Anda di halaman 1dari 2

MEMBANGUN SPIRIT PERSATUAN GENERASI MUDA DENGAN

MENANAMKAN CULTURAL VALUES

M. Alfan Santoso

#Guru Pendidikan Agama Islam

Persatuan kalangan muda adalah kunci kokohnya suatu bangsa, kekokohan itu dibangun
melalui nilai – nilai yang disepakati dan terus diinternalisasi, nilai yang memiliki kebenaran
absolut sebagai titah para tokoh pendiri dan budaya yang berkembang yang biasa disebut
dengan Nilai – nilai budaya (Cultural Values). Nilai budaya dan sosial adalah bagian penting
menetukan arah perkembangan bangsa, terlebih apabila nilai tersebut menjadi pondasi
berpikir dan berekspresi generasi muda. Generasi muda harus mampu memberi inspirasi dan
optimisme bagi bangsa di masa depan, mereka adalah kader yang diharapkan bisa meneruskan
estafet kepemimpinan bangsa Indonesia. Poin ini sangat penting menjadi resolusi setengah
abad Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dalam rangka persiapan mengahadapi tsunami
Generasi Muda 2045.

Kehancuran suatu bangsa bisa disebabkan oleh prilaku generasi mudanya sendiri, prilaku
negatif dan bertentangan dengan asas berbangsa. Indonesia misalnya, memiliki penyakit yang
harus segera diselesaikan sebelum terlambat, penyakit yang baru – baru ini booming dan tren
di kalangan muda, yakni munculnya kelompok radikal yang menginginkan perubahan cepat
dengan mengganggu kestabilan yang sudah baku. Kelompok ini telah masuk dan berkembang
pesat, pemikirannya bisa merusak tatanan dan menyebabkan Disintregasi kalangan muda.
Soerjono Soekarto menjelaskan Disintegrasi dalam bukunya “Teori Sosiologi tentang
Perubahan Sosial” sebagai suatu proses terputusnya nilai dan norma yang muncul dari
perubahan lembaga atau kelompok masyarakat. Target utama Disintegrasi adalah kalangan
muda, mengapa? Karena kalangan muda terutama Siswa dan Mahasiswa menjadi sasaran
paling mudah untuk dimasuki oleh faham radikal dan ekstrem, baik secara langsung
(mengikuti kajian atau baiat), maupun secara online (melihat youtube atau media sosial).
Beberapa penelitian telah membuktikan, PPIM UIN Jakarta misalnya, mendapatkan hasil
bahwa penyebaran paham ekstrem radikal telah menggunakan internet dan media sosial
dekade ini, terdapat 58% siswa mengakses materi Agama melalui internet di tahun 2018 dan
akan terus meningkat. Maka sebab itu, Persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia melalui
internalisasi nilai budaya cum agama menjadi poin penting yang harus dilakukan demi
keutuhan dan kemajuan bangsa ini.
Kemudian, dimana letak urgensitas kultur dan nilainya dalam merawat persatuan dan keatuan
bangsa? Dilansir dari TEMPO.Co bahwa PBB telah mengarsipkan konflik besar di dunia,
lebih dari 75% konflik tersebut disebabkan oleh dimensi kultur. Dari hasil penelitian tersebut,
kultur menduduki akar permasalahan tertinggi dari pada yang lain, jangan sampai tragedi
membuang Sesajen, tragedi Sampit, dan konflik sampang terjadi kembali. Setidaknya, ada
tiga faktor yang bisa menyebabkan lunturnya nilai budaya, Pertama, terkikisnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya melestarikan kultur lokal. Kedua, kurangnya pembelajaran nilai
budaya di lembaga pendidikan yang menyebabkan kalangan pelajar apatis. Ketiga, kurang
adanya program sosialisasi berkelanjutan tentang kultur di setiap masing - masing daerah,
kesannya program hanya pemanis kebijakan.

Generasi muda yang mulai malu dan malas dengan budayanya sendiri harus segera
dibangunkan dari tidurnya, mimpi mereka yang lebih bangga dengan nilai, norma, pemikiran,
dan budaya luar negeri harus segera diakhiri. Tunjukkan pada generasi muda cara mencintai
dan menerapkan Cultural Values yang benar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bekerja
sama dengan Pemerintah pusat sampai daerah menyediakan fasilitas buku cetak dan online
tentanng budaya dan nilainya sebanyak – banyaknya sehingga bisa sampai di semua
kelompok, kedepan PPP bisa membuat program kebudayaan khususnya di perkotaan baik di
sekolah umum, perguruan tinggi, dan lembaga Islam, PPP lebih intens memposting diskusi
tentang nilai budaya di media sosialnya, PPP membuat kegiatan pertukaran pemuda
bertemakan budaya baik nasional maupun internasional, dan PPP memberdayakan UMKM
bagi pemuda untuk membuat simbol nilai budaya Indonesia untuk diekspor.

Apabila Kalangan muda sudah sadar pentingnya nilai budaya, maka mereka akan memiliki
tiga prinsip dalam hidupnya. Pertama, cepat memahami karakter seseorang agar tidak
gampang menilai dari kulitnya saja. Kedua, menjadi manusia yang sosial dan berintegritas
sebagai bekal bermasyarakat. Ketiga, tidak kaku dalam menentukan sikap baik untuk dirinya
maupun untuk kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai