BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Banjar merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang memliki
perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang cepat dimana
dampaknya berakibat pada perubahan lingkungan kurang mendapat perhatian.
Komposisi limbah cair rata – rata mengadung bahan organik dan senyawa mineral
yang berasal dari sisa makanan, urin, dan sabun. Sebagian limbah rumah tangga
berbentuk suspense, dalam bentuk bahan terlarut di kota besar misalnya, beban organik
(organic Load) limbah cair domestic dapat mencapai sekitar 70 % dari beban organik
total limbah cair yang ada di kota tersebut limbah cair rumah tanggga memiliki
karakteristik, yaitu TSS 25 – 183 mg/l, COD 100 – 700 mg/l, BOD 47 – 466 mg/l,
Total Coliforms 56 – 8,03 x 107 CFU/100 ml. setiap air yang telah terpengaruh secara
negative dalam kualitasnya karena kegiatan manusia dapat dianggap sebagai air limbah
(Barnard, J.L & tensel, 2012).
Air limbah adalah cairan atau buangan rumah tangga, industi maupun tempat –
tempat umum yang mengandung bahan – bahan yang dapat membahayakan kehidupan
manusia maupun makhluk hidup lain serta mengganggu kelestarian lingkungan.
Beberapa bentuk air limbah ini berupa tinja, air seni, limbah kamar mandi, dan juga
sisa kegiatan dapur rumah tangga. Air limbah dapat terkontanminasi dengan berbagai
komponen yang sebagian besar termasuk pathogen bahan kimia sintetik, bahan organik
dan logam berat, ini terjadi baik dalam larutan atau sebagai materi partikulat.
(Abdullahi Idris-Nda dkk, 2013).
Dampak tersebut harus disikapi dengan tepat khususnya dalam pengelolaan air
limbah. Pembuangan air limbah tanpa melalui proes pengolahan akan mengakibatkkan
terjadinya pencemaran lingkungan khususnya terjadinya pencemaran pada sumber –
sumber air baku untuk air minum, baik air permukaan maupun air tanah. Pembangunan
IPAL komunal menjadi salah satu pilihan untuk menangani limbah yang berasal dari
aktivitas kegiatan pemukiman agar tidak menjadi bahan pencemar makhluk hidup dan
lingkungan setelah melalui tahap pengolahan yang ada pada akhirnya dibuang ke badan

1
air. Penerapan IPAL Komunal dalam suatu pemukiman adalah untuk menampung
limbah domestik dari rumah tangga.
Kelurahan Sekumpul Martapura tepatnya wilayah Komplek Citra Permata Biru
merupakan salah satu wilayah yang menerapkan sistem pengolahan air buangan dengan
IPAL Komunal sistem on site yang melayani buangan rumah tangga yang setiap hari
semakin besar. Lahan yang sempit dikawasan komplek perumahan kerap membuat
tercemarnya air sumur oleh limbah tinja maupun limbah rumah tangga. Untuk
mengatasi pencemaran limbah tinja maupun limbah rumah tangga maka dibuatlah
IPAL Komunal di Komplek Citra Permata Biru RT. 03 RW. 04 Kelurahan Sekumpul,
Kecamatan Martapura. Setelah beberapa tahun beroperasi maka saat ini perlu diadakan
evaluasi untuk perbaikan sistem dan mengantisipasi kendala yang muncul di lapangan
agasr pengolahan dapat berjalan lancer dan terkendali.

1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana kinerja IPAL Komunal setelah beberapa tahun beroperasi.
2. Bagaimana efektifitas IPAL Komunal berdasarkan Permen LH tentang baku mutu
air limbah domestik.
3. Bagaimana peran serta masyarakat dalam mengelola IPAL Komunal.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui IPAL Komunal setelah beberapa tahun beroperasi.
2. Untuk mengetahui efektifitas IPAL Komunal ditinjau dari Permen LH tentang
baku air limbah domestik.
3. Untuk menegtahui peran serta masyarakat dalam mengelola IPAL Komunal’

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentangg kinerja IPAL setelah beberapa tahun beroperasi.
2. Memberikan informasi tentang efektifitas IPAL Komunal ditinjau dari Permen LH
tentang baku air limbah domestik.
3. Membantu meningkatkan penegtahuan dan kesadaran masyarakat menegenai
perilaku peduli lingkungan dalam hal pengelolaan IPAL Komunal.