Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER KARYA TULIS ILMIAH

1. Bacalah Bab I proposal tersebut, lalu analisislah kesalahan berbahasa


sesuai Pedoman Umum Bahasa Indonesia (PEUBI), struktur paragraf, dan
karakteristik latar belakang!

2. Tandailah bagian yang salah dengan cara menggaris bawahi, menebalkan,


atau memberi warna lalu memberikan angka!

3. Tulislah analisis perbaikan!

Selamat bekerja

Nama: Daffa Alifya


NIM : 1847042025
Kelas:
M7.2
1

Judul: Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Penerapan


Metode (1)Indeks Card Match Pada Siswa Tunarungu Kelas I di
SLBN 1 Gowa.

BAB I
PENDAHULUAN(2)

A. Latar Belakang(3)

Membaca adalah salah satu kemampuan berbahasa memegang peranan

penting agar seorang individu (4)bisa mempelajari berbagai informasi,(5)

pengetahuan tertulis. Membaca (6)merupakan proses pengolahan bacaan secara

kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang

bersifat menyeluruh tentang bacaan itu,(7) dan penilaian terhadap keadaan, nilai,

fungsi,(8) dan dampak bacaan itu. Setiap guru bahasa bisa menyadari serta

memahami benar bahwa membaca (9)adalah suatu keterampilan yang kompleks,

rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan

yang lebih kecil karena keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu:

(a) (10)pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca; (b) (11)korelasi aksara

beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal; (c)

(12)hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning.

Secara teori terdapat tingkatan dalam keterampilan membaca, yaitu

keterampilan membaca tingkat dasar dan tinggi. Pada keterampilan membaca

tingkat dasar mengarahkan siswa dalam membaca permulaan. Keterampilan

membaca permulaan diterapkan pada kelas awal (1-2) (13)Sekolah Dasar karena

tujuan membaca permulaan adalah agar siswa dapat mengenal huruf, membaca
2

kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. Hal ini juga diterapkan pada

(14)Sekolah Luar Biasa untuk (15)Siswa Tunarungu.

Menurut Rasto (2015) membaca permulaan (16)merupakan tahapan proses

belajar membaca bagi murid sekolah dasar kelas awal. Secara teoretik proses

membaca permulaan dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap

pertama disebut (17)Visual Memory (VM). Pada tahap ini huruf, suku kata, kata,

dan kalimat terlihat sebagai lambang

grafis. Tahap kedua disebut (18)Phonological Memory (PM). Pada tahap ini

terjadi proses pembunyian lambang grafis yang (19)sudah terekam pada tahap

VM. Tahap ketiga disebut (20)Semantic Memory (SM). Pada tahap ini terjadi

proses pemahaman terhadap kata dan kalimat. (21)Sedangkan (22)Tahapan dalam

kemampuan membaca permulaan yaitu siswa terlebih dahulu harus bisa mengenal

dan membedakan huruf alphabet dari A sampai Z. Batasan membaca permulaan

secara singkat adalah sebagai berikut: 1) Mengenalkan pada siswa huruf-huruf

dalam abjad tanda atau tanda bunyi, 2) Melatih keterampilan siswa untuk

mengubah huruf-huruf dalam kata menjadi suara, 3) Pengetahuan huruf-huruf

dalam abjad dan keterampilan untuk menyuarakannya.

(23)Membaca permulaan ditingkat SDLB kelas awal mempunyai peranan

penting sebagai modal awal dalam mengembangkan kualitas membaca mereka

ditingkat lebih tinggi.


3

Keterampilan membaca permulaan juga diterapkan pada (24)anak

(25)tunurungu sebagai usaha mengarahkan siswa tunarungu sesuai dengan

kemampuannya agar kelak dapat berkembang menjadi manusia dewasa yang

dapat bergaul di dalam masyarakat.

Membaca merupakan suatu pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap

orang tanpa terkecuali. Karena tanpa adanya kemampuan untuk membaca (26)kita

tidak (27)mampu untuk berbuat apa-apa. Berdasarkan pada kurikulum kelas 1

SLB yang tercantum dalam kompetensi dasar (KD) yaitu (28)Menirukan teks

deskriptif sederhana tentang anggota tubuh dan pancaindra secara lisan dan tulis

dengan memperhatikan penggunaan kosa kata baku. Disekolah (29)anak-anak

perlu mengembangkan kemampuannya dalam membaca. Membaca merupakan

salah satu diantara empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap

individu. Dengan mengajarkan (30)anak membaca berarti memberi (31)anak

tersebut sebuah masa depan yaitu memberi suatu teknik bagaimana cara

mengeksplorasi “dunia” yang (32)dia pilih dan memberi kesempatan untuk

mendapatkan tujuan hidupnya. Tanpa memiliki kemampuan membaca yang

memadai sejak dini, mereka akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari.

Kemampuan membaca menjadi dasar utama karena dengan membaca (33)anak

memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan

perkembangan daya nalar, sosial, emosi, mencari pekerjaan, dan bersenang-

senang.
4

Berdasarkan identifikasi pada tanggal 20 januari 2020 di kelas 1 SLBN 1

Gowa diperoleh informasi bahwa (1) (34)siswa tunarungu belum dapat menemu

kenali huruf vokal karena hanya terkesan mengahafal huruf vokal, (2) (35)siswa

tunarungu belum (36)mampu membunyikan lambang grafik, (3) (37)siswa

tunarungu belum dapat membaca suku kata dari gabungan huruf vokal dan

konsonan. Hal itu disebabkan karena siswa masih kesulitan dalam mengingat dan

mengenal bentuk huruf dan bunyi setiap huruf abjad, konsentarsi siswa yang

mudah teralihkan, metode pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa,

serta cara penyampaian guru masih menyampaikan dengan bahasa yang tidak

disesuaikan siswa di kelas rendah sehingga siswa mudah bosan dalam

pembelajaran di kelas.

Kesulitan dalam menemu kenali huruf vocal, belum bisa membunyikan

lambang dan belum dapat membaca suku kata dari gabungan huruf vokal dan

konsonan dikarenakan stimulasi yang kurang, siswa hanya menggunakan

kemampuan visual saja untuk merespon stimulus, sedangkan pendengarannya

tidak terstimulus. Kekurang mampuan siswa dalam mengakses bunyi bahasa

melalui pendengaran akan mempengaruhi terhadap daya ingat dan memahami

lambang bunyi serta kemampuan menirukan bunyi bahasa, karena ketunarunguan

dan kemampuan mengingat mempunyai korelasi yang kuat.

(38)Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan

siswa SLB Negeri 1 Gowa maka akan diterapkan metode yang sesuai dengan

siswa tunarungu yaitu metode (39)indeks card match (pencocokan kartu indeks).

(40)Index Card Match merupakan metode pembelajaran dalam membaca


5

permulaan yang terdiri atas papan dan kartu (41)index card match. Metode ini

melatih kemampuan visual siswa dengan cara mengingat pasangan kartu gambar

dan kartu kata. Awalnya siswa diberi penjelasan mengenai pasangan dari kartu-

kartu tersebut, kemudian kartu dibagikan kepada siswa. Setelah itu siswa mencari

pasangan kartu tersebut di siswa lain. Adapun jumlah kartu yang dicocokkan oleh

mereka nantinya akan disesuikan dengan teks destkriptif sederhana tentang

anggota tubuh dan pancaindra. Metode pencocokkan kartu indeks (42)(index card

match) merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk melatih

kemampuan membaca permulaan siswa tunarungu, yaitu mengenal huruf vokal

dan membaca suku kata yang tersusun dari huruf vokal dan konsonan.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul: “Penerapan Metode (43)Indeks Card Match untuk

meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Tunarungu Kelas I

di SLBN 1 Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah

di atas maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: (44)Bagaimanakah

peningkatan kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Tunarungu Kelas I di

SLBN 1 Gowa.

C. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
6

a. (45)Bagaimanakah kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa

Tunarungu Kelas I di SLBN 1 Gowa sebelum penggunaan Metode Indeks

Card Match.

b. (46)Bagaimanakah kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa

Tunarungu Kelas I di SLBN 1 Gowa setelah penggunaan Metode Indeks

Card Match.

c. (47)Bagaimanakah gambaran peningkatan kemampuan Membaca

Permulaan Pada Siswa Tunarungu Kelas I di SLBN 1 Gowa melalui

penerapan Metode (48)Indeks Card Match.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis bagi

semua pihak. Adapun manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

informasi dalam dunia (49)Pendidikan Luar Biasa mengenai (50)Anak

Berkebutuhan Khusus yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca

permulaan pada siswa tunarungu di kelas rendah.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi (51)Siswa.(52) (53)Di harapkan dapat meningkatkan kemampuan

membaca permulaan pada siswa tunarungu Kelasasar. (54)Sehingga dapat

membantu siswa tunarungu dalam memahami materi pembelajaran


7

selanjutnya dan memahami informasi yang diterima baik dalam

pembelajaran maupun di luar pembelajaran.

2) Bagi (55)Guru.(56) (57)Sebagai salah satu metode yang dapat digunakan

untuk menunjang proses pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan

kemampuan membaca terutama kemampuan membaca permulaan.

3) Bagi (58)Sekolah.(59) (60)Hasil penelitian ini sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan terkait dengan pengembangan

kemampuan berbahasa pada siswa tunarungu sehingga berdampak pada

peningkatan mutu sekolah.

4) Bagi (61)Penulis.(62) (63)Penelitian ini memberikan pengetahuan dan

pengalaman bagi penulis terkait cara mengidentifikasi kemampuan siswa

tunarungu serta kebutuhan yang mereka diperlukan.


8

Analisis pembenaran :
Keterangan : kesalahan penulisan ditandai dengan warna merah dan terdapat
angka.
 Harus bercetak miring : (1)
 Harus menggunakan spacing 2.0 : (2)
 Ditambahkan kata “Masalah” : (3)
 Kata “bisa” harus diubah menjadi “dapat” : (4)
 Terdapat tanda baca koma (,) yang harus dihilangkan : (5), (7), (8)
 Kata “merupakan” diubah menjadi “adalah” : (6) dan (16)
 Kata “adalah” diubah menjadi “merupakan” : (9)
 Kata yang seharusnya tidak diawali oleh huruf kapital : (14), (15), (22),
(28), (49), (50), (51), (55), (57), (58), (60), (61), (63)
 Kata “sudah” diubah menjadi kata “telah” : (19)
 Terdapat kata konjungsi diawal kalimat : (21), (38), (54)
 Kata yang seharusnya diawali huruf kapital : (10), (11), (12), (34), (35),
(36), (37)
 Kata yang harus bercetak miring dan diawali huruf kapital : (17), (18),
(20), (48)
 Paragraf yang hanya memiliki 1 kalimat : (23)
 Kata “anak” diubah menjadi kata “siswa” : (24), (29), (30), (31), (33)
 Terdapat kesalahan pengetikan : (25)
 Terdapat kata ganti orang yang tidak diperbolehkan : (26) dan (32)
 Kata “mampu” yang harus diubah menjadi “dapat” : (27)
 Kata yang seharusnya bercetak miring dan tidak diawali oleh huruf kapital
: (39), (40), (41), (42), (43)
 Terdapat kata tanya yang seharusnya diakhiri dengan tanda tanya : (44)
 Terdapat kata tanya yang harus dihilangkan : (45), (46), (47)
 Terdapat kata yang seharusnya tidak diawali oleh huruf capital dan harus
disambung : (53)
 Terdapat tanda baca titik (.) yang harus diubah menjadi tanda baca koma
(,) : (52), (56), (59), (62)

Anda mungkin juga menyukai