257432
TOTAL 47 23,37259 0,497289
44
45