Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP KALIMAT EFEKTIF


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Bahasa indonesia

Dosen Pengampu : Dra. Ratnawati, M.si.

Oleh

1. Harianto (20212205030)
2. Muh Irsan (20212205010)
3. Kristina Wisel (20212205019)
4. Nur Atika Arif (20212205218)
5. Rony Mandala Putra (20212205026)

KELAS T.110

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


(STMIK AKBA)

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan
makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Kalimat Efektif” dapat
selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini
tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara
materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Ratnawati, M.si. dosen mata kuliah Bahasa Indonesia STMIK AKBA.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan  penyusun, makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia .
Makalah ini membahas tentang kalimat efektif.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.

Makassar, Desember 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………...............i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUN.............................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................................1  
B. Rumusan masalah.................................................................................................2
C. Tujuan pembahasan..............................................................................................2
D. Sistematika Penulisan...........................................................................................2
E. Manfaat pembahasan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Pengertian kalimat efektif....................................................................................3
B. Ciri-ciri kalimat efektif........................................................................................4
C. Syarat kalimat efektif...........................................................................................8
D. Struktur kalimat efektif .......................................................................................10
BAB III PENUTUP....................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................................................12

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah salah satu alat untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran,
keinginan, dan perasaan kita. Hal itu sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Pateda (2008:10) bahasa adalah ucapan pikiran, kemauan, dan perasaan
manusia yang bersistem yang dihasilkan oleh alat bicara dan digunakan untuk
berkomunikasi. Jadi bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat
pemersatu bangsa. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung
maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat
diterima oleh pendengar atau pembaca. Sering kita jumpai berbagai kesalahan
dalam penulisan bahasa Indonesia. Informasi dan makna yang ingin disampaikan
oleh penulis atau pembicara sering tidak diterima dengan tepat kepada pembaca
atau pendengarnya. Untuk mengurangi kesalahan makna yang diterima oleh
pendengar atau pembaca, maka harus digunakan kalimat efektif dalam berbicara
maupun menulis.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat
pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan
itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak
memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat
yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur
kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya
dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Kalimat efektif juga tidak akan menjadi efektif tanpa pemahaman terhadap
EYD dan tanda baca. Pada dasarnya kalimat yang hanya terdiri dari subjek dan
predikat dapat menjadi efektif jika memenuhi syarat-syarat kalimat efektif serta
tepat dalam kaidah EYD dan tanda bacanya. Kalimat yang panjang dan luas
terkadang tidak memiliki makna jika tidak memenuhi syarat kalimat efektif.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :


1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
3. Apa saja syarat yang mendasari kalimat efektif?
4. Bagaimana struktur kalimat efektif?

C. Tujuan Pembahasan

1.      Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga
menjadi  baik dan benar
2.      Agar dapat mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif yang
baik dalam berbahasa
3.      Menjaga kemurnian bahasa Indonesia

D. Sistematika Penulisan 
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal,
bagian utama, dan bagian akhir. Pada bagian awal yaitu cover , kata
pengantar dan daftar isi.
Kemudian pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari :
1.      Latar Belakang
2.      Rumusan Masalah
3.      Tujuan Penulisan
4.      Sistematika Penulisan
5.      Manfaat Pembahasan
Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari : Pengertian kalimat efektif,
Ciri-ciri kalimat efektif, Syarat kalimat efektif, dan Struktur kalimat
efektif.
Bab ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh
makalah  ini dan penutup dari penulis.

E. Manfaat Pembahasan
1. Agar kita dapat memahami bagaimana kalimat efektif yang baik dan
benar itu’
2. Agar kita dapat menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dengan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi dari pembicara atau penulis kepada lawan
bicara/ pembaca secara tepat.
Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil, yaitu
adanya pemahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau
tuturan yang disampaikan.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan
berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam
kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa
tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat adalah
satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi
final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-
syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup,
segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri
pembaca. (Rahayu: 2007).
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan
Ridwan:2001).
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai
dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989).
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan
informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
(Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009).
5. Menurut buku 'Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa
Indonesia Secara Benar' Karya Edi Suyanto, kalimat efektif adalah kalimat
yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat
dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula.
6. Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan
dapat menyampaikan informasi secara tepat sehingga apa yang
disampaikan dapat mudah dipahami oleh pembaca. Widjono (2012: 205) .

3
B. Ciri-ciri kalimat efektif
1) Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah keseimbangan antara
pikiran (gagasan) dengan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan
kalimat ini memiliki beberapa ciri, seperti berikut ini..
a. alimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Kejelasan
subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan penggunaan kata depan di, dalam, bagi, untuk,
pada, dan sebagainya di depan subjek. Contohnya adalah sebagai
berikut
1.Kepada hadirin dimohon berdiri
Kata depan kepada pada kalimat di atas tidak berfungsi apa-apa,
bahkan justru mengganggu kesepadanan sebuah kalimat. Kalimat
tersebut akan lebih baik (sepadan) kalau kata depan kepada
dihilangkan sehingga menjadi seperti di bawah ini.
1a. Hadirin dimohon berdiri.
b. . Tidak terdapat subjek yang ganda. Misalnya sebagai berikut.
2. Soal itu saya kurang jelas.
3..Orang itu wataknya jahat
Kedua kalimat di atas mempunyai subjek ganda: soal itu
dan saya pada kalimat (2) dan orang itu dan wataknya pada kalimat
(3). Kalimat-kalimat itu akan lebih baik kalau diubah menjadi
seperti di bawah ini.
(2a) Bagi saya soal itu kurang jelas.
(3a) Orang itu berwatak jahat; atau
(3b) Watak orang itu jahat.
c. Beberapa kata penghubung intrakalimat (seperti sehingga, dan,
atau, lalu, kemudian, sedangkan, bahkan) tidak digunakan pada
kalimat tunggal, misalnya sebagai berikut.
4. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat
mengikuti acara pertama
Kata sehingga merupakan kata penghubung intrakalimat sehingga
tidak sepadan kalau difungsikan sebagai penghubung antarkalimat.
Perbaikan terhadap kalimat itu dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu dengan menjadikan kalimat itu kalimat majemuk atau dengan
mengganti kata penghubung intrakalimat menjadi ungkapan
penghubung antarkalimat, seperti di bawah ini.
(4a) Kami datang agak terlambat sehingga tidak dapat
mengikuti acara pertama;

4
(4b) Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami
tidak dapat mnegikuti acara pertama.

2) Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan atau
kesejajaran bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau
bentuk pertama menggunakan ungkapan nominal, bentuk kedua dan
seterusnya hendaknya juga menggunakan bentuk nominal; kalau yang
pertama menggunakan bentuk verbal, hendaknya yang kedua dan
seterusnya juga menggunakan bentuk verbal. Misalnya:
(5) Semakin berumur seharusnya manusia itu semakin bermoral,
bijaksana, dan tanggung jawab.
Dalam kalimat itu terdapat sebuah kata yang tidak sejajar dengan bentuk
kata yang lainnya yang sama-sama mewakili fungsi predikat, yakni kata
tanggung jawab yang merupakan bentuk nominal, padahal yang lainnya
berbentuk ajektival. Kalimat tersebut akan lebih baik kalau diubah menjadi
seperti di bawah ini.
(5a) Semakin berumur seharusnya manusia itu semakin bermoral,
bijaksana, dan bertanggung jawab.
3) Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah
menghindari penggunan kata, frase, atau bentuk lain yang tidak perlu,
sejauh tidak menyalahi kaidah tatabahasa dan tidak mengubah makna.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Hindari pengulangan subjek yang tidak diperlukan. Misalnya:
(6) Karena dia tidak diundang, dia tidak datang pada acara itu.
Penyebutan kata dia sebagai subjek pada anak kalimat tidak
diperlukan karena subjek yang sama sudah disebutkan pada induk
kalimatnya. Penyebutan kata dia pada anak kalimat di atas merupakan
pemborosan kata yang sebaiknya dihindari. Perbaikan kalimat di atas
adalah sebagai berikut.
(6a) Karena tidak diundang, dia tidak datang pada acara itu.
b. Hindari penggunaan superordinat pada hiponimi kata. Misalnya:
(7) Ia memakai baju warna merah.
(8) Ia dilahirkan pada hari Jumat tanggal 15 bulan November
tahun 1985.
Kata merah pada kalimat (7) sudah mengandung makna /warna/.
Demikian juga dalam kata Jumat, 15, November, dan 1985 terkandung
makna /hari/, /tanggal/, /bulan/, dan /tahun/ tanpa disebutkan
sekalipun. Dengan demikian, penyebutan kata warna pada kalimat (7)

5
dan kata hari, tanggal, bulan, dan tahun pada kalimat (8) menjadi
mubazir.
Perbaikan kalimat-kalimat itu adalah sebagai berikut.
(7a) Ia memakai baju merah.
(8a) Ia dilahirkan pada Jumat, 15 November 1985.
Banyak kata berhiponim lain dalam bahasa Indonesia. Misalnya, kata
bunga sebagai superordinat dari kata mawar, melati, anggrek, dll. juga
kata burung sebagai superordinat dari kata kutilang, poksai, perkutut,
beo, dll.
c. Hindari kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata naik besinonim dengan ke atas, kata hanya bersinonim dengan
kata saja, kata sejak bersinonim dengan kata dari dan mulai, kata demi
bersinonim dengan kata untuk, kata agar bersinonim dengan kata
supaya, dan masih banyak lagi kata bersinonim lain dalam bahasa
Indonesia yang kadang digunakan secara bersamaan dalam sebuah
kalimat. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini.
(9) Mulai sejak dari pagi dia hanya bermenung saja.
(10) Agar supaya lulus dalam ujian, kamu harus belajar lebih giat.
Kalimat-kalimat di atas akan lebih efektif (hemat) kalau diperbaiki
menjadi seperti di bawah ini.
(9a) Sejak pagi dia hanya bermenung.
(10a) Agar lulus dalam ujian, kamu harus belajar lebih giat.
d. Hindari penjamakan kata-kata yang sudah berbentuk jamak.
Misalnya:
(11) Masih banyak hal-hal yang harus dibahas.
(12) Para tamu-tamu undangan sedang menikmati hidangan.
Kata banyak pada kalimat (11) dan kata para pada kalimat (12) sudah
mengandung makna jamak. Oleh karena itu, tidak perlu lagi
pengulangan yang bermakna jamak, sehingga kalimat-kalimat di atas
dapat diperbaiki menjadi seperti di bawah ini.
(11a) Masih banyak hal yang harus dibahas.
(12a) Para tamu undangan sedang menikmati hidangan.
Untuk kalimat (12) dapat pula diperbaiki dengan cara
mempertahankan bentuk perulangan sehingga menjadi seperti di
bawah ini.
(12b) Tamu-tamu undangan sedang menikmati hidangan.
4) Kecermatan
Kecermatan dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai kalimat yang
tidak menimbulkan pengertian ganda dan tepat dalam pilihan kata..
Perhatikan kalimat di bawah ini!
(13) Dialah istri Pak Lurah yang baru

6
Kalimat di atas mempunyai penafsiran ganda, yakni siapakah yang baru:
apakah Pak Lurah itu yang baru menikah atau baru dilantik menjadi lurah?
Untuk menghindari penafsiran ganda itu, perlu digunakan tanda hubung (-)
seperti pada perbaikan kalimat di bawah ini.
(13a) Dialah istri-Pak Lurah yang baru. (bila yang baru adalah
istrinya) atau
(13b) Dialah istri Pak Lurah-yang baru. (bila yang baru adalah
jabatan lurahnya) Perhatikan pula kalimat berikut ini!
(14) Saya suka melihat pertunjukan wayang kulit.
Kata melihat pada kalimat (14) kurang tepat, yang lebih tepat daripadanya
adalah kata menonton, sehingga kalimat perbaikannya menjadi seperti di
bawah ini.
(14a) Saya suka menonton pertunjukan wayang kulit.

5) Kepaduan
Kepaduan dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai kepaduan
pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah. Berikut ini ciri-ciri kalimat yang padu.
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele. Oleh karena itu, hindari
penggunaan kalimat yang panjang dan bertele-tele. Perhatikan kalimat
berikut!
(15) Penetapan bahasa kesatuan kita, sangat mudah; pada mana,
masing-masing perjuangan, di mana rakyat Indonesia yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke, yang senasib, seperjuangan
serta satu cita-cita, maka karena kesadaran tadi, disertai
pemikiran, maka rakyat Indonesia menetapkjan Bahasa Nasional
tersebut sebagai bahasa kesatuan.
Kalimat di atas terlalu panjang dan bertele-tele, sehingga susah untuk
dipahami. Kalimat di atas akan mudah dipahami apabila bentuknya
disederhanakan menjadi seperti berikut ini.
(15a) Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan kita
sangat mudah. Hal itu disebabkan oleh karena pada masa-masa
perjuangan, rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke merasakan senasib, seperjuangan serta satu cita-cita.
Dengan kesadaran itu dan disertai pemikiran yang mantap, rakyat
Indonesia menetapkjan bahasa Indonesia tersebut sebagai bahasa
kesatuan.
b. Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + verba secara
tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona. Misalnya
sebagai berikut.
(16) Surat itu saya sudah baca.

7
Kalimat tersebut tidak menunjukkan kepaduan karena aspek terletak di
antara agen dan verba. Seharusnya kalimat itu seperti di bawah ini.
(16a) Surat itu sudah saya baca.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat
kata kerja transiti dan ojek penderita. Misalnya seperti kalimat berikut
ini.
(17) Mahasiswa harus menyadari akan pentingnya
perpustakaan.
Kata akan pada kalimat (17) tidak dierlukan karena kata kerja transitif
menyadari harus diikuti secara langsung oleh objek penderita
pentingnya perpustakaan.
Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
(17a) Mahasiswa harus menyadari pentinnya perpustakaan.
Bila ingin mempertahankan kata akan, hendaknya predikat kalimat itu
diubah menjadi bentuk pasif sehinga menjadi seperti berikut ini.
(17b) Mahasiswa harus sadar akan pentingnya perpustakaan. .
6) Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide yang ada dalam kalimat itu
dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan ejaan yang berlaku. Misalnya
seperti kalimat berikut ini.
(18) Waktu dan tempat kami persilakan.
Pemandu acara dalam suatu kegiatan serin kita jumpai mengunakan
kalimat semacam itu. Dalam kalimat tersebut seolah-olah waktu dan
tempat-lah yang dipersilakan, padahal maksud kalimat tersebut adalah
orang yang akan menisi acara itulah yan dipersilakan. Kalimat tersebut
akan menjadi logis kalau diubah menjadi seperti di bawah ini.
(18a) Yang terhormat Rektor STMIK AKBA kami persilakan untuk
memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara ini.

C. Syarat Kalimat Efektif


1) Sudah sesuai dengan EYD
Syarat yang pertama adalah kata-kata dalam kalimat harus sesuai
dengan EYD, yang menjadi kaidah utama dalam penulisan kalimat bahasa
Indonesia. Sehingga penting untuk selalu menggunakan kata-kata baku,
yakni penulisannya sudah sesuai dengan EYD.

Selain itu, kalimat efektif juga harus memiliki tanda baca yang
tepat. Sehingga makna atau maksud dari kalimat tersebut jelas. Kalimat
perintah akan diakhiri dengan tanda seru, kalimat tanya akan diakhiri
dengan tanda tanya, dan kalimat penjelas atau standar akan diakhiri tanda
titik.

8
Ketentuan ini menjadi ketentuan dasar yang wajib dipahami dan
diterapkan setiap kali menyusun karya tulis. Supaya kalimat di dalam
karya tersebut memang merupakan kalimat efektif, sejak lembar pertama
sampai lembar terakhir.
2) Susunannya sistematis
Kalimat juga bisa dikatakan efektif ketika susunannya tepat atau
sistematis yang mengandung semua unsur kalimat yang baik dan benar.
Sehingga suatu kalimat belum bisa disebut efektif meskipun sudah
memakai kata-kata baku jika susunannya amburadul.

Urutan kata dalam kalimat perlu dibuat sistematis, sederhana, dan


mudah dipahami agar tidak membuat pembacanya pusing. Jadi, seorang
penulis perlu mengecek kembali hasil tulisannya. Supaya bisa mengoreksi
kalimat yang belakangan baru diketahui tidak efektif.

Kalimat yang efektif memiliki susunan dimulai dari subjek,


predikat, dan disusul dengan objek atau pelengkap dan keterangan. Urutan
ini penting untuk disesuaikan dengan standar SPOK. Kecuali untuk
kalimat tanya dan perintah, maka penempatan subjek dan keterangan bisa
dipindahkan sesuai kebutuhan.
3) Tidak Boros kata
Royal terhadap penggunaan kata akan dianggap melanggar syarat
kalimat efektif sehingga tidak diperlukan. Artinya pada saat menyusun
suatu kalimat usahakan memakai kata yang hemat, hanya memakai kata
yang diperlukan. Tidak perlu menambahkan kata yang sebenarnya tidak
dibutuhkan.

Hal ini akan membuat kalimat menjadi panjang namun maknanya


bisa ambigu atau bahkan kosong. Sehingga kalimat yang panjang namun
tidak efektif justru akan memusingkan pembacanya. Jauh lebih baik
menyusun kalimat pendek yang efektif agar pembaca paham.

Selain itu, memilih menghemat pemakaian kata akan membantu


penulis lebih produktif. Sebab waktu yang diperlukan untuk menyusun
kalimat panjang dengan kalimat pendek tentu berbeda jauh. Lebih hemat
waktu menulis kalimat pendek namun efektif, dan hasilnya pun lebih
memuaskan karena mudah dipahami.
4) Tidak ambigu
Syarat kalimat efektif berikutnya adalah memiliki makna yang
jelas dan tidak ambigu. Penulis yang menyusun kalimat efektif akan
mampu menjelaskan suatu hal dengan baik dan mudah dipahami. Sehingga

9
mencegah pembaca melakukan multitafsir, sehingga pesan dalam tulisan
tidak tersampaikan dengan baik.

Supaya makna dalam kalimat bebas dari resiko ambigu, maka


susunannya perlu dibuat ringkas dan sederhana. Selain itu penyusunan
kata demi kata juga harus sistematis dengan mengikuti panduan rumus
SPOK. Pastikan pula penulis memakai kata yang baku dan sesuai EYD.

Sehingga semua syarat terpenuhi untuk menjadikan suatu kalimat


sebagai kalimat yang efektif. Kalimat seperti ini adalah kalimat yang
benar, enak dibaca, dan mudah dipahami oleh siapa saja
.
D. Struktur kalimat efektif
1) Struktur kalimat efektif umum
Unsur-unsur yang terdapat pada kalimat umum ini masih dibagi
dua, yaitu unsur wajib serta unsur tidak wajib. Unsur wajib ialah subjek
serta predikat, sementara unsur tidak wajib ialah unsur yang boleh
disertakan dan boleh tidak disertakan, termasuk kata kerja bantu.
2) Struktur Kalimat Efektif Paralel
Struktur dalam kalimat efektif akan menggunakan bentuk bahasa
sama yang digunakan dalam satu susunan serial.
3) Struktur Kalimat Periodik
Struktur ini akan lebih mengemukakan unsur tambahan baru lalu
barulah menuju unsur intinya. Hal ini dilakukan agar dapat menarik
perhatian pembaca.

10
BAB III PENUTUP

Kesimpulan :

Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang


berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat;
memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata yang tepat
dalam kalimat.

11
Daftar Pustaka

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1984/985. Bahasa Indonesia: KalimatEfektif. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 1987. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
MSP.

Keraf, Gorys. 1980. Komposisi.Ende-Flores: Nusa Indah.

Mulyono, Iyo. 1986. Penyimpangan Berbahasa di dalam Penggunaan Bahasa


Indonesia. Bandung: JPBSI-FPBS-IKIP.

Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta:
Gramedia.

Soedjito. 1986. Kalimat Efektif. Bandung: Remadja Karya.

12

Anda mungkin juga menyukai