337-Article Text (Fullpaper) - 2911-1-10-20200122
337-Article Text (Fullpaper) - 2911-1-10-20200122
2 (2019)
e-ISSN: 2655-3570
Abstrak
Menopause merupakan proses berhentinya siklus menstruasi selama 12 bulan berturut-turut secara alamiah yang
terjadi pada seorang perempuan. Walaupun kejadian alamiah, namun menopause dapat memengaruhi adaptasi
fungsi tubuh sehingga perempuan harus mengetahui dampak menopause yang terjadi. Akan tetapi, kajian
tentang menopause masih jarang dilakukan di masyarakat sehingga diperlukan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat berupa pendidikan kesehatan dan screening kesehatan reproduksi pada perempuan yang bertujuAN
untuk meningkatkan pengetahuan perempuan tentang dampak menopause dan mau melakukan screening
kesehatan reproduksi. Pelaksanaan pendidikan kesehatan ini dilakukan dengan pendekatan tanya jawab dengan
partisipan usia 30-74 tahun dan belum pernah dilakukan operasi pengangkatan organ sistem reproduksi. Hasil
diketahui responden sangat antusias pada diskusi awal (pre) melalui beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh
peserta terkait pengalaman pribadi (11%) dan meningkat pengetahuan (22%) setelah diberikan edukasi dengan
menjawab benar setiap pertanyaan selama proses edukasi. Artinya ada peningkatan pengetahuan responden dua
kali lipat, tetapi tidak sejalan dengan perilaku responden melakukan screening kesehatan. Hal ini dibuktikan
hanya ada (66.67%) saja yang mengikuti screening kesehatan reproduksi, sehingga disimpulkan bahwa
pemberian edukasi dalam waktu singkat dan tidak berkesinambungan tidak efektif terhadap perubahan sikap dan
perilaku responden untuk informasi baru.
pengalaman masa lalu yang berasal dari intenal mengalami cognitive ageing yang ditandai oleh
wanita menopause dan lingkungan sosial yang adanya pelupa dan dapat menjadi mild cognitive
menyertainya. Aktivitas fisik dan perubahan gaya impairment (MCI) dan dementia jika otak tidak
hidup dengan kualitas yang baik juga dapat diaktivasi secara optimal (Kim, Jung, 2015).
memanajemen penurunan fungsi kognitif pada masa
Menopause tidak seharusnya ditakuti dan
menopause (Tan, 2014).
dikhawatirkan oleh kaum wanita. Oleh karena itu,
Kemampuan kognitif yang menurun dapat perlu dilakukan peningkatan kesehatan reproduksi
memengaruhi kehidupan wanita yang mengalami karena hal tersebut memiliki andil penting dalam
menopause (Henderson, 2009). Hal tersebut dipicu siklus kehidupan wanita pada masa menopause.
oleh ketidakstabilan hormon yang memengaruhi Seorang wanita adalah sosok individu yang tangguh
kemampuan kognitif di otak yaitu hormon estrogen secara bio-psiko-sosial-spiritual, karena seorang
yang memegang peranan penting dalam fungsi otak wanita tidak hanya dapat merawat dirinya sendiri
(Susilowati & Istianah, 2012). tetapi juga dapat merawat anggota keluarganya.
Oleh karena itu, konsep pemberdayaan perempuan
Beberapa faktor yang mempercepat seorang
dalam kesetaraan gender bukan hanya
wanita mengalami menopause, diantaranya adalah
memperjuangkan hak asasi manusia saja, tetapi juga
usia saat haid pertama, usia melahirkan, jumlah
perlu memperjuangkan kedamaian, kesejahteraan,
anak, pemakaian kontrasepsi, beban pekerjaan,
dan ketahanan aspek bio-psiko-sosial-spiritual
merokok, dan alkohol. (Ariyanti & Apriliana,
(United Nation, 2016). Hal ini penting karena
2016). Tanda dan gejala seperti panas, berkeringat,
jumlah perempuan terus meningkat hingga 1.1
moody, dan penurunan fungsi kognitif akan dialami
milyar di dunia pada tahun 2025 (Schroeder, 2016).
oleh wanita menopause, namun keadaan tersebut
merupakan reaksi respon tubuh terhadap perubahan World Health Organization (WHO, 2013).
fisiologis sistem reproduksi dan sistem hormonal memperkirakan di tahun 2030 ada 1,2 milyar wanita
(Epperson, Amin, Ruparel, Gur, Loughead, 2012). yang berusia 50 tahun dan sebagian besar dari
mereka (sekitar 80 %) tinggal di negara
Perubahan hormon yang berperan penting
berkembang. Indonesia juga termasuk salah satu
pada wanita menyebabkan perubahan fisik dan
negara dengan populasi tingkat menopause yang
psikologis yang memengaruhi keadaan emosional
diprediksi mengalami peningkatan lebih tinggi dari
termasuk penurunan fungsi kognitif, memori (daya
pada populasi di wilayah Asia dan global setelah
ingat) dan kelainan pada koordinasi motoric.
tahun 2050 (Kementerian Kesehatan Republik
Khusus pada penurunan fungsi kognitif, maka setiap
Indonesia [Kemenkes RI], 2013). Menurut proyeksi
perempuan menapouse dengan umur diatas 50 tahun
penduduk Indonesia tahun 2006-2011 oleh Badan
pasti mengalami penurunan fungsi hormon
Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk perempuan
estrogen.
berusia diatas 50 tahun meningkat dari 107 juta
Gangguan kognitif berupa gangguan menjadi 373 juta orang, dan tahun 2025
memori dan atensi merupakan keluhan yang sering diperkirakan akan ada 75 juta perempuan
dilaporkan wanita yang mengalami masa menopause (Badan Kependudukan dan Keluarga
menopause. Hal tersebut dipicu oleh penurunan dan Berencana Nasional [BKKBN], 2013).
fluktuasi estrogen selama masa menopause yang
Hal tersebut menunjukkan bahwa menopause
mendasari gangguan tersebut. Fluktuasi hormon
yang berdampak pada penurunan fungsi kognitif
terutama hormon estrogen juga memiliki efek pada
bagi wanita yang mengalaminya sudah semakin
regulasi suasana hati (mood) dan regulasi emosi di
meluas di masyarakat. Oleh karena hal tersebut,
otak yang menyebabkan kecemasan pada wanita
maka diperlukan upaya untuk meningkatkan
menopause dan secara signifikan mempengaruhi
pengetahuan perempuan tentang dampak
kualitas hidup. (Zulkarnain, 2015).
menopause yang mana salah satunya melalui
Penurunan kadar hormon estrogen akibat pemberian edukasi atau pendidikan kesehatan.
proses penuaan dapat menyebabkan fungsi kognitif
untuk memberikan kesempatan secara langsung jika Teknik yang digunakan pada proses pre-
ada pertanyaan dan untuk mengetahui langsung edukasi adalah bepikir, berpasangan dan berbagi
keberhasilan proses pembelajaran setiap tujuan (think-pair-sharing). Hal tersebut diawali dengan
instruksional khusus yang disediakan diantaranya memberikan materi edukasi kepada peserta.
adalah pengertian menopause, tanda dan gejala Selanjutnya peserta yang diberikan materi membaca
menopause fisiologis, hormon yang terkait dengan dan memahami isi materi tersebut dan setelahnya
kejadian menopause: kejadian fisiologi – patologis memberikan respon atas apa yang sudah dibaca di
(akibat penyakit dan tindakan operasi), jenis dalam materi tersebut (Rosita & Leonard, 2013).
gangguan sistem reproduksi perempuan yang dapat
Pada proses pre-edukasi diketahui gambaran
menimbulkan kejadian menopause dini, cara
pengetahuan peserta tentang menopause dan
mengatasi masalah menopause di rumah tangga dan
kesehatan sistem reproduksi (11,0%) melalui proses
hubungan antara menopause dengan penurunan
diskusi tanya jawab antara perempuan yang belum
fungsi kognitif.
mengalami menopause kepada perempuan yang
sudah mengalami menopause. Berdasarkan hasil pre
edukasi artinya hanya ada sekitar 4 – 5 peserta saja
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dapat menjawab setiap pertanyaan yang
Seluruh peserta (n = 45) dari 50 target peserta diberikan sebelum edukasi dimulai. Namun
mengikuti kegiatan Pendidikan kesehatan dengan demikian sikap peserta sangat antusias pada diskusi
tekun. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya pre-edukasi selama 10 – 15 menit yang dilakukan,
peserta kegiatan yang keluar masuk ruangan selama bahkan setiap peserta mengikuti edukasi sampai
pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan. Oleh selesai dan dilanjutkan dengan kegiatan konsultasi
karena itu, pelaksanaan kegiatan pemberian edukasi kepada tim terkait dengan kesehatannya. Sikap
tentang kesehatan sistem reproduksi pada masa antusias yang ditampilkan oleh para peserta
menopause dilakukan dengan lancar. merupakan sikap positip perempuan menopause
Rentang umur peserta yang mengikuti kegiatan sebagai refleksi keterhubungan antara pengalaman
pengabdian kepada masyarakat melalui pendidikan ‘empty nesting’ dan kebebesan dimasa tua (Jack.,
kesehatan terdiri dari usia 30 – 74 tahun, sehingga Pitts., Riach., Bariola, 2014). Bahkan sikap antusias
karakteristik usia peserta yang mengikuti kegiatan terhadap informasi baru diharapkan sebagai
edukasi bervariasi. Para peserta lansia dipandu oleh motivasi untuk membentuk koping positif ketika
tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada tubuh mengalami adapasi perubahan selama masa
masyarakat dari Fakultas Keperawatan Universitas menopause (Koyuncu., Unsal., Arslantas, 2018).
Pelita Harapan untuk mengartikan setiap pertanyaan Selama proses edukasi berlangsung, para
dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan peserta mengikuti dengan serius dan merespon
mudah dimengerti. melalui beberapa pertanyaan serta menjawab setiap
Seluruh peserta (n = 45) adalah perempuan pertanyaan yang diberikan oleh narasumber.
sebagai pekerja atau ibu rumah tangga sesuai Antusias peserta yang terlibat dalam kegiatan
dengan karateristik inklusi umur 30 – 74 tahun dan pengabdian kepada masyarakat melalui pemberian
tidak pernah dilakukan pengangkatan organ informasi edukasi kesehatan yang dilakukan
reproduksi. Rentang umur 30an merupakan masa membuat durasi edukasi bertambah karena jumlah
tubuh mengalami keteraturan fungsi tubuh, namun pertanyaaan dari peserta semakin banyak dan terjadi
kemudian mengalami penurunan fungsi sistem diskusi diantara peserta dan narasumber. Para
reproduksi perempuan (Nwankwo, 2014), sehingga peserta yang bertanya dan dapat menjawab
perempuan umur 30 tahun dan belum pernah pertanyaan dari tim dengan benar diberikan rewards
mengalami operasi atau pengangkatan organ sistem (33,33%), artinya ada sekitar 15 peserta yang
reproduksi diundang untuk mengikuti edukasi dan merespon selama proses edukasi. Proses edukasi
screening kesehatan sistem reproduksi. tersebut merupakan sarana pemberian informasi
kepada para perempuan, sehingga para perempuan
umur 30 – 50 tahun yang belum mengalami
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Perempuan Menopause 4
Prosiding PKM-CSR, Vol. 2 (2019)
e-ISSN: 2655-3570
menopause dipersiapkan adanya perubahan fungsi dan tidak berkesinambungan tidak efektif terhadap
tubuh dan sekaligus memberikan penjelasan perubahan sikap dan perilaku untuk informasi baru.
perubahan tubuh kepada perempuan menopause
KESIMPULAN
untuk beradaptasi terhadap perubahan tersebut.
Seluruh peserta dengan sangat antusias mengikuti Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat
kegiatan Pendidikan kesehatan dibuktikan dengan melalui pendidikan kesehatan pada perempuan
aktif bertanya dan menjawab setiap pertanyaan yang menopause tentang screening kesehatan reproduksi
diberikan selama proses pembelajaran berlangsung. di Tangerang yang dilakukan oleh tim Pengabdian
kepada Masyarakat (PkM) berjalan dengan lancar.
Pada akhir proses edukasi dilakukan kembali
Kerjasama antara tim PkM Fakultas Keperawatan
evaluasi untuk mengidentifikasi tingkat
dengan pihak Gereja Protestan Indonesia di Bagian
pengetahuan tentang menopause dan kesehatan
Barat (GPIB) Yudea juga terlaksana dengan baik.
reproduksi peserta. Data diketahui ada 10 peserta
Setiap peserta yang hadir juga merasa senang dan
lagi yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar
semakin memahami informasi tentang kesehatan
(22,0%) dan siap mengikuti screening kesehatan
reproduksi pada masa menopause.
reproduksi setelah edukasi selesai dilakukan.
Keadaan tersebut diyakini bahwa informasi yang Oleh karena itu, diharapkan kepada setiap
diterima sudah dapat dipahami, sehingga peserta yang sudah mengikuti kegiatan
keingintahuan akan informasi terkait dengan pendidikan kesehatan di GPIB Yudea setelah
menopause menjadi bagian dari perempuan mengetahui dan memahami dampak menopause
(Trudeau, et al 2011). Bahkan diketahui pada hasil pada tubuh maka setiap peserta mau melakukan
penelitian lain yang sejenis yaitu karateristik umur,
screening kesehatan secara rutin terkait dengan
pekerjaan, paritas, dan pekerjaan tidak menjadi
pembeda pada hasil proses pembelajaran pada sistem kesehatan reproduksi
perempuan menopause (Shafaie et al, 2014). Pada akhir acara, para peserta dan juga ketua
Berdasarkan hasil kajian sejak pre, proses, dan tim GPIB Yudea mengatakan bahwa kegiatan yang
post edukasi diketahui bahwa hampir 70% peserta telah dilakukan sangat bermanfaat dan dapat
yang mengikuti Pendidikan kesehatan sudah menjadi acuan bagi mereka untuk membantu
memahami konsep menopause, sehingga peserta meningkatkan derajat kesehatannya. Para peserta
diharapkan mau menerapkan hasil edukasi yang dan komponen pelayan dari Gereja juga
didapatkan seperti melakukan olahraga setiap hari menyarankan agar kegiatan dapat dilakukan dengan
dan mengomsumsi makanan tinggi serat, protein, rutin sehingga mereka dapat memonitor kesehatan
serta rendah lemak, menjaga diet dan pola makan jemaatnya.
dan gaya hidup sehat. Sesuai dengan fungsi UCAPAN TERIMAKASIH
olahraga pada perempuan masa menopause sebagai
pilihan pengobatan alternatif untuk dapat Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini
beradaptasi dengan gejala psikologis, vasomotor, didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian
somatik dan seksual (Stojanovska, 2014). kepada Masyarakat (LPPM) dan Fakultas
Keperawatan Universitas Pelita Harapan. Tim PkM
Gambaran singkat pengetahuan menopause
sangat berterima kasih atas kontribusi yang telah
tersebut memberikan data hanya ada dua pertiga
diberikan untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian
dari responden (66,67%) saja yang mau mengikui
kepada masyarakat.
screening dengan berbagai alasan. Pernyataan
tersebut dijumpai pula pada responden perempuan
menopause yang diberikan pendidikan kesehatan
dan intervensi terapi hormon, namun tidak semua
perempuan yang sudah memahami konsep tersebut
mau mengikuti intervensi yang telah diberikan
(Donati et al, 2013). Hal tersebut dapat dipahami
bahwa pemberian informasi dalam waktu singkat
Well-Being, ed. Fletcher. diakses United Nation. (2016). Human Development Report
https://philpapers .org /rec/ SCHHD 2016: Human Development for Everyone.
A-10 Sales no.: E.16.III. B.1. ISBN: 978-92-1-
126413-5. eISBN: 978-92-1-060036-1.
ISSN: 0969-4501
Shafaie, FS., Mirghafourvand, M., Jafari, M. Zulkarnain. 2015.Peran Latihan Fisik Teratur
(2014). Effect of education through Terhadap Fungsi Memori dan Kognitif
support group on early sympthom Wanita Pasca Menopause. Jurnal Sport
menopause: a randomized controlled Pedagogy
trial. Journal of Caring Sciences,
2014, 3(4), 247-256
doi:10.5681/jcs.2014.027 http://
journals.tbzmed.ac.ir/ JCS
Susilowati, L., Istianah, U. (2012). Fungsi Kognitif
Menentukan Kualitas Hidup Lansia
Stojanovska, L., Apostolopoulos, V., Polman, R.,
Borkoles, E. (2014). To exercise or not to
exercise, during menopause and beyond.
Diakses pada https://www.sciencedirect
.com/science/article/pii/S037851221400025
Tan, M.N., Kartal., Guldal,D. (2014) The Effect of
Physical Activity and Body Mass Index on .
Menopausal Symptoms in Turkish Women.
BMC Women’s Health