FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSTAS MUHAMMADIYAH
MALANG 2021
MENINGEAL SIGN,
REFLEKS FISIOLOGIS
DAN PATOLOGIS
TANDA RANGSANGAN MENINGEN (MENINGEAL SIGN)
2. Penilaian/interprestasi :………
Kaku kuduk positif bila terdapat tahanan saat fleksi kepala atau dagu tidak dapat menyentuh
dada karena tahanan tersebut.
3. Maknanya :.....
Positif berarti ada iritasi meningen.
TES KERNIG
1. Cara :
Pasien tidur terlentang, fleksikan sendi panggul tegak lurus dengan tubuh, tungkai atas dan
bawah pada posisi tegak lurus pula (ini adalah posisi awal), kemudian ekstensikan sendi lutut.
2. Penilaian :
Dikatakan positif bila
- Sendi lutut tidak bisa di ekstensikan lebih 135 derajat karena nyeri sepanjang N.
Ischiadicus atau spasme otot hamstring, sehingga sendi panggul ikut fleksi.
- Terjadi fleksi involunter pada lutut kontralateral
3. Maknanya :
Positif berarti ada iritasi meningen.
BRUDZINSKI I (Brudzinski ‘s neck sign)
1. Cara :
Melakukan pemeriksaan kaku kuduk kemudian ketika memfleksikan sendi leher waktu
memeriksa kaku kuduk, perhatikan sendi lutut.
2. Penilaian :
Bila didapatkan gerak fleksi sendi lutut dan panggul kedua tungkai secara reflektorik, maka
dikatakan Brudzinski I positif
3. Maknanya :
Positif berarti ada iritasi meningen
2. Penilaian :
Bila terjadi fleksi reflektoris sendi lutut kontralateral dikatakan positif
3. Maknanya :
Positif berarti ada iritasi meningen
2. Penilaian :
Bila disusul gerakan fleksi reflektorik kedua siku dikatakan positif
3. Maknanya :
Positif berarti ada iritasi meningen
2. Penilaian :
Bila timbul fleksi reflektorik kedua sendi lutut dikatakan positif
3. Maknanya :
Positif berarti ada iritasi meningen
PEMERIKSAAN REFLEKS
1. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa refleks adalah jawaban atas rangsang. Refleks
neurologik merupakan suatu lengkungan (lengkung refleks). Gambarkan lengkung reflek
tersebut !
2. Dalam praktek sehari – hari kita biasanya memeriksa 2 macam refleks, yaitu …
Reflek dalam dan reflek superfisial
5. Jawaban / penilaian refleks dapat dibagi atas beberapa tingkat, yaitu :………..
- (negative) : Tidak ada reflek sama sekali
+1 : Hanya ada kontraksi otot
+2 : Ada gerakan sendi (jawaban normal)
+3 : Ada gerakan sendi dan ada perluasan reflek (tempat memberikan respon
biasanya bertambah luas)
+4 : Hiperaktif, sering disertai klonus, sering merupakan indikator suatu
penyakit.
Pemeriksaan Refleks
Refleks yang lazim diperiksa pada pemeriksaan rutin adalah :
1. Refleks Biseps. (BPR)
Cara pemeriksaan :…..
Kita pegang lengan pasien yang disemifleksikan sambal menempatkan ibu jari diatas tendon
otot biseps. Kemudian ibu jari diketok, hal ini akan mengakibatkan gerakan fleksi lengan
bawah. Pusat reflek ini terletak di C5-C6 (terutama C6)
7. Klonus patela.
Cara pemeriksaan :…..
Dibangkitkan dengan jalan meregangkan otot kuadriseps femoris. Kita pegang sampan patella
pasien, kemudian didorong dengan kejutan (tiba-tiba, dengan cepat) ke arah disital sambil
diberikan tahanan ringan. Bila terdapat klonus, akan terlihat kontraksi ritmik otot kuadriseps
femoris, yang mengakibatkan gerakan bolak-balik dari patela. Pada pemeriksaan ini tungkai
harus diekstensikan serta dilemaskan.
9. Refleks Kremaster.
Cara pemeriksaan :…..
Reflek ini dibangkitkan dengan jalan menggores atau menyentuh bagian medial pangkal paha.
Akan terlihat skrotum berkontraksi. Pada lesi traktur piramidalis di atas L1, reflek ini negatif,
selain itu juga dapat negatif pada orang lanjut usia, pasien hidrokel, varikokel, orkhitis atau
epididimitis. Lengkung reflek melalui L1, L2
Refleks Patologis
Refleks patologis telapak kaki. Sebutkan cara pemeriksaan :
Cara Babinski : ......
Pasien berbaring dengan tungkai diluruskan. Kita pegang pergelangan kaki supaya tetap pada
tempatnya. Untuk merangsang dapat digunakan kayu geretan atau benda yang agak runcing.
Goresan harus dilakukan perlahan, jangan sampai mengakibatkan nyeri, sebab akan
menimbulkan reflek menarik kaki. Goresan dilakukan pada telapak kaki bagian lateral, mulai
dari tumit menuju pangkal jari.
Cara Chaddock : ….
Rangsang diberikan dengan jalan menggoreskan bagian lateral maleolus.
Cara Bing : ……
Dengan memberikan rangsang tusuk pada kulit yang menutupi metatarsal ke lima
Dikatakan positip bila terdapat gerakan jari-jari kaki yang befleksi sejenak pada sendi – sendi
interfalangealnya (plantar fleksi) ditemukan pada ………
Refleks Trommer.
Cara pemeriksaan dan interprestisinya:……..
Tangan pasien dalam posisi pronasi relaks, selanjutnya kita stimulus dengan mencolek dengan
kuat kuku jari tengah. Respon yang positif adalah berupa : jari telunjuk, terutama ibu jari dan jari-
jari lainnya berfleksi setiap kali kuku jari tengah tersebut dicolek.
§ Refleks Glabella
Pukulan singkat pada glabela atau di sekitar daerah supra orbitalis mengakibatkan
kontraksi singkat kedua otot orbikularis okuli. Pada lesi perifer nervus fasialis, reflek ini
menurun atau negatif, sedangkan pada sindroma parkinson reflek ini meningkat. Pusat
reflek ini terletak di pons
§ Snout reflex.
Stimulus : perkusi pada bibir atas, akan memberikan respons berupa gerakan bibir atas dan
bawah yang menjungur atau kontraksi otot-otot di sekitar bibir atau bawah hidung
§ Refleks menetek.
Stimulus : sentuhan jari pada bibir. Respons berupa gerakan bibir, lidah dan rahang bawah
seolah-olah menetek
PEMERIKSAAN MOTORIS
MOTORIS
1. Ruang lingkup pemeriksaan motoris meliputi .......
Ø Inspeksi : Jalan, sikap, atropi dll
Ø Tonus
Ø Kekuatan
Ø Koordinasi (Pemeriksaan serebellum)
• Motor Pronasi
Cara pemeriksaan: meminta pasien mengangkat kedua kedua tangan lurus ke depan
dengan mata tertutup selama 20 sampai 30 detik, lengan pada sisi lesi akan menyimpang
ke arah lesi. Dalam posisi kedua lengan lurus, salah satu lengan diturunkan dan diminta
untuk menempatkan lengan itu pada posisi semula dengan mata tertutup pada orang yang
sehat akan dengan mudah melakukan tanpa kesalahan dengan sisi lesi tidak mampu untuk
mengambil kembali posisi semula.
• Fenomena Rebound
Cara pemeriksaan : pasien diminta untuk menekukkan lengan di sendi siku, pemeriksa
menahan gerakan yang dilakukan pasien, pada waktu penahanan dihilangkan pasien
terlanjur berfleksi sehingga tangannya dapat memukul pipinya sendiri. pada orang sehat
lengan bawah tidak terlanjur memukul pipinya melainkan akan berhenti bergerak.
• Romberg Test
Cara pemeriksaan : test ini sebenarnya adalah untuk menilai fungsi funiculus dorsalis
(propioseptif tabes dorsalis), akan tetapi dapat juga menilai fungsi cerebellum &
vestibular). Cara melakukan test romberg ini pasien diminta berdiri dengan kedua kakinya
berdekatan satu dengan yang lain. Saat berdiri pasien diminta dengan mata terbuka dan
mata tertutup. Seseorang dengan lesi di cerebellum pada saat mata terbuka sudah tidak
dapat berdiri dengan sikap yang tegak, ia akan bergoyang-goyang dan jatuh ke salah satu
sisi. Seseorang dengan sikap yang tegak, ia akan bergoyang-goyang dan jatuh ke sisi
belakang. Akan tetapi seseorang dengan degenerasi funikulus dorsalis (tubes dorsalis)
tetsp sksn berdiri dengan tegak ketika mata terbuka, tetapi bila kedua mata tertutup maka
akan jatuh ke sisi lesi.
• Dysdiadokokinesis
kemampuan untuk melakukan gerakan cepat secara berselingan dinamakan
diadokokinesis. untuk anggota gerak bagian bawah cara memeriksanya dengan cara
pemeriksa menepuk plantar pedis pasien, kemudian pasien diminta dengan plantar pedis
untuk menepuk tangan pemeriksa. awal gerakan pelan-pelan kemudian gerakan dilakukan
dengan cepat.
untuk anggota gerak bagian atas cara memeriksanya dengan meminta pasien melakukan
gerakan mempronasi-supinasi tangan seperti menepuk-nepuk paha. pasien membolak-
balik tangan di atas paha secara berulang-ulang, atau menyentuh ujung jari telunjuk dan
ujung ibu jari secara berulang-ulang, atau menyentuh ujung jari telunjuk dan ujung ibu jari
secara berulang-ulang. pemeriksaan dilakukan pada tangan kiri dan kanan atau bolak-
balik. awal gerakan pelan-pelan kemudian gerakan dilakukan dengan cepat.
• Dysmetria
Gangguan kemampuan untuk mngelola kecepatan Gerakan, kekuatannya dan
jangkauannya. Adapun test-test nya sebagai berikut:
Ø Heel – Knee _Toe Testing
Pasien menempatkan salah satu tumitnya di atas lutut ke pergelangan kaki melalui
tulang tibia dan memanjat dorsum pedis untuk menyentuh ibu jari kaki
Ø Finger – Nose Testing
Meminta pasien untuk menyentuh ujung jari telunjuk pemeriksa/pasien kemudian
kita suruh menunjuk dengan tepat hidung pasien
Ø Finger – Finger Testing
Meminta pasien untuk menyentuh ujung jari telunjuk dengan ujung jari telunjuk
tangan lainnya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mata tertutp dengan mata
terbuka
PEMERIKSAAN SISTEMSENSORIK
DAN TES PROFOKASI
SISTEM SENSORIK
Pada dasarnya sistem sensorik dapat dibagi 5 jenis, yaitu :……..
• Sensasi Sperfisial (Eksteroseptif)
• Sensasi Dalam (Propioseptif)
• Sensasi viseral (Interoseptif)
• Sensorik Khusus
• CombinedSensation (Rasa Kombinasi)
c. Grafestesia
Dengan pensil kita tulis suatu huruf atau suatu angka (pasien tentu tidak boleh buta huruf)
misalnya pada kulit di daerah telapak tangan lengan atau daerah paha pasien. Dalam
keadaan normal pasien. Dalam keadaan normal pasien dengan mudah akan dapat
mengenal yang ditulis itu. Bila pada pasien tidak menderita gangguan sensibilitas, tetapi
tidak dapat mengenal apa yang ditulis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ia telah
memperlihatkan suatu agrafestesia.
TEST PROFOKASI
• Jelaskan Cara pemeriksaan Patrick’s sign dan interprestisinya ?
Ø Cara : Pasien dalam keadaan berbaring, maleolus eksterna (lateral) tungkai yang diperiksa
diletakkan pada patella tungkai yang lain, dilakukan penekanan lutut ke bawah.
• Jelaskan cara pemeriksaan Lasseque sign (Straight leg Raising Test = SLRT) dan
interprestisinya ?
Ø Cara : Fleksi pada sendi paha yang tidak sakit dengan lutut tetap ekstensi
Ø Interpretasi : Dikatakan positif, bila terasa nyeri pada sisi yang sakit
Ø Interpretasi : Tinel’s test positif jika timbul nyeri yang menjalar dari tempat
penekanan hingga ke daerah sesuai inervasi nervus medianus (jari I, jari II, Jari III
dan setengah jari IV)
Ø Suatu tes yang positif akan menghasilkan nyeri pada paha medial atau anterior.
1
2