Anda di halaman 1dari 189

MENTERIPERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR PM 53 TAHUN 2021
TENTANG
PERUBAHAN ATAS
PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN NOMOR PM 125 TAHUN 2018
TENTANG PENGERUKAN DAN REKLAMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa untuk melakukan penyesuaran pengaturan


terhadap kegiatan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Pelayaran;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan se bagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Perhubungan tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018
tentang Pengerukan dan Reklamasi;

Mengingat 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
-2-

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta


Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5093);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
6. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
7. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1756);
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun
2018 tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1740);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN
NOMOR PM 125 TAHUN 2018 TENTANG PENGERUKAN DAN
REKLAMASI.
-3-

Pasall
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 125 Tahun 2018 tentang Pengerukan dan
Reklamasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1740), diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pengerukan adalah pekerjaan mengubah bentuk
dasar perairan untuk mencapai kedalaman dan
lebar yang dikehendaki atau untuk mengambil
material dasar perairan yang dipergunakan untuk
keperluan tertentu.
2. Reklamasi adalah pekerjaan timbunan di perairan
a tau pesisir yang mengubah garis pantai dan/ atau
kontur kedalaman perairan.
3. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis
tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin,
tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau
ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung
dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta
alat apung dan bangunan terapung yang tidak
berpindah-pindah.
4. Kapal Keruk adalah Kapal yang dilengkapi dengan
alat bantu, yang khusus digunakan untuk
melakukan pekerjaan Pengerukan dan/ atau
Reklamasi.
5. Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping
Area) adalah lokasi yang digunakan untuk tempat
penimbunan pembuangan hasil pekerjaan
Pengerukan.
6. Alur-Pelayaran adalah perarran yang dari segi
kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran
lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari.
-4-

7. Pelabuhan adalah tern pat yang terdiri atas daratan


dan/ atau perairan dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
Kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/ atau
bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh Kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan
penunjang Pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
8. Pelabuhan Utama adalah Pelabuhan yang fungsi
pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam
negeri dan internasional, alih muat angkutan laut
dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar,
dan sebagai tempat asal tujuan penumpang
dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.
9. Pelabuhan Pengumpul adalah Pelabuhan yang
fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut
dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri
dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal
tujuan pen um pang dan/ atau barang, serta
angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antarprovinsi.
10. Pelabuhan Pengumpan adalah Pelabuhan yang
fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut
dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri
dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi
Pelabuhan Utama dan Pelabuhan Pengumpul, dan
sebagai tern pat asal tujuan penumpang dan/ atau
barang, serta angkutan penyeberangan dengan
jangkauan pelayanan dalam provinsi.
11. Pelabuhan Laut adalah Pelabuhan yang dapat
digunakan untuk melayani angkutan laut dan/atau
angkutan penyeberangan yang terletak di laut atau
di sungai.
-5-

12. Syahbandar adalah pejabat pemerintah di


Pelabuhan yang diangkat oleh Menteri dan memiliki
kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan
melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk
menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.
13. Penyelenggara Pelabuhan adalah Kan tor
Kesyahbandaran Utama atau Kantor Otoritas
Pelabuhan Utama atau Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan atau Kantor Kesyahbandaran
dan Otoritas Pelabuhan Khusus Batam atau Kantor
Unit Penyelenggara Pelabuhan yang berada di
lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
14. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah
perairan dan daratan pada Pelabuhan atau terminal
khusus yang dipergunakan secara langsung untuk
kegiatan Pelabuhan.
15. Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah
perairan di sekeliling daerah lingkungan kerja
perairan Pelabuhan yang dipergunakan untuk
menjamin keselamatan pelayaran.
16. Badan Usaha adalah Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah, atau badan hukum
Indonesia yang khusus didirikan untuk pelayaran.
1 7. Badan U saha Pelabuhan adalah badan usaha yang
kegiatan usahanya khusus di bidang pengusahaan
terminal dan fasilitas Pelabuhan lainnya.
18. Pelaksana Kegiatan adalah Badan Usaha
Pengerukan dan Reklamasi.
19. Pemilik Kegiatan adalah Penyelenggara Pelabuhan,
Badan Usaha Pelabuhan, pengelola Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri, pengelola Terminal Khusus,
badan usaha pemegang Izin pertambangan, dan
instansi Pemerintah.
20. Badan Usaha Pengerukan dan Reklamasi adalah
badan usaha yang khusus didirikan di bidang
Pengerukan dan Reklamasi.
-6-

21. Terminal adalah fasilitas Pelabuhan yang terdiri atas


kolam sandar dan tempat Kapal bersandar atau
tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu
dan naik turun pen um pang, dan/ atau tempat
bongkar muat barang.
22. Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di
luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan Pelabuhan yang
merupakan bagian dari Pelabuhan terdekat untuk
melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha
pokoknya.
23. Terminal Untuk Kepentingan Sendiri adalah terminal
yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan
Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan yang
merupakan bagian dari Pelabuhan untuk melayani
kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
24. Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian
secara independen berdasarkan kompetensi yang
dimilikinya.
25. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
26. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
27. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal
Perhubungan Laut.
28. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pelayaran.
29. Sekretariat Jenderal adalah Sekretariat Jenderal
Kementerian Perhubungan.
30. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut.
31. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal
Perhubungan Laut.
32. Tim Teknis Terpadu Kantor Pusat adalah tim yang
terdiri dari Sekretariat Jenderal dan Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut.
-7-

33. Tim Teknis Terpadu Unit Pelaksana Teknis adalah


tim yang terdiri dari Syahbandar, Penyelenggara
Pelabuhan, dan Distrik Navigasi setempat.

2. Ketentuan Pasal 6 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal6
( 1) Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping
Area) di laut dan/atau di darat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) ditetapkan oleh
Penyelenggara Pelabuhan berdasarkan dokumen
lingkungan hidup yang disahkan oleh instansi yang
berwenang.
(2) Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping
Area) di laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi ketentuan kedalaman lebih dari 20
(dua puluh) meter low water spring dan/ atau jarak
dari garis pantai lebih dari 12 (dua belas) Nautical
Miles (NM).
(3) Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping
Area) di darat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi ketentuan:
a. dalam hal di dalam Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan
(DLKp) Pelabuhan, mendapatkan persetujuan
dari Penyelenggara Pelabuhan; atau
b. dalam hal di luar Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan
(DLKp) Pelabuhan, mendapatkan persetujuan
dari Pemerintah Daerah setempat.
(4) Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping
Area) di area darat sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dengan ketentuan antara lain sebagai
berikut:
a. area berupa daratan yang tidak terpengaruh
oleh pasang tertinggi; dan/ a tau
-8-

b. tidak mengubah garis pantai.

3. Ketentuan Pasal 12 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 12
(1) Untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan
Pengerukan se bagaimana dimaksud dalam Pasal 11
huruf a dan huruf b permohonan disampaikan oleh
Pemilik Kegiatan kepada Direktur Jenderal sesuai
dengan format Contoh 1 sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Direktur Jenderal melakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan persetujuan pekerjaan
Pengerukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja sejak permohonan diterima.
(3) Dalam hal verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
telah dinyatakan lengkap, dilakukan peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis Terpadu Kantor Pusat.
(4) Hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan dalam Berita acara.
(5) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disusun sesuai dengan format Contoh 2
se bagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(6) Dalam hal berdasarkan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dinyatakan belum lengkap, Direktur
Jenderal menyampaikan surat pemberitahuan
kepada Pemilik Kegiatan untuk melengkapi
persyaratan sesuai dengan format Contoh 3
se bagaimana tercan tum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
-9-

(7) Kelengkapan persyaratan permohonan sebagaimana


dimaksud pada ayat (6) diajukan secara tertulis oleh
Pemilik Kegiatan kepada Direktur Jenderal dalam
jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
surat pemberitahuan diterima sesuai dengan format
Contoh 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(8) Dalam hal Pemilik Kegiatan tidak menyampaikan
kelengkapan dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) persyaratan, permohonan
dianggap batal.
(9) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan dan verifikasi peninjauan lapangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
terpenuhi, Direktur Jenderal menerbitkan
persetujuan pekerjaan Pengerukan.
(10) Penerbitan persetujuan pekerjaan Pengerukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (9) sesuai dengan
format Contoh 5 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(11) Persetujuan pekerjaan Pengerukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (9) diberikan dalam jangka
waktu paling lama 4 (empat) tahun berdasarkan
jadwal pelaksanaan kegiatan yang disampaikan oleh
Pemilik Kegiatan.

4. Ketentuan Pasal 13 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 13
(1) Untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan
Pengerukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
huruf e permohonan disampaikan oleh Pemilik
Kegiatan kepada Penyelenggara Pelabuhan sesuai
dengan format Contoh 6 sebagaimana tercantum
-10-

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak


terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Penyelenggara Pelabuhan melakukan verifikasi
kelengkapan persyaratan permohonan persetujuan
pekerj aan Pengerukan dalam j angka waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima.
(3) Dalam hal verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
telah dinyatakan lengkap, dilakukan peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis Terpadu Unit Pelaksana
Teknis.
(4) Hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan dalam Berita acara.
(5) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disusun sesuai dengan format Contoh 7
se bagaimana tercan tum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(6) Dalam hal verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dinyatakan belum lengkap, Penyelenggara
Pelabuhan menyampaikan surat pemberitahuan
kepada Pemilik Kegiatan untuk melengkapi
persyaratan sesuai dengan menggunakan format
Contoh 8 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(7) Kelengkapan persyaratan permohonan se bagaimana
dimaksud pada ayat (6) diajukan secara tertulis oleh
Pemilik Kegiatan kepada Penyelenggara Pelabuhan
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja
sejak surat pemberitahuan diterima dengan dengan
menggunakan format Contoh 9 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
-11-

(8) Dalam hal Pemilik Kegiatan tidak menyampaikan


kelengkapan persyaratan dalam jangka waktu
se bagaimana dimaksud pada ayat (7), permohonan
dianggap batal.
(9) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan dan verifikasi peninjauan lapangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
terpenuhi, Penyelenggara Pelabuhan menerbitkan
persetujuan pekerjaan Pengerukan.
(10) Penerbitan persetujuan pekerjaan Pengerukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (9) disusun sesuai
dengan format Contoh 10 sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(11) Persetujuan pekerjaan Pengerukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (9) diberikan untuk jangka
waktu paling lama 1 (satu) tahun berdasarkan
jadwal pelaksanaan kegiatan yang disampaikan oleh
Pemilik Kegiatan.

5. Ketentuan Pasal 15 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 15
Pemegang persetujuan pekerjaan Pengerukan memiliki
kewajiban:
a. membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
persetujuan pekerjaan Pengerukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang pelayaran serta kelestarian lingkungan;
c. memasang tanda beserta rambu navigasi yang dapat
dilihat dengan jelas baik siang maupun malam hari
dan berkoordinasi dengan Syahbandar serta Distrik
Navigasi setempat selama pelaksanaan pekerjaan
Pengerukan;
-12-

d. bertanggung jawab sepenuhnya atas dampak yang


ditimbulkan dari pekerjaan Pengerukan yang
dilakukan;
e. melaporkan pekerjaan Pengerukan setiap bulan
kepada Direktur Jenderal dengan diketahui oleh
Penyelenggara Pelabuhan dan/ a tau Syahbandar
setempat; dan
f. memulai pekerjaan Pengerukan paling lama 3 (tiga)
bulan sejak persetujuan pekerjaan Pengerukan
diterbitkan.

6. Ketentuan Pasal 16 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 16
(1) Dalam hal masa berlaku persetujuan pekerjaan
Pengerukan telah berakhir dan pekerjaan
Pengerukan belum selesai, Pemilik Kegiatan dapat
mengajukan permohonan perpanjangan persetujuan
pekerjaan Pengerukan kepada Direktur Jenderal
sesuai dengan format Contoh 11 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Direktur Jenderal melakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan perpanjangan persetujuan
pekerjaan Pengerukan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima.
(3) Dalam hal verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
telah dinyatakan lengkap, dilakukan peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis terpadu Kantor Pusat.
(4) Hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan dalam Berita Acara.
(5) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disusun sesuai dengan menggunakan format Contoh
12 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
-13-

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan


Menteri ini.
(6) Dalam hal berdasarkan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan se bagaimana dimaksud
pada ayat (2) belum lengkap, Direktur Jenderal
menyampaikan surat pemberitahuan kepada Pemilik
Kegiatan untuk melengkapi persyaratan sesuai
dengan menggunakan format Contoh 13
se bagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(7) Kelengkapan persyaratan permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) diajukan secara tertulis oleh
Pemilik Kegiatan kepada Direktur Jenderal dalam
jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
surat pemberitahuan diterima sesuai dengan format
Contoh 14 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang meru pakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(8) Dalam hal Pemilik Kegiatan tidak menyampaikan
kelengkapan persyaratan dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), permohonan
dianggap batal.
(9) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan dan verifikasi peninjauan lapangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
terpenuhi, Direktur Jenderal menerbitkan
persetujuan perpanjangan pekerjaan Pengerukan.
( 10) Penerbitan persetujuan perpanjangan pekerjaan
Pengerukan sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
sesuai dengan format Contoh 15 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(11) Perpanjangan persetujuan pekerjaan Pengerukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (9) diberikan
hanya 1 (satu) kali perpanjangan untuk
menyelesaikan sisa pekerjaan Pengerukan.
-14-

7. Ketentuan Pasal 18 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 18
(1) Dalam hal pekerjaan Pengerukan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 98 Peraturan Pemerintah
Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian, yang
pelaksanaannya menggunakan pendanaan yang
berasal dari Anggararan Pendapatan dan Belanja
Negara, material hasil pekerjaan Pengerukan dapat
dioptimalkan setelah Penyelenggara Pelabuhan
menyatakan adanya potensi manfaat ekonomi masa
depan.
(2) Material hasil pekerjaan Pengerukan yang dapat
dioptimalkan se bagaimana dimaksud pada ayat ( 1)
dilakukan penilaian oleh Penilai Pemerin tah a tau
Penilai publik untuk mendapatkan nilai wajar.
(3) Optimalisasi material hasil pekerjaan Pengerukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan.
(4) Bentuk optimalisasi material hasil pekejaan
Pengerukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat berupa:
a. digunakan; dan/ a tau
b. dipindahtangankan.
(5) Optimalisasi material hasil pekerjaan Pengerukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pengelolaan barang milik
negara.
-15-

8. Ketentuan Pasal 19 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 19
( 1) Dalam hal pekerjaan Pengerukan yang dilaksanakan
di dalam Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan
Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan
yang pendanaannya berasal dari non Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau pekerjaan
Pengerukan di wilayah Terminal Khusus, badan
usaha pemegang Izin pertambangan dapat
mengoptimalkan material hasil pekerjaan
Pengerukan yang diperoleh.
(2) Material hasil pekerjaan Pengerukan sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) dilakukan penilaian oleh
Penilai Pemerintah atau Penilai publik untuk
mendapatkan nilai wajar.
(3) Optimalisasi material hasil pekerjaan Pengerukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan
kontribusi sebagai sumber Penerimaan Negara
Bukan Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Bentuk optimalisasi material hasil pekerjaan
Pengerukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat berupa:
a. digunakan; dan/ a tau
b. dipindahtangankan.

9. Ketentuan Pasal 21 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 21
Pekerjaan Reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 harus mendapat persetujuan dari:
a. bupati/wali kota untuk pekerjaan Reklamasi di
wilayah perairan Pelabuhan Pengumpan lokal dan
Pelabuhan sungai dan danau;
-16-

b. gubernur untuk pekerjaan Reklamasi di wilayah


perairan Pelabuhan Pengumpan regional; dan
c. Direktur Jenderal untuk pekerjaan Reklamasi di
wilayah perairan Pelabuhan Utama dan Pelabuhan
Pengumpul serta di wilayah perairan Terminal
Khusus.

10. Ketentuan Pasal 22 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 22
(1) Permohonan persetujuan pekerjaan Reklamasi di
dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan Pelabuhan di wilayah
perairan Pelabuhan Utama dan Pelabuhan
Pengumpul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
huruf c diajukan oleh Pemilik Kegiatan kepada
Penyelenggara Pelabuhan sesuai dengan
menggunakan format Contoh 16 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Penyelenggara Pelabuhan melakukan verifikasi
kelengkapan persyaratan permohonan persetujuan
pekerjaan Reklamasi dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima.
(3) Dalam hal berdasarkan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dinyatakan belum lengkap,
Penyelenggara Pelabuhan menyampaikan surat
pemberitahuan kepada Pemilik Kegiatan untuk
melengkapi persyaratan sesuai dengan
menggunakan format Contoh 17 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Kelengkapan persyaratan permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diajukan secara tertulis oleh
Pemilik Kegiatan kepada Penyelenggara Pelabuhan
-17-

dalam jangka waktu paling lama (5) hari kerja sejak


surat pemberitahuan diterima sesuai dengan
menggunakan format Contoh 18 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(5) Dalam hal Pemilik Kegiatan tidak menyampaikan
kelengkapan persyaratan dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), permohonan
dianggap batal.
(6) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terpenuhi, Penyelenggara Pelabuhan menyampaikan
hasil verifikasi kelengkapan persyaratan kepada
Direktur Jenderal sesuai format contoh 19
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

11. Ketentuan Pasal 23 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 23
( 1) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan dari Penyelenggara Pelabuhan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (6)
Direktur Jenderal melakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan.
(2) Direktur Jenderal melakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga) hari kerja sejak permohonan diterima.
(3) Dalam hal verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
telah dinyatakan lengkap, dilakukan peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis Terpadu Kantor Pusat.
(4) Hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dituangkan dalam Serita Acara.
-18-

(5) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


disusun sesuai dengan format Contoh 20
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(6) Dalam hal hasil verifikasi kelengkapan persyaratan
dan verifikasi peninjauan lapangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) belum lengkap,
Direktur Jenderal menyampaikan surat
pemberitahuan kepada Penyelenggara Pelabuhan
untuk melengkapi persyaratan yang disusun dengan
menggunakan format Contoh 21 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(7) Penyelenggara Pelabuhan harus menyampaikan
kelengkapan persyaratan secara tertulis kepada
Direktur Jenderal dalam jangka waktu paling lama 5
(lima) hari kerja sejak surat pemberitahuan diterima
yang disusun dengan menggunakan format Contoh
22 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(8) Dalam hal Penyelenggara Pelabuhan tidak
menyampaikan kelengkapan persyaratan dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (7),
permohonan dianggap batal.
(9) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan dan verifikasi peninjauan lapangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
terpenuhi, Direktur Jenderal menerbitkan
persetujuan pekerjaan Reklamasi yang disusun
dengan menggunakan format Contoh 23
se bagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
-19-

( 10) Persetujuan pekerjaan Reklamasi se bagaimana


dimaksud pada ayat (9) diberikan untuk jangka
waktu paling lama 4 (empat) tahun berdasarkan
jadwal pelaksanaan kegiatan yang disampaikan oleh
Pemilik Kegiatan.

12. Ketentuan Pasal 24 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal24
(1) Permohonan persetujuan pekerjaan Reklamasi yang
sumber dananya berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara disampaikan oleh Pemilik
Kegiatan kepada Direktur Jenderal yang disusun
dengan menggunakan format Contoh 24
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(2) Direktur Jenderal melakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga) hari kerja sejak permohonan diterima.
(3) Dalam hal verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
telah dinyatakan lengkap, dilakukan peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis Terpadu Kantor Pusat.
(4) Hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan dalam Berita Acara.
(5) Serita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disusun sesuai dengan menggunakan format Contoh
25 se bagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(6) Dalam hal hasil verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
belum lengkap, Direktur Jenderal menyampaikan
surat pemberitahuan kepada Pemilik Kegiatan untuk
-20-

melengkapi persyaratan yang disusun dengan


menggunakan format Contoh 26 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(7) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) diajukan secara tertulis kepada
Direktur Jenderal dalam jangka waktu paling lama 5
(lima) hari kerja sejak surat pemberitahuan diterima
sesuai dengan menggunakan format Contoh 27
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(8) Dalam hal Pemilik Kegiatan tidak menyampaikan
kelengkapan persyaratan dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (5), permohonan
dianggap batal.
(9) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan dan verifikasi peninjauan lapangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
terpenuhi, Direktur Jenderal menerbitkan
persetujuan pekerjaan Reklamasi yang disusun
dengan menggunakan format contoh 28
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(10) Persetujuan pekerjaan Reklamasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (9) diberikan untuk jangka
waktu paling lama 4 (empat) tahun berdasarkan
jadwal pelaksanaan kegiatan yang disampaikan oleh
Pemilik Kegiatan.
-21-

13. Ketentuan Pasal 25 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 25
(1) Permohonan persetujuan pekerjaan Reklamasi di
wilayah perairan terminal yang berada di luar
Daerah Lingkungan Kerja atau Daerah Lingkungan
Kepentingan Pelabuhan atau Terminal Khusus
disampaikan oleh Pemilik Kegiatan kepada Direktur
Jenderal yang disusun dengan menggunakan format
Contoh 29 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(2) Direktur Jenderal melakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan pekerjaan Reklamasi di
wilayah perairan terminal yang berada di luar
Daerah Lingkungan Kerja atau Daerah Lingkungan
Kepentingan Pelabuhan atau Terminal Khusus
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
sejak permohonan diterima.
(3) Dalam hal verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan se bagaimana dimaksud pada ayat (2)
telah dinyatakan lengkap dilakukan peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis Terpadu Kantor Pusat.
(4) Hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan dalam Berita Acara.
(5) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
sesuai dengan format Contoh 30 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(6) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
belum lengkap, Direktur Jenderal menyampaikan
surat pemberitahuan kepada Pemilik Kegiatan untuk
melengkapi persyaratan yang disusun dengan
menggunakan format Contoh 31 sebagaimana
-22-

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian


tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(7) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) diajukan secara tertulis oleh Pemilik
Kegiatan kepada Direktur Jenderal dalam jangka
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak surat
pemberitahuan diterima sesuar dengan
menggunakan format Contoh 32 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(8) Dalam hal Pemilik Kegiatan tidak menyampaikan
kelengkapan persyaratan dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), permohonan
dianggap batal.
(9) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan dan verifikasi peninjauan lapangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
terpenuhi, Direktur Jenderal menerbitkan
persetujuan pekerjaan Reklamasi yang disusun
dengan menggunakan format Contoh 33
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(10) Persetujuan pekerjaan Reklamasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (9) diberikan untuk jangka
waktu paling lama 4 (empat) tahun berdasarkan
jadwal pelaksanaan kegiatan yang disampaikan oleh
Pemilik Kegiatan.

14. Ketentuan Pasal 26 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 26
(1) Dalam hal masa berlaku persetujuan pekerjaan
Reklamasi telah berakhir tetapi pekerjaan Reklamasi
belum selesai, Pemilik Kegiatan dapat mengajukan
permohonan perpanjangan persetujuan pekerjaan
-23-

Reklamasi kepada Direktur J enderal yang disusun


dengan menggunakan format Contoh 34
se bagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(2) Direktur Jenderal melakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan perpanjangan persetujuan
pekerjaan Reklamasi dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima.
(3) Dalam hal verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
telah dinyatakan lengkap, dilakukan peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis Terpadu Kantor Pusat.
(4) Hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan dalam Berita Acara.
(5) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disusun dengan menggunakan format Contoh 35
se bagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(6) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dinyatakan belum lengkap, Direktur Jenderal
menyampaikan surat pemberitahuan kepada Pemilik
Kegiatan untuk melengkapi persyaratan yang
disusun dengan menggunakan format Contoh 36
se bagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(7) Kelengkapan persyaratan permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) diajukan secara tertulis oleh
Pemilik Kegiatan kepada Direktur Jenderal dalam
jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
surat pemberitahuan diterima sesuai dengan
menggunakan format Contoh 37 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
-24-

(8) Dalam hal Pemilik Kegiatan tidak menyampaikan


kelengkapan persyaratan dalam jangka waktu
se bagaimana dimaksud pada ayat (7), permohonan
dianggap batal.
(9) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan dan verifikasi peninjauan lapangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
terpenuhi, Direktur Jenderal menerbitkan
perpanjangan persetujuan pekerjaan Reklamasi
sesuai dengan menggunakan format Contoh 38
sebagaimana tercan tum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(10) Perpanjangan persetujuan pekerjaan Reklamasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (9) diberikan
hanya 1 (satu) kali perpanjangan untuk
menyelesaikan sisa pekerjaan Reklamasi.

15. Ketentuan Pasal 28 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 28
( 1) Dalam hal pekerjaan Pengerukan yang dilaksanakan
di Alur-Pelayaran dan wilayah perairan Pelabuhan
Utama, Pelabuhan Pengumpul, terminal yang berada
di luar Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) atau Daerah
Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan,
Terminal Khusus, dan pekerjaan Pengerukan yang
sumber dananya dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang Lokasi Pembuangan Hasil
Pengerukan (Dumping Area) digunakan untuk
pekerjaan Reklamasi, penerbitan Persetujuan
Pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi dilakukan
oleh Direktur J enderal.
(2) Untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan
Pengerukan dan Reklamasi se bagaimana dimaksud
pada ayat (1) permohonan disampaikan oleh Pemilik
-25-

Kegiatan kepada Direktur Jenderal yang disusun


dengan menggunakan format Contoh 39
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(3) Direktur Jenderal melakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan persetujuan pekerjaan
Pengerukan dan Reklamasi dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan
diterima.
(4) Dalam hal verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
telah dinyatakan lengkap dilakukan peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis Terpadu Kantor Pusat.
(5) Hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dituangkan dalam bentuk Berita Acara.
(6) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
disusun sesuai dengan menggunakan format Contoh
40 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(7) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
belum lengkap Direktur Jenderal menyampaikan
surat pemberitahuan kepada Pemilik Kegiatan untuk
melengkapi persyaratan sesuai dengan
menggunakan format Contoh 41 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(8) Kelengkapan persyaratan permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) diajukan secara tertulis oleh
Pemilik Kegiatan kepada Direktur J enderal dalam
jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
surat pemberitahuan diterima sesuai dengan
menggunakan format Contoh 42 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
-26-

(9) Dalam hal Pemilik Kegiatan tidak menyampaikan


kelengkapan persyaratan dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), permohonan
dianggap batal.
(10) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan dan verifikasi pemnjauan lapangan
se bagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
terpenuhi, Direktur Jenderal menerbitkan
persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi
yang disusun dengan menggunakan format Contoh
43 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
( 11) Persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (10) diberikan
untuk jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun
berdasarkan jadwal pelaksanaan kegiatan yang
disampaikan oleh Pemilik Kegiatan.

16. Ketentuan Pasal 29 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 29
( 1) Dalam hal masa berlaku Persetujuan Pekerjaan
Pengerukan dan Reklamasi telah berakhir tetapi
pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi belum selesai,
Pemilik Kegiatan dapat mengajukan permohonan
perpanjangan Persetujuan Pekerjaan Pengerukan
dan Reklamasi kepada Direktur J enderal yang
disusun dengan menggunakan format Contoh 44
se bagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
-27-

(2) Direktur Jenderal melakukan verifikasi kelengkapan


persyaratan permohonan perpanjangan Persetujuan
Pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak
permohonan diterima.
(3) Dalam hal verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
telah dinyatakan lengkap dilakukan peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis Terpadu Kantor Pusat.
(4) Hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan dalam Berita Acara.
(5) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
sesuai dengan format Contoh 45 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(6) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
belum lengkap, Direktur Jenderal menyampaikan
surat pemberitahuan kepada Pemilik Kegiatan untuk
melengkapi persyaratan sesuai dengan format
Contoh 46 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(7) Kelengkapan persyaratan permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) diajukan secara tertulis oleh
Pemilik Kegiatan kepada Direktur Jenderal dalam
j angka waktu paling lama 5 (lima) hari kerj a sej ak
surat pemberitahuan diterima sesuai dengan format
Contoh 4 7 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(8) Dalam hal Pemilik Kegiatan tidak menyampaikan
kelengkapan persyaratan dalam jangka waktu
se bagai2'11ana dimaksud pada ayat (7), permohonan
dianggap batal.
-28-

(9) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan


persyaratan dan verifikasi peninjauan lapangan
se bagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
terpenuhi, Direktur Jenderal menerbitkan
perpanj angan persetujuan Pekerjaan Pengerukan
dan Reklamasi yang disusun dengan menggunakan
format Contoh 48 sebagaimana tercantum dalam
Lam piran yang meru pakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
( 10) Perpanjangan persetujuan pekerjaan Pengerukan
dan Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (9),
diberikan hanya 1 (satu) kali perpanjangan untuk
menyelesaikan sisa pekerjaan Pengerukan dan
Reklamasi.

17. Ketentuan Pasal 31 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 31
( 1) Pemegang Persetujuan Pekerjaan Reklamasi
memiliki kewajiban:
a. membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak
atas Persetujuan Pekerjaan Reklamasi sesuai
dengan keten tuan peraturan perundang-
undangan;
b. memasang tanda berserta rambu navigasi yang
dapat dilihat dengan jelas baik siang maupun
malam hari dan berkoordinasi dengan
syahbandar serta distrik navigasi setempat
selama pelaksanaan pekerjaan Reklamasi;
c. bertanggung jawab sepenuhnya atas dampak
yang ditimbulkan dari pekerjaan Reklamasi
yang dilakukan;
d. melaporkan pekerjaan Reklamasi setiap bulan
kepada Direktur Jenderal dengan diketahui
oleh Penyelenggara Pelabuhan dan/ a tau
Syahbandar setempat;
-29-

e. menyerahkan hak pengelolaan lahan hasil


pekerjaan Reklamasi kepada Penyelenggara
Pelabuhan pada saat pekerjaan Reklamasi
selesai dilaksanakan;
f. menyerahkan seluas 5 % (lima persen) dari total
lahan hasil pekerjaan Reklamasi kepada
penyelenggara Pelabuhan yang berlokasi di area
hasil Reklamasi untuk digunakan kegiatan
pemerintahan di bidang kepelabuhanan; dan
g. memulai pekerjaan Reklamasi paling lama 3
(tiga) bulan sejak persetujuan pekerjaan
reklamasi diterbitkan.
(2) Dalam hal area hasil Reklamasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf f tidak dimungkinkan
atau kurang sesuai untuk kegiatan pemerintahan di
bidang kepelabuhanan, lokasi dapat diganti dengan
lokasi lain dengan kriteria:
a. berada di dalam Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan
(DLKp) Pelabuhan dan/ a tau Terminal Khusus;
dan/atau
b. lokasi pengganti masih efektif untuk melakukan
pengawasan kegiatan pemerintahan di bidang
kepelabuhanan.

18. Diantara Pasal 31 dan Pasal 32 disisipkan 1 (satu) pasal


yaitu Pasal 31 A yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 31A
(1) Badan Usaha Pelabuhan, pengelola Terminal untuk
Kepentingan Sendiri, dan pengelola Terminal Khusus
dapat diberikan Hak Guna Bangunan atau hak atas
tanah lainnya di atas Hak Pengelolaan Lahan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Hak Guna Bangunan atau hak atas tanah lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain.
-30-

19. Ketentuan Pasal 34 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 34
(1) Pelaksanaan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi
dilakukan oleh pelaksana kegiatan Pengerukan
dan/atau Reklamasi yang memiliki Izin Usaha
Pengerukan dan Reklamasi.
(2) Izin Usaha Pengerukan dan Reklamasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Menteri.
(3) Untuk memperoleh Izin Usaha Pengerukan dan
Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Pemilik Kegiatan mengajukan permohonan kepada
Direktur Jenderal sesuai dengan menggunakan
format Contoh 49 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(4) Direktur Jenderal melakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan permohonan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima.
(5) Dalam hal verifikasi kelengkapan persyaratan
permohonan se bagaimana dimaksud pada ayat ( 4)
telah dinyatakan lengkap, dilakukan peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis Terpadu Kantor Pusat.
(6) Hasil peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dituangkan dalam Berita Acara.
(7) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
disusun sesuai dengan format Contoh 50
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(8) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
belum lengkap, Direktur Jenderal menyampaikan
surat pemberitahuan kepada Pemilik Kegiatan untuk
melengkapi persyaratan sesuai dengan
menggunakan format Contoh 51 sebagaimana
-31-

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian


tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(9) Kelengkapan persyaratan permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (8) diajukan secara tertulis
kepada Direktur Jenderal dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) hari kerja sejak surat
pemberitahuan diterima sesuai dengan format
Contoh 52 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(10) Dalam hal Pemilik Kegiatan tidak menyampaikan
kelengkapan persyaratan dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (9), permohonan
dianggap batal.
( 11) Berdasarkan hasil verifikasi kelengkapan
persyaratan dan berita acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dan ayat (6) terpenuhi, Direktur
Jenderal menyampaikan hasil evaluasi kepada
Menteri.
(12) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (11), dalam waktu paling lama 5 (lima)
hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap
dan tidak diperselisihkan, Menteri menerbitkan izin
usaha Pengerukan dan Reklamasi sesuai dengan
menggunakan format Contoh 53 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal II
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-32-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 Juni 2021
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 16 Juni 2021

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2021 NOMOR 695

Salinan sesuai dengan aslinya


-33-

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PM 53 TAHUN 2021
TENTANG PERU BAHAN ATAS
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR PM 125 TAHUN 2018 TENTANG
PENGERUKAN DAN REKLAMASI

Contoh 1
SURATPERMOHONANPERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, Tanggal/Bulan/Tahun


Klasifikasi
Lampiran
Hal Permohonan Persetujuan
Pekerjaan Pengerukan oleh
... (Nama Perusahaan) ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut


di
••..••........•..•

Dengan hormat disampaikan bahwa berdasarkan Pasal ... ayat


Peraturan Menteri Perhu bungan Nomor PM
Tahun ... tentang ... , bersama ini Kami ...(Nama Perusahaan) ... mengajukan
permohonan untuk memperoleh persetujuan pekerjaan Pengerukan yang
berlokasi di ...
Maksud dan tujuan pekerjaan Pengerukan terse but yaitu:
1. Maksud .
2. Tujuan .
Dengan desain kedalaman ... mLWS dan total volume pekerjaan
Pengerukan ... m",
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, bersama ini disampaikan
kelengkapan persyaratan sebagaimana checklist terlampir.
-34-

,
Demikian disampaikan atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan setempat;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat.

Catatan:
~ Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan
~ Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-35-

Contoh 2
BERITA ACARA
PENINJAUAN LAPANGANTIM TEKNIS TERPADU
PEKERJAAN PENGERUKAN OLEH ... (NAMAPERUSAHAAN)...
YANG BERLOKASI DI ...

Pada hari tanggal bulan tahun (..-..-..) telah dilakukan kegiatan


peninjauan lapangan rencana pekerjaan Pengerukan oleh
.... (Nama Perusahaan) .... yang berlokasi di ...

I. Dasar Pelaksanaan:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 ten tang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5731);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 ten tang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6617);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 ten tang Penyelenggaraan
Bidang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6643);
-36-

g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang


Perizinan Berusaha Berbasis Sektor Transportasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun ... Nomor ...);
h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor ...);
1. Surat (Jabatan pemohon) (Nama Perusahaan) Nomor..... tanggal.. ...
perihal permintaan peninjauan lapangan oleh tim teknis terpadu;
J. Surat Tugas ;
k. Surat Tugas ; dst.
II. Peninjauan lapangan dihadiri oleh:
a. Wakil dari Biro Hukum, Sekretariat Jenderal;
b. Wakil dari Direktorat Kepelabuhanan;
c. Wakil dari Bagian Hukum dan KSLN;
d. Wakil dari Penyelenggara Pelabuhan setempat ;
e. Wakil dari Distrik Navigasi setempat;
f. Wakil dari ...(Nama Perusahaan) ...
III. Maksud dan Tujuan:
a. Maksud dari peninjauan lapangan adalah dalam rangka verifikasi
koordinat geografis dan data teknis terkait lokasi rencana pekerjaan
Pengerukan serta Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping Area).
b. Tujuan dari peninjauan lapangan adalah sebagai pemenuhan salah satu
kelengkapan persyaratan pengajuan permohonan persetujuan pekerjaan
Pengerukan.
IV. Hasil Verifikasi Data
Setelah dilakukan perunjauan lapangan, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
a ,
b...... ; dst
c. (peta lokasi pekerjaan Pengerukan dan Lokasi Pembuangan Hasil
Pengerukan (Dumping Area) terlampir)
V. Kesimpulan dan Saran
a ,
b ,
c ; dst
-37-

VI. Penutup
Demikian Berita Acara Peninjauan Lapangan ini dibuat dengan sebenarnya
sebagai salah satu kelengkapan persyaratan permohonan persetujuan
pekerjaan Pengerukan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang Menandatangani:
1 . ( tanda tangan)

2 . ( tanda tangan)

3 . ( tanda tangan)

4 dst. ( tanda tangan)

Mengetahui,
KEPALA KANTOR PENYELENGGARA PELABUHAN ...

Nama Lengkap
Pangkat./ Gol
NIP .
-38-

Contoh 3
SURATPEMBERITAHUANKEKURANGAN
KELENGKAPANPERSYARATAN
PERMOHONANPERSETUJUANPEKERJAANPENGERUKAN

KOP SURATDIREKTORATJENDERALPERHUBUNGANLAUT

Nomor Lokasi, TanggaljBulanjTahun


Klasifikasi
Lampiran
Hal Kekurangan Kelengkapan
Persyaratan Terhadap
Permohonan Persetujuan
Pekerjaan Pengerukan oleh
...(Nama Perusahaan) ...
Yth. (Jabatan Pemohon)
(Nama Perusahaan)
di
..............•...

Menindaklanjuti surat Saudara Nomor ... tanggal ... perihal Permohonan


Persetujuan Pekerjaan Pengerukan oleh ...(Nama Perusahaan) ..., dengan ini
disampaikan bahwa setelah dilakukan penelitian dan evaluasi terhadap
dokumen yang Saudara sampaikan, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian dan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang Pengerukan dan Reklamasi,
masih terdapat kekurangan datajdokumen yang harus dipenuhi sebagai
berikut:
1. . ,
2 ,
3 ,
4 dst.
Sehubungan dengan hal di atas, kepada Saudara diberikan jangka
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak ditandatangani surat ini untuk
melengkapi kekurangan kelengkapan persyaratan dimaksud guna proses lebih
lanjut dan apabila dalam jangka waktu yang ditentukan tidak menyampaikan
datajdokumen kekurangan tersebut, maka berkas permohonan akan dianggap
batal. Selanjutnya apabila Saudara masih tetap berkeinginan untuk
melaksanakan pekerjaan Pengerukan maka harus mengajukan permohonan
-39-

baru dengan melengkapi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... ten tang Pengerukan dan Reklamasi.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

DIREKTURJENDERALPERHUBUNGANLAUT

Nama Lengkap
Pangkat /Gol
NIP .

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan setempat;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat.
-40-

Contoh 4
SURATPEMENUHANKEKURANGANKELENGKAPANPERSYARATAN
PERMOHONANPERSETUJUAN PEKERJAANPENGERUKAN

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, Tanggal/ Bularr/Tahun


Klasifikasi
Lampiran
Hal Pemenuhan Kelengkapan
Persyaratan Terhadap
Permohonan Persetujuan
Pekerjaan Pengerukan oleh
...(Nama Perusahaan) ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut


di
..................

Menindaklanjuti surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor ...


tanggal ... perihal Kekurangan Kelengkapan Persyaratan Persetujuan Pekerjaan
Pengerukan ...(Nama Perusahaan) ... , dengan ini disampaikan pemenuhan
kelengkapan persyaratan persetujuan pekerjaan Pengerukan sebagai berikut:
1 ,
2 ,
3 ,
4 ,

5. dst.
-41-

Demikian disampaikan, atas perhatian diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Penyelenggara Pelabuhan setempat;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat.

Catatan:
);> Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan
);> Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya
-42-

Contoh 5

PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN

KOP SURAT DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT


NOMOR: .

TENTANG
PERSETUJUAN KEPADA ... (NAMAPERUSAHAAN) ... UNTUK MELAKSANAKAN
PEKERJAAN PENGERUKAN YANG BERLOKASI DI ...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT,

Menimbang: a. bahwa berdasarkan Pasal Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor PM Tahun tentang Pengerukan
dan Reklamasi, persetujuan pekerjaan Pengerukan di
wilayah perairan Pelabuhan Utama dan Pelabuhan
Pengumpul serta di wilayah perairan terminal khusus serta
semua pekerjaan Pengerukan yang sumber dananya dari
APBN diberikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
b. bahwa dalam rangka ... , ... (Nama Perusahaan) ... berencana
akan melakukan pekerjaan Pengerukan yang berlokasi di ... ;
c. bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap aspek
keamanan dan keselamatan pelayaran, teknis/konstruksi
dan kelestarian lingkungan, permohonan ... (Nama
Perusahaan)... telah memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan pekerjaan Pengerukan dimaksud;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut tentang
Persetujuan Kepada ... (Nama Perusahaan)... Untuk
Melaksanakan Pekerjaan Pengerukan Yang Berlokasi di ... ;
-43-

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4849);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun
2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5731);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5093);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6617);
-44-

8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6634);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1756);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM Tahun .
tentang Perizinan Berusaha Berbasis Sektor Transportasi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor ...);
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM .., Tahun
tentang ... (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
Nomor ...);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TENTANGPERSETUJUAN KEPADA...(NAMAPERUSAHAAN)
...
UNTUK MELAKSANAKANPEKERJAAN PENGERUKAN YANG
BERLOKASIDI ...

PERTAMA Memberikan persetujuan pekerjaan Pengerukan kepada:


1. Nama perusahaan
2. Bidang Usaha
3. Alamat
4. Penanggungjawab (Jabatan)

Untuk melaksanakan pekerjaan Pengerukan ... dengan desain


kedalaman ... m LWS total volume pekerjaan Pengerukan ± ...
-45-

pad a titik koordinat geografis


sebagai berikut:
1. Lokasi pekerjaan Pengerukan:
,
a. . ... 0
.... .... " LSjLU j . ... 0
.... .... " BT;
,
b. ....
0
.... .... " LSjLU j ....
0
.... .... " BT;
,
c. ....
0
.... .... " LSjLU j . ... .... .... " BT;
0

" LSjLU
,
d. ....
0
.... j .... .... .... " BT;
0

e. dst.

2. Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping Area):


,
a. .... 0
.... .... " LSjLU j . ...
0
.... .... " BT;
,
b. .... 0
.... .... " LSjLU j ....
0
.... .... " BT;
,
.... " LSjLU j . ... .... " BT;
0 0
c. .... .... ....
,
d. .... 0
.... " LSjLU j ....
0
.... .... " BT;

e. dst.

3. Peralatan pekerjaan Pengerukan yang akan digunakan :


No. Nama Jenis Kapasitas Unit Bendera
1.
2.
3.
4.
5. dst.

KEDUA Persetujuan pekerjaan Pengerukan sebagaimana dimaksud


dalam Diktum PERTAMA dilarang untuk diperdagangkan,
dialihkanj dipindahtangankan kepada pihak lain dalam
bentuk apapun.

KETIGA (Data Pelaksana Kegiatan)

KEEMPAT Pemegang persetujuan pekerjaan Pengerukan sebagaimana


dimaksud dalam Diktum PERTAMA diwajibkan:
a. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pelayaran dan kelestarian lingkungan;
b. selama pelaksanaan pekerjaan Pengerukan memasang
tanda-tanda beserta rambu-rambu navigasi yang dapat
-46-

dilihat dengan jelas baik slang maupun malam hari dan


berkoordinasi dengan Distrik Navigasi setempat;
c. membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
persetujuan pekerjaan pengerukan sesuai dengan
keten tuan peraturan perundang -undangan;
d. bertanggungjawab sepenuhnya atas seluruh dampak yang
ditimbulkan dari pekerjaan Pengerukan yang dilakukan;
e. melaporkan pekerjaan Pengerukan setiap bulan kepada
Direktur Kepelabuhanan dengan tembusan Penyelenggara
Pelabuhan dan Distrik NavigasiSetempat; dan
f. memulai pekerjaan Pengerukan paling lama 3 (tiga) bulan
sejak Persetujuan Pekerjaan Pengerukan diterbitkan.

KELIMA Persetujuan pekerjaan Pengerukan hanya didasarkan pada


kepentingan keselamatan dan keamanan pelayaran, sehingga
hal-hal di luar tersebut agar diselesaikan oleh pemegang
persetujuan pekerjaan Pengerukan dengan instansi terkait.

KEENAM Persetujuan pekerjaan Pengerukan dapat dicabut apabila


pemegang persetujuan melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KEDUA dan tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT
Keputusan mi serta ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pelayaran.

KETUJUH Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan Pengerukan


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMAdilakukan
oleh Kantor Penyelenggara Pelabuhan ... dan Distrik Navigasi

KEDELAPAN Persetujuan pekerjaan Pengerukan sebagaimana dimaksud


dalam Diktum PERTAMAberlaku selama ... (...) tahun
sepanjang pemegang persetujuan pekerjaan Pengerukan tidak
melanggar ketentuan dalam Keputusan ini.

KESEMBILAN Direktur Kepelabuhanan melaksanakan pembinaan dan


pengawasan terhadap Keputusan ini.
-47-

KESEPULUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Nama Lengkap
Pangkat/Gol
NIP .

SALINANKeputusan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Perhubungan;
4. Menteri Dalam Negeri;
5. Menteri Energi Sumber Daya Mineral;
6. Menteri Kelautan dan Perikanan;
7. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
8. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;
9. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
10. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
11. Gubernur ;
12. Bupati/Walikota ;
13. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
14. Direktur Kepelabuhanan;
15. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan ;
16. Kepala Distrik Navigasi ;
17. Direksi ... (Nama Perusahaan) .
-48-

Contoh 6
SURATPERMOHONANPERSETUJUANPEKERJAANPENGERUKAN
DENGANVOLUMEPENGERUKANs 100.000 M3

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, Tanggal/Bulan/Tahun


Klasifikasi
Lampiran
Hal Permohonan Persetujuan
Pekerjaan Pengerukan oleh
...(Nama Perusahaan) ...
Yth. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan
di
...........................

Dengan hormat disampaikan bahwa berdasarkan Pasal ... Ayat (...)


Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang Pengerukan
dan Reklamasi, bersama ini Kami ...(Nama Perusahaan)... mengajukan
permohonan untuk memperoleh persetujuan pekerjaan Pengerukan yang
berlokasi di ....
Maksud dan tujuan pekerjaan Pengerukan tersebut yaitu:
1. maksud .
2. tujuan .
dengan desain kedalaman mlws dan total volume pekerjaan
Pengerukan ... m".
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, bersama ini disampaikan
kelengkapan persyaratan sebagaimana checklist terlampir.
-49-

Demikian disampaikan atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
3. Direktur Kepelabuhanan;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat.

Catatan:
~ Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan
~ Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-50-

Contoh 7
BERITA ACARA
PENINJAUAN LAPANGANTIM TEKNIS TERPADU
PEKERJAAN PENGERUKAN OLEH ... (NAMAPERUSAHAAN)...
YANG BERLOKASI DI ...

Pada hari ... tanggal ... bulan ... tahun ... (..-..-..) telah dilakukan kegiatan
penmjauari lapangan rencana pekerjaan Pengerukan oleh
... (Nama Perusahaan) ... yang berlokasi di ...

1. Dasar Pelaksanaan:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2009 ten tang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5731);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6617);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6643);
-51-

g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang
Perizinan Berusaha Berbasis Sektor Transportasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun ... Nomor ...);
1. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ...
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor ...);
J. Surat (Jabatan pemohon) (Nama Perusahaan) Nomor ... tanggal ... perihal
permintaan peninjauan lapangan oleh tim teknis terpadu;
k. Surat Tugas ;
1. Surat Tugas ; dst.
II. Peninjauan lapangan dihadiri oleh:
a. Wakil dari Penyelenggara Pelabuhan setempat ;
b. Wakil dari Distrik Navigasi setempat;
c. Wakil dari ...(Nama Perusahaan) ...
III. Maksud dan Tujuan:
a. Maksud dari peninjauan lapangan adalah dalam rangka verifikasi
koordinat geografis dan data teknis terkait lokasi rencana pekerjaan
Pengerukan serta Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping Area).
b. Tujuan dari peninjauan lapangan adalah sebagai pemenuhan salah satu
kelengkapan persyaratan pengajuan permohonan persetujuan pekerjaan
Pengerukan.
IV. Hasil Verifikasi Data
Setelah dilakukan peninjauan lapangan, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
a ,
b ; dst
(peta lokasi pekerjaan Pengerukan dan Lokasi Pembuangan Hasil
Pengerukan (Dumping Area) terlampir)
V. Kesimpulan dan Saran
a ,
b ,
c ; dst
-52-

VI. Penutup
Demikian Berita Acara Peninjauan Lapangan ini dibuat dengan sebenarnya
sebagai salah satu kelengkapan persyaratan permohonan persetujuan
pekerjaan Pengerukan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang Menandatangani:
1 . ( tanda tangan)

2 . ( tanda tangan)

3 . ( tanda tangan)

4 dst. ( tanda tangan)

Mengetahui,
KEPALA KANTOR PENYELENGGARA PELABUHAN

Nama Lengkap
PangkatjGol
NIP .
-53-

Contoh 8
SURAT PEMBERITAHUAN KEKURANGANKELENGKAPAN PERSYARATAN
PERMOHONAN PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN

KOP SURAT KANTOR PENYELENGGARA PELABUHAN ...

Nomor Lokasi, TanggaljBulanjTahun


Klasifikasi
Lampiran
Hal Kekurangan Kelengkapan
Persyaratan Terhadap
Permohonan Persetujuan
Pekerjaan Pengerukan oleh
... (Nama Perusahaan) ...

Yth. (Jabatan Pemohon)


(Nama Perusahaan)

di
..................

Menindaklanjuti surat Saudara Nomor ... tanggal ... perihal Permohonan


Persetujuan Pekerjaan Pengerukan oleh ... (Nama Perusahaan) ... , dengan ini
disampaikan bahwa setelah dilakukan penelitian dan evaluasi terhadap
dokumen yang Saudara sampaikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian dan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM ... Tahun ... tentang ... , ternyata masih terdapat kekurangan
datajdokumen yang harus dipenuhi sebagai berikut:
l. .................. ,
2. . ,

3. . ,
4. dst.
Sehubungan dengan hal di atas, kepada Saudara diberikan jangka
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak ditandatangani surat ini untuk
melengkapi kekurangan kelengkapan persyaratan dimaksud guna proses lebih
lanjut dan apabila dalam jangka waktu yang ditentukan tidak menyampaikan
dataj dokumen tersebut, maka berkas permohonan akan dikembalikan kepada
pemohon. Selanjutnya apabila Saudara masih tetap berkeinginan untuk
-54-

melaksanakan pekerjaan Pengerukan maka harus mengajukan permohonan


baru dengan melengkapi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ...
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan ...

Nama Lengkap
Pangkatj Gol
NIP .
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
3. Direktur Kepelabuhanan;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat.
-55-

Contoh 9
SURATPEMENUHANKEKURANGANKELENGKAPANPERSYARATAN
PERMOHONANPERSETUJUAN PEKERJAANPENGERUKAN

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, TanggaljBulanjTahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Pemenuhan Kelengkapan
Persyaratan Terhadap
Permohonan Persetujuan
Pekerjaan Pengerukan oleh
...(Nama Perusahaan) ...

Yth. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan


di
...........................

Menindaklanjuti surat Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan Nomor ...


tanggal ... perihal Kekurangan Kelengkapan Persyaratan Persetujuan Pekerjaan
Pengerukan ...(Nama Perusahaan) ..., dengan ini disampaikan pemenuhan
kelengkapan persyaratan persetujuan pekerjaan Pengerukan sebagai berikut :
1. . ,
2 ,

3 ,
4 ,

5. dst.
-56-

Demikian disampaikan, atas perhatian diucapkan terima kasih.


(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
3. Direktur Kepelabuhanan;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat.

Catatan:
~ Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan
~ Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-57-

Contoh 10

PERSETUJUAN PEKERJAANPENGERUKAN

KOP KANTORPENYELENGGARAPELABUHAN.....

KEPUTUSANKEPALAKANTORPENYELENGGARAPELABUHAN...
NOMOR: ...

TENTANG
PERSETUJUAN KEPADA...(NAMAPERUSAHAAN)
... UNTUKMELAKSANAKAN
PEKERJAAN PENGERUKANYANGBERLOKASIDI ...

DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

KEPALAKANTORPENYELENGGARAPELABUHAN...,

Menimbang: a. bahwa berdasarkan Pasal ... Peraturan Menteri Perhubungan


Nomor PM ... Tahun ... tentang ..., persetujuan pekerjaan
Pengerukan dengan volume Pengerukan s 100.000 M3
(kurang dari atau sarna dengan seratus ribu meter kubik) di
dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan diberikan oleh Penyelenggara
Pelabuhan;
b. bahwa dalam rangka ..., ...(Nama Perusahaan) ... berencana
akan melakukan pekerjaan Pengerukan yang berlokasi di ...;
c. bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap aspek
keamanan dan keselamatan pelayaran, teknis/konstruksi
dan kelestarian lingkungan, permohonan persetujuan
pekerjaan Pengerukan oleh ...(Nama Perusahaan) ... telah
memenu hi persyaratan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan
tentang Persetujuan Kepada ...(Nama Perusahaan) ... Untuk
Melaksanakan Pekerjaan Pengerukan yang berlokasi di ... ;
-58-

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4849);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5731);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5093);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6617);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
-59-

Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 6634);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ...... Tahun .......
tentang Perizinan Berusaha Berbasis Sektor Transportasi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor ... );
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun
tentang ... (Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor
...);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PENYELENGGARA
PELABUHAN ... TENTANG PERSETUJUAN KEPADA ... (NAMA
PERUSAHAAN)... UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN
PENGERUKAN YANG BERLOKASI DI ...

PERTAMA Memberikan persetujuan pekerjaan Pengerukan kepada:


1. Nama perusahaan
2. Bidang Usaha
3. Alamat
4. Penanggungjawab (Jabatan)
Untuk melaksanakan pekerjaan Pengerukan ... dengan desain
kedalaman ... m LWS total volume pekerjaan Pengerukan ± ...
m3 pada titik koordinat geografis sebagai berikut:
1. Lokasi Pekerjaan Pengerukan:
,
a . .... 0
.... .... " LSjLU j . ... 0
.... .... " BT;
0
" LSjLU
,
j . ... .... .... " BT;
0
b. .... .... ....
, .... "BT;
c. ....
0
.... .... " LSjLU j . ...
0
....
,
d. .... 0
.... .... " LSjLU j . ... 0
.... .... " BT;
-60-

e. dst.

2. Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping Area):


a ..... 0 •••• ' •••• " LS/LU / .... 0 •••• ' •••• " BT;
,
.... . ... " LS/LU / .... " BT;
0 0
b. .... . ... ....
,
.... " LS/LU .... " BT;
0 0
c. . ... .... / . ... ....
,
d. ....
0
.... " LS/LU / .... 0
.... .... " BT;

e. dst.

3. Peralatan pekerjaan Pengerukan yang akan digunakan :


No. Nama Jenis Kapasitas Unit Bendera
1.
2.
3.
4.
5. dst.

KEDUA Persetujuan pekerjaan Pengerukan sebagaimana dimaksud


dalam Diktum PERTAMA dilarang untuk diperdagangkan,
dialihkan/ dipindahtangankan kepada pihak lain dalam
bentuk apapun.

KETIGA (Data Pelaksana Kegiatan)

KEEMPAT Pemegang persetujuan pekerjaan Pengerukan sebagaimana


dimaksud dalam Diktum PERTAMA diwajibkan:
a. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pelayaran dan kelestarian lingkungan;
b. selama pelaksanaan pekerjaan Pengerukan memasang
tanda-tanda beserta rambu-rambu navigasi yang dapat
dilihat dengan jelas baik siang maupun malam hari dan
berkoordinasi dengan Distrik Navigasi setempat;
c. membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
persetujuan pekerjaan Pengerukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. bertanggungjawab sepenuhnya atas seluruh dampak yang
ditimbulkan dari pekerjaan Pengerukan yang dilakukan;
-61-

e. melaporkan pekerjaan Pengerukan setiap bulan kepada


Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan dengan
tembusan Direktur Kepelabuhanan dan Kepala Distrik
Navigasi setempat; dan
f. memulai pekerjaan Pengerukan paling lama 3 (tiga) bulan
sejak Persetujuan Pekerjaan Pengerukan diterbitkan.

KELIMA Persetujuan pekerjaan Pengerukan hanya didasarkan pada


kepentingan keselamatan dan keamanan pelayaran, sehingga
hal-hal di luar terse but agar diselesaikan oleh pemegang
persetujuan pekerjaan Pengerukan dengan instansi terkait.

KEENAM Persetujuan pekerjaan Pengerukan dapat dicabut apabila


pemegang persetujuan melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum PERTAMA dan tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT
Keputusan InI serta ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pelayaran.

KETUJUH Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan Pengerukan


se bagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dilakukan
oleh Kantor Penyelenggara Pelabuhan ... dan Distrik Navigasi

KEDELAPAN Persetujuan pekerjaan Pengerukan sebagaimana dimaksud


dalam Diktum PERTAMA berlaku selama * ... (...) tahun
sepanjang pemegang persetujuan pekerjaan Pengerukan tidak
melanggar ketentuan dalam Keputusan ini.
-62-

KESEMBILAN : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
KEPALAKANTORPENYELENGGARA
PELABUHAN...

Nama Lengkap
PangkatjGol
NIP .

SALINANKeputusan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Perhubungan;
4. Menteri Dalam Negeri;
5. Menteri Energi Sumber Daya Mineral;
6. Menteri Kelautan dan Perikanan;
7. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
8. Kepala Staf TNIAngkatan Laut;
9. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
10. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
11. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
12. Gubernur ...;
13. BupatijWalikota ...;
14. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
15. Direktur Kepelabuhanan;
16. Kepala Distrik Navigasi ...;
17. Direksi ...(Nama Perusahaan) ...
-63-

Contoh 11
SURATPERMOHONANPERPANJANGAN
PERSETUJUAN
PEKERJAANPENGERUKAN

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, Tanggal/Bulan/Tahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Permohonan Perpanj angan
Persetujuan Pekerjaan
Pengerukan oleh ...(Nama
Perusahaan) ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut


di
..................

Dengan hormat disampaikan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ... dan Keputusan ... Nomor .
tanggal ... tentang '" yang telah berakhir masa berlakunya pada tanggal ,
namun berdasarkan progres pekerjaan Pengerukan belum selesai
dilaksanakan karena ...
Sehubungan dengan hal di atas, Kami mengajukan permohonan
perpanjangan persetujuan pekerjaan Pengerukan dengan melampirkan
persyaratan sebagai berikut:
1. persetujuan pekerjaan Pengerukan sebelumnya;
2. laporan progres akhir pekerjaan pengerukan;
3. alasan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan Pengerukan yang diketahui
oleh Penyelenggara Pelabuhan setempat;
4. pertimbangan terhadap aspek keselamatan dan keamanan pelayaran dari
Syahbandar dan Distrik Navigasi setempat dan berita acara peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis terpadu Kantor Pusat Direktorat Jenderal dengan
melibatkan Sekretariat Jenderal;
-64-

5. jadwal pelaksanaan kegiatan (time schedule).


Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan
3. Kepala Distrik Navigasi setempat;
4. Kepala Penyelenggara Pelabuhan setempat.

Catatan:
» Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan
» Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-65-

Contoh 12
BERITA ACARA
PENINJAUAN LAPANGANTIM TEKNIS TERPADU PERPANJANGAN
PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN OLEH ... (NAMAPERUSAHAAN)...
YANG BERLOKASI DI ...

Pada hari ... , tanggal ... bulan ... tahun ... (..-..-..) telah dilakukan kegiatan
peninjauan lapangan terkait permohonan perpanjangan persetujuan
pekerjaan Pengerukan oleh ... (Nama Perusahaan) ... yang berlokasi di ...
I. Dasar Pelaksanaan:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5731);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6617);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Pelayaran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6643);
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
-66-

h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang


Perizinan Berusaha Berbasis Sektor Transportasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun ... Nomor ...);
1. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ...
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor ...);
J. Surat (Jabatan pemohon) (Nama Perusahaan) Nomor..... tanggal.. ...
perihal permintaan peninjauan lapangan oleh tim teknis terpadu;
k. Surat Tugas ;
1. Surat Tugas ; dst.
II. Peninjauan lapangan dihadiri oleh:
a. Wakil dari Biro Hukum Sekretariat Jenderal;
b. Wakil dari Direktorat Kepelabuhanan;
c. Wakil dari Bagian Hukum dan KSLN;
d. Wakil dari Penyelenggara Pelabuhan setempat;
e. Wakil dari Distrik Navigasi setempat;
f. Wakil dari (Nama Perusahaan).
III. Maksud dan Tujuan:
a. Maksud dari peninjauan lapangan adalah dalam rangka verifikasi
koordinat geografis dan data teknis terkait lokasi rencana pekerjaan
Pengerukan serta Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping
Area).
b. Tujuan dari pemnja.uan lapangan adalah sebagai pemenuhan salah
satu kelengkapan persyaratan pengajuan persetujuan perpanjangan
pekerjaan Pengerukan.
IV. Hasil Verifikasi Data
Setelah dilakukan peninjauan lapangan, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
a.... ,
b.... ; dst

(peta lokasi pekerjaan Pengerukan dan Lokasi Pembuangan Hasil


Pengerukan (Dumping Area) terlampir)
V. Kesimpulan dan Saran
a ,
b ,
c ; dst
................................. ·dIN
IOD /".lB:>f'aUBd
dB:>f:2Ud'l BUlBN
... NVHD8V'l3d VCIVDDN3'l3AN3d ClO.LNV)I V'lVd3)I
'!n"L[Bp'audL'\[
........................................... £:
........................................... (:;
....... T
:!UB'aUB".lBPUBUdL'\['aUBA
·BAUqSdUl BUBUl!B'aBqdS
UB:>fBun'a.ldd!p :>fn".lun UB:>fn.ld'aUdd UBBf.ld:>fdd trenfruos.rad UB'aUBfUBd.ldd
UBU0"L[0Ul.ldd UB".lB.lBAS.ldd UBdB:>f'aUdld:>frues "L[BIBS !B'aBqdS BAU.lBUdqdS
UB'aUdP ".lBnq!p lUI uB'aUBdBI UBnB[UlUdd B.lBJV B".l!.ld8 UB!:>f!UldG
drururo.j ·IA
-L9-
UB){BUBS){BFHII ){n'.lun UBU~~U~d){Jdq dB'.ld'.l l{!SBUI BJBpnBS BpqBdB BAU'.lnfUBps
·IB'.lBq dB~~UB~p UB){B UBUO"L[0UIJdd SB){Jdq B){BUI ''.lnqdSJd'.l UdUIn){Op /BlBp
UB){~BdUIBAUdUI )(Bpq UB){n'.lUd'.l~p ~UBA n'.l){BM. B){~UBf lIIBIBP BpqBdB
UBp '.lnfuBI "L[~qdl SdSOJd BUn~ pnS){BUI~p UB'.lBJBASJdd UB~UBJn){d){ ~dB){~UdldlII
){n'.lun ~u~ '.lBJnS ~UB~UB'.lBpUB'.l~P
)(BfdS BfJd){ ~JB"L[(BlII!!) S BlIIBI ~uqBd nl){BM.
B){~UBf UB){~Jdq~PBJBpnBS BPBdd){ 'SB'.lB tp IB"L[UB~UdP uB~unqn"L[dS
·'.lSp··················.-17
~ ·8
~ (;
~ ·1
: '.In){!Jdq~B~BqdS ~UBAucumxop /BlBp UB~UBJn){d){
rqriuadtp SnJB"L[
lBdBPJdl "L[~SBlII
B1BAUJdl .... ~UBlUdl ... ururaj, ... Wd JOlIION uB~unqn"L[Jdd
~JdlUdWUBJn'.lBJddUBp UB~SB~!ABUd)i
~UB1Udl010e; urrq'ej, S JOlIION"L[B1U~JdlIIdd
UBJnlBJdd UB){JBSBPJdq UB){~BdlIIBS BJBpnBS ~UBA uoumxop dBPB"L[Jdl
~sBnlBAd UBp UBqqdUdd UB){n){Bpp "L[BPldSBM."L[BqUB){~BdlIIBS~p~u~ UB~UdP
'···(UBB"L[BSnJdd
BUIBN)···"L[dloUB){nJd~UddUBBfJd){ddtrenfrucs.ro.j UB~UBfUBdJdd
UBU0"L[0lIIJdd
IB"L[Pdd ... IB~~UBl ... JOlIIONBJBpnBSlBJnS qnfuBI){BPU~UdW
~p
(UBB"L[BSnJdd
BlIIBN)
(UO"L[OUIdd
trereqap] ·"L[lA.
... (uBB"L[BSnJdd
BlIIBN)··· "L[dlo UB){nJd~Udd
UBBfJd){dd uBnfnldSJdd
UB~UB
fUBdJdd UBU0"L[0lIIJdd
dBPB"L[Jd_t UB1BJBASJdd
trad B}j"~UdP)i UB~UBJn}j"d)i
JOlIION
.tnvr NVDNnHnH~3d '1~3aN3r avao.rxaarc .ivans aox
NV)in~3DN3d NWr~3)i3d nvnrruasaaa NVDNVrNVd~3d
NVNOHOW~3d NV_t~VAS~3d NVDN~n)i3)i NVnHV_tI~3HW3d .ivans
£1 "L[0lUO;)
-89-
"lBd"UIdldS ~SB~~ABN:>f~.IlS~aBIBdd)l "v
!lBdwdldS uBl.{nqBldd B.IB~~UdldAUdd BIBdd)l "8
!uBuBl.{nqBpdd)l .Inl:>fd.I~a "C:;
!lnB'J uB~unqnl.{.Idd IB.Idpud[, lB.IOl:>fd.I~a SPBld.I:>fdS "1
.trasnqurcj,
"dIN
10D /lB:>f~UBd
dB:>f:aUd'JBWBN
l.{~SB:>f
BWPdl uB:>fdBJn~p BAUUBqBl.{.Idd SBlB 'UB:>f~BdwBS!P UB!:>f!Wda
""" ~UBlUdl """ unl.{B~ """ Wd
.IOWON uB~unqnl.{.Idd !.IdlUdW uB.InlB.Idd UB~UdP !BnSdS UBlB.IBAS.Idd !dB:>f~UdPW
UB~UdP n.IBq uBU0l.{0W.Idd uB:>fnfB~udw Sn.IBl.{ B:>fBW UB:>fn.Id~Udd UBBf.Id:>fdd
'~Sp ·s
, '17
, ·s
, '0
, '1
:~n)J!.ldq!B~BqdS
uB)Jn.ld~Udd UBBf.ld)Jdd tranfruos.rad UB~UBfUBd.ldd UB~B.lBAS.ldduBdB)J~UdP)J
traqnucurcd UB~!BdUIBS!P !U! UB~UdP ""(UBBqBSn.Idd BUIBN)'" UB)Jn.Id~Udd
uBdB)J~UdP)I uB~uB.ln)Jd)lIBq!.ldd
UBBf.ld)Jddtrenfruas.ro.j UB~B.lBAS.ldd ... IB~~uB~
... .lOUION~nBl uB~unqnq.ldd IB.ldPUdf .ln~)Jd.l!a rarns qnfuBI)JBPU!UdW
!P
~nB1 uB~unqnq.ldd IB.ldPUdf .ln~)Jd.l!a 'q~A
... (UBBqBSn.Idd
BUIBN)'" uB)Jn.ld~Udd
UBBf.ld)Jdd uBnfnpS.ldd
UB~UBfUBd.ldd UBUOqOUI.ldd
dBpBq.ld.L UB~B.lBAS.ldd
uBdB)J~UdP)I treqnucuro.j IBqpdd
UB.l!dUIB1
!SB)JInSBI)l
.lOUION
NV)ln~3DN3d NVVf~3)13d NVnfn.L3S~3d
NVDNVfNVd~3d NVNOHOW~3d NV.L~VAS~3d
NVdV)lDN313)1 NVDN~n)l3)1 NVHnN3W3d .L~nS
t-I qo~uoJ
-OL-
·BAUUl,n..:req
n.rod Bl.IdSdq UBBqBSn.Idd
UB!.I!PUdd Bl}fB WBIBP urrutreo.roi ~UBA uoqourod nl!BA !UB~UBlBpUBUdW ~UBA ~
uBBqBSn.Idd pdWdlS UBp UB~UBlBpUBl UB~UdP !dB}f~UdnG ~
:UBlBlBJ
·lBdwdldS !SB~!ABN }f!.IlS!G BIBdd){ ·17
~lBdwdldS uBqnqBldd B.IB~~UdPAUdd BIBdd){ .£
~uBuBqnqBpdd){ .Inl}fd.I!G ·0
~lnB1 uB~unqnq.Idd IB.Idpud[, lB.IOl}fd.I!G S!.IBld.I}fdS . I
.trasnqurcj,
(NWHVSDCI3:d VWVN)
-I L-
UBB[.ld)Jdd
~... tp !stnlOPdH~UBA.UB)Jn.ld~Udd UB)JBUBS)JBPW
)Jn~ufl ···(UBBqBSn.Idd BUlBN)··· BpBdd)l trenfruos.ro.j
~UB~Ud~~nB1 uB~unqnq.ldd IB.ldpud[, .ln~)Jd.l!a tresrundoy
UB)JdB~dUdUl
rursd 'J jn.rnq UBp q jrurrq 'B jrurrq UlBIBP
BMqBH .p
pnsxaurrp BUBUl!B~BqdSUB~UBqUlq.lddUB)J.lBSBp.ldq
.pnsopmnp UB)Jn.ld~Udd
UBB[.ld)Jdd
UB)J!BMdPAUdUl
)Jn~un UB~B.lBAS.ldd rqrructnotrr qBp~ ...(UBBqBSn.ldd
BUlBN)··· UBUOqOUl.ldd 'UB~Un)J~Un UB!.lB~SdP)J UBp
!s)Jn.l~Suo)J
/ S!U)Jd~'UB.lBABpd UB~BUlBpSd)JUBp UBUBUlBd)J
)JddsB dnpaq.rai UBnndUdd nSBq UB)J.lBSBp.ldqBMqBq .J
~···(uBSBIB)... BMqBq .q
~UB)Jn.ld~Udd
UBB[.ld)Jdd
UBn[npS.ldd qojo.radtnaur
qBp~ ...J,d , ... ~UB~Ud~
... unqBL ... .lOUlON~nB1uB~unqnq.ldd
'LflV1 NVDNflHflH~3:d 1~3:aN3:[, aruxaencr
VS3:VHVW DNVA.NVHflL LVWHV"MNVDN3:a
... to ISV)101"M3:H
DNVA.NV)lfl~3:DN3:d NVV[,~3:)l3:d NV)lVNVS)lV13:W
xrunn ···(NVVHVSfl"M3:d
VWVN)···vcvaax NVfl[,flL3:S"M3:dNVDNV[,NVd~3:d
DNVLN3:L
...................................................... : ~OWON
LflV1 NVDNflHflH~3:d 1~3:aN3:[, aruxaatc NVSflLfld3:)l
LflV1 NVDNflHflH"M3:d1~3:aN3:[, L~OL)l3:"MIa .ivans aox
NV)lfl"M3:DN3:dNVV[,~3:)l3:d NVfl[,flL3:S"M3:dNVDNV['NVd"M3:d
£1 qo~uoJ
UB~Un:>I~Un UBBIOP~U;:}dUBp uB~unpUn.l;:}d UBB.lB~~U;:}pAU;:}d
~UBlU;:}l 1(:;0(:; unqBJ., zz .lOUION qBlU!.l;:}UI;:}d UB.lnlB.l;:}d 's
~(L199
.lOUION B!s;:}uopuI :>I!Iqnd;:)~ B.lB~;:}N UB.lBqUI;:}'l uBqBqUIBJ.,
'st .lOUION1(:;00 unqBJ., B!s;:}uopuI :>I!rqnd;:}~B.lB~;:}NUB.lBqUI;:}'l)
0:>I!S!~ S!SBq.l;:}8 BqBSn.I;:}8 UBU!Z!.l;:}d UBB.lB~~U;:}pAU;:}d
~uBlu;:}l 1(:;0(:; unqBJ., S .lOUION qBlU!.l;:}UI;:}d uB.lnlB.I;:}d 'L
~(601S .lOUIONB!s;:}uopuI :>I!Iqnd;:)~B.lB~;:}NUB.lBqUI;:}'l
uBqBqUIBJ., 'L(:; .lOUION 010(:; unqBJ., B!s;:}uopuI :>IHqnd;:}~
B.lB~;:}N UB.lBqUI;:}'l) UI!l!.lBW uB~un:>I~Un uB~unpU!I.I;:}d
~UBlU;:}l 010(:; urrqaj, 1(:; .lOUION qBlU!.l;:}UI;:}d trarruaro.j '9
~(£60S .lOUIONB!s;:}uopuI
:>IHqnd;:)~ B.lB~;:}N UB.lBqUI;:}'l UBqBqUIBJ., 's .lOUION 010(:;
unqBJ., B!s;:}uopuI :>IHqnd;:}~ B.lB~;:}N UB.lBqUI;:}'l) UB!SB~!ABU;:})I
~UBlU;:}l 010(:; urrqaj, S .lOUION qBlU!.l;:}UI;:}d uB.lnlB.l;:}d 's
~(1£LS
.lOUION B!s;:}uopuI :>IHqnd;:)~ B.lB~;:}N UB.lBqUI;:}'l uBqBqUIBJ.,
'£61 .lOUION S10(:; unqBJ., B!s;:}uopuI :>IHqnd;:}~ B.lB~;:}N
UB.lBqUI;:}'l) S 10(:; umrej, v9 .lOUION qBlU!.l;:}UI;:}d uB.lnlB.l;:}d
UB~U;:}p qBqn!p qBpl BUBUI!B~Bq;:}S(OLOS .lOUION B!s;:}uopuI
:>IHqnd;:)~ B.lB~;:}N UB.lBqUI;:}'l UBqBqUIBJ., '1 S 1 .lOUION 6000
unqBJ., B!s;:}uopuI :>I!Iqnd;:}~B.lB~;:}NUB.lBqUI;:}'l)uBuBqnqBpd;:})I
~UBlU;:}l 600(:; unqBJ., 19 .lOUION qBlU!.l;:}UI;:}d trarrunro.j 'v
~(£LS9
.lOUIONB!s;:}uopuI :>IHqnd;:)~B.lB~;:}NUB.lBqUI;:}'luBqBqUIBJ., 'SV0
.lOUION 0(:;0(:; unqBJ., B!s;:}uopuI :>IHqnd;:}~ B.IB~;:}N UB.lBqUI;:}'l)
Bf.l;:})I Bld!;) ~UBlU;:}l 0(:;0(:; unqBJ., 11 .lOUION~UBpUf1-~UBpUf1 '£
~(6S0S .lOUIONB!s;:}uopuI :>IHqnd;:)~B.lB~;:}NUB.lBqUI;:}'l
uBqBqUIBJ., 'o+t .lOUION 600(:; urrqej, B!s;:}uopuI :>IHqnd;:}~
B.lB~;:}N UB.lBqUI;:}'l) driprj.] uB~un:>I~Un UBBloP~U;:}d UBp
uB~unpU!I.I;:}d ~UBlU;:}l 600(:; unqaj, (:;£ .lOUION~UBpUf1-~UBpUf1 '(:;
~(6vSv
.lOUION B!s;:}uopuI :>IHqnd;:)~ B.IB~;:}N UB.lBqUI;:}'l UBqBqUIBJ.,
'v9 .lOUIONSOO(:; trrrq'aj, B!s;:}uopuI :>I!rqnd;:}~B.lB~;:}NUB.lBqUI;:}'l)
UB.lBABPd ~uBlu;:}l SOO(:; urrquj, L 1 .lOUION ~UBpUf1-'i3uBpUf1 'I :lB~U!'i3U;:}W
:UB:>[n.Id'aUddUBBf.Id:>[dd~SB:>[0'1. 1
::+
n:>[!.Idq !B'aBqos
nped rW
... =+= UB:>[n.rd'aUddUBBf.Id:>[dd ourruox 1B:+O:+
S.M.'1W ... UBWBIBPd:>[
U!BSdP UB'aUdP ... UB:>[n.Id'aUdd UBBf.Id:>[ddUB:>[BUBS:>[BPW:>[n:+uf1
qBMBpjUn'a'aUBUdd '17
:+BWBIV 'S
BqBSf1 'aUBP!g .(;
trenqesruad BWB N .1
:BpBdd:>[
uB:>[n.Id'audd UBBf.Id:>[dd uanfruos.rcd UB'aUBfUBd.Idd UB:>[!.IdqWdW VWVJ-CI3d
... 10 ISV)l0'1CI39 DNVA NV)lf1CI3DN3d
NVVrCI3)13d NV)lVNVS)lV'13W )lf1J-Nf1 ... (NVVHVSf1CI3d
VWVN)'" VOVd3)1 NVf1rf1J-3SCI3d NVDNVrNVdCI3d DNVJ-N3J-
J-f1V'1 NVDNf19f1HCI3d '1VCI30N3r CIf1J-)l3CIIO NVSf1J-f1d3)1
:NV)lSf1J-f1W3W
~[: ..
.IowaN'" unqBJ- B!SdUOPUI :>[HqnddCI B.IB'adN B:+!.Idg) ... 'aUB:+Ud:+
unqBJ- ... Wd .rourojq uB'aunqnq.Idd !.Id:+UdW UB.In:+B.Idd 'S1
~(... .rourojq ... trrrquj, B!SdUOPUI :>[!yqnddCIB.IB'adN B:+1.!dg)
!sB:+.IodsUB.IJ- .IO:+:>[dSS!SBq.Idg BqBSn.Idg UBU!Z!.Idd 'aUB:+Ud:+
... trnqnj, ... Wd .rourojq uB'aunqnq.Idd !.Id:+UdW UB.InlB.Idd '(;1
~(9SL1 .rotnojq 810(; trn.qaj, B!SdUOPUI :>[HqnddCI B.IB'adN Bl1.!dg)
uB'aunqnq.Idd UB1.!dludWd)l Bf.Id)l BlBJ- UBp !SBS!UB'a.IO 'auBludl
810(; urrqnj, (;(;1 Wd .IOWaN uB'aunqnq.Idd !.IdlUdW UB.InlB.Idd '11
~!SB'a!ABN:>[!.IlS!O Bf.Id)l BlBJ- UBp !SBS!UB'a.IO 'aUBlUdl
900(; tmqnj, OS W)I .rotnojq uB'aunqnq.Idd !.IdlUdW UB.InlB.Idd '01
~(S1799.IOWaN B~sduopuI :>[~lqnddCIB.IB'adN UB.IBqWd'1
UBqBqwBJ- '117 .IOWaN 1(;0(; unqBJ- B!SdUOPUI :>[~lqnddCI
B.IB'adN UB.IBqWd'1) UB.IBABPd 'aUBP!g UBB.IB'a'aUdPAUdd
'auBlUdl 1(;0(; unqBJ- IS .rotrrojq qBlU~.IdWdd UB.InlB.Idd '6
~(17S99 .rourojq
B!SdUOPUI :>[!lqnddCI B.IB'adN UB.IBqWd'1 traqaqurej, '(;S .rourojq
1(;0(; ururaj, B~sduopuI :>[!lqnddCI B.IB'adN UB.IBqWd'1) dnp~H
~lBdUldldS~SB~~ABN
}E.llS~aUB~UdP~SBU~P.lOO~.ldq
UBp pBq UlBIBUl trndrraur ~UB~S~~Bq SBpf UB~UdPlBq!HP
lBdBP ~UBA ~SB~~ABU
nqumr-nqurar Bl.ldSdq BPUBl-BPUBl
~UBSBUldUl UB~n.ld~Udd UBBf.ld~dd UBBUBS}fBpd BUlBpS .q
~uB~un~~u~1
UB~.lBlSdP~UBp UB.lBABpd~UBp~q
!P UB~UBpUn-~UBpUn.Idd trarrunrod traruucacx ~lBBUdUl ·B
:uB~q~fB.M.~P
VWV~~3:d Ulnl~~a UlBIBPpnsxaunp
BUBUl~B~BqdS
UB}fn.ld~Udd UBBf.ld~dd tranfruas.rad ~UB~dUldd ~VdW3:3:)I
VDU3:)I
-undnde ~nludq UlBIBPu~BI~Bq~d
BPBdd~ UB~UB~UBl
qBpu~d~p/ UB~qnB~p'UB~~UB~BP.ldd
~P~nl un
~UB.lBEP VWV~~3:d Ulnl~~a UlBIBP pnS~BUl~p BUBUl~B~BqdS
voa3:)1
·lSp ·S
·17
·8
.(;
·1
B.ldPUd8 nvn SBl~SBdB)I S~Ud[' BUlBN ·oN
·lSp ·d
0 ••• . ... ....
!~8 cc···· .' ••• 0 / n'l/S'l cc 0
.p
~~8 cc···· , •••• .... . ... .... .... .J
0 / O'l/S'l cc 0
~~8 ,; ... ,.... .... . ... .... .... .q
0 / O'l/S'l « 0
~~8 ,; ... ,.... .... . ... .... .... ·B
0 / O'l/S'l cc 0
:(vo..lV 6u!dwna) UB~n.ld~UddESBHuB~uBnqUldd ~SB~0'l .(;
·lSp ·d
.... .... .... .... .p
~~8 cc ,.... 0 / n'l/S'l 0
"
.... .... .... . ... .... .... .J
~~8 , 0 / O'l/S'l 0
" "
.... .... . ... .... .... .q
~~8 ,.... 0 / O'l/S'1 0
" "
.... .... .... .... ....
!~8 ,.... 0 / O'l/S'l 0
·B
" "
'~U~ trssrunday UBBfJ;;npd dBpBqJd~ UBSBMB~Udd
UBp UBBU~qUldd UB:>J:n:>J:BpUl uBuBqnqBpdd)i Jn~:>J:dJ~a NV'lISW3S3)1
·~U~ rrasrundoy UlBIBP UBn~Ud~d:>J:JB~~UBpUl
:>J:BpqUB:>J:nJd~Udd UBBfJd:>J:ddtrentrucs.rod ~UB~dUldd ~uBfUBddS
trrrqm C .... ) .... BUlBpS n:>J:BIJdq VWV.L~3d Uln~:>J:~a UlBIBP
pnssraunp BUBUl~B~BqdS UB:>J:nJd~Udd UBBfJd:>J:dd uBnfn~dSJdd NVdV'l3a3)1
~SB~~ABN:>J:~J~S~aUBp ... uBqnqBPd BJB~~UdPAUdd JO~UB)I qdlo
UB:>J:n:>J:BJ!p
VWV.L~3d Uln~:>J:~a UlBIBP pnS:>J:BUl1P BUBUl1B~BqdS
UB:>J:nJd~Udd UBBfJd:>J:dd UBBUBS:>J:Bpd dBpBqJd~ UBSBMB~Udd
'UBJBABpd ~UBp~q ~p UB~UBpun-~UBpUnJdd
UBJn~BJdd UBn~Ud~d:>J:BPdS !U~ tresrundoy .LVdW33)1 Uln~:>J:1a
UlBIBP pnS:>J:BUl1P BUBUl!B~BqdS UBq~fBMd:>J: UB:>J:BUBS:>J:BpUl
:>J:Bpq UBp Vna3)1 Uln~:>J:~a UlBIBP prisspatrrtp BUBUl~B~BqdS
UBn~Ud~d:>J:JB~~UBpUl trenfruos.rad ~UB~dUldd BpqBdB mqnorp
~BdBP UB:>J:nJd~Udd UBBfJd:>J:dd tranfruos.rad UB~UBfUBdJdd WVN33)1
'~~B:>J:Jd~
~SUB~SU~
UB~UdP UB:>J:nJd~Udd UBBfJd:>J:dd tranfruas.rod ~UB~dUldd qdlo
UB:>J:~BSdPS1PJB~B rnqos.rai .ranj tp IBq-IBq B~~u1qdS 'UBJBABpd
UBUBUlBd:>J:UBp UB~BUlBpSd:>J: UB~UqUddd:>J: npad UB:>J:JBSBP1P
BAUBq UB:>J:nJd~Udd UBBfJd:>J:dd tranfruos.rcd UB~UBfUBdJdd VWI'l3)1
'UB:>J:~~qJd~~P
UB:>J:nJd~Udd UBBfJd:>J:dduBnfnpSJdd :>J:BfdS
trejnq (B~q) £: BUlBI ~uqBd UB:>J:nJd~Udd UBBfJd:>J:dd~BlnUldUl 'J
UBp !~BdUld~dS 1SB~~ABN:>J:1J~S~aUBp uBqnqBPd
BJB~~UdPAUdd uasnqurai UB~UdP uBuBqnqBlddd)l Jn~:>J:dJ~a
BpBdd:>J: trejnq dBqdS UB:>J:n.Id~Udd UBBf.Id:>J:dd UB:>J:.IodBpUl 'd
!UB:>J:n:>J:Bpp
~UBA UB:>J:n.Id~UddUBBf.Id:>J:dd!.IBp uB:>J:lnQUl!l1P
~UBA :>J:BdUlBp qrtrnjas SB~B BAuqnuddds qBMB~un~~UB~.Idq 'p
!UB~UBpun-~UBpUn.Idd UB.In~B.Idd UBn~Ud~d:>J:UB~UdP
ranscs UB:>J:n.Id~Udd UB~B!~d:>J: rranfruas.rod UB~UBfUBd.Idd
SB~B :>J:BfBd UB:>J:ns BJB~dN UBBUl!.IdUdd .IBABqUldUl·:::>
···(UBBqBSnJddBUIBN)··· !S){dJ!G ·Sl
! !SB~!i\BN){!J~S!GBfBdd)l ·vl
! uBqnqBJdd BJB~~UdJdAUdd
.IO~UB)lBfBdd)l "81
!uBuBqnqBJddd)l Jn~){dJ!G ·(;1
!~nB'1uB~unqnqJdd IBJdPud[' ~BJO~){dJ!G
S!JBPJ){dS ·11
! BW){!IBM/!lBdng ·01
! Jnu.IdqnD ·6
!UB~unqnqJdd UB!Jd~UdUId)l{"BJdPUd['JnplddsuI ·S
!uB~unqnqJdd UB!.Id~UdUId)lIBJdPud[' S!.IBP.I){dS .L
!UBUB){!JddUBp uB~nBJd)l !Jd~UdW ·9
!IBJdU!WBABG.raqurrig !~JdU3 !Jd~UdW ·S
!!Jd~dN UIBIBG !Jd~UdW ·v
!uB~unqnqJdd !Jd~UdW ·8
!UB!UIOUO){dJdd
~UBP!g .IO~BU!PJOO)l
!Jd~UdW .(;
!UBUI!l!JBUId)l ~UBP!g JO~BU!PJOO)l
!Jd~UdW ·1
:BPBdd){UB){!BdUIBS!P!U! tresrundojj NVNIlVS
................................. ·dIN
IOD/~B){~UBd
dB){~Ud'1BUIBN
.LflV'1 NVDNfl9flH~3d '1~3GN3[, ~fl.L)l3~IG
IB?J~uB~
BPBd
B~JB){B['!P UB){dB~d~!G
..I!dUlBPd1 7s~p{JalfJ BUBUl~B~Bq
os S!U)]:d1UB1B.IBAS.Idd
UBdB)]:~UdP)]:
UB)]:~BdUlBS~p
!U! BUlBS.Idq 'SB1B!P rnqas.rai {Bq-{Bq UB~UdP uB~unqnqdS
BH ..... ·~SBUlB{)]:d.I
UBBf.Id)]:ddSBn{ {B101UB~UdG
................. trenfnj, '0
............... pns)]:BW . T
UBBf.Id)]:ddtranfru UBp pns)]:BW
:nFBA anqcs.roi !SBUlB{)]:d.I
"'1SG 'S
·J..9" '····0···· I si/m " ." 0'" '17
~J..9" ,.... 0···· I S'l I fl'T " ." 0'" T
~J..9" '····0···· I s'i/rrt " ." 0'" '0
!J..9" ,.... 0···· I S'l I D'l " ." 0'" • T
:1n)]:!.Idq!B~BqdS
SUB.I~Od~
1BU!P.IOo)]:
tsrsod BpBd ... uBqnqBPd UB~UqUddd)l uB~un)]:~Un qB.IdBG
UBp Bf.Id)l uB~un)]:~Un qB.IdBG lliB{BG !P !SB)]:0Pdq~UBA !SBUlB{)]:dCI
UBBf.Id)]:dd
unnfruas.rad qd{O.IddUldlli )]:n1un trauoqour.iod uB)]:nfB~udlli (UBBqBSn.Idd
BUlBN) ······!UlB)l !U~BlliBS.Idq .... ~uB1ud1 ..... unqBJ.. ."'Wd .IOUlONuB~unqnq.Idd
~.Id1UdWUB.In1B.Idd UB)]:.IBSBp.IdqBMqBq UB)]:~BdUlBS~p
1BUl.IOq UB~UdG
~p
uBqnqBPd B.IB~~UdPAUdd.I01UB)lB{Bdd)l ·qlA.
... (UBBqBSn.IddBUlBN)'"
UBBf.Id)]:dd
treuoqornro.j {Bq~.Idd
trartduraq
~SB)]:U~SBI)l
.IOlliON
NVVHVSDCI3dJ..VCIDSdO)l
ISVWV'l)l3CI NVVf'CI3)l3d NVDf'DJ..3SCI3d NVNOHOWCI3d J..VCIDS
9T q01UO;)
·~SBtuBPFU
UBBf.I;;)}pd dBpBq.Idi qBMB~un~~UBi.Idq ~UBA fSBtuBPP.I UBBf.Id}fdd }ffEtudd ~
~uBBqBSn.Idd IddtudiS UBp UB~UBiBpUBi UB~UdP fdB}f~UdEQ ~
:UBiBiB;)
·iBdtudidS fSB~fABN }f~.IisfQ BIBdd)l ·17
~uBuBqnqBpdd)l .Ini}fd.IfQ T
~inB'l uB~unqnq.Idd IB.Idpud[,iB.IOi}fd.I~QSf.IBld.I}fdS·0
~inB'l uB~unqnq.Idd IB.Idpud[,.Ini}fd.IfQ . I
.trasnquroj,
(NVVHvsn~3d VWVN)
-6L-
UBUOl:[OUl.I;;)d uB:>ynfB2udUl Sn.IBl:[ B:>yBUl !SBUlBI:>Y;;).IUBBf.I;;):>y;;)d UB:>yBUBS:>yBpUl
:>yn~un UBU!2U!;;):>y.I;;)q dB~;;)~ l:[!SBUl B.IBpnBS Bl!qBdB BAU~nfuBPS ·uoqoUl;;)d
BPBd;;):>yUB:>Y!lBqUl;;):>y!PUB:>yBUBUOqOUl.I;;)d SB:>y.I;;)qB:>yBUl '~nqdS.I;;)~ uoumxop /B~Bp
UB:>y!BdUlBAU;;)Ul :>yBpq UB:>yn~U;;)~!p 2UBA n~:>yBM B:>y2uBf UlBIBP Bl!qBdB
UBp rnftre] l:[!q;;)l soso.rd BUM pnssreurrp UB~B.IBAS.I;;)duB2uB.In:>y;;):>y!dB:>y2u;;)PUl
:>yn~un !U! ~.B.InS !uB2uB~BPUB~!P :>YBf;;)S
Bf.I;;):>y
pBq [eurq] S BUlBI 2U!lBd n~:>yBM
B:>y2uBf UB:>y!.I;;)q!PB.IBpnBS BPBd;;):>y'SB~B !P IBq UB2U;;)p uB2unqnq;;)s
·~Sp·················· ·v
! £
! e:
! ·1
:~n:>y!.I;;)q!B2Bq;;)S rqnuodrp Sn.IBl:[ 2UBA uoumxop /B~Bp
uB2uB.In:>y;;):>y~BdBP.I;;)~ l:[!SBUl B~BAU.I;;)~'".. 2UB~U;;)~ ... unl:[BL ... Wd .IOUlON
uB2unqnl:[.I;;)d Pd~U;;)W UB.In~B.I;;)d UBp UB!SB2!ABU;;))! 2UB~U;;)~ 010e: unl:[BL S
.IOUlON qB~U!.I;;)Ul;;)dUB.In~B.I;;)d UB:>y.IBSBP.I;;)q
UB:>y!BdUlBSB.IBpnBS 2UBA U;;)Uln:>yop
dBPBl:[.I;;)~ !sBnIBA;;) UBp uBq!pu;;)d uB:>yn:>yBl!p qBld~;;)S BMl:[Bq UB:>y!BdUlBS!P
!U! UB2u;;)p '···(UBBqBSn.I;;)d BUlBN)··· l:[;;)IO !SBUlBI:>Y;;)CI
UBBf.Id:>Y;;)dtrenfrucs.ro.j
treuoqomro.j IBl:[!.I;;)d ... IB22uB~ ... .IOUlON B.IBpnBS ~B.InS qnfuBI:>yBPU!U;;)W
!P
(uBBl:[BSn.I;;)d BUlBN)
(UOl:[OUl;;)duB~BqBr) ·qlA
... (UBBqBSn.I;;)d BUlBN)· ..
UBnfn~;;)S.I;;)d UBUOqOUl.I;;)d
dBpBq.I;;)L UB~B.IBAS.I;;)d
UBdB:>y2U;;)p)! uB2uB.In:>y;;))!
.IOUlON
... NVHfl8V'l3d VCIVDDN3'l3AN3d CIOLNV)I LVCIflS aox
ISVWV'l)!3CI NVVrCI3)!3d NVflrflL3SCI3d NVNOHOWCI3d
NVLVCIVASCI3d NVdV)IDN3'l3)! NVDNVCIfl)!3)! NVflHVLICI38W3d LVCIflS
L 1 qo~uoJ
-08-
·:rBdUl;;)l;;)S!SB2!ABN }f!JlS!O BTBd;;))! ."17
~uBuBqnqBJdd;;))! Jnl}f;;)J!O T
~lnB'l uB2unqnqJ;;)d TBJ;;)PU;;)[,lBJOl}f;;)J~O S!JBl;;)J}f;;)S 'z
~lnB'l uB2unqnqJ;;)d TBJ;;)PU;;)[,Jnl}f;;)J!O ·1
.trasnqurcj,
................................. ·dIN
Ton/lB}f2uBd
dB}f:3u;;)l BUlBN
q!SB}f BUl!J;;)l uB}fdB::>n!p BAUUBqBqJ;;)d SBlB 'UB}f!BdUlBS!P UB!}f!Ul;;)O
... 2UBlU;;)l ... unqB~ ... Wd JOUlON uB2unqnqJ;;)d
!J;;)lU;;)W uBJnlBJ;;)d UB2u;;)p ransos UBlBJBASJ;;)d !dB}f2u;;)JdUl UB2u;;)p nJBq
<.................. ·17
<.................. .£
, •.•..•.•.••••••••.• 2::
<.................. ·1
:~n).n.ldq!B~h~qdS uBdB}f~UdP}f
!SBUlBPP~ UBBf.ld}fddtrenfruas.rad UB~B.lBAS.ldd
traqnuctncd UB}f!BdUlBS!P !U! UB~UdP '···(uBBqBSn.ldd BUlBN)··· !SBUlBI}fd~
UBBf.ld}fdduBnfn~dS.ldd UB~B.lBAS.ldd
UBdB}f~UdP)l uB~uB.ln}fd)lIBq!.ldd ... IB~~uB~
... .lOUlONuBqnqBPd B.lB~~UdPAUdd.lO~UB)lBIBdd)l rams qnfuBI}fBPU!UdW
!P
uBqnqBPd B.lB~~UdPAUdd.lO~UB)lBIBdd)l ·qlA.
···(UBBl{BSn.ldd BUlBN)···
qdlo UBBf.ld}fdd
uBnfn~dS.ldd UBUOqOUl.ldd
dBpBl{.ld.L UB~B.lBAS.ldd
uBdB}f~UdP)l IBl{Pdd
trandureq
.lOUlON
NVVHVSn~3d.L~nSdO)l
ISVWV'l)l3~ NVV[,~3)l3d NVn['n.L3S~3d NVNOHOW~3d
NV.L~VAS~3d NVdV:>IDN3'13)l NVDN~n)l3)l NVHnN3W3d .ivans
81 l{o~uoJ
·BAUUBlfBqn.Idd B:PdSdq UBBqBSn.Idd
UB!.l!PUdd B'PIB WBIBP Wn~UB~.Id~'aUBAuoqourod n~!BA !UB'aUB~BpUBUdW'aUBA ~
uBBqBSn.Idd Iddwd~s UBp UB'aUB~BpUB~
UB'aUdP!dB:>I'aUdI!a ~
:UB~B~BJ
·~Bdwd~dS!SB'a!ABN:>I!.I~S!aBIBdd)! ·17
~uBuBqnqBpdd)l .In~:>Id.I!a .£
~~nB'l uB'aunqnq.Idd IB.Idpud[, ~B.IO~:>Id.I!a
S!.IBP.I:>IdS .<::;
~~nB'l uB'aunqnq.Idd IB.Idpud[, .In~:>Id.I!a ·1
:uBsnqwd~
(NWHVS[l~3:d VWVN)
·.I~dWBpdl1S~PfOal{JBUBW~B~BqdSS~U"}(dlUBlB.IBAS.IddUBdB"}(~UdP"}(
UB"}(~BdwBS~p
~U~ BWBS.Idq 'SBlB ~p anqcs.rca IBq-IBq UB~UdP uB~unqnqdS
BH ..... '!SBWBI"}(d~UBBf.Id"}(ddsnrq psioi UB~Uda
................. tranfnj, .(:;
............... pns"}(BW '1
:nl!BA rnqos.rai ~sBWBI"}(d~UBBf.Id"}(ddtranfru UBp pns"}(BW
"'lSa ·s
·J.,8" ,.···0···· / sr/m " ,... 0'" 'v
!J.,8 " ,. 0 •••• / s'r/ fl'l " ,. .. 0'" 'r
!J.,8 " ,. 0 •••• / S'l/ fl'l " ,. .. 0 •••• (:;
!J.,8 " .' 0···· / S'l / fl'l " .' .. 0'" '1
:In"}(Pdq !B~BqdS SUB.I~Od~lBU!P.IOO")(
tsrsod
BpBd ... uBqnqBPd UB~UqUddd)l uB~un"}(~Un qB.IdBa UBp Bf.Id)l UB~un"}(~Un
qB.IdBa wBIBa !P ~SB"}(OPdq
~UBA !SBWBI"}(d~UBBf.Id"}(dduBnfnldS.Idd qdl0.Iddwdw
"}(nlun uBUOqOW.Idd uB"}(nfB~udw "'(uBqnqBPd B.IB~~UdPAUdd)··· ~WB)I ~u~
c •••
!P
lnB'l uB~unqnq.Idd IB.IdpUdr .Inl"}(d.I~a 'qlA
... (uBBqBSn.Idd BWBN)' ..
UBBf.Id"}(dd
trauoqour.ro.j TBq~.Idd
UB.I~dwB'l
!SB"}(!]1sBl)l
.IOWON
NVHfl8V'l3d ~V{){)N3'l3AN3d ~OJ.,NV)I ao»
ISVWV'l)l3~ NVVr~3)13d NVflrflJ.,3S~3d NVNOHOW~3d .tvans
61 qOluoJ
-v8-
·.. .J..d ~S)JdJ~a . v
~lBdllid~dS ~SB~~ABN
)J~J~S~aBIBdd)l ·S
~UBUBl{nqB{ddd)lJn~)JdJ~a ·0
~~nB'l uB~unqnl{Jdd IBJdPud[' ~BJO~)JdJ~aS~JBPJ)JdS ·1
.uasnquroj,
................................. ·dIN
10D /~B)J~uBd
dB)J:aUd'l BlliBN
-£8-
!(81799
.lOUlON B~SdUOPUI),{~Iqndd~ B.lB~dN trarequroq UBqBqUlB~ '117 .lOUlON
1000 unqB~ B~SdUOpuI),(~Iqndd~ B.lB~dN trarequrc-j] UB.lBABPd ~UBP~8
UBB.lB~~UdPAUdd~uB1ud1 1000 urrqaj, 18 .lOUlON qB1U~.ldUlddUB.ln1B.ldd "J
B~SdUOpuI
!(L 199 .101UON
),{!Iqndd~ B.lB~dNUB.lBq1Ud'lrraqaqurej, 'st .lOUlON 1000 unqnj, B~SdUOpuI
),(!Iqndd~ B.lB~dN traraqurcq) O)'{~S~~S~SBq.ld8 BqBSn.ld8 UBU~Z~.ldd
UBB.lB~~UdPAUdd~UB1Ud11000 urrquj, S .lOUlON qB1U~.ld1Udd
uB.lnlB.ldd 'd
!(860S .lOUlON B~SdUOpuI
),{!Iqndd~ B.lB~dNtrarequro-j
uBqBq1UB~'8 .lOUlON 0100 trntraj, B~SdUOpuI),(!Iqndd~ B.lB~dN trarequro-j]
UB~SB~~ABUd)l
~uB1Ud1 0100 ururej, S .lOUlON qB1U~.ldUldd UB.lnlB.ldd 'p
!(18LS .lOUlON B~SdUOpuI
),{!Iqndd~
B.lB~dN UB.lBq1Ud'l UBqBqUlB~ '861 .lOUlON S100 trrrquj, B~SdUOpuI
),(~Iqndd~ B.lB~dN traraquraq) uBuBqnqBpdd)l ~UBludl 6000 unqB~
19 .lOUlON qB1U~.ld1Udd
trarruaro.j SB1BuBqBqn.ldd ~UB1Udl S100 trrurej,
179 .101UONqB1U!.Id1UddUB.lnlB.ldd UB~UdP qBqn~p qBPl BUB1U~B~BqdS
(OLOS .101UON B~SdUOpuI ),{!Iqndd~ B.lB~dN UB.lBq1Ud'l UBqBqUlB~
'lSI .lOUlON 6000 urrqnj, B~SdUOpuI ),(!Iqndd~ B.lB~dN UB.lBq1Ud'l)
uBuBqnqBpdd)l ~UB1Ud16000 unqB~ 19 .lOUlON qB1U~.ld1Udd
UB.lnlB.ldd 'J
!(8LS9 .lOUlON B~SdUOpuI
),{~Iqndd~B.lB~dNtrareqtuo-j
uBqBq1UB~ 'S170 .101UON 0000 trrrqaj, B~SdUOpuI ),(!Iqndd~ B.lB~dN
trareqtno-j] Bf.ld)l Bld~J ~UB1Ud10000 urrqaj, 11 .lOUlON ~UBpUn-~UBpUn 'q
.lOUlON
!(617817 B~SdUOpuI
),{~Iqndd~B.lB~dN
UB.lBq1Ud'luBqBq1UB~'179 .101UON
8000 unqB~ B~SdUOpuI),(!Iqndd~ B.lB~dN
UB.lBq1Ud'l)UB.lBABPd ~UBludl 8000 unqB~ L 1 .101UON~UBpUn-~UBpUn 'B
:UBBUBS)'{BPd
.lBSBG 'I
'" ~p~SB)'{OPdq
~UBA(UBBqBSn.rdd
BUlBN) ". qdIo '" ~SB1UBI)'{d.l
UBBf.ld)'{ddBUBJUd.ll!B)'{.ldl UB~UBdBI trarrafutucd
UB1B~~d)'{
uB)'{n)'{BEPqBpl ("_"_") ", urrqai '" trejnq '" IB~~UBl ,,,' ~.lBq BPBd
'" IG
(NVVHVSn~3d VWVN) H3'lO ,,' ISVWV'l)l3~ NVVr~3)l3d NVnrn~3S~3d
nGVd~3~ SIN)l3~ WU NVDNVdV'l NvnvrNIN3d
~VJVV~I~38
00 qOluOJ
-98-
,..... '13
:1n}f!-ldq
!B:i3BqdSESBq UB}f1BdBP!p B~BUl 'UB:i3UBdBl trerrafuruod UB}fn}fBEP qBpPS
131130
!SB}f!P.IdA ESBH 'AI
·!SBUlBl~d.I
UBBfld~dd trerurucs.rod tratroqour.rod uBnfB:i3udd UB1B1BAS.IdduBdB~:i3Udp~
runs qBIBS traqriuaurad !B:i3BqdSqBIBpB UB:i3UBdBltrerrefuruod !.IBp trenfnj, 'q
.!SBUlBl}fd.I
1BU!p.IOO~
UBBfld}fdd BUBJUdl !SB}fol 1!B~ld1 S!U~d1 B1Bp UBp S!JB1:aOd:i3
!SB~!J!-ldA B}f:i3UB.I UlBIBp qBIBpB UB:i3uBdBl trarrefuruod !.IBp pns}fBW '13
.unnfnj, UBp pns}fBW 'III
·(UBBqBSn.Idd BUlBN) pBp H}fB.M. "]
~1BdUld1dS!SB:i3!ABN}fI11S!0 !.IBp l~B.M. 'd
~1BdUld1dSuBqnqBPd B1B:i3:i3UdPAUdd
!.IBp H}fB.M. 'p
~N'lS)I UBp Uln}fnH UB!:i3B8!.IBp H}fB.M. 'J
~UBuBqnqBpdd)l1B.I01}fdl!0 !lBP H}fB.M. 'q
~lBldPUdr 1B!lB1d.I}fdSUln}fnH O.I!8 !lBP H~B.M. '13
:qdlo !l!PBq!P UB:i3UBdB1
UBnBfu!Udd '11
'1SP ~ sB:i3n1,1B.Ins '1
~ sB:i3n1,1Blns .~
~npBd.Id1S!u}fd1 urn qd10 UB:i3uBdB1trerrafuruad UBB1U!Ul.IddIBq!.Idd
·····lB:i3:i3UB1·····lOUlON (uBBqBsnldd BUlBN) (uoqourod uB1BqBr) 1Blns ·r
~(".. lOUlON ... unqB1, B!SdUOPUI}fHqndd~ B.IB:i3dNB1!-ld8)
... :i3uB1ud1 ... unqB1, ... Wd lOUlON uB:i3unqnq.Idd !.Id1UdW UBln1B1dd '1
~(".. lOUlON ... unqB1, B!SdUOPUI~!lqnddCl
B.IB:i3dN B1!ld8) !SB1.IodSUB11, l01~dS S!SBq.Id8 BqBsnld8 UBU!Z!ldd
:i3UB1Ud1... ururaj, ... Wd lOUlON uB:i3unqnqldd !.Id1UdW UBln1B1dd'q
~(9SL1 .IOUlON 8100 trrrquj, B!SdUOPUI}fHqndd~
B1B:i3dNB1!.Id8) uB:i3unqnq.Idd UB!ld1UdUld)l Bfld)i 131131,
UBp !SBS!UB:i310
:aUB1Ud18100 un qaj, 001 Wd .IOUlON UB:aunqnq.Idd !.Id1UdW uBln1B1dd ':i3
· ·dIN
lOD/lt'D'l~UBd
dB}{:8Ud'l BUlBN
... NVHflHV'l3d VClVDDN3'l3AN3d ~OJ.NV)l vrvaax
'!nqBld~udW
........................................... £
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . c:;
.... 1
:!UB~UB1BPUBUdW
~UBA
·BAUqSdUlBUBUl!B~BqdS
UB}{BUn~.Idd!p}{nlun !SBUlBl}{d~UBBf.Id}{dd
trenfrucs.rcd UBUOqOUl.IddUB1B.IBAS.IddUBdB}{~Udld}{ runs qBIBs !B~BqdS
BAU.IBudqdSUB~UdPlBnq!p !U! uB~uBdBI trerreftnuod B.IK)V Bl!.IdH UB!}{!UldQ
drunuo.j Tt\
lSP ~......... .J
L ••••••••• q
, ·B
-88-
srunq 1:DfBUl !SBUlBpp~ UBBfl::npd UB}[BUBS}[BldUl }[nlUn UBU!?}U!d}[ldq
dBldl l.{!SBUl B1BpnBS BpqBdB BAulnfuBldS ·UOl.{OUlddBPBdd}[ UB}[nBqUld}[!P
UB}[B UBU0l.{0Ulldd SB}[ldq B}[BUl 'lnqdsldl UdUln}[Op/BlBp UB}[!BdUlBAUdUl
}[Bpq UB}[nlUdl!p ?}UBAnl}[B.M. B}[?}UBfUlBIBP BpqBdB UBp lnfuBI l.{!qdl scso.rd
BUn?} pnsspsurrp UBlB1BASldd UBdB}[?}Udld}[ UB?}UBln}[d}[ !dB}[?}UdldUl }[nlun
!U! rarns !UB?}UBlBpUBl!P}[BfdS Bfld}[ !lBl.{ (BUl!I) S BUlBI ?}U!lBd nl}[B.M.B}[?}UBf
UB}[!ldq!P B1BpnBS BPBdd}[ 'SBlB !p rnqcs.roa IBl.{ UB?}UdPuB?}unqnl.{dS
·lSP ·17
, ·r
L •••••••••••••••••• e;
L................. .1
: In}[!ldq !B?}BqdS
tqnucdrp srtraq ?}UBAuoumxop /BlBp
uB?}uBln}[d}[ redep.roi l.{!SBUl BlBAUldl L •• ?}uBludl ... unl.{B_L ... Wd lOUlON
uB?}unqnl.{ldd !ldludW trarruuro.j UBp UB!SB?}!ABUd)!?}UBlUdl 010e; unl.{B_L S
lOUlON l.{BlU!ldUldd UBlnlBldd UB}[lBSBpldq UB}[!BdUlBSB1BpnBS ?}UBAuoumxop
dBpBl.{ldl !sBnIBAd UBp uBq!ldUdd UB}[n}[Bpp l.{BldldS B.M.l.{BqUB}[!BdUlBS!p
!u! UB?}UdP'···(UBBl.{BSnldd BUlBN)··· l.{dlo !SBUlBl}[d~ UBBfld}[dd tranfrucs.io.j
UBU0l.{0Ulldd IBl.{!ldd ... IB?}?}UBl
... lOUlON B1BpnBSlBlns qnfuBI}[BPU!UdW
!P
uBl.{nqBldd B1B?}?}udldAUdd lOlUB)! BIBdd)! ·l.{lA.
···(UBBl.{Bsnldd BUlBN)···
uBnfnldSldd UBU0l.{0Ulldd
dBPBl.{ld_L UBlB1BASldd
UBdB}[?}Udld)! UB?}UBln:>[d)! IBl.{!ldd
UB1!dUlB'l
unl.{B_L/uBIng/IB?}?}UB_L
'!SB}[O'l lOUlON
.invt NVDNngnH~3d 'l~3aN3.r _L~O_L)!3~Ia _L~nS aox
ISVWV'l)!3~ NVV[,~3)!3d NVn['n~3S~3d NVNOHOW~3d
NV~~V A.S~3d NVdV)lDN3'l3)! NVDN~n)!3)! NVnHV-LI~39W3d .ivans
Ie; l.{0lUOJ
... (UB1:n.p3Sn.Idd
BlUBN) .. ··!S}{d.I!a ·v
~~BdlUd~dS
!SB~!ABN}{!.I~S!aBIBdd)l ·r
~UBUBl.{nqBpdd)l.In~}{d.I!a ·0
~~nBl uB~unqnl.{.Idd IB.IdPUdf ~B.IO~}{d.I!a
S!.IBP.I}{dS ·1
:uBsnqUIdJ.,
................................. ·dIN
10D/~B}{~UBd
dB}{:aUdlBlUBN
... :aUB~Ud~
... unl.{BJ.,.... Wd .IOUION
uB~unqnl.{.Idd !.Id~UdWUB.In~B.Idd
UB~Udp!BnSdSUB~B.IBAS.Idd
!dB}{~UdPlU UB~UdPn.req UBU0l.{0lU.IddUB}{nrB~UdlU
-06-
'lSp 'S
, 'v
, £
, (;
, '1
UBdB){~UdP}{
:In}{!.Idq !B~lBqdS!SBUlBI}{d~UBBf.Id}{ddrranfrucs.rod UBlB.IBAS.Idd
traqnucurcd UB}{!BdUlBS!P !U! UB~UdP '''·(UBBt{BSn.Idd BUlBN)'" !SBUlBI}{d~
UBBf.Id}{dduBnfnldS.Idd UBlB.IBAS.Idd
UBdB}{~UdP)!UB~UB.In}{d)!IBt{!.Idd ,.. IB~~UBl
,., .IOUlONlnB'1 uB~unqnt{.Idd IB.Idpud[, .Inl}{d.I!G lB.InS qnfuBI}{BPU!UdW
!P
lnB'1 uB~unqnt{.Idd IB.Idpud[, .Inl}{d.I!G ·t{lA
... (UBBt{BSn.IddBUlBN)' ,.
UBnfnldSldd UBU0t{0Ulldd
dBPBt{.Id~ UBlBlBASldd
UBdB}{~UdP)! UBt{nUdUldd IBt{!.Idd
UB.I!dUlB'1
unt{B~/uBlnH/tB~~UB~ '!SB}{0'1 .IOUlON
NVHflHV'13d ~VDDN3'13AN3d ~O~NV)l .ivans aox
ISVWV'1)!3~ NVV[,~3)!3d NVfl[,fl.L3S~3d
NVNOHOW~3d NV~~VAS~3d NVDN~fl)!3)! NVHflN3W3d .ivans
00 t{0lUOJ
· .. .J.,d !S}f~U!G .17
!:redWdldS !SB~!ABN}f!.IlS!G BIBdd)! '8
!uBuBL[nqBpdd)! .Inl}fd.I!G 'z
!lnB'1 uB~unqnL[.Idd IB.IdpUdr lB.IOl}fd.I!G S!.IBld.I}fdS '1
.trasnqurcj,
................................. 'dIN
IOD/lB}f~UBd
dB}f'i3Ud1BWBN
UBL[nqBPd B.IB~~UdPAUdd.IOlUB)! BIBdd)!
'L[!SB}fBW!.Idl uB}fdBJn!p uBqBL[.Idd SBlB 'UB}f!BdwBS!P UB!}f!WdG
'179 .IOUlON 8000 untfB-L nrscuopuj }mqnddCl B.IB2dNUB.IBqUld'1)
UB.IBABPd2UBlUdl 8000 urrqaj; L I .IOUlON 2UBPUfl-2uBPUfl .I :lB2u~2udW
~... ~p1SB)JoJ.Idq
2UBA ~sBUlBl)JdCl
UBBf.Id)Jdd
UB)JBUBS)JBPW
)Jnlufl ···(uBBqBSn.Idd BUlBN)'" BpBdd)l tranfruos.ro.j
2UBlUdl lnB'1 uB2unqnq.Idd IB.IdpUdr .Inl)Jd.I~G tresrunday
UB)JdBldUdUlntrod 'J jrurrq UBp 'q jrurrq 'B ]n.Inq UlBIBP
pnsspsunp BUBUl~B2BqdSuB2uBqUlq.Idd UB)J.IBSBp.Idq
BMqBq 'p
~UBlB.IBAS.Idd
rqrructnctn
qBPl ...(UBBqBSn.Idd BUlBN)' .. qdlo ~SBUlBl)Jd.IUBBf.Id)Jdd
trenfrucs.rsd UBUOqOUl.Idd 'uB2un),f2uH UB~.IBlSdld)J UBp
!s),fn.IlSuO),f/S!U),fdl'UB.IBABpd UBlBUlBpSd),f UBp UBUBUlBd)J
)JddsB dBpBq.Idl UBq~PUdd nSBq UB),f.IBSBp.IdqBMqBq 'J
~... !P !SB),fOPdq
2UBA!SBUlBl),fd.I
UBBf.Id),fdd
UB)Jn),fBpUlUB),fB
BUBJUd.Idq·"(UBBqBSn.IddBUlBN)'" ,... B),f2UB.IUlBIBP BMqBq 'q
~lnB'1uB2unqnq.Idd IB.IdpUdr
.Inl),fd.I!G qdlo UB),f!.Idq~P!SBUlBl),fd.IUBBf.Id),fddtranfruas.rod
,... 2UBlUdl ...... unqB-L .... Wd .IOUlON uB2unqnq.Idd
'-LflV'1 NVDNflaflHCl3d '1VC13GN3rClfl-L)l3C1IG
VS3 VHVW DNVA NVHfl-L -LVWHVCINVDN3G
... IG ISV)I0'1C13aDNVA ISVWV'1)l3C1NWrCl3)l3d
NV)IVNVS)lV'13W xrunn "'(NWHVSflCl3d VWVN)'" VGVd3)l xvnrruasaaa
DNV-LN3-L
...................................................... : ClOWON
-LflV'1 NVDNflaflHCl3d '1VC13GN3rClfl-L)l3C1IGnvsrunaax
-LflV'1 nvonnaruraaa '1VC13GN3r-LVClO-L)l3C1IG
aox
ISVWV'1)l3C1NWrCl3)l3d NVOrO-L3SCl3d
N
~(17899 .IOUlO
B!SdUOPUI
)mqndd~ B.IB~dNUB.IBqUld1traqaqtrraj, '08 .IOUlON
100e:; unl.{BJ_B!SdUOPUI)fHqndd~ B.IB~dN UB.IBqUld1) drtptjq
uB~un)f~Un UBBI0P~UddUBp uB~unpuH.Idd UBB.IB~~UdPAUdd
~UB1Udl 1000 unl.{BJ_ 00 .IOUlON l.{B1U!.IdUIddUB.InlB.Idd "S
~(L199
.IOUlON B!SdUOPUI)fHqndd~ B.IB~dN UB.IBqUId1 UBl.{BqUlBJ_
'st .IOUION
le:;00 unl.{BJ_B~sduopuI)f~lqndd~ B.IB~dNUB.IBqUld1)
o)f~s~~ S~SBq.Id8 Bl.{BSn.Id8 UBU~Z~.Idd UBB.IB~~UdPAUdd
~UB1Udl 1000 unl.{BJ_ S .IOUION l.{B1U~.IdUIddUB.InlB.Idd "L
~(60 1S .IOUIO
N B~sduopuI)fHqndd~ B.IB~d
N UB.IBqUld1
UBl.{BqUIBJ_'Le:; .IOUION 010e:; urrqaj, B~sduopuI )f~lqndd~
B.IB~dN UB.IBqUId1) UIq~.IBW UB~Un)f~Un uB~unpu~Pdd
~UB1Udl 0100 unl.{BJ_ 10 .IOUION l.{B1U~.IdUIddUB.InlB.Idd "9
B~sduopuI
~(860S .IOUION
)f~lqndd~ B.IB~dN UB.IBqUId1 UBl.{BqUIBJ_ 's .IOUION 0100
urrqaj, B~sduopuI )f!Iqndd~ B.IB~dN UB.IBqUId1)UB!SB~!ABUd)l
~uBludl 0100 urrqnj, S .IOUION l.{B1U~.IdUIdduB.InlB.Idd "S
~(18LS
.IOUIONB~sduopuI )f~lqndd~ B.IB~dN UB.IBqUId1 UBl.{BqUIBJ_
'861 .IOUION S100 ururaj, B~sduopuI )fHqndd~ B.IB~dN
UB.IBqUId1) S100 unl.{BJ_ 179 .IOUIONqB1U~.IdUIddUB.InlB.Idd
UB~UdPl.{Bqn~p l.{BPl BUBUI~B~BqdS
(OLOS .IOUlONB~sduopuI
)f!1qndd~ B.IB~dN UB.IBqUId1 UBl.{BqUIBJ_
'lSI .IOUION 6000
unqaj, B~sduopuI )fHqndd~ B.IB~dNUB.IBqUId1)uBuBl.{nqBpdd)l
~UB1Udl 6000 unl.{BJ_ 19 .IOUlON qB1U!.IdUIdd UB.InlB.Idd "17
~(8LS9
.IOUION
B!SdUOPUI
)fnqndd~ B.IB~dNUB.IBqUId1UBl.{BqUIBJ_
'Ste:;
.IOUION000e:; unuaj, B~sduopuI )f!lqndd~ B.IB~dN UB.IBqUId1)
Bf.Id){ Bld~;) ~UB1Udl000e:; trntrej; 11 .IOUlON~UBpU[l-~UBpU[l T
~(6S0S .IOUIONB~sduopuI)f~lqndd~ B.IB~dNUB.IBqUId1
UBl.{BqUIBJ_
'0171 .IOUION 6000 urrquj, B~sduopuI )f~lqndd~
B.IB~dN UB.IBqUId1) driprjj uB~un)f~Un UBBloP~Udd UBp
uB~UnpU!Pdd ~UB1Udl6000 urrqaj, e:;8.IOUION~UBpU[l-~UBpU[l "0
~(6tSt
.IOUIONB~sduopuI )f!lqndd~ B.IB~dN UB.IBqUId1 UBl.{BqUlBJ_
·lSp ·d
~,L8" .... ,.... .... .... .... .p
0 I nl/sl 0
"
.... .... .... .... .... .J
~,L8 ,.... 0 I nl/sl 0
" "
.... .... .... .... .... .q
~,L8 ,.... 0 I nl/sl 0
" "
~,L8" .... ,.... .... .... . ... .... ·B
0 I nl/sl 0
"
:~SBUIBPPCI
UBBfJd~dd~sB~ol ·1
:ln~~Jdq ~B~BqdSSgBJ~Od~lBU~PJOO~
~qq npad £UI
=+ ~sBUIBl~dCIUBBfJd~dd ourrqox IBlOl SM.l UI ... UBUIBIBPd~
U!BSdPUB~UdP ... !SBUIBl~dCIUBBfJd~dd UB~BUBS~BpUI~nlUn
(UBlBqB[') qBMB~U~~UBUdd ·t
lBUIBIV "£
Bl.{BS
n ~uBP~8 ·0
UBBl.{BSnJddBUIBN ·1
VWV,LCI3d
... IG ISV)JOlCI38
DNVA ISVWVl)f3CI NW[,CI3)f3d NV)JVNVS)fV13W xn.urn
···(NWHVSnCI3d VWVN)··· VGVd3)f NVn['n,L3SCI3d DNV,LN3,L
,LnVl NVDNn8nHCI3d IVCI3GN3[, CIn,L)f3CIIG NVSn,Lnd3)f
:NV)JSn,LnW3W
~( ...
JOUION... unl.{B,LB!SdUOPUI~qqnddCI BJB~dNBl~Jd8) ... ~UBlUdl
unl.{B,L ... Wd JOUION uB~unqnl.{Jdd !JdlUdW UBJnlBJdd"£l
~(... JOUION... trntraj, B~sduopuI ~qqnddCI BJB~dNBl!Jd8)
!SBlJodsUBJ,L JOl~dS S!SBqJd8 Bl.{BSnJd8 UBU~Z!Jdd ~uBlUdl
... urrqaj, ... Wd JOUION uB~unqnl.{Jdd !JdlUdW UBJnlBJdd ·01
~(9SL1 JOUION8100 urrqaj, B~sduopuI ~qqnddCI BJB~dNBl!Jd8)
uB~unqnl.{Jdd UB!JdlUdUId)f BfJd)f BlB,L UBp ~SBS!UB~JO
~UBlUdl
8100 unl.{B,L 001 Wd JOUIONuB~unqnl.{Jdd !JdlUdW UBJnlBJdd ·11
~!SB~!ABN
~!JlS!G BfJd)f BlB,L UBp !SBS!UB~JO~UBlUdl
9000 trruraj, OS W)f JOUIONuB~unqnl.{Jdd !JdlUdW UBJnlBJdd ·01
~(St99 JOUIONB!SdUOPUI~qqnddCI BJB~dNUBJBqUIdl
UBl.{BqUIB,L 'It JOUION 1000 trrrqnj, B!SdUOPUI ~HqnddCI
BJB~dN UBJBqUIdl) UBJBABPd ~UBP!8 UBBJB~~UdPAUdd
~UBludl 1000 ururej, 1S JOUION l.{BlU!JdUIdd UBJnlBJdd ·6
~UB~BUBS~Bnp~BSdPS~sBUIBI~d~ UBBfJd~dd
~BBS nped UBt.{nqBPd BJB'a'aUdPAUdd BPBdd}{ !SBUIBI~d~
UBBfJd~dd ESBt.{ UB4BI UBBIOP'audd ~Bt.{ UB~4BJdAUdUI 'J
~~BdUIdPS!SB'a!ABN~~J~S~aUBp uB4nqBPd BJB'a'aUdPAUdd
4dlo ~n4B~d~!P UB'aUdP uBuB4nqBpdd)l Jn~~dJ!a
BPBdd~ trejnq dunes !SBUIBI~d~ UBBfJd~dd UB~JOdBpUI °d
~UB~n~Bnp 'aUBA!SBUIBI~d~ UBBfJd~dd !JBp uB~lnqUIq~p
'aUBA~BdUIBP qrtrrqos SB~BBAU4nuddds qBM.B~Un'8'aUB~Jdq 0p
~!SBUIBI~d~UBBfJd~dd UBBUBS~Bpd
BUIBpS reduraics ~SB'a!ABN~~JlS!a UB'aUdP !SBU!PJOO~Jdq
UBp !JB4 UIBIBUI UndnBUI 'aUB!S ~~Bq SBpf UB'aUdPlB4H!P
redap 'aUBA ~SB'a!ABUnqUIBJ BlJdSdq BpUBl 'aUBSBUIdUI OJ
~UB'aUBpUn-'aUBpUnJdd
UBJnlBJdd
uBnlUdP~ UB'aUdP~BnSdS!SBUIBI~d~ UBBfJd~dd trenfrucs.rad
SBlB ~BfBd uB~n8 BJB'adN UBBUI!JdUdd JBABqUIdUI 0q
!uB'aUn~'aU!1UB!JBlSdP~ UBp UBJBABpd 'aUBP!q
~p UB'aUBpUn-'aUBpUnJdd UBJn~BJdd UBnlUd~d~ qBBUdUI °13
:UB~q!fBM.~pVWVj,~3d UIn~~!a UIBIBP pnS~BUI!p
BUBUI!B'aBqdS !SBUIBI~d~ UBBfJd~dd trenfruas.rsd 'aUB'adUIdd
°undBdB ~nludq
UIBIBP u~BI ~B4!d BPBdd~ UB~UB'aUB~
4BPU~d!p/ UB~4HB~p
'aUBJBEP
UBp ~J~PUdSUB'aUrlUddd~ ~n~un VWVj,~3d UIn~~~a UIBIBP
pnS~BUI~p BUBUI~B'aBqdS~sBUIBI~d~ UBBfJd~dd uBnfn~dSJdd Vna3)1
°lSp oS
°v
or
°0
°1
BJdPUd8 nvn SBl!SBdB)I S!Ud[' BUIBN °ON
-96-
'!U! uasrundas dBpBt.{.ldl UBSBMB~Udd
UBp UBBU!qUIdd uBJ[BUBsJ[BldUI uBuBt.{nqBlddd)l .lnlJ[d.l!G NV'1IHW3S3)1
'!U! tresrundoy UIBIBP UBnlUdPJ[ .lB~~UBpUI
J[BPH !SBUIBIJ[dCI UBBf.ldJ[dd tranfruas.rcd ~UB~dUIdd ~UBfUBddS
trrrqm (..... ) .... ". BUIBpS nJ[BFdq VWV.LCI3d UInlJ[!G UIBIBP
pnSJ[BUI!p BUBUI!B~BqdS !SBUIBIJ[dCI UBBf.ldJ[dd uBnfnldS.ldd NVdV'13G3)1
!SB~!ABN J[!.llS!G UBp ... UBt.{nqBPd B.lB~~UdPAUdd .lOlUB)I t.{dlo
UBJ[nJ[BHP VWV.LCI3d UInlJ[!G UIBIBP pnSJ[BUI!p BUBUI!B~BqdS
!SBUIBIJ[dCI UBBf.ldJ[dd UBBUBSJ[Bpd dBPBt.{.ldl UBSBMB~Udd Hflf'fl.L3)1
·UB.lBABpd ~UBP!q !P UB~UBpUn
-Straptrnrod trarruurod UBnlUdldJ[ Bl.ldS lUI trasrunday
.LVdW33)1 UInlJ[!G UIBIBP pnSJ[BUI!p BUBUI!B~BqdS UBq!fBMdJ[
UBJ[BUBSJ[BPW J[Bpq UBp VWV.LCI3d wnlJ[!G WBIBP pnSJ[BW!p
BUBW!B~BqdS UBnlUdPJ[ .lB~~UBPW tranfruos.rad ~UB~dUIdd
BHqBdB .mqaorp lBdBp !SBWBIJ[dCI UBBf.ldJ[dd uBnfnpS.ldd WVN33)1
"lP~~i-ldl !SUBlSU! UB~UdP !SBUIBPldCI UBBf.ldJ[dd unnfruas.rad
~UB~dUIdd tpIO UBJ[!BSdPS!P .lB~B rnqcs.roa .ranj !P IBt.{-IBt.{
B~~U!t.{dS 'UB.lBABpd UBUBUIBdJ[ UBp UBlBUIBpSdJ[ UB~UHUdddJ[
BPBd UBJ[.lBSBP!P BAUBt.{ !SBUIBIJ[dCI UBBf.ldJ[dd uBnfnpS.ldd VWIl3)1
·UBJ[l!q.ldl!P !SBWBIJ[dCI UBBf.ldJ[dd tranjrucs.rod J[BfdS
uBlnq (B~q) £ BUIBI ~U!IBd !SBWBIJ[dCI UBBf.ldJ[dd !BlnWdW .t.{
UBp ~UBUBt.{nqBpddJ[ ~UBP!q
!P t.{BlU!.ldUIdd UBlB!~dJ[ J[nlUn UBJ[BUn~!p ~UBA UBt.{nqBPd
B.lB~~UdPAUdd BpBddJ[ !SBWBIJ[dCI UBBf.ldJ[dd l!SBt.{
UBt.{BIsun] IBlOl trap [uas.rod BW!I) %S SBnpS UBJ[t.{B.ldAUdW .~
""(UBBtreSnldd BUlBN)"""!SJ[dl!G "91
~"""!SB~!ABN
J[!.IlS!G BIBdd)l "Sl
~""""UBqnqBPd B1B~~UdPAUdd lOlUB)l BTBdd)l "vI
~BlOJ[HBM./!lBdn8 "81
~"""""""lnuldqnD "(;1
~uBuBqnqBpdd)l lnlJ[dl!G "II
~lnB'1 uB~unqnqldd TBldpUd[' lB10lJ[dl!G SpBldlJ[dS "01
~uB~unqnqldd UB!ldlUdUld)lIBldPUd[' .rruxodscq "6
~uB~unqnqldd UB!ldlUdUld)l TBldpUd[' SpBldlJ[dS "8
~~uBn~ BlB.i UBp B!lBl~V !ldlUdll\[ "L
~!ld~dN UlBIBG !ldlUdll\[ "9
~B1B~dNJ[!ElI\[Bl{BS[1 UBPB8 !ldlUdll\[ "S
~UBUBJ[!ldd UBp uBlnBp)l PdlUdll\[ "v
~uB~unqnqldd !ldlUdll\[ "8
~!SBlSdAuI UBp UBUl!l!lBUld)l ~UBP!8 lOlBU!P100)l !ldlUdll\[ "(;
~UB!UlOUOJ[dldd~UBP!8 lOlBU!P100)l Pdlud!t\I "I
:BpBddJ[ UBJ[!BdUlBS!P !U! trasrunday NVNI'1VS
dV)lDN3'1 VlI\[VN
.i[1V'1 NVDN[18[1H~3d
'1~3GN3[, ~[1.i)l3~IG
TB~~UBlnped
BllBJ[B[' !P UBJ[dBldl!G
·.l!dUIBFd11S~ppal{:JBUBUI!B~BqdSS!U}fd1UB1B.lBAS.lddUBdB}f~UdP}f
UB~UdP uB~unqnl..{dS
UB}f!BdUIBS!P !U! BUIBS.ldq 'SB1B !P anqas.rai TBl..{-TBl..{
BH ······!SBUIBT}fd~UBBf.ld}fdd snnj IB101UB~UdG
................. tranfnj, .<:;
............... pns}fBW ·1
:n1!BA 1nqdS.ld1!SBUIBT}fd~UBBf.ld}fdd unnfru UBp pns}fBW
···1SG ·S
·.L8 " ···0···· I s't/rn " ··0··· ·v
~l8" ···0···· I s'r/rn " ··0··· ·S
~l8a 0···· IS'll m " 0··· 'z
~l8" ···0···· I s't/rrr " ··0··· ·1
:1n}f!.ldq
!B~BqdS SgB.l~Od~1BU!P.100}ftsrsod upad ... uBl..{nqBPd UB~UqUddd)l uB~un}f~Un
l..{B.ldBGUBp Bf.ld)l uB~un}f~Un l..{B.ldBGUIBTBp !P !SB}f0Fdq ~UBA !SBUIBT}fdCi
UBBf.ld}fdd treturuos.rcd l..{dl0.lddUIdUI}fn1un UBUOl..{OUI.ldd
uB}fnfB~udUI ... !UIB)I
!U! BUIBS.ldq , ... ~uB1ud1 ... trrrqnj, ···Wd .lOUION uB~unqnl..{.ldd !.ld1UdW UB.ln1B.ldd
... ·1BAB .... IBSBd UB}f.lBSBp.ldq BMl{Bq UB}f!BdUIBS!P 1BUI.l0l{ UB~UdG
!P
1nB'l uB~unqnl{.ldd TB.ldPUd[,.ln1}fd.l!G ·l..{lA
UBU0l..{0UI.ldd IBl{Pdd
UB.l!dUIB'l
.lOUION
NVH08V'l3d ~VDDN3'l3AN3d ~O.LNV)I l~OS aox
~VD3N
V[,NV'l38 NVG NVlVdVGN3d N~VDDNV I~VG 'lVS~38 VANVNVG ~38WOS
DNVA ISVWV'l)l3~ NVV[,~3)13d NVO[,Ol3S~3d NVNOHOW~3d l~OS
-66-
TedUl;:rldS~sB'a~ABN
:>f!.l~s~a
BIBdd)i 'v
~uBuBqnqBpdd)i .In~:>fd.I~a
'8
~~nBl uB'aunqnq.Idd IB.Idpudf' ~B.IO~:>fd.I~a
S!.lB~d.I:>fdS
.(;
~uB'aunqnq.Idd~.Id~UdW'1
.tresnqurcj,
................................. 'dIN
10D /~B:>f'aUBd
dB:>f:audlBUlBN
-001-
~(8t99
.IOWON B~SdUOPUI)JHqnddCI B.IB~dN UB.IBqWd'l UBqBqWBJ., '1t .IOWON
1e;oe; unqBJ., B~SdUOpuI)JnqnddCI B.IB~dN UB.IBqWd'l) UB.IBABPd ~UBP~8
UBB.IB~~UdPAUdd~UBlUdl 1e;oe; unqBJ., 18 .IOWONqBlU~.IdWdd UB.InlB.Idd 'J
N B~SdUOpuI
~(L 199 .IOWO
)J~TqnddCI
B.IB~dNUB.IBqWd'l traqaqurej, 's 1 .IOWON1e;oe; trrrquj, B~SdUOpuI
)JnqnddCI B.IB~dN UB.IBqWd'l) o)J~s~CIS~SBq.Id8 BqBSn.Id8 UBU~Z!.Idd
UBB.IB~~UdPAUdd~UBlUdl 1e;oe; trruraj, S .IOWONqBlU~.IdWdd UB.InlB.Idd 'd
~(860S .IOWONnrsauopuj )JnqnddCIB.IB~dNUB.IBqWd'l
UBqBqWBJ.,'8 .IOWON010e; unqBJ., B~sduopuI )JnqnddCI B.IB~dN UB.IBqWd'l)
UB~SB~!ABUd)l~UBlUdl 010e; unqBJ., S .IOWON qBlU!.IdWdd UB.InlB.Idd 'P
~(18LS.IOWONB~sduopuI )J~TqnddCI
B.IB~dN UB.IBqWd'l treq equrej, '861 .IOWON Sloe; urrqaj, B!SdUOPUI
)JHqnddCI B.IB~dN UB.IBqWd'l) uBuBqnqBpdd)l ~UBlUdl 600e; unqnj,
19 .IOWONqBlU!.ldWdd UB.InlB.Idd SBlB uBqBqn.Idd ~uBlUdl SlOe; urrqaj,
t9 .IOWON qBlU~.IdWdd UB.InlB.Idd UB~UdP qBqn~p qBPl BUBW!B~BqdS
(OLOS .IOWON B~sduopuI )JHqnddCI B.IB~dN UB.IBqWd'l UBqBqWBJ.,
'1 Sl .IOWON 600e; urrqej, B!SdUOPUI )J!rqnddCI B.IB~dN UB.IBqWd'l)
uBuBqnqBpdd)l ~uBludl 600e; ururaj, 19 .IOWONqBlU!.IdWdd UB.InlB.Idd 'J
~(8LS9.IOWONB!SdUOPUI)JHqnddCIB.IB~dNUB.IBqWd'l
uBqBqWBJ., 's+z .IOWON oe;oe; unqBJ., B!SdUOPUI )JHqnddCI B.IB~dN
UB.IBqWd'l) Bf.Id)l Bld!J ~UBlUdl oe;oe; unqBJ., 11 .IOWON~UBPUfl-~UBpufl 'q
~(6t8t .IOWONB!SdUOPUI)JHqnddCIB.IB~dN
UB.IBqWd'l uBqBqWBJ.,'t9 .IOWON800e; urrqaj, B!SdUOPUI)J!TqnddCIB.IB~dN
UB.IBqWd'l) liB.IBABPd ~UBlUdl 800e; unqBJ., L 1 .IOWON~UBPUD-~UBpUfl 'B
:UBBUBS)JBPd.IBSBG'I
!P !SB)JoI.Idq~UBA '" qdIo '" !SBWBI)Jd.IUBBf.Id)JddBUBJUd.IUB~UBdBItrsrrefurucd
UBlB!~d)J uB)Jn)JBEPqBpl (.._.._..) .., unqBl .. , uBInq .. , IB~~UBl ,.... !.IBq BPBd
.. ' IG .. , H3'lO
VCIVD3N Vf'NV'l38 NVG NVJ.,VdVGN3d NVCIVDDNV ICIVG 'lVSVCI38 VANVNVG
CI38WflS DNVA ISVWV'l)l8CI NVVf'CI3)l3d NVflf'flJ.,3SCI3d NVNOHOWCI3d
nGVdCI3J., SIN)l3J., WIJ..NVDNVdV'l NVDVf'NIN3d
V'8.VJV VJ.,ICI38
se; qOluOJ
-101-
1SP ! 'J
c , •••••••• 'q
, 'B
UB.IBSUBp trejndunscy 'AI
(.I!dUIBPd1 UBBf.Id}fdd!SB}f0lB1dd)
1BU!P.I00}ftsrsod UBp !SBUIBI}fd.I
1SP !..... 'q
, ..... 'B
:1n}f!.Idq
!B~BqdS l!SBl{ UB}f1BdBP!pB}fBUI 'uB~uBdBl trerrafunrod UB}fn}fBl!p l{BP1dS
B1BO!SB}fUpdAl!SBH '111
'!SBUIBI}fd~
UBdB}f~UdP}f
UBBf.Id}fddtranjruas.rod UBU0l{0UI.IdduBnfB~Udd UB1B.IBAS.Idd
n1BSl{BJBSueqrurourod !B~BqdSl{BIBPBuB~uBdBI UBnBfU!UddpBp tranfnj, 'q
'!SBUIB1}fd~
UBBf.Id}fddBUBJUd.I!SB}f0l l!B}f.Idl S!U}fdl B1Bp UBp SUB.I~Od~
1BU!P.I00}f
!SB}fU!.IdAB}f~UB.I UIBIBP l{BIBPB uB~uBdBl UBnBfU!Udd !.IBp pnS}fBW 'B
.trenfnj, UBp pnS}fBW '11
'1BdUId1dS
!SB~!ABN}fP1S!O!.IBp l!}fB_M 'd
!lBdUIdldSUBl{nqBPd B.IB~~UdPAUdd
!.IBp l!}fB_M'p
!N'lS)l UBp UIn}fnH UB!~BS!.IBp l!}fB_M 'J
!UBUBl{nqBpdd)l 1B.I01}fd.I!O
!.IBp l!}fB_M'q
!lB.Idpud[,1B!.IBP.I}fdSUIn}fnH O.I!S!.IBp l!}fB_M 'B
:l{dlo !.I!PBl{!PuB~uBdBl UBnBfU!Udd '1
'1SP! SB~n~1B.Ins '1
! sB~n~ 1B.Ins '}f
mpud.rai IBl{!.Idd
S!U}fdl UIq l{dlo uB~uBdBl trerrafuruad UBB1U!UI.Idd
···..lB~~UB1 ·.....IOUION (uBBl{BSn.Idd BUIBN) (UOl{OUIdduB1BqB[,) lB.Ins .[
!(... .IOUlON... trrrqnj, B!SdUOPUI
}f!lqndd~ B.IB~dNB1!.IdS)
... ~UB1Ud1... unl{B~ ... Wd .IOUIONuB~unqnl{.Idd !.IdlUdW UB.In1B.Idd '1
![:.. .IOUIO
N ... un l.{B~B!SdUOPUI
}f!lq ndd~
B.IB~dN B1!.IdS) !SB1.IodSUB.I~.I01}fdS S!SBq.IdS Bl.{BSn.IdS UBU!Z!.Idd
~UB1Ud1 ... urrqnj, ... Wd .IOUlON uB~unqnl{.Idd !.Id1UdW UB.In1B.Idd·l.{
!(9SL1 .IOUION }f!lqndd~
810(; urrqaj, B!SdUOPUI
B.IB~dN Bl!.IdS) uB~unqnl{.Idd UB!.Id1UdUId)lBf.Id)l B1B~ UBp !SBS!UB~.IO
~UBlud1 810(; urrqnj, (;(;1 Wd .IOUlONuB~unqnl{.Idd !.IdlUdW UB.InlB.Idd .~
-(;01-
................................. 'dIN
IOD/lB~~UBd
dB~:aUd'lBUIBN
... NVH08V'l3d ~VDDN3'l3AN3d CIOlNV)I V'lVd3)1
'!n{.rBld~UdW
........................................... £
........................................... <::
........................................... 1
'BAuqSdUI BUBUI!B~BqdSUB~BUn:a.Idd!p~nlun !SBUIBI~d.lUBBf.ld~dd
tranfruas.rod UBU0L{OUI.ldd UBlB.lBAS.ldd uBdB~~UdP~ runs llBIBS !B~BqdS
BAU.lBudqdSUB~UdP lBnq!p !U! uB~uBdBI trarrafuruad B.lBJV Bl!.ld8 UB!~!UIda
drunuc.j '1\.
-£01-
·~SBUIBPld~UBp UB)fn.Id~Udd~UB~Ud~... unqB~ ... Wd .lOUIONuB~unqnq.ldd
~.ld~UdW UB.ln~B.ldd UB~UdP !BnSdS UB~B.lBAS.ldd!dB)f~UdPUI UB~UdP n.raq
UBUOqOUI.ldduB)fnfB~UdUI sn.raq B)fBUI !SBUIBI)fd~ UBBf.ld)fdd UB)fBUBS)fBpUI
)fn~un UBU~~U~d)f.ldqdB~d~ q~SBUI B.lBpnBS BpqBdB BAu~nfuBPS ·UOqOUIdd
BpBdd)f UB)f~IBqUId)f~p
UB)fB UBUOqOUI.ldd
SB)f.ldqB)fBUI '~nqdS.ld~ucurnxop /B~Bp
UB)f~BdUIBAUdUI )fBPH UB)fn~Ud~~p ~UBA n~)fBM B)f~UBf UIBIBP BpqBdB
UBp ~nfuBI q~qdI soso.rd BUM pnsspsunp UB~B.lBAS.lddUB~UB.ln)fd)f !dB)f~UdPUI
)fn~un !U! )fBfdS Bf.ld)f !.lBq (BUI!I) S BUIBI ~U!IBd n~)fBM
rarns ~UB~UB~BPUB~!P
B)f~UBf UB)fPdq~P B.lBpnBS BpBdd)f 'SB~B !P IBq UB~UdP uB~unqnqdS
·~Sp
c .•..•..•••••..•..•
( .
( .
:~n)f~.ldq!B~BqdSrqnuodtp
sn.raq ~UBA uournxop /B~Bp UB~UB.ln)fd)f redup.rai q!SBUI B~BAU.ld~c , •• ~UB~Ud~
... unqB~ ... Wd .lOUIONuB~unqnq.ldd Pd~UdW trarrunro.j UBp UB~SB~!ABUd)l
~UB~Ud~01 0(:; trnqnj, S .lOUIONqB~U~.ldUIddUB.ln~B.lddUB)f.lBSBp.ldqUB)f!BdUIBS
B.lBpnBS ~UBA uoumxop dBpBq.ld~ !sBnIBAd UBp UBqqdUdd uB)fn)fBpp qBP~dS
BMqBq UB)f!BdUIBS!P !U! UB~UdP ... qdIo !SBUIBI)fd~ UBBf.ld)fdd uBnfn~dS.ldd
uBuoqOUI.ldd IBqpdd ... IB~~uB~... .lOUIONB.lBpnBS rarns qnfuBI)fBPU!UdW
!P
uBqnqBPd B.lB~~UdPAUdd.lO~UB)IBIBdd)l ·qlA
... !P !SBUIBI)fd~UBBf.ld)fdd
dBpBq.ld~ UB~B.lBAS.ldd
IBq!.ldd
UB.l~dUIB1
.lOUION
VClVD3N VrNV138 NVa NV~VdVaN3d NVClVDDNV I~Va
1VSVCl38 VANVNVa ~38WOS DNVA ISVWV1)13~ NVVr~3)13d NVOrO~3S~3d
NVNOHOW~3d NV~VClVAS~3d NVDNVClO)l3)1 NVOHV~I~38W3d ~VClOS
9(:; qo~uoJ
-v01-
·:redUId~dS ~SB~~ABN}}"p~s~a BIBdd)l .£
~uBuBqnqBpdd)l .In~}}"d.I~a 'z
~~nB'1
uB~unqnq.Idd IB.Idpud[, ~B.IO~}}"d.I~a
SPB~d.I}}"dS
·1
.trasnquroj,
................................. ·dIN
10D hB}}"~UBd
dB}}":i3Ud'1
BUIBN
-£01-
( '17
( £
( (;
( '1
:In}{!Jdq re2Bqds !SBWBI}{d~ UBBfJd}{dd tranfrucs.rod
UBlBJBASJdd UBdB){2udld}{ traqnucursd UB}{!BdwBS!P !U! uB2udP "'!SBWBI}{d~
UBBfJd}{dd uBnfnpSJdd UBlBJBASJddUBdB}{2ud{d)! uB2uBJn}{d)! IBl.{!Jdd ... IB22uBl
... JOWONuBl.{nqB{dd BJB22ud{dAUdd JOlUB)I BIBdd)! lBJnS qnfuBI}{BPU!UdW
!P
lnB1 UB2unqnl.{Jdd IBJdpudf' Jnl}{dJ!G ·l.{lA
uBnfnldSJdd UBU0l.{0WJdd
dBPBl.{Jd.L UBlBJBASJdd
UBdB}{2ud{d)! UBl.{nUdWdd IBl.{!Jdd
UBJ!dwB1
JOWON
NVHfl8V'13d ~VDDN3'13AN3d ~O.LN\{)I .tvans aox
~VD3N Vf'NV'138 NVG NV.LVdVGN3d N~VDDNV I~VG '1VS~38 VANVNVG
~38WflS DNVA ISVWV1)I3~ NWf'~3)I3d nvnrruasaaa NVNOHOW~3d
NV.L~VAS~3d NVd\{)IDN313)I NVDN~fl)I3)I NVHflN3W3d avans
L(; l.{0lUOJ
-901-
°lBdUld+dS ~SB~~ABN }f~l+S~a BIBdd)l or
~uBuBt.{nqBpdd)lln+}fdl~a °0
~+nB'1uB~unqnt.{ldd IBldpUd[' +B10+}fdl~a S~lB+dl}fdS °1
.tresnquroj,
OdIN
IOD /+B}f~UBd
dB}f:aUd'1 BUlBN
-L01-
'179 .lOUION 800(; urrqaj, 13~sduopuI :>f~IqnddCl 13.lB~dN U13.l13qUId'1)
UB.l13A13Pd ~U13lUdl 800(; unl.{13~ L 1 .lOUION ~U13PUfl-~U13pUfl'1 :l13~U~~UdW
~... ~p ~s13:>f0Pd8 ~U13A ~S13UI13I:>fdCl
U1313r.ld:>fddU13:>fBU13S:>f13PW
:>fnlufl ... 13P13dd)i trenfrucs.ro.j
~U13lUdl ln13'1 u13~unqnl.{.ldd I13.ldpUd[, .lnl:>fd.l~G tresrundoy
u13:>fd13pudUI rurad 'o In.lnl.{ U13p 'q In.lnl.{ '13 jn.rnq UI13I13p
pnsxeunp 13U13UI~13~13qdS
U13~u13qUIq.ldd U13:>f.l13S13p.ldq
13Ml.{Bq 'P
~U13l13.l13AS.ldd UB13r.ld:>fdd
rqrurauraur l.{13Pl ... l.{dlo ~S13UI13I:>fd.l
trenfrucs.rod UBUOl.{0UI.ldd 'u13~un:>f~u~I UBP13lSdP:>f U13p
~s:>fn.llSu0:>f/ S~u:>fdl 'U13.l13A13pd U13l13UI13pSd:>fU13p U13U13UI13d:>f
:>fddS13 d13p13l.{.ldl U13mldUdd I!S13l.{ U13:>f.lBS13p.ldq 13Ml.{13q .:)
~... ~p ~S13:>f0Pdq~U13A~S13UI13I:>fd.l
U13Br.ld:>fdd
u13:>fn:>f13pUIU13:>f1313U13:)Ud.ldq ... ,... 13:>f~U13.lUI13I13p 13Ml.{13q 'q
~ln13'1
u13~unqnl.{.ldd I13.ldpUd[, .lnl:>fd.l~G l.{dlo U13:>f~.ldq~p~SBUI13I:>fdCl
U1313r.ld:>fddtrenfrucs.rcd ,... ~U13lUdl ... unl.{13~ ... Wd .lOUION
u13~unqnl.{.ldd ~.ldlUdW U13.lnl13.ldd ... {Bs13d U13:>f.l13S13p.ldq
13Ml.{13q '13 : ~UBqUI~UdW
'anvt NVDNfl8flHCI::f:Id '1VC1::f:IGN::f:I[,
aruxaaio
VS::f:IVHVW DNVA NVHfl~ ~VWHVCI NVDN::f:IG
... IG ISV)I0'1C1::f:I8 DNVA
ISVWV'1)i3C1 NVV[,Cl3)i3d NV)IVNVS)iV'13W xru.nn ... VGVd3)i NVfl[,fl~3SCl3d
DNV~N::f:I~
...................................................... : ClOWON
.invr NVDNfl8flHCl3d '1VC13GN3[, Clfl~)i3C1IG uvsrunaax
.invt NVDNfl8flHCl3d '1VC13GN3[, Clfl~)i3C1IG aox
VClVD3N V[,NV'138 NVG NV~VdVGN3d NVClVDDNV IClVG
'1VSVCl38 VANVNVG Cl38WflS DNVA ISVWV'1)i3C1 NVV[,Cl3)i3d nvnrruasaaa
8(; l.{0lUO;)
-801-
-109-

Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor


4849);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 ten tang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5731);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5093);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6617);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 ten tang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6634);
-110-

9. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Bidang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ...
tentang Perizinan Berusaha Berbasis Sektor Transportasi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor ... );
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun
ten tang ... (Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor
...);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TENTANG PERSETUJUAN KEPADA UNTUK
MELAKSANAKAN
PEKERJAANREKLAMASIYANGBERLOKASI
DI ...

PERTAMA Memberikan persetujuan pekerjaan Reklamasi kepada:


1. Nama instansi
2. Alamat
3. Penanggungjawab (Jabatan)

Untuk melaksanakan pekerjaan Reklamasi ... dengan desain


kedalaman ... m LWS total volume pekerjaan Reklamasi ±
m3 pada titik koordinat geografis sebagai berikut:
1. Lokasi pekerjaan Reklamasi:
a 0 •••••••• " LSjLU j 0 •••• ' •••• " BT;
b 0 •••••••• " LSjLU j 0 •••• ' •••• " BT;
c 0 •••••••• " LSjLU j 0 ••• .' •••• " BT;
d..... 0 •••• " LSjLU j .... 0 ••• .' •••• " BT;
e. dst.
-111-

2. Peralatan pekerjaan Reklamasi yang akan digunakan:


No. Nama Jenis Kapasitas Unit Bendera
1.
2.
3.
4.
5. dst.

KEDUA Persetujuan pekerjaan Reklamasi sebagaimana dimaksud


dalam Diktum PERTAMA untuk kepentingan sendiri dan
dilarang untuk diperdagangkan,
dialihkanj dipindahtangankan kepada pihak lain dalam
bentuk apapun.

KETIGA (Data Pelaksana Kegiatan)

KEEMPAT Pemegang persetujuan pekerjaan Reklamasi sebagaimana


dimaksud dalam Diktum PERTAMAdiwajibkan:
a. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pelayaran dan kelestarian lingkungan;
b. selama pelaksanaan pekerjaan reklamasi memasang
tanda-tanda beserta rambu-rambu navigasi yang dapat
dilihat dengan jelas baik siang maupun malam hari dan
berkoordinasi dengan Distrik Navigasi setempat;
c. membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
persetujuan pekerjaan Reklamasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. bertanggungjawab sepenuhnya atas seluruh dampak yang
ditimbulkan dari pekerjaan reklamasi yang dilakukan;
e. melaporkan pekerjaan reklamasi setiap bulan kepada
Direktur Kepelabuhanan dengan tembusan Kepala Kantor
Penyelenggara Pelabuhan dan Kepala Distrik Navigasi
setempat; dan
f. memulai pekerjaan reklamasi paling lama 3 (tiga) bulan
sejak Persetujuan Pekerjaan Reklamasi diterbitkan.
-112-

KELIMA Persetujuan pekerjaan Reklamasi hanya didasarkan pada


kepentingan keselamatan dan keamanan pelayaran, sehingga
hal-hal di luar tersebut agar diselesaikan oleh pemegang
persetujuan pekerjaan reklamasi dengan instansi terkait.

KEENAM Persetujuan pekerjaan reklamasi dapat dicabut apabila


pemegang persetujuan pekerjaan reklamasi melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
dan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEEMPAT Keputusan ini serta ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pelayaran.

KETUJUH Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan reklamasi


se bagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dilakukan
oleh Kantor Penyelenggara Pelabuhan ... dan Distrik Navigasi

KEDELAPAN Persetujuan pekerjaan reklamasi se bagaimana dimaksud


dalam Diktum PERTAMA berlaku selama * .... (..... ) tahun
sepanjang pemegang persetujuan pekerjaan reklamasi tidak
melanggar ketentuan dalam Keputusan ini.

KESEMBILAN Direktur Kepelabuhanan melaksanakan pembinaan dan


pengawasan terhadap keputusan ini.
-113-

KESEPULUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT

NAMALENGKAP

SALINANKeputusan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Perhubungan;
4. Menteri Kelautan dan Perikanan;
5. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
6. Menteri Dalam Negeri;
7. Menteri Agraria dan Tata Ruang;
8. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
9. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
10. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
11. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
12. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
13. Direktur Kepelabuhanan;
14. Gubernur. ;
15. BupatijWalikota;
16. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan .... ;
17. Kepala Distrik Navigasi ....
-114-

Contoh 29
SURATPERMOHONANPERSETUJUAN PEKERJAANREKLAMASIDI WILAYAH
PERAIRANTERMINALKHUSUS....

KOP SURAT PERUSAHAAN

Nomor Lokasi, Tanggal/Bulan/Tahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Permohonan Persetujuan
Pekerjaan Reklamasi oleh
...(Nama Perusahaan) ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut


di
..................

Dengan hormat disampaikan bahwa berdasarkan Pasal ayat ...


Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ... , bersama

ini Kami ...(Nama Perusahaan) ... mengajukan permohonan untuk memperoleh


persetujuan pekerjaan Reklamasi yang berlokasi di Wilayah Perairan Terminal
Khusus .... pada posisi koordinat geografis sebagai berikut:
1. 0 ••• ' ••••• " LUlLS I 0 •••• ' •••• " BT;
2 0 ••• ' ••••• " LUlLS I 0 ••• .' •••• " BT;
3 0 •• .' ••••• " LUlLS I 0 ••• .' •••• " BT;
4. ... 0 •• .' ••••• " LUI LS I 0 ••• .' •••• " BT.
5. Dst...
Maksud dan tujuan pekerjaan Reklamasi tersebut di atas adalah:
1. Maksud .
2. Tujuan .
Dengan totalluas pekerjaan Reklamasi Ha
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, bersama ini disampaikan
kelengkapan persyaratan teknis sebagaimana checklist terlampir.
-115-

Demikian disampaikan atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Menteri Perhubungan;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
3. Direktur Kepelabuhanan;
4. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan setempat;
5. Kepala Distrik Navigasi setempat.

Catatan:
~ Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan;
~ Pemilik pekerjaan reklamasi yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan
reklamasi.
-116-

Contoh 30
BERITA ACARA
PENINJAUAN LAPANGANTIM TEKNIS TERPADU
PERMOHONAN PERSETUJUAN PEKERJAAN REKLAMASI DI WILAYAH
PERAIRAN TERMINAL KHUSUS .....
OLEH DI .

Pada hari ... , tanggal ... bulan ... tahun ... (..-..-..) telah dilakukan kegiatan
peninjauan lapangan rencana pekerjaan reklamasi di wilayah perairan terminal
khusus ... oleh ... yang berlokasi di ...

I. Dasar Pelaksanaan:
a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5731);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 ten tang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6617);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6643);
f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 89 Tahun 2018 tentang
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik Sektor Perhubungan di Bidang Laut (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1335);
-117 -

g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun tentang ;


h. Surat (Jabatan pemohon) (Nama Perusahaan) Nomor tanggal perihal
permintaan peninjauan lapangan oleh tim teknis terpadu;
1. Surat Tugas ;
j. Surat Tugas ; dst.
II. Peninjauan lapangan dihadiri oleh:
a. Wakil dari Biro Hukum Sekretariat Jenderal;
b. Wakil dari Direktorat Kepelabuhanan;
c. Wakil dari Bagian Hukum dan KSLN;
d. Wakil dari Penyelenggara Pelabuhan setempat;
e. Wakil dari Distrik Navigasi setempat;
f. Wakil dari (Nama Perusahaan).
III. Maksud dan Tujuan:
a. Maksud dari peninjauan lapangan adalah dalam rangka verifikasi
koordinat geografis dan data teknis terkait lokasi rencana pekerjaan
Reklamasi.
b. Tujuan dari peninjauan lapangan adalah sebagai pemenuhan salah satu
kelengkapan persyaratan pengajuan permohonan persetujuan pekerjaan
Reklamasi.
IV. Hasil Verifikasi Data
Setelah dilakukan peninjauan lapangan, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
a ,
b ; dst
(peta lokasi pekerjaan reklamasi dan posisi koordinat terlampir)
V. Kesimpulan dan Saran
a ,
b ,
c ; dst
-118-

VI. Penutup
Demikian Berita Acara peninjauan lapangan ini dibuat dengan sebenarnya
sebagai salah satu kelengkapan persyaratan permohonan persetujuan
pekerjaan reklamasi untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang Menandatangani:
1 . ( tanda tangan)

2 . ( tanda tangan)

3 . ( tanda tangan)

4 dst. ( tanda tangan)

Mengetahui,
KEPALA KANTOR PENYELENGGARA PELABUHAN

Nama Lengkap
Pangkatj Gol
NIP .
-119-

Contoh 31
SURAT PEMBERITAHUAN KEKURANGAN KELENGKAPAN PERSYARATAN
PERMOHONAN PERSETUJUAN PEKERJAAN REKLAMASI OI WILAYAH
PERAlRAN TERMINAL KHUSUS ..

KOP SURAT OIREKTORAT JENOERAL PERHUBUNGAN LAUT


Nomor Lokasi, TanggaljBulanjTahun
Klasifikasi
Lampiran
Perihal Kekurangan Kelengkapan
Persyaratan Terhadap
Permohonan Persetujuan
Pekerjaan Reklamasi oleh
... (Nama Perusahaan) ...

Yth. (Jabatan Pemohon)


(Nama Perusahaan)

di
...•..............

Menindaklanjuti surat Saudara Nomor ... tanggal ... perihal Permohonan


Persetujuan Pekerjaan Reklamasi oleh ...(Nama Perusahaan) ..., dengan ini
disampaikan bahwa setelah dilakukan penelitian dan evaluasi terhadap
dokumen yang Saudara sampaikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian dan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM ... Tahun ... tentang ... , ternyata masih terdapat kekurangan
datajdokumen yang harus dipenuhi sebagai berikut:
1. ~ ,
2. . ,
3. . ,

4. dst.
Sehubungan dengan hal di atas, kepada Saudara diberikan jangka
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak ditandatangani surat ini untuk
melengkapi kekurangan persyaratan dimaksud guna proses lebih lanjut dan
apabila dalam jangka waktu yang ditentukan tidak menyampaikan
dataj dokumen terse but, maka berkas permohonan akan dikembalikan kepada
pemohon. Selanjutnya apabila Saudara masih tetap berkeinginan untuk
-120-

melaksanakan pekerjaan Reklamasi maka harus mengajukan permohonan


baru dengan melengkapi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ...
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Direktur Jenderal Perhubungan Laut

Nama Lengkap
NIP .

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan setempat;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat;
-121-

Contoh 32
SURATPEMENUHANKEKURANGANKELENGKAPANPERSYARATAN
PERMOHONANPERSETUJUAN PEKERJAANREKLAMASI01 WILAYAH
PERAIRANTERMINALKHUSUS...

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, TanggaljBulanjTahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Pemenuhan Kelengkapan
Persyaratan Terhadap
Permohonan Persetujuan
Pekerjaan Reklamasi oleh
...{Nama Perusahaan) ...

Yth. Oirektur Jenderal Perhubungan Laut

di
..................

Menindaklanjuti surat Oirektur Jenderal Perhubungan Laut Nomor ...


tanggal ... perihal Kekurangan Kelengkapan Persyaratan Persetujuan Pekerjaan
Reklamasi ...{Nama Perusahaan) ..., dengan ini disampaikan pemenuhan
kelengkapan persyaratan persetujuan pekerjaan Reklamasi sebagai berikut:
1 ,
2 ,
3 ,
4 ,
5. dst.
-122-

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan setempat;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat.

Catatan:
>- Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan
>- Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-123-

Contoh 33

PERSETUJUAN PEKERJAAN REKLAMASI DI WILAYAH PERAIRAN TERMINAL


KHUSUS ...

KOP DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT


NOMOR: .

TENTANG
PERSETUJUAN KEPADA ... (NAMA PERUSAHAAN) ...
UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN REKLAMASI DI WILAYAH PERAIRAN
TERMINAL KHUSUS .........

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT,

Menimbang: a. bahwa berdasarkan Pasal Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor PM .... Tahun ...... tentang ... ,
persetujuan pekerjaan reklamasi diberikan oleh Direktur
Jenderal;
b. bahwa dalam rangka ... , ... (Nama Perusahaan) ... berencana
akan melakukan pekerjaan reklamasi yang berlokasi di
wilayah perairan terminal khusus ... ;
c. bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap aspek
keamanan dan keselamatan pelayaran, teknis Zkonstruksi
dan kelestarian lingkungan, permohonan persetujuan
pekerjaan reklamasi oleh ... (Nama Perusahaan)... telah
memenuhi persyaratan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut tentang
Persetujuan Kepada ... (Nama Perusahaan) ... Untuk
Melaksanakan Pekerjaan reklamasi yang berlokasi di
Wilayah Perairan Terminal Khusus ... ;
-124-

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4849);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5731);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5093);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6617);
-125-

8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6634);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ...
tentang ... (Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor
...);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TENTANG PERSETUJUAN KEPADA ... (NAMA PERUSAHAAN)...
UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN REKLAMASI DI
WILAYAHPERAIRAN TERMINAL KHUSUS ...

PERTAMA Memberikan persetujuan pekerjaan Reklamasi kepada:


1. Nama perusahaan
2. Bidang Usaha
3. Alamat
4. Penanggungjawab (Jabatan)

Untuk melaksanakan pekerjaan Reklamasi ... dengan desain


kedalaman ... m LWS total volume pekerjaan Reklamasi ±
m-' pada titik koordinat geografis sebagai berikut:
1. Lokasi Pekerjaan Reklamasi:
,
.... " LS/LU " BT;
0
/
0
a. .... .... . ... . ... . ...
,
b. .... 0
.... .... " LS/LU / . ... 0
.... . ... " BT;
,
c. .... 0
.... . ... " LS/LU / . ...
0
. ... .... " BT;
,
d. .... 0
.... " LS/LU / ....
0
.... .... " BT;
e. dst.
-126-

2. Peralatan pekerjaan Reklamasi yang akan digunakan:


No. Nama Jenis Kapasitas Unit Bendera
1.
2.
3.
4.
5. dst.

KEDUA Persetujuan pekerjaan Reklamasi sebagaimana dimaksud


dalam Diktum PERTAMA untuk kepentingan sendiri dan
dilarang untuk diperdagangkan, dialihkan/
dipindahtangankan kepada pihak lain dalam bentuk apapun.

KETIGA (Data Pelaksana Kegiatan)

KEEMPAT Pemegang persetujuan pekerjaan reklamasi sebagaimana


dimaksud dalam Diktum PERTAMAdiwajibkan:
a. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pelayaran dan kelestarian lingkungan;
b. selama pelaksanaan pekerjaan reklamasi memasang
tanda-tanda beserta rambu-rambu navigasi yang dapat
dilihat dengan jelas baik siang maupun malam hari dan
berkoordinasi dengan Distrik Navigasi setempat;
c. bertanggungjawab sepenuhnya atas seluruh dampak yang
ditimbulkan dari pekerjaan reklamasi yang dilakukan;
d. membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
persetujuan pekerjaan Reklamasi sesuai dengan ketentuan
pera turan perundang -undangan;
e. melaporkan pekerjaan reklamasi setiap bulan kepada
Direktur Kepelabuhanan dengan tembusan Kepala Kantor
Penyelenggara Pelabuhan ... dan Kepala Distrik Navigasi
... ,

f. menyerahkan seluas 5% (lima persen) dari total luas lahan


hasil pekerjaan reklamasi kepada Penyelenggara
Pelabuhan yang digunakan untuk kegiatan Pemerintah di
bidang kepelabuhanan; dan
-127-

g. memulai pekerjaan reklamasi paling lama 3 (tiga) bulan


sejak persetujuan pekerjaan reklamasi diterbitkan.

KELIMA Persetujuan pekerjaan Reklamasi hanya didasarkan pada


kepentingan keselamatan dan keamanan pelayaran, sehingga
hal-hal di luar tersebut agar diselesaikan oleh pemegang
persetujuan pekerjaan reklamasi dengan instansi terkait.

KEENAM Persetujuan pekerjaan Reklamasi dapat die abut apabila


pemegang persetujuan melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum PERTAMA dan tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT
Keputusan Ill! serta ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pelayaran.

KETUJUH Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan reklamasi


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMAdilakukan
oleh Kantor Penyelenggara Pelabuhan ... dan Distrik Navigasi

KEDELAPAN Persetujuan pekerjaan reklamasi sebagaimana dimaksud


dalam Diktum PERTAMAberlaku selama *.... (.....) tahun
sepanjang pemegang persetujuan pekerjaan reklamasi tidak
melanggar ketentuan dalam Keputusan ini.

KESEMBILAN Direktur Kepelabuhanan melaksanakan pembinaan dan


pengawasan terhadap keputusan ini.
-128-

KESEPULUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal

DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT

NAMALENGKAP

SALINANKeputusan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Perhubungan;
4. Menteri Kelautan dan Perikanan;
5. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
6. Menteri Dalam Negeri;
7. Menteri Agraria dan Tata Ruang;
8. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
9. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
10. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
11. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
12. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
13. Direktur Kepelabuhanan;
14. Gubernur ;
15. Bupati/Walikota;
16. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan .... ;
17. Kepala Distrik Navigasi ..... ;
18. Direksi ... {Nama Perusahaan) ....
-129-

Contoh 34
SURATPERMOHONANPERPANJANGAN
PERSETUJUAN
PEKERJAANREKLAMASI

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, Tanggal/Bulan/Tahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Permohonan Perpanjangan
Persetujuan Pekerjaan
Reklamasi oleh ...(Nama
Perusahaan) ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut

di
•.......••....••••

Dengan hormat disampaikan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ... dan Keputusan Direktur
Jenderal Perhubungan Laut Nomor ... tanggal ... tentang ... yang telah berakhir
mas a berlakunya pada tanggal ..., namun berdasarkan progres pekerjaan
reklamasi belum selesai dilaksanakan karena ...
Sehubungan dengan hal di atas, Kami mengajukan permohonan
persetujuan perpanjangan pekerjaan reklamasi dengan melampirkan
persyaratan sebagai berikut:
1. persetujuan pekerjaan reklamasi sebelumnya;
2. laporan progres akhir pekerjaan reklamasi;
3. alas an keterlambatan pelaksanaan pekerjaan reklamasi yang diketahui oleh
Penyelenggara Pelabuhan setempat;
4. pertimbangan terhadap aspek keselamatan dan keamanan pelayaran dari
Syahbandar dan Distrik Navigasi setempat dan berita acara peninjauan
lapangan oleh Tim Teknis terpadu Kantor Pusat Direktorat Jenderal dengan
melibatkan Sekretariat Jenderal;
5. jadwal pelaksanaan kegiatan.
-130-

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan setempat;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat.

Catatan:
» Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan
» Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-131-

Contoh 35
BERITA ACARA
PENINJAUAN LAPANGANTIM TEKNIS TERPADU PERPANJANGAN
PERSETUJUAN PEKERJAAN REKLAMASI........ OLEH (NAMAPERUSAHAAN) DI

Pad a hari , tanggal bulan tahun (..-..-..) telah dilakukan


kegiatan peninjauan lapangan perpanjangan persetujuan pekerjaan
reklamasi.. oleh (Nama Perusahaan) yang berlokasi di .

I. Dasar Pelaksanaan :
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5731);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6617);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 ten tang Penyelenggaraan
Bidang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6643);
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 89 Tahun 2018 tentang
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan Berusaha Terintegrasi
-132-

Secara Elektronik Sektor Perhubungan di Bidang Laut (Berita Negara


Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1335);
h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM Tahun tentang ;
1. Surat (Jabatan pemohon) (Nama Perusahaan) Nomor..... tanggal.....
perihal permintaan peninjauan lapangan oleh tim teknis terpadu;
J. Surat Tugas ;
k. Surat Tugas ; dst.
II. Peninjauan lapangan dihadiri oleh:
a. Wakil dari Biro Hukum Sekretariat Jenderal;
b. Wakil dari Direktorat Kepelabuhanan;
c. Wakil dari Bagian Hukum dan KSLN;
d. Wakil dari Penyelenggara Pelabuhan setempat;
e. Wakil dari Distrik Navigasi setempat;
f. Wakil dari (Nama Perusahaan).
III. Maksud dan Tujuan:
a. Maksud dari peninjauan lapangan adalah dalam rangka verifikasi
koordinat geografis dan data teknis terkait lokasi perpanjangan
persetujuan pekerjaan Reklamasi.
b. Tujuan dari peninjauan lapangan adalah sebagai pemenuhan salah satu
kelengkapan persyaratan pengajuan permohonan persetujuan pekerjaan
Reklamasi.
IV. Hasil Verifikasi Data
Setelah dilakukan peninjauan lapangan, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
a ,
b ; dst
(peta lokasi pekerjaan Reklamasi dan posisi koordinat terlampir)
V. Kesimpulan dan Saran
a ,
b ,
c ; dst
-133-

VI. Penutup
Demikian Berita Acara peninjauan lapangan ini dibuat dengan sebenarnya
sebagai salah satu kelengkapan persyaratan permohonan perpanjangan
persetujuan pekerjaan Reklamasi untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Yang Menandatangani:
1 . ( tanda tangan)

2 . ( tanda tangan)

3 . ( tanda tangan)

4 dst. ( tanda tangan)

Mengetahui,
KEPALA KANTOR PENYELENGGARA PELABUHAN....

Nama Lengkap
Pangkatj Gol
NIP .
-134-

Contoh 36
SURATPEMBERITAHUANKEKURANGANKELENGKAPANPERSYARATAN
PERMOHONANPERPANJANGANPERSETUJUANPEKERJAANREKLAMASI

KOP SURATDIREKTORATJENDERAL PERHUBUNGANLAUT


Nomor Lokasi, Tanggar/ Bularr/Tahun
Klasifikasi
Lampiran
Perihal Kekurangan Kelengkapan
Persyaratan terhadap
Permohonan Perpanj angan
Persetujuan Pekerjaan
Reklamasi oleh ...(Nama
Perusahaan) ...

Yth. (Jabatan Pemohon)


(Nama Perusahaan)

di
..•...............

Menindaklanjuti surat Saudara Nomor ... tanggal perihal Permohonan


Perpanjangan Persetujuan Pekerjaan reklamasi oleh (Nama Perusahaan) ... ,
dengan ini disampaikan bahwa setelah dilakukan penelitian dan evaluasi
terhadap dokumen yang Saudara sampaikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian dan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM .... Tahun ..... tentang Pengerukan danl atau
Reklamasi, ternyata masih terdapat kekurangan datal dokumen yang harus
dipen uhi sebagai beriku t :
1. .................. ,
2. . ,
3. . ,
4. dst.
Sehubungan dengan hal di atas, kepada Saudara diberikan jangka
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak ditandatangani surat ini untuk
melengkapi kekurangan persyaratan dimaksud guna proses lebih lanjut dan
apabila dalam jangka waktu yang ditentukan tidak menyampaikan
data Zdokurnen tersebut, maka berkas permohonan akan dikembalikan kepada
-135-

pemohon. Selanjutnya apabila Saudara masih tetap berkeinginan untuk


melaksanakan pekerjaan Reklamasi maka harus mengajukan permohonan
baru dengan melengkapi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM .... Tahun ..... tentang ...
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Direktur Jenderal Perhubungan Laut

Nama Lengkap
NIP .
Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Kantor Penyelenggaraan Pelabuhan setempat;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat;
-136-

Contoh 37
SURAT PEMENUHAN KEKURANGAN KELENGKAPAN PERSYARATAN
PERMOHONAN PERPANJANGAN PERSETUJUAN PEKERJAAN REKLAMASI

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, TanggaljBulanjTahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Pemenuhan Kelengkapan
Persyaratan terhadap
Permohonan Perpanj angan
Persetujuan Pekerjaan Reklamasi
oleh ... {Nama Perusahaan) ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut

di
••.•...........•..

Menindaklanjuti surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor ...


tanggal perihal Kekurangan Kelengkapan Persyaratan Perpanjangan
Persetujuan Pekerjaan Reklamasi ...(Nama Perusahaan) ..., dengan In!

disampaikan pemenuhan kelengkapan persyaratan persetujuan pekerjaan


Reklamasi sebagai berikut:
1 ,
2 ,

3 ,
4 ,

5. dst.
-137-

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.


(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan setempat;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat.

Catatan:
~ Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan
~ Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-138-

Contoh 38

PERPANJANGAN PERSETUJUAN PEKERJAAN REKLAMASI

KOP DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT


NOMOR: ...

TENTANG
PERPANJANGAN PERSETUJUAN KEPADA ... UNTUK MELAKSANAKAN
PEKERJAAN REKLAMASI YANG BERLOKASI DI ...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT,

Menimbang: a. bahwa berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal


Perhubungan Laut Nomor ... Tahun ... tentang ... , PT.... telah
memperoleh persetujuan pekerjaan Reklamasi;
b. bahwa ... (alasan) ... ;
c. bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap aspek
keamanan dan keselamatan pelayaran, teknisjkonstruksi
dan kelestarian lingkungan, permohonan persetujuan
pekerjaan reklamasi oleh ... telah memenuhi persyaratan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut tentang
Perpanjangan Persetujuan Kepada ... Untuk Melaksanakan
Pekerjaan Reklamasi yang Berlokasi di ... ;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4849);
-139-

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5731);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5093);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6617);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6634);
-140-

9. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Bidang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 89 Tahun 2018
tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Perhubungan
Di Bidang Laut;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ...
tentang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor );
13. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor ...
Tahun ... tentang ... ;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TENTANG PERPANJANGAN PERSETUJUAN KEPADA
UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN REKLAMASI YANG
BERLOKASI DI ...

PERTAMA Memberikan perpanjangan persetujuan pekerjaan Reklamasi


kepada:
1. Nama instansi
2. Alamat
3. Penanggungjawab (Jabatan)

Untuk melaksanakan pekerjaan Reklamasi ... dengan desain


kedalaman ... m LWS total volume pekerjaan Reklamasi ±
m3 pada titik koordinat geografis sebagai berikut:
1. Lokasi pekerjaan Reklamasi:
,
a . .... 0
.... .... " LSjLU j . ... 0
.... .... " BT;
,
.... " LSjLU
0
b. .... .... j . ... 0
.... .... "BT;
,
c . .... 0
.... .... " LSjLU j . ... 0
.... .... "BT;
,
.... " LSjLU
0
d. .... .... j . ... .... .... "BT;
0
-141-

e. dst.

2. Peralatan pekerjaan Reklamasi yang akan digunakan:


No. Nama Jenis Kapasitas Unit Bendera
1.
2.
3.
4.
5. dst.

KEDUA Perpanjangan Persetujuan Pekerjaan Reklamasi sebagaimana


dimaksud dalam Diktum PERTAMA untuk kepentingan
sendiri dan dilarang untuk diperdagangkan,
dialihkanj dipindahtangankan kepada pihak lain dalam
bentuk apapun.

KETIGA (Data Pelaksana Kegiatan)

KEEMPAT Pemegang perpanjangan persetujuan pekerjaan reklamasi


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA diwajibkan:
a. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pelayaran dan kelestarian lingkungan;
b. selama pelaksanaan pekerjaan Reklamasi memasang
tanda-tanda beserta rambu-rambu navigasi yang dapat
dilihat dengan jelas baik siang maupun malam hari dan
berkoordinasi dengan Distrik Navigasi setempat;
c. membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
perpanjangan persetujuan pekerjaan Reklamasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. bertanggungjawab sepenuhnya atas seluruh dampak yang
ditimbulkan dari pekerjaan Reklamasi yang dilakukan;
e. melaporkan pekerjaan Reklamasi setiap bulan kepada
Direktur Kepelabuhanan dengan tembusan Kepala Kantor
Penyelenggara Pelabuhan dan Kepala Distrik Navigasi
setempat; dan
-142-

f. memulai pekerjaan Reklamasi paling lama 3 (tiga) bulan


sejak Perpanjangan Persetujuan Pekerjaan reklamasi
diterbitkan.

KELIMA Perpanjangan Persetujuan Pekerjaan Reklamasi hanya


didasarkan pada kepentingan keselamatan dan keamanan
pelayaran, sehingga hal-hal di luar tersebut agar diselesaikan
oleh pemegang persetujuan pekerjaan reklamasi dengan
instansi terkait.

KEENAM Perpanjangan persetujuan pekerjaan Reklamasi dapat dicabut


apabila pemegang persetujuan melanggar ketentuan
se bagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dan tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KEEMPAT Keputusan ini serta ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pelayaran.

KETUJUH Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan Reklamasi


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dilakukan
oleh Kantor Penyelenggara Pelabuhan ... dan Distrik Navigasi

KEDELAPAN Perpanjangan persetujuan pekerjaan Reklamasi sebagaimana


dimaksud dalam Diktum PERTAMA berlaku selama * .... (..... )
tahun sepanjang pemegang persetujuan pekerjaan Reklamasi
tidak melanggar ketentuan dalam Keputusan ini.

KESEMBILAN Direktur Kepelabuhanan melaksanakan pembinaan dan


pengawasan terhadap Keputusan ini.
-143-

KESEPULUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT

NAMALENGKAP

SALINANKeputusan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Perhubungan;
4. Menteri Kelautan dan Perikanan;
5. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
6. Menteri Dalam Negeri;
7. Menteri Agraria dan Tata Ruang;
8. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
9. Kepala Kepolisian Negara Repu blik Indonesia;
10. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
11. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
12. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
13. Direktur Kepelabuhanan;
14. Gubernur ;
15. BupatijWalikota;
16. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan .... ;
17. Kepala Distrik Navigasi...;
18. Direksi ... {Nama Perusahaan) ....
-144-

Contoh 39
SURATPERMOHONANPERSETUJUANPEKERJAANPENGERUKANDAN
REKLAMASI

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, Tanggal/Bulan/Tahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Permohonan Persetujuan
Pekerjaan Pengerukan dan
Reklamasi oleh ...(Nama
Perusahaan) ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut

di
..................

Dengan hormat disampaikan bahwa berdasarkan Pasal ayat ...


Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ... , bersama

ini Kami...... (Nama Perusahaan) mengajukan permohonan untuk memperoleh


persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi yang berlokasi di ... pada
posisi koordinat geografis sebagai berikut:
1. 0 ... ' " LUlLS I 0 ' " BT;
2 0 .. .' " LUlLS I 0 .' " BT;
3 0 .. .' " LUlLS I 0 .' " BT;
4 0 .. .' " LUlLS I 0 .' " BT.
5. Dst...
Maksud dan tujuan pekerjaan Reklamasi tersebut di atas adalah:
1. Maksud ..
2. Tujuan .
Dengan desain kedalaman ..... mLWS dan total volume pekerjaan
Pengerukan m".
Dengan totalluas pekerjaan Reklamasi. ..... Ha
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, bersama ini disampaikan
kelengkapan persyaratan teknis sebagaimana checklist terlampir.
-145-

Demikian disampaikan atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Menteri Perhubungan;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
3. Direktur Kepelabuhanan;
4. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan setempat;
5. Kepala Distrik Navigasi setempat.

Catatan:
);> Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan;
);> Pemilik pekerjaan pengerukan dan reklamasi yang bertanggungjawab
terhadap pekerjaan pengerukan dan reklamasi.
-146-

Contoh 40
BERITA ACARA
PENINJAUAN LAPANGANTIM TEKNIS TERPADU
PEKERJAAN PENGERUKAN DAN REKLAMASI OLEH (NAMA
PERUSAHAAN) DI .

Pada hari .... , tanggal ...... bulan ..... tah un ..... (..-..-..) telah dilakukan
kegiatan peninjauan lapangan rencana pekerjaan pengerukan dan reklamasi
..... oleh (Nama Perusahaan) yang berlokasi di .

I. Dasar Pelaksanaan :
a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
b. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5731);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 ten tang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6617);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 89 Tahun 2018 tentang
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik Sektor Perhubungan di Bidang Laut (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1335);
-147-

h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM Tahun tentang .


(Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor ...);
1. Surat (Jabatan pemohon) (Nama Perusahaan) Nomor..... tanggal.. ...
perihal permintaan peninjauan lapangan oleh tim teknis terpadu;
J. Surat Tugas ;
k. Surat Tugas ; dst.
II. Peninjauan lapangan dihadiri oleh:
a. Wakil dari Biro Hukum Sekretariat Jenderal;
b. Wakil dari Direktorat Kepelabuhanan;
c. Wakil dari Bagian Hukum dan KSLN;
d. Wakil dari Penyelenggara Pelabuhan setempat;
e. Wakil dari Distrik Navigasi setempat;
f. Wakil dari (Nama Perusahaan).
III. Maksud dan Tujuan:
a. Maksud dari peninjauan lapangan adalah dalam rangka verifikasi
koordinat geografis dan data teknis terkait lokasi rencana pekerjaan
Pengerukan dan Reklamasi.
b. Tujuan dari peninjauan lapangan adalah sebagai pemenuhan salah satu
kelengkapan persyaratan pengajuan permohonan persetujuan pekerjaan
Pengerukan dan Reklamasi.
IV. Hasil Verifikasi Data
Setelah dilakukan peninjauan lapangan, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
a ,
b ; dst
(peta lokasi pekerjaan pengerukan dan reklamasi dan POSlSl koordinat
terlampir)
V. Kesimpulan dan Saran
a ,
b ,
c ; dst
-148-

VI. Penutup
Demikian Berita Acara peninjauan lapangan ini dibuat dengan sebenarnya
sebagai salah satu kelengkapan persyaratan permohonan persetujuan
pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Yang Menandatangani :
1 . ( tanda tangan)

2 . ( tanda tangan)

3 .. ( tanda tangan)

4 dst. ( tanda tangan)

Mengetahui,
KEPALAKANTORPENYELENGGARAPELABUHAN

Nama Lengkap
Pangkatj Gol
NIP .
-149-

Contoh 41
SURAT PEMBERITAHUAN KEKURANGAN PERSYARATAN PERMOHONAN
PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN DAN REKLAMASI

KOP SURAT DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Nomor Lokasi, Tanggal/Bulan/Tahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Kekurangan Kelengkapan
Persyaratan terhadap
Permohonan Persetujuan
Pekerjaan Pengerukan dan
Reklamasi oleh ... (Nama
Perusahaan) ...

Yth. (Jabatan Pemohon)


(Nama Perusahaan)

di
..................

Menindaklanjuti surat Saudara Nomor ... tanggal ... perihal Permohonan


Persetujuan Pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi oleh ...(Nama
Perusahaan) ..., dengan ini disampaikan bahwa setelah dilakukan penelitian
dan evaluasi terhadap dokumen yang Saudara sampaikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 ten tang Kenavigasian dan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... ten tang ... , ternyata
masih terdapat kekurangan datay dokumen yang harus dipenuhi sebagai
berikut:
1 ,
2 ,
3 ,
4. dst.
Sehubungan dengan hal di atas, kepada Saudara diberikan jangka
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak ditandatangani surat ini untuk
melengkapi kekurangan persyaratan dimaksud guna proses lebih lanjut dan
-150-

apabila dalam jangka waktu yang ditentukan tidak menyampaikan


datal dokumen terse but, maka berkas permohonan akan dikembalikan kepada
pemohon. Selanjutnya apabila Saudara masih tetap berkeinginan untuk
melaksanakan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi maka harus mengajukan
permohonan baru dengan melengkapi persyaratan sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ...
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Direktur Jenderal Perhubungan Laut

Nama Lengkap
NIP .
Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan setempat;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat.
-151-

Contoh 42
SURAT PEMENUHANKEKURANGANPERSYARATANPERMOHONAN
PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKANDAN REKLAMASI

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, Tanggaly Bularr/Tahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Pemenuhan Kelengkapan
Persyaratan terhadap
Permohonan Persetujuan
PekeDaan Pengerukan dan
Reklamasi oleh ...{Nama
Perusahaan) ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut

di
..................

Menindaklanjuti surat Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan Nomor ...


tanggal ... perihal Kekurangan Kelengkapan Persyaratan Persetujuan Pekerjaan
Pengerukan dan Reklamasi ... {Nama Perusahaan) ... , dengan ini disampaikan
pemenuhan kelengkapan persyaratan persetujuan pekerjaan Pengerukan dan
Reklamasi sebagai berikut:
1 ,
2 ,
3 ,
4 ,

5. dst.
-152-

Demikian disampaikan, atas perhatian diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan Setempat;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat;

Catatan:
~ Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan
~ Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-153-

Contoh 43

PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN DAN REKLAMASI

KOP DIREKTORATJENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT


NOMOR: .

TENTANG
PERSETUJUAN KEPADA ... (NAMAPERUSAHAAN)... UNTUK MELAKSANAKAN
PEKERJAAN PENGERUKAN DAN REKLAMASI
YANG BERLOKASI DI ...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT,

Menimbang: a. bahwa berdasarkan Pasal ... Peraturan Menteri Perhubungan


Nomor PM ... Tahun ... tentang ... , persetujuan pekerjaan
pengerukan dan reklamasi di wilayah perairan pelabuhan
utama dan pelabuhan pengumpul serta di wilayah perairan
terminal khusus serta semua pekerjaan pengerukan dan
reklamasi yang sumber dananya dari APBN diberikan oleh
Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
b. bahwa dalam rangka ... , ... (Nama Perusahaan) ... berencana
akan melakukan pekerjaan pengerukan dan reklamasi yang
berlokasi di ... ;
c. bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap aspek
keamanan dan keselamatan pelayaran, teknis/konstruksi
dan kelestarian lingkungan, permohonan ... (Nama
Perusahaan)... telah memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan pekerjaan pengerukan dan reklamasi
dimaksud;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut tentang
Persetujuan Kepada ... (Nama Perusahaan)... Untuk
-154-

Melaksanakan Pekerjaan pengerukan dan Reklamasi Yang


Berlokasi di ... ;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4849);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5731);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5093);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6617);
-155-

8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6634);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 89 Tahun 2018
tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Perhubungan
Di Bidang Laut;
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ...
tentang ... (Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor
...) ;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TENTANGPERSETUJUANKEPADA...(NAMAPERUSAHAAN)
...
UNTUK MELAKSANAKANPEKERJAAN PENGERUKAN DAN
REKLAMASIYANGBERLOKASIDI ...

PERTAMA Memberikan persetujuan pekerjaan Pengerukan dan


Reklamasi kepada:
1. Nama perusahaan
2. Bidang Usaha
3. Alamat
4. Penanggungjawab (Jabatan)

Untuk melaksanakan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi ...


dengan desain kedalaman ... m LWS, total volume pekerjaan
-156-

pengerukan ± m3 serta totalluas pekerjaan Reklamasi .


Ha, pada titik koordinat geografis
sebagai berikut:
a. Lokasi Pekerjaan Pengerukan:
1) .... 0 •••••••• " LSjLU j .... 0 •••• ' •••• " BT;
,
2) ....
0
.... .... " LSjLU j . ...
0
. ... .... " BT;
,
3) .... 0
.... .... " LSjLU j . ... .... 0
.... " BT;
4) .... 0 •••• " LSjLU j .... 0 •••• ' •••• " BT;
5) dst.
b. Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping Area) yang
digunakan untuk pekerjaan Reklamasi:
1) ....
0
.... .... " LSjLU j . ...
0
.... ' .... " BT;
,
2) ....
0
.... . ... " LSjLU j .... 0
.... .... "BT;
" LSjLU
,
3) ....
0
.... .... j .... 0
.... .... " BT;
,
4) .... 0
.... " LSjLU j .... 0
.... .... " BT;
5) dst.
c. Peralatan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi yang akan
digunakan:
No. Nama Jenis Kapasitas Unit Bendera
l.
2.
3.
4.
5. dst.

KEDUA Persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA hanya
untuk kepentingan sendiri dan dilarang untuk
diperdagangkan, dialihkanj dipindahtangankan kepada pihak
lain dalam bentuk apapun.

KETIGA (Data Pelaksana Kegiatan)

KEEMPAT Pemegang persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA diwajibkan:
a. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pelayaran dan kelestarian lingkungan;
-157-

b. selama pelaksanaan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi


memasang tanda-tanda beserta rambu-rambu navigasi
yang dapat dilihat dengan jelas baik siang maupun malam
hari dan berkoordinasi dengan Distrik Navigasi setempat;
c. membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. bertanggungjawab sepenuhnya atas seluruh dampak yang
ditimbulkan dari pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi
yang dilakukan;
e. menyerahkan hak pengelolaan lahan hasil pekerjaan
Reklamasi kepada Penyelenggara Pelabuhan;
f. menyerahkan seluas 5% (lima persen) dari totallahan hasil
pekerjaan Reklamasi kepada Penyelenggara Pelabuhan
yang digunakan untuk kegiatan Pemerintah di bidang
kepelabuhanan;
g. melaporkan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi setiap
bulan kepada Direktur Kepelabuhanan dengan tembusan
Penyelenggara Pelabuhan setempat dan Distrik Navigasi
Setempat; dan
h. memulai pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi paling
lama 3 (tiga) bulan sejak Persetujuan Pekerjaan
pengerukan dan reklamasi diterbitkan.

KELIMA Persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi hanya


didasarkan pada kepentingan keselamatan dan keamanan
pelayaran, sehingga hal-hal di luar tersebut agar diselesaikan
oleh pemegang persetujuan pekerjaan Pengerukan dan
Reklamasi dengan instansi terkait.

KEENAM Persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi dapat


dicabut apabila pemegang persetujuan melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA dan tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KEEMPATKeputusan ini serta ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pelayaran.
-158-

KETUJUH Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan Pengerukan dan


Reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
dilakukan oleh Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan ...
dan Kepala Distrik Navigasi ...

KEDELAPAN Persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA berlaku
selama .... (.....) tahun sepanjang pemegang persetujuan
pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi tidak melanggar
ketentuan dalam Keputusan ini.

KESEMBILAN Direktur Kepelabuhanan melakukan pembinaan dan


pengawasan terhadap Keputusan ini.

KESEPULUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
DIREKTURJENDERAL
PERHUBUNGANLAUT

NAMALENGKAP

SALINANKeputusan ini disampaikan kepada :


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Perhubungan;
4. Menteri Kelautan dan Perikanan;
5. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
6. Menteri Dalam Negeri;
7. Menteri Agraria dan Tata Ruang;
8. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
9. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
10. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
11. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
12. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
13. Direktur Kepelabuhanan;
-159-

14. Gubernur. ;
15. BupatijWalikota;
16. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan ....;
17. Kepala Distrik Navigasi.....;
18. Direksi ...(Nama Perusahaan) ...
-160-

Contoh 44
SURATPERMOHONANPERPANJANGAN
PERSETUJUAN
PEKERJAANPENGERUKANDANREKLAMASI

KOPSURATPERUSAHAAN
Nomor Lokasi, Tanggal/Bulan/Tahun
Klasifikasi
Lampiran
Perihal Permohonan Perpanjangan
Persetujuan Pekerjaan
Pengerukan dan Reklamasi
oleh ... (Nama Perusahaan) ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut

di
..................

Dengan hormat disampaikan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ... dan Keputusan ... Nomor .
tanggal ... tentang ... yang telah berakhir mas a berlakunya pada tanggal ,
namun berdasarkan progres pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi belum
selesai dilaksanakan karena ...
Sehubungan dengan hal di atas, Kami mengajukan permohonan
perpanjangan persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi dengan
melampirkan persyaratan sebagai berikut:
1. persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi sebelumnya;
2. laporan progres akhir pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi yang diketahui
oleh Penyelenggara Pelabuhan setempat;
3. kontrak kerja antara pemilik pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi dengan
pelaksana pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi;
4. alasan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi
yang diketahui oleh Penyelenggara Pelabuhan setempat;
5. pertimbangan terhadap aspek keselamatan dan keamanan pelayaran dari
Syahbandar dan Distrik Navigasi setempat;
6. berita acara peninjauan lapangan oleh Tim Teknis terpadu Kantor Pusat
Direktorat Jenderal dengan melibatkan Sekretariat Jenderal;
-161-

7. pertimbangan dari penyelenggara pelabuhan setempat akan kesesuaian


dengan Rencana Induk Pelabuhan bagi pekerjaan Reklamasi yang berada di
dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan
pelabuhan;
8. jadwal pelaksanaan kegiatan (time schedule).

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Menteri Perhubungan;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
3. Direktur Kepelabuhanan
4. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan setempat;
5. Kepala Distrik Navigasi setempat.

Catatan:
)i;> Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan
)i;> Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-162-

Contoh 45
BERITA ACARA
PENINJAUAN LAPANGANTIM TEKNIS TERPADU PERPANJANGAN
PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN DAN REKLAMASI OLEH ... (NAMA
PERUSAHAAN)... YANG BERLOKASI DI ...

Pada hari tanggal bulan tahun (..-..-..) telah dilakukan


kegiatan peninjauan lapangan rencana pekerjaan pengerukan dan reklamasi
oleh ... (Nama Perusahaan) ... yang berlokasi di ...
I. Dasar Pelaksanaan:
a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
b. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 ten tang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5731);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6617);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 89 Tahun 2018 tentang
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik Sektor Perhubungan di Bidang Laut (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1335);
-163-

h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM Tahun tentang .


(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1335);
1. Surat (Jabatan pemohon) (Nama Perusahaan) Nomor..... tanggal.. ...
perihal permintaan peninjauan lapangan oleh tim teknis terpadu;
J. Surat Tugas ;
k. Surat Tugas ; dst.
II. Peninjauan lapangan dihadiri oleh:
a. Wakil dari Biro Hukum;
b. Wakil dari Direktorat Kepelabuhanan;
c. Wakil dari Bagian Hukum dan KSLN;
d. Wakil dari Penyelenggara Pelabuhan setempat ;
e. Wakil dari Distrik Navigasi setempat;
f. Wakil dari ...(Nama Perusahaan) ...
III. Maksud dan Tujuan:
a. Maksud dari peninjauan lapangan adalah dalam rangka verifikasi
koordinat geografis dan data teknis terkait lokasi rencana pekerjaan
pengerukan dan reklamasi.
b. Tujuan dari peninjauan lapangan adalah sebagai pemenuhan salah satu
kelengkapan persyaratan pengajuan permohonan perpanjangan
persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi.
IV. Hasil Verifikasi Data
Setelah dilakukan peninjauan lapangan, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
a ,
b ; dst

(peta lokasi pekerjaan pengerukan dan reklamasi terlampir)


V. Kesimpulan dan Saran
a ,
b ,
c ; dst
-164-

VI. Penutup
Demikian Berita Acara Peninjauan Lapangan irii dibuat dengan sebenarnya
sebagai salah satu kelengkapan persyaratan permohonan persetujuan
pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Yang Menandatangani:
1 . ( tanda tangan)

2 . ( tanda tangan)

3 . ( tanda tangan)

4 dst. ( tanda tangan)

Mengetahui,
KEPALA KANTOR PENYELENGGARA PELABUHAN

Nama Lengkap
Pangkatj Gol
NIP .
-165-

Contoh 46
SURAT PEMBERITAHUAN KEKURANGAN KELENGKAPAN PERSYARATAN
PERMOHONAN PERPANJANGAN PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN
DAN REKLAMASI

KOP SURAT DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Nomor Lokasi, TanggaljBulanjTahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Kekurangan Kelengkapan
Persyaratan terhadap
Permohonan Perpan j angan
Persetujuan Pekerjaan
Pengerukan dan Reklamasi
oleh ... (Nama Perusahaan) ...

Yth. (Jabatan Pemohon)


(Nama Perusahaan)

di
..................

Menindaklanjuti surat Saudara Nomor ... tanggal ... perihal Permohonan


Perpanjangan Persetujuan Pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi oleh ...(Nama
Perusahaan) ..., dengan ini disampaikan bahwa setelah dilakukan penelitian
dan evaluasi terhadap dokumen yang Saudara sampaikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian dan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM .... Tahun ... tentang ... , ternyata
masih terdapat kekurangan datajdokumen yang harus dipenuhi sebagai
berikut:
1. .................. ,
2 ,
3. . ,
4. dst.
Sehubungan dengan hal di atas, kepada Saudara diberikan jangka
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak ditandatangani surat ini untuk
-166-

melengkapi kekurangan persyaratan dimaksud guna proses lebih lanjut dan


apabila dalam jangka waktu yang ditentukan tidak menyampaikan
datal dokumen terse but, maka berkas permohonan akan dikembalikan kepada
pemohon. Selanjutnya apabila Saudara masih tetap berkeinginan untuk
melaksanakan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi maka harus mengajukan
permohonan baru dengan melengkapi persyaratan sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ...
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Direktur Jenderal Perhubungan Laut

Nama Lengkap
NIP .
Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat.
-167-

Contoh 47
SURAT PEMENUHAN KEKURANGAN PERSYARATAN PERMOHONAN
PERPANJANGAN PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN DAN
REKLAMASI

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, TanggaljBulanjTahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Pemenuhan Kelengkapan
Persyaratan terhadap
Permohonan Perpanj angan
Persetujuan Pekerjaan
Pengerukan dan Reklamasi
oleh ... (Nama Perusahaan) ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut

di
..................

Menindaklanjuti surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor ...


tanggal perihal Kekurangan Kelengkapan Persyaratan Perpanjangan
Persetujuan Pekerjaan pengerukan dan Reklamasi ...(Nama Perusahaan) ...,
dengan ini disampaikan pemenuhan kelengkapan persyaratan Persetujuan
Pekerjaan pengerukan dan Reklamasi sebagai berikut :
1 ,
2 ,
3 ,
4 ,

5. dst.
-168-

Demikian disampaikan, atas perhatian diucapkan terima kasih.

(NAMA PERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan;
3. Kepala Penyelenggara Pelabuhan;
4. Kepala Distrik Navigasi setempat;

Catatan:
~ Dilengkapidengan tandatangan dan stempel perusahaan
~ Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-169-

Contoh 48

PERPANJANGAN PERSETUJUAN PEKERJAAN


PENGERUKAN DAN REKLAMASI

KOP DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT


NOMOR: .

TENTANG
PERPANJANGAN PERSETUJUAN KEPADA ... (NAMA PERUSAHAAN) ... UNTUK
MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENGERUKAN DAN REKLAMASI
YANG BERLOKASI DI .

DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGANLAUT,

Menimbang: a. bahwa berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal


Perhubungan Laut Nomor ... Tahun ... tentang ... , PT... telah
memperoleh persetujuan pekerjaan Pengerukan dan
Reklamasi;
b. bahwa ... (alasan) ... ;
c. bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap aspek
keamanan dan keselamatan pelayaran, teknis / konstruksi
dan kelestarian lingkungan, permohonan ...(Nama
Perusahaan) ... telah memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan pekerj aan Pengerukan dan Reklamasi
dimaksud;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut ten tang
Perpanjangan Persetujuan Kepada ...(Nama Perusahaan) ...
Untuk Melaksanakan Pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi
Yang Berlokasi di ... ;
-170-

Mengingat: l. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4849);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5731);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 ten tang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5093);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6617);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
-171-

Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 6634);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 89 Tahun 2018
tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Perhubungan
Di Bidang Laut;
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ...
tentang ... (Berita Negara Republik Indonesia Tahun '" Nomor
...);
14. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor ...
Tahun ... ten tang ....

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TENTANGPERPANJANGANPERSETUJUAN KEPADA...(NAMA
PERUSAHAAN)... UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN
PENGERUKANDANREKLAMASIYANGBERLOKASIDI ...

PERTAMA Memberikan perpanjangan persetujuan pekerjaan Pengerukan


dan Reklamasi kepada:
1. Nama perusahaan
2. Bidang Usaha
3. Alamat
4. Penanggungjawab (Jabatan)

Untuk melaksanakan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi ...


dengan desain kedalaman ... m LWS, total volume pekerjaan
Pengerukan ± m-' serta total luas pekerjaan Reklamasi .
-172-

Ha, pada titik koordinat geografis


sebagai berikut:
a. Lokasi Pekerjaan Pengerukan:
,
1) .... ° .... .... " LSjLU j .... ° .... .... "BT;
,
2) .... ° .... .... " LSjLU j .... ° .... .... "BT;
,
3) .... ° .... .... " LSjLU j .... ° .... .... " BT;
,
4) .... ° .... " LSjLU j .... ° .... .... " BT;
5) dst.

b. Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping Area) yang


digunakan untuk kegiatan Reklamasi:
1) .... 0 •••• ' •••• " LSjLU j .... o ••• .' •••• "BT;
2) .... ° .... .... " LSjLU j .... ° ... .' .... " BT;
,
3) .... ° .... .... " LSjLU j .... ° .... .... "BT;
4) .... ° .... " LSjLU j .... ° ... .' .... " BT;
5) dst.

c. Peralatan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi yang akan


digunakan:
No. Nama Jenis Kapasitas Unit Bendera
1.
2.
3.
4.
5. dst.

KEDUA Perpanjangan Persetujuan Pekerjaan Pengerukan dan


Reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
hanya untuk kepentingan sendiri dan dilarang untuk
di perdagangkan, dialihkan j dipindah tangankan kepada pihak
lain dalam bentuk apapun.

KETIGA (Data Pelaksana Kegiatan)

KEEMPAT Pemegang Perpanjangan Persetujuan Pekerjaan Pengerukan


dan Reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA diwajibkan:
-173-

a. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di


bidang pelayaran dan kelestarian lingkungan;
b. selama pelaksanaan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi
memasang tanda-tanda beserta rambu-rambu navigasi
yang dapat dilihat dengan jelas baik siang maupun malam
hari dan berkoordinasi dengan Distrik Navigasi setempat;
c. membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
perpanjangan persetujuan pekerjaan Pengerukan dan
Reklamasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. bertanggungjawab sepenuhnya atas seluruh dampak yang
ditimbulkan dari pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi
yang dilakukan;
e. melaporkan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi setiap
bulan kepada Direktur Kepelabuhanan dengan tembusan
Penyelenggara Pelabuhan setempat dan Distrik Navigasi
Setempat; dan
f. memulai pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi paling lama
3 (tiga) bulan sejak Perpanjangan Persetujuan Pekerjaan
Pengerukan dan Reklamasi diterbitkan.

KELIMA Perpanjangan Persetujuan Pekerjaan Pengerukan dan


Reklamasi hanya didasarkan pada kepentingan keselamatan
dan keamanan pelayaran, sehingga hal-hal di luar tersebut
agar diselesaikan oleh pemegang persetujuan pekerjaan
pengerukan dan reklamasi dengan instansi terkait.

KEENAM Perpanjangan Persetujuan Pekerjaan Pengerukan dan


Reklamasi dapat dicabut apabila pemegang persetujuan
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KEDUA dan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KEEMPAT Keputusan ini serta
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pelayaran.
-174-

KETUJUH Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan Pengerukan dan


Reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
dilakukan oleh Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan ...
dan Kepala Distrik Navigasi ...

KEDELAPAN Perpanjangan Persetujuan Pekerjaan Pengerukan dan


Reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
berlaku selama (.....) tahun sepanjang pemegang
persetujuan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi tidak
melanggar ketentuan dalam Keputusan ini.

KESEMBILAN Direktur Kepelabuhanan melakukan pembinaan dan


pengawasan terhadap Keputusan ini.
-175-

KESEPULUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT

NAMALENGKAP

SALINANKeputusan ini disampaikan kepada :


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Perhubungan;
4. Menteri Kelautan dan Perikanan;
5. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
6. Menteri Dalam Negeri;
7. Menteri Agraria dan Tata Ruang;
8. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
9. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
10. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
11. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
12. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
13. Direktur Kepelabuhanan;
14. Gubernur ....... ;
15. BupatijWalikota;
16. Kepala Kantor Penyelenggara Pelabuhan .... ;
17. Kepala Distrik Navigasi ..... ;
18. Direksi ... (Nama Perusahaan) ....
-176-

Contoh 49
SURAT PERMOHONAN IZIN USAHA PENGERUKAN DAN REKLAMASI

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, TanggaljBulanjTahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Permohonan Izin Usaha
Pengerukan dan Reklamasi
oleh ... (Nama Perusahaan) ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut

di
............•.....

Dengan hormat disampaikan bahwa berdasarkan Pasal ayat ....


Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.... Tahun ..... tentang , bersama
ini Kami...... (Nama Perusahaan) mengajukan permohonan Izin Usaha
Pengerukan dan Reklamasi;
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, bersama ini disampaikan
kelengkapan persyaratan sebagaimana checklist terlampir.
-177-

Demikian disampaikan atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Menteri Perhubungan;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
3. Direktur Kepelabuhanan.

Catatan:
~ Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan;
~ Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-178-

Contoh 50
BERITA ACARA
PENINJAUAN LAPANGANTIM TEKNIS TERPADU IZIN USAHA PENGERUKAN
DAN REKLAMASI
........ (NAMAPERUSAHAAN) .

Pada hari , tanggal bulan tahun (..-..- ..) telah dilakukan


kegiatan peninjauan lapangan izin usaha Pengerukan dan Reklamasi .....
(Nama Perusahaan) .....

I. Dasar Pelaksanaan :
a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
b. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5731);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 ten tang Kenavigasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6617);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 89 Tahun 2018 tentang
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan Berusaha Terintegrasi
-179-

Secara Elektronik Sektor Perhubungan di Bidang Laut (Berita Negara


Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1335);
h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM Tahun tentang .
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor ...);
1. Surat (Jabatan pemohon) (Nama Perusahaan) Nomor..... tanggal.. ...
perihal permintaan peninjauan lapangan oleh tim teknis terpadu;
J. Surat Tugas ;
k. Surat Tugas ; dst.
I. Peninjauan lapangan dihadiri oleh:
a. Wakil dari Biro Hukum Sekretariat Jenderal;
b. Wakil dari Direktorat Kepelabuhanan;
c. Wakil dari Bagian Hukum dan KSLN;
d. Wakil dari (Nama Perusahaan).
II. Maksud dan Tujuan:
a. Maksud dari peninjauan lapangan adalah dalam rangka verifikasi
pelaksanaan pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi dilakukan oleh
perusahaan yang memiliki izin usaha Pengerukan dan Reklamasi.
b. Tujuan dari peninjauan lapangan adalah sebagai pemenuhan salah satu
kelengkapan persyaratan pengajuan permohonan izin usaha Pengerukan
dan Reklamasi.
III. Hasil Verifikasi Data
Setelah dilakukan peninjauan lapangan, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
a ,
b ; dst
IV. Kesimpulan dan Saran
a ,
b ,
c ; dst
-180-

V. Penutup
Demikian Berita Acara peninjauan lapangan ini dibuat dengan sebenarnya
sebagai salah satu kelengkapan persyaratan permohonan izin usaha
Pengerukan dan Reklamasi untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang Menandatangani:
1 . ( tanda tangan)

2 . ( tanda tangan)

3 . ( tanda tangan)

4 dst. ( tanda tangan)


-181-

Contoh 51
SURAT PEMBERITAHUAN KEKURANGANKELENGKAPAN PERSYARATAN
PERMOHONAN IZIN USAHA PENGERUKAN DAN REKLAMASI

KOP SURAT DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Nomor Lokasi, Tanggal/Bulan/Tahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Kekurangan Kelengkapan
Persyaratan terhadap
Permohonan Izin Usaha
Pengerukan dan Reklamasi
... (Nama Perusahaan) ...

Yth. (Jabatan Pemohon)


(Nama Perusahaan)

di
..................

Menindaklanjuti surat Saudara Nomor tanggal ... perihal Permohonan


Izin Usaha Pengerukan dan Reklamasi oleh (Nama Perusahaan) ..., dengan ini
disampaikan bahwa setelah dilakukan penelitian dan evaluasi terhadap
dokumen yang Saudara sampaikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian dan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM ... Tahun ... tentang ... , ternyata masih terdapat kekurangan
data Zdokumen yang harus dipenuhi sebagai berikut:
1 ,
2 ,
3 ,
4. dst.
Sehubungan dengan hal di atas, kepada Saudara diberikan jangka
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak ditandatangani surat ini untuk
melengkapi kekurangan persyaratan dimaksud guna proses lebih lanjut dan
apabila dalam jangka waktu yang ditentukan tidak menyampaikan
datal dokumen tersebut, maka berkas permohonan akan dikembalikan kepada
pemohon. Selanjutnya apabila Saudara masih tetap berkeinginan untuk
-182-

mengajukan permohonan izin usaha Pengerukan dan Reklamasi maka harus


mengajukan permohonan baru dengan melengkapi persyaratan sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun ... tentang ...
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Direktur Jenderal Perhubungan Laut

Nama Lengkap
NIP .

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2. Direktur Kepelabuhanan.
-183-

Contoh 52
SURAT PEMENUHAN KEKURANGAN PERSYARATAN PERMOHONAN
IZIN USAHA PENGERUKAN DAN REKLAMASI

KOPSURATPERUSAHAAN

Nomor Lokasi, TanggaljBulanjTahun


Klasifikasi
Lampiran
Perihal Pemenuhan Kelengkapan
Persyara tan terhadap
Permohonan Izin Usaha
Pengerukan dan Reklamasi oleh
... {Nama Perusahaan} ...

Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut

di
..................

Menindaklanjuti surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor ...


tanggal perihal Kekurangan Kelengkapan Persyaratan Izin Usaha
Pengerukan dan Reklamasi ... {Nama Perusahaan} ... , dengan ini disampaikan
pemenuhan kelengkapan persyaratan Izin Usaha Pengerukan dan Reklamasi
sebagai berikut:
1 ,
2 ,
3 ,
4 ,
5. dst.
-184-

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

(NAMAPERUSAHAAN)

Nama Lengkap
Jabatan

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
2. Direktur Kepelabuhanan.

Catatan:
» Dilengkapi dengan tandatangan dan stempel perusahaan
» Yang menandatangani yaitu pemohon yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya.
-185-

Contoh 53

IZIN USAHA PENGERUKAN DAN REKLAMASI

KOP MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR: .

TENTANG
PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI BADAN USAHA
PENGERUKAN DAN REKLAMASI KEPADA ... (NAMA PERUSAHAAN) ...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa berdasarkan Pasal Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor PM .... Tahun ...... tentang ... ,
persetujuan izin usaha Pengerukan dan Reklamasi diberikan
oleh Menteri;
b. bahwa dalam rangka melakukan pekerjaan Pengerukan
dan Zatau Reklamasi, ... (Nama Perusahaan)... harus
mempunyai izin usaha Pengerukan dan Reklamasi;
c. bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap aspek
keamanan dan keselamatan pelayaran, teknis/konstruksi
dan kelestarian lingkungan, permohonan ... (Nama
Perusahaan)... telah memenuhi persyaratan untuk
pemberian izin usaha Pengerukan dan Reklamasi;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan
Keputusan Menteri Perhubungan tentang Pemberian Izin
U saha Se bagai Badan U saha Pengerukan dan Reklamasi
Kepada ... (Nama Perusahaan) ... ;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64,
-186-

Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor


4849);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5731);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5093);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6634);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6617);
-187-

9. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Bidang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6643);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 89 Tahun 2018
tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Perhubungan
Di Bidang Laut (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1335);
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM ... Tahun
tentang ... (Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... );

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI BADAN USAHA
PENGERUKAN DAN REKLAMASI KEPADA
... (NAMAPERUSAHAAN)...

PERTAMA Memberikan Izin Usaha sebagai Badan Usaha Pengerukan dan


Reklamasi kepada:
1. Nama perusahaan
2. Bidang Usaha
3. NPWP
4. Alamat
5. Penanggung jawab (Jabatan)

KEDUA Izin Usaha sebagai Badan Usaha Pengerukan dan Reklamasi


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA untuk
kepentingan sendiri dan dilarang untuk diperdagangkan,
dialihkanj dipindahtangankan kepada pihak lain dalam
bentuk apapun.

KETIGA PT... sebagai Badan Usaha Pengerukan dan Reklamasi


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMAdiwajibkan:
-188-

a. mematuhi semua ketentuan Peraturan Perundang-


undangan serta ketentuan Peraturan Perundang-undangan
lainnya;
b. melaksanakan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Izin
Usaha Pengerukan dan Reklamasi;
c. melaporkan secara tertulis kepada Direktur Jenderal
Perhubungan Laut apabila terjadi perubahan nama
Direktur atau penanggung jawab atau pemilik dan domisili
perusahaan serta status kepemilikan paling lama 14
(empat belas) hari setelah terjadi perubahan;

KEEMPAT Izin Usaha Pengerukan dan Reklamasi dapat dicabut apabila


pemegang persetujuan melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum PERTAMAdan tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Diktum KET1GA
Keputusan ill! serta ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pelayaran.

KELIMA Persetujuan Izin Usaha Pengerukan dan Reklamasi


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMAberlaku
selama sepanjang pemegang izin usaha Pengerukan dan
Reklamasi tidak melanggar ketentuan dalam Keputusan ini.

KEENAM Direktur Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan


pembinaan dan pengawasan terhadap Keputusan ini.
- 189 -

KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIKINDONESIA

NAMALENGKAP

SALINANKeputusan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Energi Sumber Daya Mineral;
5. Menteri Kelautan dan Perikanan;
6. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
7. Kepala Staf Angkatan Laut;
8. Gubernur. .... ;
9. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
10. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
11. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
12. BupatijWalikota ;
13. Direksi ... (Nama Perusahaan) ...

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIKINDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI

Anda mungkin juga menyukai