Anda di halaman 1dari 5

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN PADA MASA

PANDEMI COVID-19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di
Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di
banyak negara di seluruh dunia. Penyebaran virus ini yang begitu cepat dan mematikan memberikan
pengaruh besar terhadap segala aspek kehidupan manusia di seluruh negara tidak terkecuali di
Indonesia. Pembatasan segala aktivitas diterapkan disegala kegiatan dan ruang. Tentunya hal ini juga
berdampak pada dunia pendidikan, mulai dari tingkat PAUD sampai dengan pendidikan tingkat tinggi
dimana pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah melakukan pembelajaran secara
daring mulai bulan Maret 2020
Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara
langsung antara guru dan peserta didik, tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan
internet. Para siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dari rumahnya masing masing dengan
menggunakan personal computer, handphone, atau laptop yang terhubung dengan koneksi internet.
Guru dapat menyampaikan materi dan memberikan tugas melalui beberapa platform digital seperti
google classroom, Instagram, youtube, grub whatsaap, dsb. Hal ini membuat siswa dan guru haruslah
mempunyai handphone/ laptop sebagai media pembelajaran serta signal yang memadai demi
kelancaran belajar mengajar. Namun kondisi keadaan ekonomi dan keluarga bebrapa siswa yang kurang
mendukung serta hambatan lainnya, membuat pembelajaran daring ini perlu untuk ditinjau ke
efektivitasnya demi tetap menjaga kualitas pendidikan dan keamanan kesehatan siswa.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa hambatan dari pembelajaran daring ?


2. Bagaimana efektivitas pembelajran daring?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui apa saja hambatan yang
dihadapi pada pembelajaran daring dan mengetahui efektivitas dari pembeljaran daring.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi mendapatkan ilmu dan pengetahuan dari seorang guru
kepada peserta didik pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Menurut (Gagne ,1977) pembelajaran adalah seperangkat peristiwa -peristiwa eksternal yang
dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal. Lebih lanjut, (Gagne, 1985)
mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk
menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan,
mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi dan kreatifitas guru dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik. Pembelajaran yang memiliki motivasi yang tinggi ditunjang
metode mengajar yang sesuai dan dapat memfasilitasi minat dan bakat siswa serta interaksi yang baik
antara guru dan peserta didik akan memberikan hasil yang sesuai dengan target belajar yang ingin
dicapai dengan maksimal .

Trianto (2010:17) mengatakan ‟Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks,
yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara simple dapat diartikan sebagai produk
interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna
kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi
siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

2.2 Pembelajaran Daring

Pembelajaran secara daring merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang
memanfaatkan perangkat elektronik khususnya internet dalam penyampaian belajar. Pembelajaran
daring, sepenuhnya bergantung pada akses jaringan internet. Pembelajaran daring merupakan bentuk
penyampaian pembelajaran konvensional yang dituangkan pada format digital melalui internet.
Pembelajaran daring, dianggap menjadi satu-satunya media penyampai materi antara guru dan siswa,
dalam masa darurat pandemi (Imania & Bariah, 2019).

Mustofa, dkk, (2019:153) mengemukakan pendepat mengenai pembelajaran daring secara


sederhana yakni salah satu metode pembelajaran online yang dilakukan melalui jaringan internet.
Rosenberg dalam (Alimuddin, Tawany & Nadjib, 2015: 338) menjelaskan bahwa e-learning
mengarah pada pemanfaatan teknologi internet sebagai solusi untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilanpada seseorang.

Segala bentuk kegiatan pembeljaran diberikan secara online, materi disampaikan secara online,
tugas diberikan dan dikumpulkan secara online. Dengan adanya kondisi ini diperlukan media belajar
digital yang efektif Serta disesuaikan dengan kondisi suatu daerah tersebut. Selama pembelajaran daring
siswa mendapatkan keleluasaan dan kebebasan untuk mengeksplor lebih jauh dan dalam materi secara
mandiri dengan proses belajar mengajar yang lebih rileks. siswa dapat melakukan kegiatan belajar
dimana pun dan kapan pun. Para siswa dapat melakukan interaksi dengan teman dan guru secara
langsung melalui forum digitalseperti zoom, vid cal, gmeet.

Namun pembelajran daring juuga tidak terlepas dari beberapa macam hambatan segungga
membuat pembelajaran tidak dapat secara maksimal. Beberapa bentuk hambatan itu seperti :

1. Tidak semua siswa memiliki media pembelajaran daring


Pembelajaran daring tidak dapat terlepas dari teknologi seperti handphone, laptop, atau
pc sebagai media pembelajaranmenyampaikan dan meberikan tugas. Namun Masih banyak
pelajar di Indonesia yang tidak memiliki akses ke perangkat komputer dan smartphone. Hal ini
dapat kita lihat dari siswa yang berasal dari keluarga menengah kebawah. Kondisi ini
menyebabkan tidak meratanya informasi maupun materi yang dapat diterima siswa dalam
pembelajaran daring yang disampaikan guru kepada siswa

2. Harga paket internet yang lama


Paket internet yang mahal tersebut seringkali dibatasi untuk besaran kuota tertentu saja
yang tentunya tidak cukup untuk kebutuhan para siswa menjalankan video conference dengan
gurunya. Seperti yang kita ketahui bahwa kuota yang dibutuhkan untuk video conference tentu
saja sangat besar. Sementara rata-rata harga paket internet dari provider di Indonesia tergolong
cukup mahal terutama untuk rata-rata pendapatan masyarakat. Ditambah lagi paket internet
tersebut hanya bisa digunakan oleh satu orang untuk satu perangkat dan tidak untuk seluruh
anggota keluarga.

3. Signal Internet yang tidak merata di seluruh wilayah indoneisa


Kecepatan koneksi Internet rata-rata Indonesia nyaris terendah dibandingkan dengan
lebih dari 40 negara lainnya. Berdasarkan riset yang dirilis Hootsuite, pada Januari 2020,
kecepatan Internet Indonesia rata-rata hanya 20,1 Mbps atau jauh di bawah rata-rata dunia
(worldwide) yang mencapai 73,6 Mbps. Kondisi geografis Indonesia yang menyebabkan sulitnya
membangun infrastuktur telkomunikasi menyebabkan banyak wilayah Indoneisa yang sulit
mendapatkan jaringan internet bahkan tidak jarang ada beberapa wilayah di Indonesia yang
tidak memiliki akses internet sama sekali

4. Sulit berinteraktif
Proses belajar mengajar secara online memberikan dampak kurang aktifnya siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung kurang memhami materi yang disampaikan serta tidak
adanya control dari guru yang mengawasi siswa secara langsung membuat siswa kurang focus
terhadap materi yang disampaikan. dengan adanya kebebasan dalam kegiatan pembelajaran
tidak jarang siswa mengikuti pembelajaran sambol bermain game, menscroll tik tok, atau
bahkan tidur. Mereka cenderung menyepelekan tugas tugas yang diberikan dan materi yang
disampaikan. selain itu di beberapa kasus, guru seringkali tidak mengadakan video conference
dan hanya memberikan materi tertulis dan video penjelasan saja kepada siswa. Hal ini tentu
menyulitkan para siswa untuk memahami dan bertanya terkait materi tertentu kepada guru.

5. Guru dan Pelajar Masih Belum Lihai Menggunakan Teknologi Digital


Kebiasaan pembelajaran secara tatap muka serta tidak adanya persiapan yang maksimal
pada awal pemberlakuan pembelajaran jarak jauh membuat membuat beberapa pihak harus
segera beradaptasi dan menyesuaikan dengan teknologi digital tanpa adanya persiapan.
Banyak pihak seperti guru dan siswa terlebih guru yang sudah tua sulit untuk menjalankan
software sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara maksimal.

2.3 Efektivitas Pembelajaran Daring

Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektiv apabila siswa berhasil mencapai tujuan target yang
ingin dicapai dari seorang guru menggunakan suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Pembelajaran efektiv merupakan suatu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran .
Menurut Popham (2003:7), efektivitas proses pembelajaran seharusnya ditinjau dari hubungan guru
tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di dalam situasi tertentu dalam usahanya mencapai
tujuan-tujuan instruksional tertentu. Efektivitas proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru
dalam mengajar kelompok siswa tertentu dengan menggunakan metode tertentu untuk mencapai
tujuan instruksional tertentu

Menurut Sinambela (2006:78), pembelajaran dikatakan efektif apabila mencapai sasaran yang
diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran maupun prestasi siswa yang maksimal. Beberapa
indikator keefektifan pembelajaran :

1. Ketercapaian ketuntasan belajar,


2. Ketercapaian keefektifan aktivitas siswa (yaitu pencapaian waktu ideal yang digunakan siswa
untuk melakukan setiap kegiatan yang termuat dalam rencana pembelajaran),
3. Ketercapaian efektivitas kemampuan guru mengelola pembelajaran, dan respon siswa terhadap
pembelajaran yang positif.

Pembelajran dikatakan efektiv bukan ketika hanya siswa berhasil mencapai tujuan dan guru
mencapai tujuannya untuk menyampaikan materi atau berhasilmendapatkan nilai memuaskan di akhir
semester. tetapi pembelajaran efektiv ketika Proses pembelajaran dapat menciptakan pengaruh
perkembangan sikap seperti ketekunan, keberanian, pemahaman yang baikdan kecerdasan. (Esti
Wuryani Djiwandono, 2002: 226-227) sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran efektif adalah
suatu pembelajaran yang juga melihat pada proses peserta didik dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dan tidak hanya melihat pada hasil yang dicapai oleh siswa. 
Kebiasaan pembelajaran secara tatap muka yang kemudian berubah secara daring memberikan
pengaruh yang besar. Kebiasaan siswa yang dulunya hanya datang kesekolah, berinteraksi dengan guru
secara langsung kini telah berubah siswa haruslah belajar secara mandiri dengan gru hanya sebagai
fasiliitator secara daring atau online. Tapi tidak banyak siswa yang merasa kesulitan dalam pembelajaran
daring mereka mengeluhkan tugas yang menumpuk dan mengharuskan mereka duduk berjam jam
didepan laptop atau handphone, kurang memahaminya materi, keterbatasan fasilitas pembelajaran.
Namun sebenarnya dengan adanya masalah itu siswa belajar secara mandiri. Mempelajari materi dari
berbagai sumber yang ada menegerjkan tugas secara mandiri. Sehingga siswa dituntut keaktifannya
daripada keaktifan guru.

Itulah mengapa pembelajaran daring dapat dikatakan pembelajaran yang efektiv. Mungkin
sebagian siswa menyepelekan tanggung jawabnya dalam mengerjakan tugas dan pemahaman materi.
Namun bagi siswa yang mempunyai kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi mereka akan memililh
hal yang baik. Jika mereka tidak mengejar memahami materi mereka akan tertinggal mater iyang
dipelajari. Hal itulah yang membuat pembelajaran dapat dikatakan efektiv dimana siswa mendapatkan
rasa kemandirian dan tanggung jawab yang besar kapan mereka harus membagi waktu untuk kegiatan
belajar dengan kegiatan yang lain,kapan mereka harus menyelesaikan

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas bahwa Pembelajaran secara daring akan
terus harus dilakukan mengingat belum tuntas nya wabah Covid-19 di Indonesia dan membantu
pencegahan penyebaran Covid19 sehingga sampai saat ini masih belum ditentukan kapan akan masuk
sekolah kembali untuk pembelajaran tatap muka. Masa pandemic Covid-19 begitu besar dampaknya
bagi pendidikan siswa diharuskan belajar secara mandiri di rumah dengan melalui handphone atau
laptop. Tentunya hal ini dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang efektiv karena siswa menumbuhkan
kesadaran dan tanggung jawabnnya untuk belajar dan emnegerjakan secara mandiri ,mencari informasi
secara mandiri dari berbagai sumber dan guru hanya sebagai pembimbing

3.2 Daftar pustaka

https://ruangguruku.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran/

https://metodeakurat.blogspot.com/2021/05/konsep-dasar-pembelajaran-daring.html

http://repository.unpas.ac.id/49096/7/BAB%20II%20KAJIAN%20TEORI.pdf

https://bisnis.tempo.co/read/1338150/kecepatan-internet-ri-nyaris-terendah-menkominfo-sebut-6-
sebab

https://www.tribunnews.com/tribunners/2020/11/09/efektivitas-pembelajaran-daring-dalam-jaringan-
di-masa-pandemi-covid-19

https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektivitas-pembelajaran-daring-di-masa-pandemi-covid-19

https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/10/14/pembelajaran-daring-efektif-gak-sih-buat-mahasiswa/

Anda mungkin juga menyukai