Anda di halaman 1dari 5

RESUME

ILMU TANAH

NAMA : ROHDIANA PURBA

NIM : 3203131003

KELAS : A GEO 2020

“FAKTOR PEMBENTUK TANAH”

Tanah terbentuk atau berkembang dari serangkaian proses alami yang terjadi di Bumi.
Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan induk (bahan anorganik) serta tumbuhan dan hewan
(bahan organik) yang telah membusuk. Beberapa faktor yang memengaruhi pembentukan tanah
di antaranya adalah batuan/bahan induk, iklim, organisme, relief (topografi), dan waktu. Oleh
karena itu, makalah ini disusun dengan tujuan untuk membahas secara lebih mendetail mengenai
faktor – faktor yang memengaruhi pembentukan tanah tersebut serta pengaruhnya terhadap
tanah.

Menurut “soil survey staff “ Tanah merupakan kumpulan tubuh alami pada permukaan
bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dan penyusunya yan meliputi bahan organic
yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman.Tanah adalah pembagian dari permukaan bumi
yang terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami proses pelapukan akibat pengaruh iklim
terutama faktor hujan ,suhu,dan pengaruh aktivitas organisme hidup terutama
vegetasi ,organisme,pada suatu topografi atau relief tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.

Geografi tanah adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
karakteristik dari berbagai jenis tanah dan sebaran dari berbagai jenis tanah yang ada
dipermukaan bumi.Geografi tanah lebih menekankan pada sebaran dari berbagai jenis tanah
antara tempat satu dengan tempat yang lainnya.
A.Faktor –Faktor Pembentuk Tanah

Menurut Foth (1990), proses pembentukan tanah secara garis besar dibedakan atas proses
pelapukan dan perkembangan tanah. Proses pelapukan merubah batuan induk menjadi bahan
induk tanah lalu berubah menjadi tanah, selanjutnya proses perkembangan tanah akan
menghasilkan horizon-horizon genetik ditubuh tanah tersebut, pada tanah yang sudah
berkembang akan dijumpai horizon-horizon A, B, C dan R.

Dalam proses pembentukan tanah, ada yang dinamakan faktor pembentuk tanah. Yaitu
merupakan faktor yang menentukan dalam pembentukan jenis-jenis tanah. Faktor pembentuk
tanah terdiri dari bahan induk dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perubahan bahan induk
menjadi tanah.Walaupun faktor pembentuk tanah tersebut sangat banyak tetapi faktor yang
terpenting adalah iklim, organisme, bahan induk, dan waktu. Faktor-faktor lain misalnya,
gravitasi, gempa bumi dan lain-lain (Hardjowigeno, 1993).

B.Macam – macam Faktor Pembentuk Tanah

1.Bahan Induk

Bahan induk merupakan peruraian atau pelapukan dari batuan. Secara umum batuan dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu: batuan beku, batuan metamorfosa dan batuan sedimen. Pengaruh
dan hubungan bahan induk dengan sifat-sifat tanah terlihat jelas pada tanah-tanah di daerah
kering atau tanah muda. Di daerah yang lebih basah atau pada tanah-tanah tua, hubungan antara
sifat bahan induk dengan sifat-sifat tanah menjadi kurang jelas. Walaupun demikian tidak berarti
pada tanah-tanah tua pengaruh bahan induk menjadi hilang. Contoh kwarsa yang sukar lapuk
akan tetap ditemukan pada tanah-tanah tua (Buol et al., 1980).

Bahan induk merupakan bahan asal yang nantinya akan membentuk tanah. Bahan induk terdiri
dari beberapa jenis bahan yaitu :

a. Mineral

Mineral merupakan bahan alam homogen dari senyawa alam anorganik asli dan mempunyai
susunan kimia tetap dan susunan molekul tertentu dalam bentuk geometrik. Mineral tanah adalah
mineral yang terkandung di dalam tanah dan merupakan salah satu bahan utama penyusun tanah.
Mineral dalam tanah berasal dari pelapukan fisik dan kimia dari batuan yang merupakan bahan
induk tanah, rekristalisasi dari senyawa-senyawa hasil pelapukan lainnya atau pelapukan
(alterasi) dari mineral primer dan sekunder yang ada (Prasetyo, 2005).
Mineral dalam tanah dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu mineral primer dan mineral
sekunder. Mineral primer adalah mineral tanah yang umumnya mempunyai ukuran butir fraksi
pasir 2-0,05 mm. Contoh dari mineral primer yang banyak terdapat di Indonesia adalah olivin,
biotit, amfibol, kuarsa, piroksen, plagioklas, muskovit dan lain-lain. Sedangkan mineral sekunder
atau mineral liat adalah mineral-mineral hasil pembentukan baru atau hasil pelapukan mineral
primer yang terjadi selama proses pembentukan tanah yang komposisi maupun strukturnya sudah
berbeda dengan mineral yang terlapuk. Contoh dari mineral sekunder yang banyak terdapat di
Indonesia adalah kaolinit, haloisit, vermikulit, smektit, alofan dan geotit (Prasetyo, 2005).

b. Batuan

Batuan merupakan bahan alam padat yang menyusun kerak bumi atau litosfer. Batuan penyusun
kerak bumi berasal dari batuan cair pijar dengan suhu tinggi yang disebut dengan magma.

Berdasarkan proses pembentukannya, batuan dapat dibedakan menjadi 3 jenis :

1) Batuan beku; adalah batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras,
dengan atau tanpa proses kristalisasi. Contohnya batuan granit dan andesit.

2) Batuan sedimen; adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material
batuan lain yang telah mengalami sedimentasi. Contohnya batu konglomerat dan batu
pasir.

3) Batuan metamorf; adalah batuan hasil transformasi atau perubahan dari suatu tipe batuan
yang telah ada sebelumnya. Contohnya batuan gneiss dan marmer.

c. Bahan Organik

Sisa – sisa bahan organik apabila melapuk akan membentuk tanah organik. Sebagian sisa – sisa
bahan organik terutama berupa daun – daun yang gugur, ranting – ranting, serta batang pohon
dan dapat juga berasal dari hewan dan manusia, namun jumlahnya sangat sedikit bila
dibandingkan dengan tumbuhan.
2.Iklim

Iklim merupakan faktor yang paling berpengaruh dan paling dominan dalam
pembentukan tanah karena bersifat aktif dalam memengaruhi bahan induk dan mempercepat
proses pelapukan fisika dan kimia batuan sehingga tanah mudah terbentuk.Adapun secara rinci
komponen – komponen iklim yang memengaruhi pembentukan tanah adalah sebagai berikut :

a.Temperatur Udara:Temperatur udara merupakan derajat panas dinginnya udara.

b.Curah Hujan:Curah hujan mempunyai peranan yang penting dalam proses pembentukan tanah.

3.Organisme

Di antara makhluk hidup yang paling berperan dalam proses pembentukan tanah adalah
vegetasi, karena vegetasi mempunyai kedudukan yang tetap dalam waktu yang lama. Mikro-
organisme berupa bakteri pembusuk juga berperan aktif dalam pembentukan tanah – tanah
organik. Mikro-organisme ini bekerja dengan efektif pada suhu berkisar 25 oC. Oleh karena itu,
perkembangan tanah di daerah tropis lebih intensif dibandingkan di daerah sedang atau dingin.

4.Relief/Topografi

Relief merupakan permukaan bumi yang memiliki perbedaan ketinggian relatif antara
suatu tempat dengan tempat lainnya. Peranan relief dalam pembentukan dan perkembangan
tanah terkait dengan keadaan tata air tanah baik di atas maupun di bawah permukaan,
kelembaban tanah, arah datangnya sinar matahari, arah utama datangnya angin, arah utama
jatuhnya air hujan, dan tingkat potensi erosi maupun sedimentasi.

5.Waktu

Menurut Mohr, secara umum terdapat lima tahapan waktu pembentukan tanah, yaitu :

a. Tahap permulaan; pada tahap ini bahan induk sedikit mengalami pelapukan, baik disintegrasi
maupun dekomposisi. Tanah yang terbentuk pada tahap ini adalah tanah regosol muda.
b. Tahap juvenil; pada tahap ini bahan induk mengalami pelapukan lebih lanjut, baik
disintegrasi maupun dekomposisi. Tanah yang terbentuk pada tahap ini adalah tanah regosol
tua.

c. Tahap viril; pada tahap ini bahan induk mengalami pelapukan secara optimum, baik
disintegrasi maupun dekomposisi. Tanah yang terbentuk pada tahap ini adalah tanah latosol
coklat.

d. Tahap seril; pada tahap ini pelapukan mulai menurun, baik disitegrasi maupun dekomposisi.
Tanah yang terbentuk pada tahap ini adalah tanah latosol merah.

Tahap terakhir; pada tahap ini pelapukan sudah berakhir, baik disintegrasi maupun dekomposisi.
Tanah yang terbentuk pada tahap ini adalah tanah laterit.

Anda mungkin juga menyukai