Anda di halaman 1dari 12

13

PENILAIAN PROYEK BERPENDEKATAN VISUAL,


AUDITORI, DAN KINESTHETIK DENGAN PRODUK
STORYBOARD DAN PENERAPANNYA PADA SISWA SMA
Wilis Okti Pamungkas, Nanik Wijayati, Sudarmin
Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Semarang, Indonesia 50299
E-mail: wilisokti@gmail.com

Abstract
Authentic assessment is assessment instrument that assess the learning
process and learning outcomes of students. Authentic assessment
instrument which developed in this research is project assessment
instrument with storyboard product. This study aims to develop
project assessment instruments which are valid, reliable and effective
to be used for all of the students. The research method used is the
modified 4-D model. This research implemented in grade class XI of
SMA N 10 Semarang and subjects of research is students in class XI
with IPA concentration. The results of research showed that project
assessment instruments valid, reliable, and proper to used for
assessing learning process and learning outcomes. Project assessment
instrument effective used in learning, because the vmean of project
assessment and learning outcomes all of students gained a value with
the minimum criteria of good, also there is an ascendant of N-gain
with high category for students visual, student auditory, and student
kinesthetic. Thus it can be concluded that the developed assessment
instruments is valid, reliable, and effective.
Keywords: Project Assessment; Storyboard; Visual, Auditory, and
Kinesthetik Approach

Belajar adalah salah satu (Mulyasa, 2013). Dalam sebuah


kegiatan yang selalu dilakukan setiap kelas, terdapat beberapa cara terbaik
saat baik disadari ataupun tidak. bagi siswa untuk belajar yang sering
Proses belajar yang dirancang untuk disebut dengan gaya belajar. Gaya
tujuan tertentu adalah pembelajaran. belajar siswa dapat dibedakan
Kualitas pembelajaran dapat dilihat menjadi gaya belajar visual, auditori
dari segi proses dan segi hasil. Dari dan kinesthetik (Porter & Hernacki,
segi proses, pembelajaran dikatakan 2008). Karena dalam satu kelas
berhasil dan berkualitas apabila terdapat berbagai macam gaya
seluruh siswa atau setidaknya belajar, maka metode pembelajaran
sebagian besar siswa terlibat secara yang baik adalah metode yang dapat
aktif dalam proses pembelajaran. memudahkan siswa visual, siswa
Sedangkan dari segi hasil, proses auditori, dan siswa kinesthetik belajar
pembelajaran dikatakan berhasil secara aktif baik di dalam maupun di
apabila terjadi perubahan perilaku luar kelas.
yang positif pada diri semua siswa
14 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 7 No. 2 Juli 2016: 13-24

Hasil observasi yang dilakukan merencanakan, mengorganisasikan


di SMA N 10 Semarang pada bulan investigasi, dan kerjasama dalam tim
agustus sampai dengan bulan oktober (Wijayanti, 2014). Penilaian yang
2015 menunjukkan bahwa menuntut siswa untuk belajar bersama
pembelajaran kimia yang diterapkan dalam sebuah tim akan memunculkan
di dalam kelas menggunakan metode kekuatan dan kemampuan masing-
yang yang sama untuk setiap materi. masing siswa untuk menunjukkan
Metode yang digunakan adalah performanya selama proses
metode diskusi dan metode ceramah pembelajaran (Kyprianidou et al.,
dengan mengkaji berbagai macam 2012).
soal untuk memperdalam materi yang Penilaian proyek menggunakan
sedang dipelajari. Pembelajaran yang berbagai cara dan berbagai instrumen
menggunakan metode demikian akan untuk mengetahui perkembangan
menguntungkan siswa yang memang siswa selama proses pembelajaran
memiliki kelebihan untuk belajar (Kunandar, 2013). Variasi cara
dengan cara mendengar. Siswa visual penilaian yang terdapat dalam
dan siswa kinesthetik yang tidak penilaian proyek akan membuat siswa
memiliki kelebihan tersebut akan aktif belajar karena penilaian
merasa kesulitan untuk menyerap dilakukan dengan berbagai teknik
materi baru yang sedang dibahas oleh yang dirancang untuk memudahkan
guru dan teman mereka. Hal inilah siswa baik siswa visual, siswa
yang menyebabkan sebagian besar auditori, maupun siswa kinesthetik
siswa menjadi pasif dan kurang dalam mengaktualisasikan
tertarik untuk mempelajari kimia. pengetahuannya melalui sebuah
Siswa visual dan siswa kinesthhetik proyek. Produk hasil proyek dapat
akan aktif dalam pembelajaran jika menggunakan alternatif lain seperti
diberikan nilai pada aktivitas yang pembuatan storyboard. Selain dapat
dilakukannya, sehingga diperlukan digunakan untuk melihat konstruksi
sebuah penilaian proses yang dapat pengetahuan yang dimiliki siswa,
menunjang kualitas pembelajaran media ini juga dapat dijadikan tempat
kimia. Salah satu penilaian yang untuk mengeluarkan ekspresi dan
menekankan pada penilaian proses kreativitas masing-masing siswa.
adalah penilaian otentik. Penilaian Instrumen penilaian otentik
proses perlu dilakukan agar siswa yang dikembangkan dalam penelitian
visual, siswa auditori, maupun siswa ini adalah instrumen penilaian proyek
kinesthetik aktif dalam pembelajaran. yang didesain untuk mengaktifkan
Penilaian otentik berbasis siswa. Keaktifan siswa dalam
proyek atau yang biasa disebut pembelajaran dilihat dari kelengkapan
dengan penilaian proyek merupakan tugas yang dikerjakan oleh siswa dan
salah satu jenis penilaian yang aktivitas siswa selama mengikuti
mengakomodasi perbedaan gaya proses pembelajaran. Selain itu,
belajar siswa dan digunakan untuk instrumen penilaian proyek pada
menilai proses disamping produk materi titrasi asam basa juga akan
hasil proyek sebagai sumber melatih kemandirian siswa dalam
penilaian. Penilaian proyek mengerjakan proyek melalui sebuah
menekankan pada kemampuan investigasi yang ditugaskan kepada
Penilaian Proyek 15

siswa secara berkelompok. Tujuan storyboard dan soal titrasi asam basa
penelitian ini adalah mengembangkan untuk menilai aspek kognitif,
instrumen penilaian proyek yang instrumen penilaian afektif serta
valid, reliabel, dan efektif digunakan instrumen penilaian psikomotor; (2)
dalam pembelajaran pada materi nilai proyek, nilai storyboard, nilai
titrasi asam basa. ulangan, nilai afektif, dan nilai
psikomotor. Sedangkan analisis data
METODE yang dilakukan dalam penelitian ini
Penelitian pengembangan meliputi: (1) analisis validitas dan
instrumen penilaian otentik ini reliabilitas semua instrumen, yang
menggunakan metode Research and terdiri dari instrumen penilaian
Development model 4D modifikasi proyek, instrumen penilaian
yang terdiri dari tahap define, design, storyboard, soal titrasi asam basa,
dan develop, sedangkan tahap instrumen penilaian afektif dan
disseminate tidak dilakukan. instrumen penilaian psikomotor; (2)
Instrumen yang dikembangkan adalah analisis nilai proyek, nilai storyboard,
instrumen penilaian proyek. Subjek nilai ulangan, nilai afektif dan nilai
penelitian ini adalah siswa kelas XI psikomotor.
konsentrasi IPA SMA N 10
Semarang. HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur penelitian Penelitian pengembangan
pengembangan instrumen penilaian instrumen ini diawali dengan tahap
proyek diawali dengan tahap define define, yaitu observasi dan wawancara
yang meliputi identifikasi potensi dan yang menunjukkan bahwa sebagian
masalah, serta pengumpulan data. besar siswa pasif selama proses
Data yang diperoleh kemudian pembelajaran. Kajian literatur
dijadikan kajian literatur dalam menunjukkan bahwa penerapan
mendesain instrumen penilaian penilaian proyek yang meliputi
proyek yang ingin dikembangkan penilaian proses dan hasil belajar akan
(tahap design). Desain instrumen meningkatkan partisipasi semua siswa,
penilaian proyek yang telah dirancang sehingga kualitas proses dan hasil
selanjutnya disempurnakan dalam belajar siswa meningkat.
tahap develop yang terdiri dari Instrumen penilaian proyek hasil
validasi ahli, revisi desain, uji coba desain terdiri dari tiga tahap penilaian
skala kecil, revisi, uji coba skala yaitu penilaian perencanaan, penilaian
besar, dan revisi instrumen penilaian. pelaksanaan proyek, dan penilaian
Ahli dalam penelitian ini tiga orang pembuatan produk. Instrumen
dosen Jurusan Kimia Universitas penilaian proyek yang telah dirancang,
Negeri Semarang. selanjutnya memasuki tahap develop.
Teknik pengumpulan data Tahap ini terdiri dari validasi ahli, uji
melalui teknik tes, angket, dan coba skala kecil, dan uji coba skala
observasi. Data yang dikumpulkan besar. Validasi ahli bertujuan untuk
dalam penelitian ini adalah: (1) mendapatkan saran dan perbaikan
lembar validasi instrumen penilaian yang sesuai untuk memperbaiki
proyek, instrumen penilaian produk sebelum tahap uji coba.
16 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 7 No. 2 Juli 2016: 13-24

Tabel 1. Hasil validasi instrumen penilaian proyek oleh ahli.

Validator Rata-
No Aspek Validasi Kriteria
1 2 3 rata
1 Bahasa 3 3 3 3 Cukup Valid
2 Susunan kalimat 3 3 3 3 Cukup Valid
Kelengkapan format instrumen
3 4 4 4 4 Valid
penilaian proyek
Kesesuaian penilaian dengan
4 4 3 3 3,33 Vaild
standar kompetensi
Indikator instrumen penilaian
5 4 3 4 3,67 Valid
proyek
6 Aspek otentik 4 3 3 3,33 Valid
Rerata Penilaian Ahli (va) 3,38 Valid

Instrumen yang divalidasi ahli dikembangkan menjadi lebih baik


terdiri dari instrumen penilaian proyek sebelum digunakan dalam uji coba
dan instrumen penilaian hasil belajar. skala kecil (Lestari et al., 2015).
Hasil validasi instrumen penilaian Instrumen penilaian hasil belajar
proyek oleh para ahli disajikan pada yang terdiri dari soal titrasi asam basa,
Tabel 1. Hasil validasi yang dilakukan instrumen penilaian storyboard,
oleh tiga validator menunjukkan instrumen penilaian afektif, dan
bahwa instrumen penilaian proyek instrumen penilaian psikomotor juga
yang dikembangkan valid, karena divalidasi ahli. Validasi instrumen
rerata hasil penilaian ahli (va) sebesar penilaian hasil belajar oleh para ahli
3,38 dengan kriteria valid (Safitri, disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan
2015). Saran dan masukan yang data pada Tabel 2, semua instrumen
diberikan oleh ahli menjadi bahan penilaian hasil belajar valid menurut
revisi dan bahan pertimbangan untuk ahli, sehingga dapat digunakan pada
perbaikan agar instrumen yang tahap uji coba.

Tabel 2. Validasi instrumen penilaian hasil belajar oleh ahli.

Validator
Instrumen yang divalidasi Rerata (va) Kriteria
1 2 3
Soal Titrasi Asam Basa 3,2 3,4 3,4 3,33 Valid
Instrumen penilaian storyboard 3,25 3,5 3,25 3,33 Valid
Instrumen penilaian afektif 3,8 3,6 3,8 3,73 Valid
Instrumen penilaian psikomotor 3,25 3,5 3,5 3,42 Valid

Instrumen penilaian otentik keterlaksanaan penggunaan instrumen


yang sudah valid kemudian memasuki penilaian proyek pada pembelajaran
tahap uji coba skala kecil. Uji ini kimia. Pelaksanaan uji coba skala
melibatkan 10 orang siswa kelas XI kecil memiliki beberapa hambatan
IPA SMAN 10 Semarang dan diantaranya yaitu format ‘Lembar
dilakukan untuk mengetahui Pencarian Informasi’ kurang
Penilaian Proyek 17

mendukung proses perencanaan perbaikan saat melaksanakan uji coba


proyek. Hambatan ini menjadi catatan skala besar.

Tabel 3. Rekap hasil reliabilitas instrument.

Koefisien Reliabilitas
Instrumen Pengujian
(
Instrumen penilaian proyek Alpha Cronbach 0,72
Soal titrasi asam basa Alpha Cronbach 0,80
Instrumen penilaian afektif KR-20 0,89
Instrumen penilaian psikomotor Inter Rater Reability 0,62

Tahap selanjutnya adalah uji coba penggunaan instrumen penilaian


skala besar yang dilakukan untuk proyek terhadap semua siswa baik
mengetahui reliabilitas instrumen siswa visual, siswa auditori, dan
yang digunakan. Instrumen yang kinesthetik. Uji keefektifan instrumen
dikembangkan sudah reliabel, karena penilaian proyek dilakukan terhadap
memiliki nilai koefisien reliabilitas 33 siswa kelas XI IPA. Keefektifan
lebih besar dari 0,6 (Safitri, 2015). penggunaan instrumen penilaian
Rekap hasil reliabilitas instrumen proyek dilihat dari hasil penilaian
disajikan pada Tabel 3. proyek dan hasil belajar siswa. Hasil
Pada penelitian ini selain penilaian proyek disajikan pada
validitas dan reliabilitas instrumen, Gambar 1.
juga untuk mengetahui keefektifan

100

80
Persentase

60 Siswa Visual

40 siswa Auditori
Siswa Kinesthetik
20

0
A1 A2 B1 B2 B3 C
Penilaian proyek
Keterangan:
A1 : Pencarian Informasi A2 : Perencanaan Kegiatan Proyek
B1 : Persiapan Praktikum B2 : Aktivitas Selama Praktikum
B3 : Aktivitas Selesai Praktikum C : Pembuatan Produk

Gambar 1. Hasil penilaian proyek.


18 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 7 No. 2 Juli 2016: 13-24

Data pada Gambar 1 tugas pembuatan storyboard yang


menunjukkan bahwa ketercapaian dapat digunakan sebagai media untuk
tiap aspek pada penilaian proyek mengekspresikan pengetahuannya
minimal pada kriteria baik yaitu melalui sebuah gambar. Hal ini juga
diatas 70%. Perolehan nilai tersebut sesuai dengan penelitian Sari (2014)
mengindikasikan bahwa semua siswa yang mengemukakan bahwa siswa
aktif pada semua tahapan visual akan termotivasi mengikuti
pembelajaran. Keaktifan siswa selama pembelajaran dengan memberikan
proses pembelajaran ini terjadi karena tugas untuk menggambarkan
semua siswa tertarik mengikuti proses informasi, membuat diagram, simbol
pembelajaran. Penerapan penilaian dan gambar berwarna.
proyek yang menyenangkan akan Selama proses pembelajaran
membuat siswa menikmati yaitu pada saat perencanaan proyek,
aktivitasnya dan termotivasi dengan siswa auditori dituntut untuk mencari
pembelajaran yang dilakukan informasi secara mandiri dari
(Andreea & Stancuna, 2014). Selain berbagai sumber yang disukainya
itu, penggunaan penilaian proyek baik dari penjelasan guru, hasil
akan meningkatkan ketertarikan siswa diskusi atau sumber lainnya. Siswa
untuk mendalami materi auditori juga aktif selama proses
pembelajaran (Holm, 2011). pembelajaran karena siswa antusias
Penggunaan penilaian proyek juga mendiskusikan hasil proyek yang
memberikan kesempatan kepada dikerjakan bersama dengan teman
siswa untuk melaksanakan tugas yang satu kelompok mengenai penentuan
menarik bagi siswa, bermanfaat, dan kadar asam asetat dalam cuka.
relevan dengan kehidupan siswa Keaktifan siswa auditori juga
(Wijayanti, 2014). disebabkan oleh pembelajaran yang
Penilaian proyek yang menarik bagi dirinya dengan adanya
diterapkan dalam pembelajaran akan tugas pembuatan laporan yang
menyebabkan semua siswa aktif diselesaikan secara berkelompok,
selama pembelajaran baik siswa sehingga memungkinkan dirinya
visual, siswa auditori, maupun siswa untuk bertukar pikiran mengenai
kinesthetik. Selama perencanaan proyek yang telah dilakukan. Leopold
proyek, siswa visual dituntut untuk (2012) berpendapat bahwa siswa
mencari informasi secara mandiri dari auditori menyukai kegiatan diskusi,
berbagai sumber yang disukainya belajar dengan cara mendengarkan
baik dari buku, melihat video atau sebuah cerita dan memahami konsep
sumber lainnya mengenai penentuan lebih jelas apabila dijelaskan terlebih
kadar asam asetat dalam cuka. Siswa dahulu dibandingkan dengan
visual juga aktif selama proses didahului membaca sebuah teks.
pembelajaran karena siswa tertarik Selama proses pembelajaran
mempelajari titrasi asam basa dengan yaitu pada saat perencanaan proyek,
cara mengamati langsung prosesnya siswa kinesthetik dituntut untuk
pada saat pelaksanaan proyek. mencari informasi secara mandiri dari
Keaktifan siswa visual juga berbagai sumber yang disukainya
disebabkan oleh pembelajaran yang baik dari penjelasan guru melalui
menarik bagi dirinya dengan adanya sebuah demonstrasi, penjelasan
Penilaian Proyek 19

langsung dari guru mengenai aplikasi asetat dalam cuka yang telah
langsung titrasi asam basa dalam dilakukannya. Sari (2014) dalam
kehidupan sehari-hari atau sumber penelitiannya mengemukakan bahwa
lainnya mengenai penentuan kadar siswa kinesthetik akan tertarik
asam asetat dalam cuka. Siswa mengikuti pembelajaran jika
kinesthetik juga aktif selama proses diberikan sebuah tugas berupa proyek
pembelajaran karena siswa tertarik terapan. Siswa kinesthetik juga akan
mempelajari titrasi asam basa dengan antusias saat proses pembelajaran
langsung mempraktikkannya selama apabila guru memperagakan konsep
pelaksanaan proyek. Keaktifan siswa sambil memberikan kesempatan
kinesthetik juga disebabkan oleh tugas kepada siswa untuk mempelajarinya
yang diberikan padanya yaitu langkah demi langkah, menciptakan
membuat storyboard. Media ini dapat simulasi konsep agar siswa
digunakan untuk mengkonstruksi mengalaminya, dan membuat peta
pengetahuannya melalui sebuah pikiran dengan melibatkan aktivitas
visualisasi gambar mengenai langkah- fisik.
langkah menentukan kadar asam

100
90
80
70
Perolehan Nilai

60
50
Visual
40
Auditori
30
Kinesthetik
20
10
0
Ulangan
Storyboard
Afektif
Psikomotor
Hasil Penilaian

Gambar 2. Penilaian hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa dilihat dari lebih besar dari 70 untuk masing-
nilai ulangan, nilai storyboard, nilai masing penilaian storyboard,
afektif, dan nilai psikomotor. penilaian afektif, penilaian
Berdasarkan data yang terdapat pada psikomotor dan ulangan.
Gambar 2, siswa visual, siswa Ketercapaian hasil belajar ini
auditori, dan siswa kinesthetik disebabkan oleh keaktifan semua
mendapatkan nilai minimal dengan siswa selama mengikuti proses
kriteria baik atau mendapatkan nilai pembelajaran dengan menerapkan
20 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 7 No. 2 Juli 2016: 13-24

instrumen penilaian proyek. Hal ini siswa kinesthetik sudah mengalami


juga sesuai dengan penelitian yang proses belajar dengan baik dan benar.
dilakukan oleh Amalina et al (2013) Dengan demikian, pembelajaran yang
(Amalina et al., 2013) yang menerapkan penilaian proyek dapat
menunjukkan bahwa penggunaan meningkatkan pemahaman konsep
media belajar dan variasi siswa.
pembelajaran yang melibatkan Peningkatan nilai pre-test dan
partisipasi aktif siswa dalam kegiatan post-test siswa visual berada pada
AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku), kategori tinggi, artinya ada
praktikum, diskusi, tanya jawab, peningkatan pengetahuan mengenai
membuat molymood, membaca komik titrasi asam basa sebelum dan sesudah
hidrokarbon, dan mengerjakan soal mengikuti proses pembelajaran. Hal
evaluasi akan berpengaruh terhadap ini terjadi karena selama
hasil belajar siswa visual, siswa pembelajaran, siswa dapat melihat
auditori, dan siswa kinesthetik. proses titrasi baik melalui
Pemahaman konsep siswa demonstrasi, maupun mengamati
mengenai titrasi asam basa cukup proses titrasi yang dilakukannya.
tinggi berdasarkan hasil ulangan yang Disamping itu, sebelum pelaksanaan
diperoleh minimal pada kriteria baik proyek siswa sudah membuat diagram
untuk semua siswa. Selain alir terlebih dahulu sehingga
pemahaman konsep siswa, pengetahuannya akan titrasi telah
peningkatan pemahaman konsep juga tertuang dalam sebuah diagram yang
untuk mengetahui keefektifan akan memudahkan siswa visual
penggunaan instrumen penilaian memahami prosesnya. Pemahaman
proyek dalam pembelajaran yang siswa mengenai titrasi asam basa
dilihat dari hasil pre-test dan post- dikarenakan siswa visual belajar
test. Peningkatan penguasaan konsep dengan melihat secara langsung
dianalisis dengan menggunakan nilai proses titrasi. Inayati et al., (2012)
N-gain. Hasil peningkatan nilai pre- juga mengemukakan bahwa siswa
test dan post-test disajikan pada Tabel visual yang belajar langsung dengan
4. Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa cara mengamati melalui sebuah
peningkatan nilai N-gain semua siswa praktikum akan berdampak positif
berada pada kategori tinggi, artinya pada hasil belajar siswa tersebut.
siswa visual, siswa auditori, dan

Tabel 4. Hasil peningkatan nilai pre-test dan nilai post-test.

Nilai
Siswa N-gain Kategori
Pre-Test Post-test
Visual 45,94 85,47 0,73 Tinggi
Auditori 42,95 87,69 0,78 Tinggi
Kinesthetik 40,68 85,23 0,75 Tinggi

Peningkatan nilai pre-test dan kategori tinggi. Peningkatan ini


post-test siswa auditori berada pada terjadi karena selama pembelajaran,
Penilaian Proyek 21

siswa dengan seksama mendengarkan Peningkatan nilai pre-test dan


penjelasan guru, aktif saat berdiskusi post-test siswa kinesthetik berada
dan mengerjakan latihan soal yang pada kategori tinggi. Peningkatan ini
diberikan guru. Selain itu, siswa terjadi karena selama pembelajaran,
auditori aktif mendiskusikan data siswa aktif bertanya kepada guru dan
hasil titrasi yang dilakukannya aktif dalam melakukan proses titrasi.
bersama teman satu kelompok untuk Pemahaman siswa mengenai titrasi
menentukan kadar asam asetat dalam asam basa dikarenakan siswa
cuka. Pemahaman konsep siswa kinesthetik belajar dengan aktif baik
auditori yang baik disebabkan saat praktikum maupun sebelum
pembelajaran dan penilaian yang praktikum. Selain itu pembelajaran
sesuai dengan cara belajar siswa yang menghubungkan materi dengan
auditori, yaitu belajar dengan masalah nyata yang ada di
mendengar penjelasan guru, sekelilingnya akan memudahkan
mengeluarkan pendapat saat siswa kinesthetik untuk memahami
berdiskusi, dan aktif dalam kelompok materi. Pemahaman konsep siswa
saat melakukan proses titrasi. Hasil kinesthetik yang baik disebabkan
ini juga sesuai dengan hasil penelitian pembelajaran dan penilaian yang
Inayati et al., (2012) yang sesuai dengan cara belajar siswa
mengemukakan bahwa siswa auditori kinesthetik, yaitu belajar dengan cara
belajar dengan efektif melalui diskusi, terlibat langsung dalam proses titrasi
mendengarkan penjelasan guru dan sehingga akan lebih memudahkan
aktif mendiskusikan data hasil siswa kinesthetik memahami materi
praktikum yang telah dilakukannya. titrasi asam basa (Jagantara et al.,
2014).

Gambar 3. Contoh storyboard hasil proyek siswa


22 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 7 No. 2 Juli 2016: 13-24

Storyboard merupakan produk dan membuat mereka lebih


hasil proyek yang digunakan untuk bertanggungjawab pada proyek yeng
mengetahui pemahaman siswa diberikan. Penggunaan penilaian
terhadap proyek yang telah dilakukan, berbasis proyek akan meningkatkan
yaitu menentukan kadar asam asetat percaya diri dan rasa ingin tahu siswa
dalam cuka melalui proses titrasi. akan materi pembelajaran.
Gambar 3 merupakan salah satu Psikomotor berhubungan
contoh storyboard hasil proyek siswa. dengan hasil belajar yang
Rerata hasil penilaian storyboard pencapaiannya melalui keterampilan
siswa visual, siswa auditori, dan sebagai hasil tercapainya kompetensi
siswa kinesthetik minimal pada pengetahuan (kognitif). Hal ini berarti
kriteria baik, artinya semua siswa kompetensi keterampilan itu sebagai
memahami pelaksanaan proyek yang implikasi dari tercapainya kompetensi
dilakukan. Hal ini juga sesuai dengan pengetahuan siswa (Kunandar, 2013).
penelitian Schnittka et al., (2015) Berdasarkan data pada Gambar 2,
yang mengemukakan bahwa nilai psikomotor siswa visual, siswa
penggunaan storyboard dalam auditori, dan siswa kinesthetik berada
pembelajaran akan menumbuhkan pada kriteria minimal baik. Hasil
rasa percaya diri siswa untuk capaian kompetensi psikomotor siswa
mengkomunikasikan apa yang yang baik dikarenakan pelaksanaan
mereka ketahui dan pahami. Selain proyek yang menekankan pada
itu, penggunaan storyboard sebagai kerjasama tim. Setiap kelompok yang
produk atau hasil karya dalam terdiri dari lebih dari satu jenis gaya
pembelajaran juga akan menyediakan belajar siswa memiliki dampak yang
pengalaman yang bermakna untuk positif terhadap kompetensi
siswa (Lillyman et al., 2011). psikomotor siswa. Hal ini juga sesuai
Kompetensi afektif berkaitan dengan penelitian yang dilakukan
dengan minat dan sikap. Antara sikap oleh Kyprianidou et al., (2012) bahwa
dan pengetahuan saling satu kelompok yang terdiri dari
mempengaruhi, siswa yang memiliki berbagai gaya belajar akan
minat dalam suatu pelajaran akan berdampak pada psikomotor siswa
mencapai hasil pembelajaran yang seperti adanya manajemen
optimal (Kunandar, 2013). keberhasilan kelompok, adanya
Berdasarkan Gambar 2, siswa manajemen waktu untuk
cenderung memiliki nilai afektif yang menyelesaikan proyek dengan baik,
tinggi disamping pemahaman konsep adanya pembagian tugas sesuai
yang baik. Nilai afektif siswa visual, dengan kemampuan dan ketertarikan
siswa auditori, dan siswa kinesthetik masing-masing siswa. Oflaz &
berada pada kriteria minimal baik. Turunc (2012) menyatakan bahwa
Nilai afektif yang tinggi selama adanya keberagaman gaya belajar
mengikuti pembelajaran berbasis dalam kelompok akan membantu
proyek ini juga sesuai dengan siswa berkonsentrasi dan
penelitian yang dilakukan oleh menunjukkan performa yang bagus
Mancas (2011) bahwa penggunaan terhadap tugas yang diberikan
penilaian dan pembelajaran berbasis kelompok padanya. Selain itu, siswa
proyek akan merubah perilaku siswa
Penilaian Proyek 23

juga menjadi lebih aktif selama Grade Classrooms. Rivier


proses pembelajaran. Academic Journal, 7(2): 1-13.
Inayati, I., Subroto, T. & Supardi, K.I.
SIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian menunjukkan 2012. Pembelajaran
bahwa instrumen penilaian proyek Visualisasi, Auditori,
yang dikembangkan valid dan reliabel. Kinestetik Menggunakan
Instrumen penilaian proyek yang Media Swismax Materi
dikembangkan juga efektif digunakan Larutan Elektrolit dan Non-
dalam pembelajaran karena hasil nilai Elektrolit. Chemistry in
proyek dan nilai hasil belajar semua Education, 2(1).
siswa minimal pada kriteria baik, serta Jagantara, I.M.W., Adnyana, P.B. &
adanya peningkatan N-gain dengan Widiyanti, N.L.P.M. 2014.
kategori tinggi untuk siswa visual, Pengaruh Model Pembelajaran
siswa auditori, dan siswa kinesthetik. Berbasis Proyek (Project
Based Learning) Terhadap
UCAPAN TERIMAKASIH Hasil Belajar Biologi Ditinjau
Terimakasih yang sebesar- dari Gaya Belajar. e-Journal
besarnya kami ucapkan kepada Dra. Program Pascasarjana
Saptorini, M.Pi, Dr. Endang Universitas Pendidikan
Susilaningsih, M.S, dan Dra. Sri Ganesha, 4.
Wardani, M.Si sebagai validator
instrumen penilaian. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik.
Jakarta: RajaGrafindo
DAFTAR PUSTAKA Persada.

Amalina, H., Sudarmin & Latifah. Kyprianidou, M., Demetriadis, S.,


2013. Pengaruh Model Tsiatos, T. & Pombostis, A.
Pembelajaran Quantum 2012. Group Formation Based
Teaching Berbantuan Modul on Learning Style: Can it
Qt-Bilingual terhadap Hasil Improve Students Teamwork?
Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Education Technology
Pendidikan Kimia, 7(2): 1145- Research Development, 60:
57. 83-110.

Andreea, L. & Stancuna, O. 2014. A Leopold, L. 2012. Prewriting Tasks


Multiple Intelligences for Auditory, Visual, and
Approach 2: Project-Based Kinesthetic Learners. Tesl
Assessment. Precedia-Social Canada Journal, 29(2): p.102.
and Behavioral Sciences, 128: Lestari, R.A., Hadisaputro, S. &
504-08. Nusowati, M. 2015.
Holm, M. 2011. Project-Based Pembelajaran Berbasis Proyek
Instruction: A Review of the dengan Produk Artikel untuk
Literature on Effectiveness in Meningkatkan Hasil Proyek.
Prekindergarten through 12th Chemistryin Education, 4(2).
24 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 7 No. 2 Juli 2016: 13-24

Lillyman, S., Gutteridge, R. & Assessment (ABA) untuk


Berridge, P. 2011. Using a Mengukur Keterampilan
Storyboarding Technique in Proses Mahasiswa pada
the Classroom to Address End Matakuliah Praktikum Fisika
of Life Experiences in Practice Dasar II. Tesis. Semarang:
and Engage Student Nurses in Universitas Negeri Semarang.
Deeper Reflection. Nurse
Education in Practice, 11(3): Sari, A.K. 2014. Analisis
179-85. Karakteristik Gaya Belajar
VAK (Visual, Auditorial,
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan Kinestetik) Mahasiswa
dan Implementasi Kurikulum Pendidikan Informatika
2013. Bandung: PT Remaja Angkatan 2014. Jurnal Ilmiah
Rosdakarya. Edutic, 1(1): 1-12.
Oflaz, M. & Turunc, T. 2012. The Schnittka, C.G., Evans, M.A., Won,
effect of Learning Style on S.G.L. & Drape, T.A. 2015.
Group Work Activities. After School Spaces: Looking
Procedia - Social and for Learning in All the Right
Behavioral Sciencies, 46: Places. Res Science
1333-38. Education.
Porter, B.D. & Hernacki, M. 2008. Wijayanti, A. 2014. Pengembangan
Quantum Learning : Authentic Assessment
Membiasakan Belajar Berbasis Proyek dengan
Nyaman dan Menyenangkan. Pendekatan Saintifik untuk
Bandung: Mizan Pustaka. Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Ilmiah Mahasiswa.
Safitri, E. 2015. Pengembangan Jurnal Pendidikan IPA
Perangkat Activity-Based Indonesia, 3(2): 102-08.

Anda mungkin juga menyukai