Anda di halaman 1dari 2

MIND MAP

CORONARY HEART DISEASE

TANDA DAN GEJALA PENATALAKSANAAN

1. Nyeri dada hingga ke punggung 1. Percutaneous coronary PEMERIKSAAN PENUNJANG


DEFINISI 2. Nyeri bahu kiri intervention (PCI)
1. EKG
3. Sesak napas 2. Coronary artery bypass graft
2. Pemeriksaan laboratorium
Penyakit jantung merupakan keadaan 4. Mual (CABG)
a. Enzim jantung Creatinin kinase
5. Keringat dingin 3. Percutaneous transluminal
arteri koroner yang menyempit dan (CK)
6. Lemas coronary angioplasty (PTCA)
tersumbat, sehingga menyebabkan b. Creatinin kinase M-B (CKMB)
7. Pusing atau pingsan 4. Rehabilitasi jantung untuk
aliran darah ke jantung melalui arteri c. Laktat dehidrogenase (LDH)
pemulihan
berkurang. d. Serum glutamic oxaloacetic
transaminase (SGOT)
e. Serum gutamic pyruvate
transaminase (SGPT)
3. Foto thorax

PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI Patofisiologi PJK terutama terjadi karena aterosklerosis dan
perkembangannya terkait dengan faktor lingkungan dan genetik.
Aterosklerosis Aterosklerosis adalah proses kronis, ditandai dengan akumulasi
progresif lipid, elemen berserat, dan molekul inflamasi di
FAKTOR RESIKO dinding arteri. Aterosklerosis dimulai dengan keluarnya
kolesterol LDL ke ruang sub endotel yang dapat diubah dan
1. Usia dioksidasi oleh berbagai agen. Kolesterol LDL teroksidasi adalah
2. Diabetes Mellitus molekul kemotaktik yang kuat yang mendorong ekspresi molekul
3. Hipertensi adhesi sel vaskular dan molekul ashesi antar sel pada permukaan
4. Obesitas endotelium dan merangsang adhesi monosit dan migrasi ke ruang
5. Merokok sub endotel.monosit berubah menjadi makrofag di media intima.
6. Kurang aktivitas fisik Makrofag mengikat LDL yang teroksidasi menjadi sel busa dan
7. Genetik melepaskan sitokin pro inflamasi termasuk interleukin dan faktor
8. Dislipidemia nekrosis tumor. Perkembangan lapisan lemak dimana sel-sel
9. Inflamasi penyakit kronis busa muncul di ruang sub endotel yang merupakan hasil akhir
dari proses ini. Proses berlanjut dengan migrasi sel otot polos
dari lapisan medial arteri ke dalam intima dan menghasilkan
molekul matriks ekstraseluler yang mengembangkan tutup
fibrosa yang menutupi garis lemak awal. Proses ini menghasilkan
pembentukan lesi ateroklerosis kedua, yaitu plak fibrosa.
Ekstruksi jenis plak ini ke dalam lumen arteri membatasi aliran
yang dikenal dengan stenosis yang menyebabkan iskemia pada
jaringan, plak yang rentan cenderung pecah yang menunjukkan
inti plak ke protein koagulasi yang bersirkulasi, menyebabkan
trombosis, oklusi lumen arteri mendadak yang disebut sindrom
koroner akut. Setelah didiagnosa sindrom koroner akut,
prioritasnya adalah pembukaan kembali arteri yang tersumbat .
pasien dapat menjalasi intervensi operasi cangkok bypass arteri
coroner (CABG)

DIAGNOSA
DIAGNOSA
DIAGNOSA Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai
Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik Nyeri dan kebutuhan oksigen
Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis FAKTOR
akut b.d agen pencedera fisiologis FAKTOR RESIKO
RESIKO NOC
NOC Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 x 24 jam
NOC
diharapkan toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 x 24 jam hasil:
jam diharapkan nyeri klien berkurang dengan kriteria diharapkan curah jantung adekuat dengan kriteria hasil 1. Saturasi oksigen meingkat
hasil : 1. Takikardia menurun 2. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
1. Keluhan nyeri menurun 2. Dispnea menurun meningkat
2. Meringis menurun 3. Tekanan darah membaik 3. Tidak ada dispnea saat/setelah aktivitas
3. Gelisah klien menurun 4. Kekuatan nadi perifer meningkat 4. Tidak ada aritmia saat/setelah aktivitas
NIC 5. EKG tidak menunjukkan aritmia
NIC
Perawatan jantung
Manajemen nyeri NIC
Observasi Manajemen energi
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan cura Observasi
kualitas, intensitas nyeri jantung 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
2. Identifikasi respon nyeri non verbal 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah mengakibatkan kelelahan
Terapeutik jantung 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
1. Berikan teknik non farmakologis untuk Terapeutik
mengurangi rasa nyeri (hipnosis, akupressure, Terapeutik
1. Posisikan pasien semi fowler 1. Lakukan latihan rentang gerak yang pasif dan /atau
terapi musik)
2. Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermitten, aktif
Edukasi
1. Ajarkan teknik non farmakologis untuk sesuai indikasi 2. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
mengurangi rasa nyeri\ Edukasi Edukasi
Kolaborasi 1. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap 1. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Kolaborasi pemberian analgesik 2. Anjurkan berhenti merokok 2. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
Kolaborasi gejala kelelahan tidak berkurang
Rujuk ke program rehabilitasi jantung Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makan
Daftar Pustaka

American Heart Association. (2012). Heart disease and stroke statistics-2012 updates.

Black, J dan Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Jakarta: Salemba Emban Patria.

Khan, N. S., et, al. (2017). Knowlegde of warning signs, presenting symptoms and risk factors of coronary heart disease among the population of Dubai and
Northern Emirates in UAE: a cross sectional study. Nepal Journal of Epidemology. eISSN 2091-0800

Thermistocleus, I. C., Douda, H. T., & Stefanakis, M,. (2017). Coronary Heart Disease Part I: Pathophysiologu and Risk Factors. Journal of Physical Activity
Nutrition and Rehabilitaion.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi I, Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi I, Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi I, Jakarta: DPP PPNI

Nama : Agung Nurjihad

NIM : J230215047

Anda mungkin juga menyukai