Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dari uraian di atas yang perlu kita fahami tentang CTL(contekstual teaching and learning)
kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan langsung siswa untuk menemukan materi,
artinya proses belajar di orientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar
dalam konteks ini tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses
mencari dan menemukan sendiri materi pembelajaran. CTL mendorong agar siswa dapat
menemukan hubungan antara materi yang di pelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya
siswa di tuntut untuk dapat menangkap hubhngan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata.
Alasan digunakan model pembelajaran CTL adalah:
a. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” apa yang dipelajari bukan hanya
“menghafalkan”.
b. Strategi pembelajaran tidak hanya menuntut siswa menghafalakan fakta, konsep, generalisasi,
tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan dibenak
mereka sendiri.
c. Memperbaiki kebiasaan sehari-hari dalam PBM, yaitu dari siswa dipaksa menerima dan
menghafal kearah strategi pembelajaran yang berpihak dan memberdayakan siswa.
Model pembelajaran yang mendukung CTL antara lain:
1. Pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan
memecahakan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran. Model pembelajaran ini digunakan apabila ingin membantu siswa
mengembangkan peran orang dewasa dengan melibatkan mereka dalam pengalaman nyata atau
simulasi.
3. Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran Kooperatif adalah sistem kerja ( belajar ) kelompok yang terstruktu. Ada 5 unsur
pokok dalam struktur tersebut antara lain: saling ketergantungan positif, tanggung jawab
perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.
4. Pembelajaran berbasis inkuiri
Kegiatan pembelajaran berbasis konstektual yang berpendapat bahwa pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta.
5. Pembelajaran otentik
Pembelajaran dengan prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan (pengetahuan,
ketrampilan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian otentik adalah pada; pembelajaran
seharusnya membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan pada diperolehnya
informasi di akhr periode, kemajuan belajar dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya
dengan berbagai cara, menilai pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa.
6. Pembelajaran jasa layanan
Pembelajaran yang memerlukan penggunaan metodologi pengajaran yang mengkombinasikan
jasa layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa
layanan tersebut, jadi menekankan hubungan antara pengalaman jasa-layanan dan pembelajaran
akademis. Dengan kata lain,penedekatan ini menyajikan suatu penerapan praktis dari
pengetahuan baru yang diperlukan dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan di
dalam masyarakat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan lainnya.
7. Pembelajaran berbasis kerja
Pembelajaran dalam konteks berbagi, merespons, dan berkomunikasi dengan siswa lain adalah
strategi pengajaran utama dalam pengajaran kontekstual. Siswa yang bekerja secara individu
sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara
kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman
bekerja sama tidak hanya membantu siswa mempelajari materi, juga konsisten dengan dunia
nyata. Seorang karyawan yang dapat berkomunikasi secara efektif, yang dapat berbagi informasi
dengan baik, dan yang dapat bekerja dengan nyaman dalam sebuah tim tentunya sangat dihargai
di tempat kerja. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendorong siswa mengembangkan
keterampilan bekerja sama ini.
Dengan menerapkan CTL tanpa disadari pendidik telah mengikuti tiga prinsip ilmiah modern
yang menunjang dan mengatur segala sesuatu di alam semesta, yaitu:
1) Prinsip Kesaling-bergantungan,
2) Prinsip Diferensiasi
3) Prinsip Pengaturan Diri
5. Pemodelan (Modelling)
Pemodelan (Modelling) artinya dalam sebuah pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan
tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasan gagasan yang
dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan
melakukan apa yang diinginkan oeh guru agar siswa-siswanya melakukan pemodelan dapat
berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktifitas belajar. Dengan kata lain,
model itu bisa berupa guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan begitu, guru
memberi model tentang “ bagaimana cara belajar”.
Dalam pembelajaran kontekstual penerapannya dengan cara mempresentasikan apa yang mereka
tulis atau mereka jawab dari pertanyaan yang diberikan oleh guru.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi(Reflection) adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke
belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan
gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan yang baru saja di terima.
Contoh perintah guru yang menggambarkan kegiatan refleksi adalah sebagai berikut;
Pemutaran lagu-lagu nasyid dan puisi-puisi islami
Hal-hal baru apa saja kaian dapatkan melalui kegiatan hari ini
Bagaimana pendapatmu mengenai hari ini.
7. Penilain sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilain yang sebenarnya (authentic assessment) adalah kegiatan menilai siswa yang
menekankan pada apa yang sebenarnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai
instrument penilaian.
Ciri-ciri penilain autentik adalah;
Harus mengukur semua aspek pembelajaran; proses, kinerja, dan produk
Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian
Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa, bukan ke
luasannya(kualitas).
Dari urain di atas kelas dapat di katakan menggunakan pendekatan CTL (contextual teaching and
learning) jika telah menerapkan tujuh komponen tersebut dalam kegiatan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. CTL(contextual teaching and learning) merupakan proses pembelajaransiswa yang holistik
dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan meng kaitkannya
terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari(konteks pribadi sosial dan kultural).ctl di sebut
pendekatan kontekstual karna konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi
yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata.
2. Dalam pembelajaran, misalnya fisika pemilihan metode yang tepat untuk materi ajar akan
sangat menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran yaitu melalui pendekatan kontekstual.
3. Secara operasional, terdapat tujuh komponen utama penerapan CTL(contextual teaching and
learning) di kelas
Kontruktivisme (contruktivisme)
Bertanya (quistioning)
Menemukan (inquiri)
Masyarakat belajar (learning community)
Pemodelan (modeling)
Reffleksi (reflection)
Penilain sebenarnya (autentic assessment).
DAFTAR PUSTAKA