SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Adi Saepul Hamdi
NIM: 108015000090
JAKARTA
1434 H/2013 M
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
1. Nurlena Rifa’i MA, Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. H. Nurochim MM, sebagai pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktu dan mencurahkan pikirannya selama penyusunan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan
Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak
terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis.
4. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi penulis selama
menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Drs. H. Hasan Sadili selaku kepala sekolah SMP IT AL-ATIQIYAH
Cipanengah, Bojonggenteng, Sukabumi yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Para Guru SMP IT AL-ATIQIYAH Cipanengah, Bojonggenteng, Sukabumi
yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan tindakan penelitian
ini
ii
9. Para Siswa SMP IT AL-ATIQIYAH Cipanengah, Bojonggenteng, Sukabumi
yang menjadi subjek penelitian ini dan berpartisipasi aktif selama
pelaksanaan
tindakan.
10. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian ini.
Jakarta, 13 Mei
2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
vi
b. Tahap Pelaksanaan Siklus
I .......................................................... 48
c. Tahap Observasi Siklus
1 ............................................................. 49
d. Tahap refleksi
..................................................................
e. Keputusan siklus
............ 51 1
..................................................................
3. Tahap
..... pembelajaran
52 siklus
II .............................................................. 53
a. Tahap
Perencanaan .......................................................
b. Tahap
................ 53
Pelaksanaan .......................................................
c. Tahap observasi
................ 53
..................................................................
d. Tahap Refleksi
......... 54
..................................................................
e. Keputusan56Siklus II
...........
..................................................................
C. Pembahasan
... 56 temuan
penelitian ................................................................
... 57
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ................................................................
B.
................................. 58
Saran .....................................................................
DAFTAR...................................... 59
PUSTAKA ........................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
........................ 60
LEMBAR UJI REFERENSI
vii
DAFTAR TABEL
viii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Secara historis, pendidikan telah menjadi landasan moral dan etik dalam
proses
pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan juga merupakan variabel utama dalam
mentransformasi ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai
akhlak.
Peningkatan akses terhadap pendidikan yang berkualitas tehadap pendidikan
yang lebih berkualitas merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia
sesuai dengan tujuaan Negara Indonesia yang tertuang dalam pembukaan undang-
undang dasar 1945 (UUD 1945), yaitu:
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut
melaksanakan keteretiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Amanat UUD 1945 tersebut menyiratkan bahwa pendidikan bukan saja pilar
terpenting dalam upaya mencerdaskan bangsa, tetapi juga merupakan syarat mutlak
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berbicara tentang pendidikan, merupakan perbincangan yang tidak akan selesai,
senantiasa menjadi bahan diskusi hangat disemua kalangan. Perbincangan tersebut
tidak hanya dilakukan di hotel berbintang, tapi juga dikalangan awam, masyarakat
marjinal, warung kopi, dan dimana saja.
Pada sisi lain. Perlu kita pikirkan bersama, bahwa pendidikan merupakan
kebutuhan dan merupakan hak azazi manusia. Semua pihak perlu memikirkan
bagaimana mutu pendidikan setiap tahunnya meningkat. Oleh sebab itu, persoalan
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, yaitu pemerintah, masyarakat, orang
1 Dodi Andika, Pendidikan di Tengah Gelombang Perubahan¸ (Jakarta: Pustaka LP3ES
tua, dan anak didik itu sendiri. Sesuai dengan Undang-undang no. 20 tahun 2003
Tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat, dan Pemerintah
dalam Pasal 5 ayat 1, pasal 6 ayat 2, pasal 7, pasal 9, dan pasal 10. Yaitu yang
berbunyi:
Pasal 5 ayat 1: Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang sama.
Pasal 6 ayat 2: Setiap warga Negara bertanggung jawab terhadap
keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.
Pasal 7 ayat 2: Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban
memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.
Pasal 9: Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumberdaya dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Pasal 10: Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan,
membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.2
2 Diknas, Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen, (jakarta: Asa
ekonomi yang melilit. SDM yang berkulaitas tercipta melalui mutu pendidikan yang
diperoleh di sekolah.
Dengan mutu pendidikan yang baik dan benar akan menghasilkan SDM yang
berkualitas. Ciri-ciri SDM berkualitas sendiri adalah mandiri, berwatak kerja
keras,
tekun belajar menghargai waktu, pantang menyerah, serta selalu proaktif dalam
mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Diharapkan dengan SDM berkualitas
mampu membuat Negara menjadi besar, kuat, dan bermartabat yang pada akhirnya
terciptalah kemakmuran, kesejahtraan, dan kemajuan disegala bidang.
Pendidikan yang diperoleh melalui sekolah diharapkan mampu meciptakan SDM
berkualitas, karena sekolah adalah tempat memanusiakan manusia. Dengan kata lain,
sekolah merupakan tempat mentransfer nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang
tujuannya menghasilkan manusia yang cerdas, berkualitas, terampil, berbudi luhur,
serta menjunjung tinggi ajaran agama.
Dahulu mungkin kita berfikir bahwa kegiatan belajar mengajar harus dalam
ruang kelas. Dengan kondisi dimana guru atau dosen mengajar di depan sambil
menulis materi pembelajaran. Dengan menggunakan metode yang konvesional
maupun ceramah, sehingga proses belajar mengajar kurang cepar berkembang.
Karena memang pada saat itu media dan metode yang ada belum banyak dipakai,
salah satunya dengan menggunakan media elektronik, seperti komputer, infokus
maupun internet. Karena teknologi pada zaman dulu tidak secanggih dan tidak
sepesat pada zaman sekarang.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat,
kebutuhan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis teknologi
informasi menjadi tidak terelakan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan
sebutan elektronik learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi
pendidikan konvesional ke dalam bentuk digital, baik secara isi dan sistemnya.
Saat
ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat
dunia.
Munculnya e-learning diharapkan berdampak besar bagi dunia pendidikan.
Pihak-pihak yang paling berperan utama dalam dunia pendidikan pun tidak luput
dari
5
Terdapat jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS yatiu:
1. Media Gambar, berupa foto obyek, sketsa gambar, peta dan denah yang
berhubungan dengan materi pembelajaran IPS.
2. Media Multimedia yang menampilkan suara dan gambar bergerak yang
berhubungan dengan pembelajaran IPS.
3. Media Konkrit yaitu suasana lingkungan sosial yang nyata yang berhubungan
dengan pembelajaran IPS.
Dari beberapa jenis media tersebut media gambar dan multimedia dapat dapat
ditayangkan dengan baik melalui kemampuan sarana elektronik untuk mengolah dan
menampilkan gambar. Contohnya adalah VCD/DVD dan monitor TV, OHP, LCD
dan perangkat komputer. “Komputer adalah suatu medium interaktif, dimana siswa
memiliki kesempatan untuk berinteraksi dalam bentuk mempengaruhi atau mengubah
urutan yang disajikan.”3
Kemampuannya yang baik dalam menampilkan efek visual akan dapat
membantu guru dalam mendekatkan siswa kepada materi yang dibelajarkan.
Sehingga harapan guru untuk menciptakan suasana belajar yang bermakna akan
tercapai.
Secara teknis semua jenis pembelajaran dapat diusahakan menggunakan media
elektronik sehingga segala suasana dan bentuk obyek apapun dapat dimanipulasi
untuk ditampilkan melalui media elektronik tersebut. Apalagi dengan adanya
sarana
internet yang dapat diakses kapan saja dari atas meja di dalam kamar sehingga
akan
membuat siswa dapat belajar dari dalam kamar. Mereka dapat belajar apapun dari
dalam kamar. Bahkan mereka kelak jika sudah fasih dapat menghasilkan uang dari
hanya berhadapan dengan perangkat komputer yang online. Dampak yang kemudian
timbul akibat dari keadaan itu adalah siswa yang hanya bergaul dengan temannya
hanya dari dalam kamar. Demikian juga dengan menggunaan media elektronik dapat
3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 236
7
siswa yang ngantuk, itu disebabkan siswa belum memiliki motivasi yang tinggi
dalam
belajar. Salah satunya dalam belajar mata pelajaran IPS. Guru selalu memotivasi
dan
mengingatkan kepada para siswa agar selalu memperhatikan selama pelajaran
berlangsung, terutama pada waktu sedang menjelaskan pelajaran. Akan tetapi hanya
sebentar saja siswa yang memperhatikan, setelah itu siswa kembali lagi mengobrol
dan mengantuk.
Melihat permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk
menemukan sebuah alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan pembelajaran.
Berdasrakan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul: “PENERAPAN MEDIA E-LEARNING DALAM UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA
PELAJARAN IPS TERPADU”.
B. Identifikasi Masalah
Dari masalah yang telah dijelaskan di atas maka dapat diidentifikasikan
masalahnya yaitu:
1. Motivasi siswa dalam belajar IPS rendah
2. Kurangnya penggunaan model, metode, dalam pendekatan pembelajaran IPS
terpadu.
3. Pelaksanaan pembelajaran IPS masih menggunakan metode konvesional.
4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode e-larning
dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII di SMP IT AL-ATIQIYAH
Cipanengah-Sukabumi.
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
Dengan metode ini siswa diharapkan bisa menjadi bahan acuan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa, juga dapat mempermudah siswa dalam
menerima pelajaran.
b. Bagi Lembaga
Untuk dijadikan bahan pertimbangan dan tambahan informasi dalam menentukan
lagkah-langkah penggunaan metode pembelajaran pendidikan IPS Terpadu
khususnya dan mata pelajaran yang lain pada umumnya.
c. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan guru untuk memilih metode yang tepat bagi siswa
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
d. Bagi Penulis
Akan menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam tentang pembelajaran
IPS dengan berbagai variasi sehingga nanti dapat diaplikasikan secara langsung
dalam pembelajaran.
10
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. E-LEARNING
1. Pengertian E-learning
Istilah e-learning muncul seiring dengan dimanfaatkannya alat-alat
elektronika
dalam kehidupan manusia, terutama teknologi yang berbasiskan komputer sebagai
alat pengolah data dan informasi. Dan terlebih lagi dengan dimanfaatkan atau
munculnya internet dalam kehidupan manusia.
“Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amrin, dan Tatik Elisah memberikan tentang e-
learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai
sarana penyajian dan distribusi
informasi.” 4
4 Iif Khoru Ahmadi, Sofan Amri & Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu,
10
11
Istilah E-Learning sebenarnya merupakan frase yang tersusun dari dua kata
yaitu
kata Electronic disingkat E, dan kata Learning yang dalam bahasa Indonesia
berarti
pembelajaran. Dengan demikian e-learning memiliki pengertian Pembelajaran dengan
memakai atau memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi.
Dengan perkembangan teknologi yang semanggin canggih, memungkinkan
orang akan semakin lebih menggunakannya, media elektronik merupakan hal yang
sangat lumrah pada sekarang ini. Sama halnya dengan pembelajaran di sekolah,
sudah
banyak siswa sudah bisa menggunakan media elektronik seperti komputer dan
internet. Akan tetapi dalam penggunaannya terkadang ada yang mengarah kenegatif
adapula yang positif, itu semua tergantung dalam penggunaannya. Oleh sebab itu
untuk lebih bisa dimanafaatkan dengan baik lagi, media elektronik harus bisa
diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah.
Proses pembelajaran e-learning ini selain sangat bermanfaat dalam proses
pembelajaraan, juga bisa membuat kita menjadi lebih aktif dan juga dapat membuat
kita menjalin hubungan sosial yang lebih mudah dengan sesama teman.
2. Karakteristik E-Learning
“Karakteristik e-learning antar lain:
a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana guru dan siswa dan
sesama siswa atau guru dengan sesama guru dapat berkomunikasi dengan
relarif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang
protokoler. keunggulan komputer (digital media dan computer
b. Memanfaatkan
networks).
5 Dewi Salma Prawiradilaga, dkk, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Universitas Negeri
6 Dewi Salma Prawiradilaga, dkk, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Universitas Negeri
Menurut Slameto, “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
7 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), cet.3, hlm 60
8 Muhibbin Syah, psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.”9
Berdasarkan definisi menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pengalaman adalah suatu pembelajaran yang sangat berharga dalam menunjang
perubahan di dalam diri manusia. Perubahan yang terjadi dalam diri manusia
disebabkan oleh pengalaman. Jadi pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk
apapun yang manusia lakukan, itu diartikan sebagai belajar. “Belajar bukan
suatu
tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah atau prosedur yang
ditempuh.”10
“Belajar berarti proses perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman.
Dapat juga diartikan sebagai proses usaha individu untuk memperoleh
sesuatu yang baru dari keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalamannya. Tingkah laku individu itu dapat diklasifikasikan ke dalam
jenis-jenis berikut:
a. Kognitif, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan pengenalan atau
pemahaman tentang diri dan lingkungannya (fisik, sosial, budaya, dan
agama). Dengan demikian tingkah laku ini merupakan aspek
kemampuan intelektual individu, seperti mengetahui sesuatu, berpikir,
memecahkan masalah, mmengambil keputusan, menilai dan meneliti.
b. Afektif, yaitu tingkah laku yang mengandung penghayatan suatu emosi
atau perasaan tertentu. Contohnya: ikhlas, senang, marah, sedih,
menyayangi, mencintai, menerima, menyetujui, dan menolak.
c. Konatif, yaitu tingkah laku yang berkaitan dengan dorongan dari dalam
dirinya untuk mencapai suatu tujuan (sesuatu yang diinginkan),
seperti:
niat, motif, cita-cita, harapan dan kehendak.
d. Motorik, yaitu tingkah laku yang berupa gerak-gerik jasmaniah atau
fisik, seperti: berjalan, berlari, makan, minum, menulis, dan
berolahraga.”11
“Teori ini dikemukakan oleh Paplov, bahwa segala tingkah laku manusia
adalah
hasil Conditioning, yakni hasil dari latihan atau kebiasaan mereaksi terhadap
syarat/perangsang tertentu yang dialaminya di dalam
kehidupan.”12
Menurut teori ini yang terpenting dalam belajar adalah, manusia harus sering
banyak melakukan latihan secara terus menerus. Untuk menjadikan seseorang itu
belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Teori ini lebih
mengutamakan belajar itu terjadi secara otomatis.
b. Teori belajar Thorndike
“Teori yang dikemukakan oleh Thorndike mengenai hubungan antara
stimulus dan respon, Thorndike dengan teorinya menyusun hukum-hukum
belajar seperti law of effect (hubungan itu diperkuat atau diperlemah
tergantung pada kepuasan dan ketidasukaan yang berkenaan dengan
penggunaannya). The law exercise (apabila hubungan itu sering dilatih
maka ia akan menjadi kuat) dan the law of readiness (siap untuk berbuat
memberi kepuasan sebaliknya tidak siap akan merasa tidak
puas.)”13
c. Teori Gestalt
“Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Teori ini sering
disebut Organism Psychology atau Field Psychology atau Insight Full Learning.
Teori ini berpenderian bahwa keseluruhan itu lebih penting dari
bagian-bagian/unsur-
unsurnya.”14 Menurut pandangan teori ini manusia adalah organisme yang aktif
berusaha mencapai tujuan, bahwa individu itu bertindak atas berbagai pengaruh
baik
dari dalam maupun dari luar diri individu.
Oleh karena itu, menurut teori gestalt, belajar bukan hanya sekedar proses
antara
stimulus dengan respon yang diperkuat dengan latihan-latihan atau ulangan-
ulangan,
akan tetapi menurut teori ini belajar itu terjadi jika ada
pemahaman.
12 Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), hlm.91
13 Oemar Hamalik, proses belajar mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), hlm. 39
14 Oemar Hamalik, proses belajar mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), hlm. 40
16
d. Teori Kontruktivis
“Teori ini dikembangkan oleh Piaget, bahwa pada dasarnya setiap
individu
anak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksikan oleh anak
subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan
pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak
akan menjadi pengetahuan yang bermakna. pengetahuan tersebut hanya
diingat sementara setalah itu dilupakan.”15
3. Jenis-jenis Belajar
“Untuk meningkatkan hasil belajar dalam pengaruh intruksional dan untuk
mengarahkan pengaruh pengiring terhadap hal-hal yang positif dan berguna
bagi siswa, guru harus pandai memilih isi pengajaran serta bagaimana
proses belajar itu harus dikelola dan dilaksanakan di sekolah. Ada dua
jenis
belajar yang perlu dibedakan, yakni belajar konsep dan belajar proses.
Belajar konsep lebih menekankan hasil belajar kepada pemahaman fakta
dan prinsip, banyak bergantung pada apa yang diajarkan guru, yaitu
bahan
atau isi pelajaran, dan lebih bersifat kognitif. Sedangkan belajar
proses atau proses lebih menekankan pada masalah bagaimana bahan
keterampilan
pelajaran itu diajarkan dan
dipelajari.”16
4. Hasil Belajar
Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan
perubahan
tingkah laku yang meliputi pengamatan, pengenalan, pengertian, perbuatan,
keterampilan, perasaan, minat dan bakat. Dalam dunia pendidikan hasil belajar
dapat
digunakan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
“Suatu proses mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan
berhasil apabila tujuan intruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai.
Untuk
mengetahui tercapai tidaknya, guru perlu mengadakan tes formatif setiap
menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Fungsi penilaian ini adalah untuk
memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses
15 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana,
2011),cet.
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka
8, hlm.
1997),Setia,
hlm. 34-35
124 16
17
17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka
belajar.blogspot.com/2013/06/pengertian-hasil-belajar-menurut-
para.html
18
a) Faktor Internal
Seperti yang telah diutarakan di atas, bahwa faktor yang mempengaruhi belajar
adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri atau Factor
internal, apa
yang ada dalam diri manusia itu dapat mempegaruhi, berhasil atau tidaknya belajar
siswa. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
1) Faktor Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
“Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sndinya, dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.” 19 Keadaan jasmani pada umumnya
sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang, kondisi fisik yang sehat dan
bugar
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya,
kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar
yang
maksimal. Oleh karena itu keadaan jasmani sangat memengaruhi proses belajar,
maka
perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
“Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera
pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa
dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.”20
Panca indra yang setiap orang miliki mempunyai manfaat yang baik dan akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Akan ada perbedaan antara panca
indera seorang siswa yang baik, dengan yang kurang baik. Akan terlihat dari hasil
belajar itu sendiri, karena dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi
segala
informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehingga manusia dapat
menangkap dunia luar.
19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda
Karya,
1995), Muhibbin
hlm Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
131 20Rosda
Karya, 1995), hlm 133
19
2) Faktor Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas dalam perolehan pembelajaran siswa. Namun diantara faktor
rohani siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah
“kematangan/pertumbuhan, kecerdasan siswa, motifasi, minat, sikap dan
bakat.”21
a. Kematangan/Pertumbuhan
“Kita tidak dapat mengajar ilmu pasti kepada anak kelas tiga sekolah
dasar, atau mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk
di
bangku sekolah menengah pertama. Semua itu disebabkan pertumbuhan
mental yang belum matang untuk menerima pelajaran itu. Mengajarkan
sesuatu baru dapat berhasil jika tarap pertumbuhan pribadi telah
memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah
matang untuk itu.”22
b. Kecerdasan/Intelegensi Siswa
“Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar daripada
orang yang kurang cerdas.”23 Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemempuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan
hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya.
Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang
penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ
pengendali tertinggi dari hampir seluruh aktivitas
manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses
belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi
iteligensi
seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam
belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit
individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan
belajar
dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor
psikologis
21 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 102
22 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 103
23 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman
tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga
mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya.
c. Motivasi
“Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme (baik manusia
ataupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.”24 Motivasi adalah
salah
satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. “Motivasi
adalah
kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.”25 Motivasi
juga diartikan sebagai “pendorongan”,26 Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-
kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang.
d. Minat
“Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.”27 Namun lepas dari
kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena
memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau
bahkan
tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru
atau
pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi
pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membangkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan
dengan membuat materi yang akan dipelajarai semenarik mungkin dan tidak
membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang
membebaskan siswa mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain
24 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), cet.3, hlm 136
25 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
1997), Ngalim
hlm. 109
Purwant
26 o,Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), cet.3,
hlm 136
Psikolo
gi
Pendidi
kan,
(Bandun
g: PT.
Remaja
Rosda
Karya,
2000),
hlm. 71
27
21
f. Bakat
Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses hasil belajar adalah bakat.
“Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang
28 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda
Karya,
1995), Ngalim
hlm Purwanto, Strategi Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosda
135 29 hlm.143-148
Karya),
22
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.”30
Dengan demikian, Bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen
yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai
prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat
juga
diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa
tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat
tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhungan dengan bakat yang
dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang IPS akan lebih mudah
mempelajari sejarah-sejarah dan perhitungan ekonomi.
Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimiliki setiap individu,
maka
para pendidik, orang tua, dan guru perlu memperhatikan dan memahami bakat yang
dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, anatar lain dengan mendukung, ikut
mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih sekolah mana yang akan
diambil.
b) Faktor-faktor Eksternal
Dalam hal ini, menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan social
dan
faktor lingkungan nonsosial.
1. Lingkungan Sosial
“Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman
sekelas
dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa.”31 Hubungan harmonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah.
30 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda
Karya,
1995), Muhibbin
hlm Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda
135 31 1995), hlm 137
Karya,
23
Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi
dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
“Selanjutnya yang juga termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat
dan
tetangga serta teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa
tersebut.”32
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar
siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga
dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan
belum dimilkinya.
“Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi belajar ialah orang tua
dan
keluarga siswa itu sendiri.”33 Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan
belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar
siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2. Lingkungan Nonsosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
Menurut pendapat Muhibbin Syah, “faktor yang termasuk lingkungan nonsosial
ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya,
alat-
alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan
siswa.”34
“Lingkungan fisik/alami termasuk di dalamnya adalah keadaan sushu,
kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada keadaan udara yang
segar akan lebih baik dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan
32
Muhibbi
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
n Syah,
Karya,Rosda
1995),Psikolo
hlm
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda
gi
138 34 1995), hlm 138
Karya,
Belajar
,
(Jakart
a:
Logos
Wacana
Ilmu,
2001),
cet.3,
hlm 138
33
24
35 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
1997),
hlm. 105
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka
36
1997),Setia,
hlm. 106
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: CV. Alfabeta, 2004),
37 38hlm.
189
Sapriya dkk, Pembelajaran dan Hasil Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI
2006),Press,
hlm. 03
25
39 Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa
dalam
Kurikulum
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet.1, hlm
Berbagai
171
Kompetensi
,
(ciputat:
PT.
Ciputat
Pres,
2005),
cet.1, hlm
22 40
26
41 karakteristik IPS. Artikel diakses pada tanggal 30 september 2013 dari
http://rizukifarevi.blogspot.com/2013/06/hakikat-dan-karakteristik-konsep-
dasar.html
42Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa
dalam Kurikulum Berbagai Kompetensi, (ciputat: PT. Ciputat Pres, 2005), cet.1,
hlm 24
27
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan
menembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya,
serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
D. Kerangka Berpikir
Untuk meningkatkan hasil pembelajaran IPS, maka guru perlu melakukan
perbaikan atas praktek pembelajaran yang dilakukan. Kemampuan dan ketepatan
guru dalam memilih strategi dan model pembelajaran yang menunjang pencapaian
tujuan kurikulum dan sesuai dengan potensi siswa, merupakan bagian kompetensi
dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, karena tugas guru adalah
menciptakan
situasi yang kondusif sesuai dengan yang diharapkan dan mendorong siswa untuk
mencari dan mengembangkan bakat dan kemampuan. Dengan menjadikan siswa
sebagai subjek belajar, maka paradigma yang dikembangkan dalam proses
pembelajaran adalah terciptanya suasana belajar yang lebih demokratis,
kolaboratif
dan konstruktif. Suasana belajar seperti ini akan menjadikan kelas sebagai
miniatur
masyarakat yang dinamis, inovatif dan kreatif serta interaksi multi arah antara
guru
dan siswa atau antara siswa dengan siswa semakin intens. Interaksi kelas yang
kondusif akan menentukan efektivitas pembelajaran yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar.
Bagaimanapun kegiatan proses pembelajaran tidak hanya menekankan kepada
apa (materi) yang harus dipelajari anak didik (pemahaman konsep-konsep), akan
tetapi lebih menekankan pada bagaimana peserta didik harus belajar (belajar
mengalami).
43 Sapriya dkk, Pembelajaran dan Hasil Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006),
hlm. 11-12
28
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori, dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan di
atas,
maka rumusan hipotesis tindakan sebagai berikut : Penerapan media e-learning
dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada materi Peta, Atlas, dan
Globe.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
29
30
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas
dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
“Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya
sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksi
tindakan
secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.”44
“Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan
penelitian
tindakan kelas, yakni penelitian, tindakan, dan
kelas.
Pertama, penelitian adalah suatu proses secara pemecahan masalah yang
dilakukan secara sistematis, empiris, dan
control.
Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang
dilakukan peneliti oleh guru. Ketiga, kelas menunjukan pada tempat
proses pembelajaran berlangsung.”45
44 Wiajaya Kusumah & Dewi Dwigataama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.
Indeks,
2010), Wina
cet Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke2,
ke-2, hlm.
hlm. 25
9 45
31
Perencanaan
Refleksi
Siklus I Pelaksanaan
efleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
engamatan
Perencanaan
46 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas( Teori dan Praktik ), ( Jakarta :
47 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta:
PT. Remaja 2006), h.28
Rosdakarya,
36
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini terdiri dari dua instrument, yaitu instrumen dengan
menggunakan tes dan instrumen yang bukan tes (non tes).
1. Instrumen Tes
Tes tertulis ini berupa test awal (Pre Test) dan Tes Akhir (Post Test). Tes awal
adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada siswa,
karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah. Sedangkan tes akhir (Post test)
adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada
siswa, dan biasanya naskah post test ini dibuat sama dengan tes
awal.
Siklus I dan siklus II terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda, 10 soal
siklus I dan
10 soal siklus II. Alasan peneliti memilih soal pilihan ganda (PG) sebagai acuan
dalam penilaian tertulis, karena waktu jam pelajaran yang terbatas, sedangkan
tes
awal (pretest) dan tes akhir (post test) harus dilaksanakan pada setiap siklus,
selain itu
dipilihnya alternatif tes pilihan ganda (PG) untuk mempermudah siswa dalam
menemukan jawaban, karena terdiri dari beberapa alternatif
jawaban.
Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (post test). Tes
awal
(pretets) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberkan kepada
peserta didik, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Sedangkan
tes akhir (post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting yang
telah
diajarkan kepada para peserta didik dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat
sama
dengan naskah tes awal.
Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif berbentuk pilihan ganda sebanyak 10
soal
setiap siklusnya. Jika benar mendapatkan poin 10, dan jika salah mendapatkan poin
0.
2. Instrumen Non test
Dalam instrument non test yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Lembar observasi
37
1. Uji Validitas
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Dalam Bahasa Indonesia “valid disebut dengan istilah sahih”. “Sebuah
item
tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.
skor
pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah”.
49
Dengan kata lain, Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kebenaran suatu instrumen. Instrumen disebut valid jika mampu mengukur apa yang
diinginkan. Untuk mengukur keabsahan instrumen digunakan program ANATES.
48Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung :
Remaja
rosdakarya,
2009), hal. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara,
153 49 2006 ),
hal.65
38
̅ ̅
√
Keterangan :
= koefisen kolerasi biserial antara sekor butir soal no I dengan
sekor
total
̅ = rata-rata sekor total semua
responden
= rata-rata sekor total semua
responden
= standar deviasi sekor total semua
responden
= proporsi jawaban benar untuk semua butir nomor
i
= proporsi jawaban salah untuk semua butir nomor
i
2. Uji Reliabilitas50
Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen penelitian yang digunakan
harus realiabel. Reliabilitas adalah instrumen cukup dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena data tersebut sudah baik. Perhitungan
realiabilitas
menggunakan program ANATES. Untuk menghitung besarnya reliabilitas instrumen
hasil belajar peneliti menggunakan rumus kuder Richardson (K – R 20) sebagai
berikut :
r11 = k S² –
Σpq
k-1 S²
Keterangan :
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab item yang benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item yang salah
50 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja
( q= 1- p)
Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
S² : Varians tes
3. Taraf Kesukaran51
Tingkat kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya
suatu soal. Tingkat kesukaran dari suatu tes untuk mengetahui setiap butir soal
termasuk kategori mudah, sedang, atau sukar.
Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang,
atau
sukar digunakan rumus sebagai berikut :
P = B
JS
Keterangan :
P : Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal
B : Jumlah siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah siswa dari masing-masing kelompok yang menjawab
soal
51 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ),
( Jakarta
2006 ), hal. : Bumi
208 Aksara,
40
4. Daya Pembeda52
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk
mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus :
D =
Keterangan :
D : Daya Pembeda
52 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung :
Remaja
Rosdakarya, 2009 ), hal. 263
41
5. Skor N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, n-gain
menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus
Meltzer.
Dengan kategori :
g tinggi : nilai ( g ) > 0.70
g sedang : 0.70 > ( g ) > 0.3
g rendah : nilai ( g ) < 0.3
g-sedang : nilai 0,
70-0,30
42
g-rendah : nilai
(<g>)>0,30
Data yang diperoleh dari pengukuran normal gain ini dapat dijadikan
acuan
perhitungan non parametrik.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : SMP IT Al Atiqiyah
b. Nomor Statistik Sekolah : 202020
c. Akte Sekolah : Marah Hasyir, SH.
d. Alamat Sekolah Jalan : Cipanengah
Desa/Kel/. : Cipanengah RT 02/03
Kecamatan : Bojonggenteng
Kabupaten : Sukabumi
Provinsi : Jawa Barat
Telp/e-mail : (0266) 6542736, e-mail:smpitalatiqiyah@gmail.com
e. NPSN : 20276396
f. NIS : 202630
g. Nama Kepala : Drs. H. Hasan Sadili
h. Nomor telp. HP : 085692302346
43
44
2. Visi Sekolah
Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa sehingga tercipta
intelektual
yang ulama dan ulama yang intelek.
3. Misi Sekolah
Membentuk insan yang intelek, cerdas, tangkas, berakhlak mulia, berguna bagi
bangsa dan negara berlandaskan pancasila dan nilai nilai
agama.
4. Tujuan Sekolah
a. Terlaksananya kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk meningkatkan prestasi
akademik serta menguasai iptek yang didasari oleh nilai-nilai agama melalui
bimbingan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
b. Terlaksananya pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa
dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
c. Meningkatnya mutu lulusan baik secara kualitatif maupun kuantitatif berbekal
ketrampilan dan kecakapan hidup.
d. Terciptanya manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah
dan komite sekolah.
45
B. Hasil Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Sebelum diadakan penelitian, penulis melakukan analisis kebutuhan terlebih
dahulu. Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi
belajar tempat penelitian diadakan. Analisis kebutuhan kegiatan ini meliputi
observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS di kelas. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, serta hasil
belajar yang diperoleh selama proses pembelajaran IPS di SMP IT AL-ATIQIYAH
kelas VII.
Observasi dilakukan sebelum penelitian, hasil observasi di catat dan
terlampir.
Observasi proses pembelajaran dilakukan pada tanggal 28 November 2012 dan
diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar siswa serta kondisi
lingkungan sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar yang ada. Observasi
dilakukan dengan cara mengamati langsung keadaan kelas pada saat proses belajar
mengajar pada mata pelajaran Ekonomi. Hasil observasi diolah dengan cara
mendeskripsikan hasil pengamatan. Hasil observasi ini dijadikan data tambahan
dan
data pelengkap dari data kuantitatif yang berupa hasil Pre Test dan Post
Test.
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS masih
tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan hasil belajar yang diperoleh siswa
tidak
memuaskan. Atau dapat dikatakan hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu
sebesar 65. Selain itu ada berbagai hambatan yang dihadapi oleh Siswa Kelas VII
SMP IT AL-ATIQIYAH, diantaranya yaitu : kondisi kelas yang gaduh, yang
mengurangi daya konsentrasi siswa dalam belajar, metode pembelajaran yang
digunakan pun masih konvensional, yakni metode ceramah, dan pada saat proses
pembelajaran berlansung ada beberapa orang siswa yang terlihat malas untuk
belajar,
hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang
bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda gurau dengan teman, serta
menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran IPS
46
2. Kegiatan inti
a) Guru melakukan apersepsi sebagai upaya membangkitkan pengetahuan awal
siswa, agar siswa bisa mengingat kembali pembelajaran IPS yang sebelumnya
sudah dipelajari.
b) Menjelaskan materi pelajaran IPS mengenai Peta, Atlas dan Globe yang telah
dibuat dalam bentuk slide dan gambar, akan tetapi pada kegiatan ini siswa
masih
belum benar-benar memperhatikan apa yang peneliti jelaskan.
c) Media pembelajaran yang digunakan adalah media elektronik, proses
pembelajaran bisa lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa. Sehingga di
dalam proses belajar siswa merasa nyaman dan tetap berkonsentrasi.
Dalam pelaksanaannya peneliti mengajak para siswa untuk bisa selalu
memperhatikan terhadap materi yang dibuata dalam bentuk slide dan gambar
yang ditampilkan menggunakan media elektronik berupa infokus dan laptop.
Tidak hanya memakai alat-alat elektronik dalam pembelajaran berlangsung,
49
tetapi memakai media yang berupa peta, atlas dan globe, supaya siswa lebih
bisa
mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh guru.
d) Peneliti memotivasi kepada seluruh siswa untuk mengeluarkan pendapat dan ide.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya siswa belum semuanya bisa mengeluarkan
pendapat dan ide. Hanya sebagian siswa saja yang bisa merespon dengan apa
yang telah dijelaskan oleh peneliti. Dan masih ada siswa yang belum bisa
memahami betul dengan materi yang dijelaskan oleh guru.
e) Di dalam pengelolaan kelas, siswa belum bisa sepenuhnya fokus dan tertib di
dalam proses belajar mengajar.
f) Menyajikan disetiap penjelasan dengan menggunakan ilustrasi atau contoh-
cotoh
yang dapat dipahami oleh siswa karena contoh yang disajikan sesuai dengan
pembahasan dan sesuai dengan apa yang dilakukan siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Kegiatan menutup pelajaran
Dalam kegiatan penutup peneliti:
a) Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
b) Melakukan penilaian berupa pre test dan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
pada alat dan media yang digunakan, tanpa melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran berlangsung.
Imbas dari kekurangan di atas, siswa belum seluruhnya bisa mengeluarkan ide
dan pendapat pada waktu proses pembelajaran berlangsung, penyebabnya
bermacam-macam, ada yang dikarenakan siswa tidak memperhatikan dan adapula
yang masih malu-malu dalam mengeluarkan ide dan pendapat karena takut jika ide
dan pendapatnya itu tidak bisa diterima oleh guru. Adapula siswa yang belum
benar-
benar sepenuhnya menguasai bahan ajar yang akan dipelajari. Oleh sebab itu, guru
harus lebih maksimal lagi dalam memotivasi siswa. Guru menyadari bahwasanya
masih banyak kekurangan dan kurang maksimalnya dalam menyajikan suatu materi,
dan kurangnya koordinasi antara guru dengan siswa.
Selain siswa kurang maksimal dalam pembelajaran, Indikator keberhasilan
dalam
penelitian ini juga belum bisa dikatan meningkat, karena dilihat berdasarkan tes
akhir posttest siklus I, menunjukkan hasil nilai belajar siswa masih dibawah
KKM
65. Di bawah ini adalah hasil belajar siswa siklus I dengan menggunakan pre test
dan posttes:
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai
terbesar adalah 60, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah 735, dan rata-
rata 49.
Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 80, dan nilai terkecil adalah 50
dengan
jumlah 965, dan rata-rata sebesar 64. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar
dapat di
lihat dari hasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 65 yang diperoleh pada siklus
I
adalah 64 yang menunjukkan, bahwa pembelajaran dengan model metode
pembelajaran e-learning ini belum bisa dikatakan meningkatkan hasil belajar.
Jika
diukur dengan N-Gain, kemampuan siswa sebesar 0.29 kategori rendah. Namun
penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus II, karena belum mencapai
ketuntasan
hasil belajar (100% siswa mencapai nilai lebih dari 65) yang diharapkan oleh
peneliti.
d. Tahap refleksi
Tahapan refleksi pada siklus I ini, bahwa kegiatan dengam media e-learning
dapat membantu siswa dalam menggabungkan informasi dari apa yang mereka baca,
mereka dengar, dan mereka tulis sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh yang
dapat menggabungkan sebuah ingatan yang baik dan akhirnya dapat meningkatkan
52
e. Keputusan Siklus I
Peneliti menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus
I,
tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Hasil
penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator
keberhasilan.
Berdasarkan refleksi, siklus I ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa
belum mencapai KKM yang ditentukan sebesar 65. Masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata untuk Pre Test hanya sebesar 49,
namun terjadi peningkatan saat Post Test, nilai rata-rata yang diperoleh sebesar
64.
53
Perlu dilakukan tindak lanjut untuk memperoleh hasil belajar siswa yang
diharapkan.
Oleh karena itu penelitian ini dilanjutkan pada siklus II, dengan memperbaiki
desain
pembelajaran sebaik mungkin, serta guru (peneliti) harus lebih berinteraksi dan
membimbing siswa lebih baik lagi dalam proses belajar.
2. Tahap pembelajaran siklus II
a) Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II peneliti memulainya dengan menyiapkan yang
diperlukan pada pembelajaran siklus II, yaitu seperti rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), lembar observasi, evaluasi dengan menggunakan pretest dan
posttest dan pedoman dalam wawancara yang akan dilakukan dengan para siswa.
Berdasarkan temuan yang dihasilkan dari kajian pada siklus I, pada siklus
yang
ke II ini proses pembelajaran harus bisa lebih diarahkan pada perbaikan yang
telah
disusun pada siklus I. perbaiakan-perbaikan yang terdapat pada siklus I
diterapkan
pada siklus II dengan menambahkan konsep dalam proses pembelajaran, seperti
siswa bisa dibagi kedalam beberapa kelompok.
b) Tahap pelaksanaan
Pada tahapan pelaksanaan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan
pembelajaran siklus I, akan tetapi pada pelaksanaan siklus II guru menambahkan
rancangan dalam pembelajaran, yaitu dengan membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok, supaya para siswa bisa lebih bekerjasama dan saling membantu dalam
memahami bahan ajar yang diberikan oleh guru, juga bisa lebih meningkatkan
pemahaman tentang mata pelajaran IPS supaya hasil belajar siswa bisa lebih
meningkat.
Pada tahapan ini juga guru memberikan penjelasan materi kepada siswa,
setelah
itu siswa dituntut untuk bisa mempresentasikan apa yang telah dipelajari bersama
kelompoknya, pada saat itulah siswa bisa mengeluarkan pendapatnya masing-masing
tentang materi yang dijelaskan oleh temannya yang sedang mempresentasikannya di
depan. Guru selalu memberikan tambahan penjelasan jika ada siswa yang
54
mengeluarkan pendapat maupun yang bertanya. Supaya siswa bisa lebih memahami
tentang apa yang sedang dipelajari.
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari
bersma-sama dengan guru yang menggunakan metode e-learning, dan dengan
tambahan pembagian kelompok di siklus II tersebut. Serta menganalisa kekurangan
dan kelebihan selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode e-learning..
Selain itu guru pun mengadakan refleksi dan evaluasi terhadap materi yang
disampaikan melalui Post Test yang dilakukan oleh seluruh siswa tentang materi
Soal Pre Test dan Post Test sama, sehingga memungkinkan siswa untuk
memprediksi kebenaran jawabannya saat Post Tes.
c) Tahap observasi
Setelah melakukan pengamatan dalam siklus II ini, peneliti menemukan
kemajuan dan perkembangan yang bagus, pada siklus II ini terdapat peningkatan
pelaksanaan pembelajaran siswa, yang sebelumnya pada siklus II masih banyak
kekurangan, namun setelah dilakukan perbaikan pada siklus II ini, kekurangan itu
bisa diminimalisir bahkan bisa menjadi peningkatan. Hal itu dilihat dari hasil
ulangan yang meningkat, dan para siswa pun bisa lebih terbiasa dengan tugas-
tugas
dan soal yang diberikan oleh guru.
Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya pelaksanaan
pembelajaran siswa dalam proses belajar IPS, oleh sebab itu penelitian pada
siklus II
ini dihentikan dan dianggap metode dengan menggunakan media elektronik (e-
learning) ini dapat meningkatkan pelaksanaan pembelajaran siswa dalam proses
belajar IPS. Karena sesuai dengan tabela di bawah ini yang memberikan penjelasan
tentang hasil belajar siswa pada tahapan siklus
II.
55
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai
terbesar adalah 70, dan nilai terkecil adalah 50 dengan jumlah 940, dan rata-rata
62.
Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 95, dan nilai terkecil adalah 65
dengan
jumlah 1210, dan rata-rata sebesar 80. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar
dapat di
lihat dari hasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 65 yang diperoleh pada siklus
II
adalah 80 yang menunjukkan, bahwa pembelajaran dengan metode pembelajaran e-
56
d) Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan bahwa
pembelajaran IPS di kelas VII sudah mulai efektif. Siswa mulai terbiasa
menggunakan media e-learning. Dalam proses pembelajaran, siswa nampak lebih
aktif dalam proses pembelajaran sehingga menciptakan keadaan pembelajaran yang
lebih efektif dibandingkan siklus I.
Nilai rata-rata untuk Pre test pada siklus II adalah 62 lebih meningkat
dibandingkan Pre Test Siklus I yang hanya sebesar 49. Setelah dilakukan Post
test
pada akhir siklus data yang diperoleh adalah nilai rata-rata hasil Post Test
siklus II
adalah 80 lebih meningkat dibandingkan Siklus I sebesar 64 dengan nilai
tertinggi 90
dan nilai terendah 65 tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM
sebesar 65. Seluruh siswa sudah melebihi KKM atau dapat dikatakan keberhasilan
mencapai 100%. Jika dihitung menggunakan rumusan N-Gain kemampuan siswa
mengalami peningkatan sebesar 0,47 atau masuk ke dalam kategori sedang. Hasil
dari siklus II sudah mencapai 100% berarti tindakan sudah dapat dihentikan dan
tidak perlu melanjutkan pada siklus selanjutnya.
e) Keputusan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar dan
aktivitas
belajar siswa juga respons siswa yang positif tentang media pembelajaran yang
digunakan yaitu media e-learning, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan
kemampuan psikomotorik siswa dalam memahami materi Peta, Atlas, dan Globe
sudah mencapai kriteria yang diharapkan. Ini terbukti dengan nilai N-Gain pada
Pre
Test Siklus I sebesar 49 meningkat pada Post Test menjadi 64 dan nilai N-Gain
pada
Pre Test Siklus II sebesar 62 meningkat pada Post Test menjadi 80. Dengan nilai
terendah pada Siklus I 40 dan tertinggi 80, sedangkan pada siklus II, nilai
terendah
57
65 dan tertinggi 90. Atau dapat dikatakan pada siklus II nilai yang dicapai
siswa
sudah melebihi KKM sebesar 65. Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan lagi ke
tindakan pembelajaran siklus III.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPS pada materi Peta, Atlas, dan Globe dengan menggunakan media e-
learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari
hasil
yang diperoleh berdasarkan tindakan yang telah diberikan kepada siswa kelas VII
SMP IT AL-ATIQIYAH Cipanengah-Sukabumi. Dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa pada siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I
Nilai
rata-rata untuk Pre test adalah 49 dan Post test 64. Sedangkan menggunakan
perhitungan N-Gainnya adalah 029, menunjukan kategori rendah. Dan pada siklus II
untuk nilai rata-rata pre test nya adalah 62 sedangkan nilai rata-rata Post
testnya
adalah 80 untuk N-Gainya sendiri adalah 0,47 kategori sedang. Dibandingkan hasil
Pre Tes dan Postest Siklus I dengan pretest dan protest siklus II maupun
menggunakan perhitngan N-Gain menunjukan pada siklus II adanya signifikasi
peningkatan. Pada Siklus II Siswa telah mencapai nilai KKM 65 dan tidak ada
siswa
58
59
B. Saran
1. Bagi guru, diharapkan untuk selalu meningkatkan profesionalisme baik melalui
pendidikan formal, maupun kegiatan-kegiatan pengembangan professional
dalam jabatan (in service training), seperti MGMP, workshop, dan kegiatan-
kegiatan lainnya yang menunjang terhadap pengembangan profesionalisme.
Diantaranya dengan terus mengikuti perkembangan terakhir inovasi-inovasi
dalam pembelajaran. Sehingga guru dapat mengikuti semua perubahan
paradigma pendidikan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan siswa,
masyarakat, pemerintah dan pengguna jasa pendidikan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
-----. 2002. Strategi Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Sapriya, dkk. 2006. Pembelaajran dan Hasil Evaluasi Hasil Belajar IPS.
Bandung: UPI Press.
LAMPIRAN 1
( RPP )
Siklus : I
Kelas/Semester : VII / 2
A. Indikator Pembelajaran.
E. Metode
Metode e-learning
H. Penilaian
1. Tekhnik
Pada pembelajaran IPS pada materi peta, atlas dan globe ini
menggunakan
teknik tes tertulis.
2. Bentuk
Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda
(PG).
3. Soal ( Terlampir lengkap ).
4. Proses
Penilaian menggunakan test tertulis dengan soal yang sama terkait
dengan
materi yang diajarkan.
Mengetahui,
( RPP )
Siklus : II
Kelas/Semester : VIII / 2
A. Indikator Pembelajaran.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesaipembelajaran, siswa dapat:
C. Materi Pembelajaran
1. Sketsa wilayah objek geografi
2. Objek-objek geografi pada peta
3. Objek-objek geografi di lapangan
4. Skala peta
5. Identifikasi simbol-simbol geografi pada peta
6. Arti simbol geografi pada peta
D. Metode
Metode e-learning
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Eksplorasi
Kegiatan yang dilakukan Nilai Karakter
1. Melibatkan peserta didik mencari Perhatian
informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi tentang sketsa
wilayah objek geografi, dsb.
2. Guru menerangkan materi dengan Perhatian, ketekunan
menggunakan media elektronik seperti
laptop, infokus, dan juga
menggunakan Peta, Atlas, dan globe.
3. Melatih siswa dalam penerapan Keaktifan, kedisiplinan
metode pembelajaran e-learning.
4. Guru mengondisikan siswa untuk di Disiplin
bagi kedalam beberapa kelompok,
disesuaikan dengan metode e-learning.
5. Guru sebagai narasumber atau
fasilitator
Elaborasi
1. Guru memberi pengarahan kepada Perhataian, keatifan
siswa setelah melakukan pembelajaran
dengan metode pembelajaran e-
learning
2. Guru melakukan dialog dan Perhatian, kebranian,
memberikan kesempatan kepada siswa keaktifan.
untuk memberikan pendapat dan
pertanyaan. Setelah menggunakan
metode pembelajaran e-learning.
Kofirmasi
1. Memberikan penghargaan kepada Perhatian
siswa yang telah maju memberikan
komentar.
2. Siswa diberikan kesempatan untuk Keberanian, keaktifan
bertanya mengenai hal-hal yang belum
paham
3. Melakukan tanya jawab mengenai Perhatian, keberanian
materi pelajaran
4. Membangkitkan motivasi kepada siswa Kesungguhan
yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif
Mengetahui,
Peneliti: Metode dan model pembelajaran apa yang sering anda pakai sewaktu masih
mengajar IPS?
Responden: Metode yang sering saya pakai adalah ceramah, dan metode konvesional
saja.
Responden: menurut saya sangat bagus bila diterapkan pada mata pelaran IPS,
mungkin metode yang seperti itu bisa saya tiru untuk di terapkan jika saya
mengajar.
Peneliti: Bagaimana respon siswa sewaktu anda mengajar dengan menggunakan
meteode ceramah, sebelum saya menggantikan posisi anda sebagai guru mata
Pelajaran IPS?
Peneliti: apa alasan siswa merasakan kejenuhan jika menggunakan metode ceramah.
Responden: karena hanya guru yang berperan aktif dalam proses pembelajaran
langsung, dan siswa hanya mendengarkan saja, jadi mereka merasa jenuh dan
seringkali mengantuk.
LAMPIRAN 4
Sulis: kalau menurut saya sangat bagus sekali dan menyenagkan sekali, karena
saya
baru pertama kali belajar seperti itu, dengan menggunakan infokus dan
laptop.
Nurpratiwi: saya juga merasakan hal yang sama seperti Sulis, sangat cocok
sekali
buat mata pelajaran IPS.
Ikhsan: biasanya saya suka ngantuk, tapi belajar dengan menggunakan laptop
dan
infokus tidak membuat saya mengantuk.
Peneliti: apakah kalian senang belajar IPS dengan menggunakan metode seperti
itu?
Sulis: senang, tidak membosankan
Peneliti: metode manakah yang kalian sukai diantara metode ceramah, diskusi
dan
metode dengan e-learning (media elektroni seperti infokus dan
laptop)?
Sulis: saya suka metode e-learning
Nurpratiwi: ya
Yusuf: ya
Ikhsan: termotivasi
Ikhsan: tidak
LAMPIRAN 3
2. Atlas
a. Pengertian dan Fungsi Atlas
Atlas merupakan kumpulan peta yang dibukukan. Nama Atlas diambil dari
nama Dewa Yunani, yaitu dewa yang mengangkat bumi di pundaknya. Pada
umumnya penyusunan peta-peta di dalam atlas diatur berdasarkan kawasan benua,
wilayah suatu negara. Hal ini bermaksud untuk memudahkan pengguna atlas mencari
informasi. Atlas berfungsi sebagai sumber data. Data yang dapat diperoleh dari
atlas
antar lain ; data kependudukan, jalur transportasi, daerah wisata, dan
lainnya.
3. Globe
a. Pengertian Globe
Kalian pernah melihat bulan purnama pada malam hari, apa yang kalian
saksikan? Ya tampak bulat bercahaya akibat pemantulan cahaya dari sinar matahari.
Begitu pula bumi kita kalau kita liat dari luar angkasa. Jadi apa bentuk bumi
kita ?
bentuk bumi adalah bulat. Tiruan bola bumi disebut globe. Globe dibuat miring ,
dengan kemiringan sumbu bumi terhadap bidang datar sebesar 66 ½ . ini dibuat
menyerupai aslinya.
Pada globe dibuat garis-garis koordinat yang terdiri atas garis lintang
dan
garis bujur yang saling berpotongan tegak lurus. Garis bujur dan garis lintang
merupakan garis khayal, artinya garis ini sebenarnya tidak kita jumpai di muka
bumi.
garis ini dibuat untuk mempermudah kita mencari lokasi objek muka bumi. Garis
bujur adalah garis yang dibuat membujur dadi kutub utara ke kutub selatan
yang
panjangnya sama. Garis bujur disebut juga garis meridian. Jumlah garis bujur
utama
adalah 24 masing masing berjarak 15. besar derajat bujur adalah 000 sampai
18000
bujur timur dan 000 sampai 18000 bujur barat. Garis 000 melewati kota
Greenwich (
Inggris ) dan kota-kota lain yang segaris.
Sedangkan garis Lintang (paralel) adalah garis yang melintang dari barat ke
timur membagi menjadi bagian utara dan selatan. Antar garis lintang posisinya
sejajar. Garis lintang 00 atau disebut garis katulistiwa atau ekuator ( lini ),
membagi
bumi menjadi dua garis lintang utama di bumi antara lain garis lintang 00,
garis
lintang 23½0 yang disebut garis balik , garis lintang 66½0 disebut garis
lingkar
kutub , dan garis lintang 900 disebut
kutub.
Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling
benar.
b. perbaikan kesalahan
c. menentukan skala peta No. Jawaban
1 A
d. menentukan peta dasar 2 B
9. Data kelompok umur penduduk 3 A
4 B
produktif dan nonproduktif 5 A
berdasarkan ukuran data termasuk 6 A
7 D
data . . . .
8 B
a. Nominal c. interval 9 C
10 C
b. Ordinal d. kualitatif
10. Jarak A–Q pada peta skala
1:60.000 adalah 3 cm. Jarak A–B
pada peta baru sebesar 6 cm.
Berapakah besarnya skala peta
baru tersebut?
a. 1:30.000 c. 1:120.000
b. 1:300.000 d. 1:200.000
LAMPIRAN 6
Soal Pretest & Posttest Siklus II
Nama : Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas : VII Hari/Tanggal :
Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling
benar.
1. Kumpulan peta dalam bentuk buku 5. Indeks pada atlas yang berfungsi
disebut…. untuk menjelaskan pembagian
a. Peta c. atlas wilayah suatu negara adalah ….
b. Skala d. globe a. indeks administrasi
2. Berdasarkan isinya, atlas dibedakan b. indeks tempat halaman
atas …. c. indeks nomor peta
a. semesta dan nasional d. indeks isi
b. referensi dan dunia 6. Kumpulan peta dalam bentuk buku
c. pendidikan dan wisata disebut….
d. topografi dan tematik a. Peta c. atlas
3. Atlas yang menyajikan informasi b. Skala d. globe
kenampakan pada suatu daerah 7. Atlas yang menyajikan informasi
(region) atau kawasan tertentu, kenampakan pada suatu daerah
seperti fisiografi, sumber daya (region) atau kawasan tertentu,
alam, politik, dan ekonomi…. seperti fisiografi, sumber daya
a. atlas semesta c. atlas referensi alam, politik, dan ekonomi….
b. attlas dunia d. atlas regional a. atlas semesta c. atlas referensi
4. Untuk memudahkan mencari suatu b. attlas dunia d. atlas regional
tempat di dalam atlas digunakan …. 8. Indeks pada atlas yang berfungsi
a. daftar isi c. indeks untuk menjelaskan pembagian
b. pendahuluan d. legenda wilayah suatu negara adalah ….
a. indeks administrasi
b. indeks tempat halaman
c. indeks nomor peta
d. indeks isi Jawaban Pretest & Posttest
9. Perbedaan waktu terjadi akibat Siklus II
perbedaan . .
a. letak astronomis No. Jawaban
1 C
c. Letak geomorfologis 2 D
b. letak geografis 3 D
4 A
d. letak geologis 5 D
10. Kota di Inggris tempat di 6 A
7 B
mulainya perhitungan garis bujur 0
8 A
… 9 C
10 A
a. Mancaster c. Liverpool
b. Green Wich d. Birmigham
LAMPIRAN 7
Sekitar
No Uraian <50% >50%
50%
1 Siswa memperhatikan guru saat
√
mengajar di dalam kelas
2 Siswa megajukan pertanyaan saat
diberikan kesempatan bertanya
√
mengenai materi pembelajaran yang
sedang dibahas
3 Mengerjakan latihan soal yang
diberikan oleh guru dengan baik √
4 Siswa selalu menjaga ketertiban saat
√
pembelajaran di dalam kelas
5 Siswa membuat ringkasan materi
√
Pembelajaran
LAMPIRAN 10
Tahap : Pra-penelitian
Nama Sekolah : SMP IT AL-ATIQIYAH
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Kelas/Semester : VII
Pokok Bahasan : Peta,
Atlas, dan Globe
NO KEGIATAN 4 3 2 1
1 Membuka pelajaran √
2 Mengkondisikan kesiapan kelas dan kesiapan siswa √
3 Apersepsi √
4 Memotivasi siswa √
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
6 Menjelaskan materi pelajaran √
7 Kualitas bahasa √
8 Penggunaan waktu √
9 Penggunaan media √
10 Penggunaan metode √
11 Suara √
12 Kemampuan melakukan evaluasi √
13 Menentukan nilai siswa √
14 Menyimpulkan materi pembelajaran √
15 Menutup kegiatan pelajaran √
Keterangan
SB : SANGAT BAIK SKOR : 4
B : BAIK SKOR : 3
C : CUKUP SKOR : 2
K : KURANG SKOR : 1
LAMPIRAN 11
CATATAN LAPANGAN
Penelitian Tindakan Kelas
Siklus : I (Satu)
Waktu : 4 X 35 Menit (140 Menit)
Kelas : VII
Mata Pelajaran: IPS
Materi Pokok : Peta, Atlas, dan Globe
AKTIVITAS GURU
AKTIVITAS SISWA
1. Sebelum pembelajaran berlangsung, keadaan kelas tida bersih, masih ada
beberapa siswa yang berada di luar kelas.
2. Sebelum pembelajaran dimulai siswa berdoa bersama-sama dalam hati
3. Mengerjakan tes awal pretest dan mengerjakan masing-masing serta tidak
menyontek.
4. Mendengarkan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilakukan,
masih banyak yang bercanda, ngobrol, mengantuk sehingga pikiran mereka
tidak focus.
5. Ada beberapa Siswa yang minta izin untuk ke kamar mandi.
PROSES PEMBELAJARAN
1. Keadaan sebelum pembelajaran dimulai masih kurang kondusif.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui tahapan metode e-learning, siswa
masih merasa kebingungan, dan belum memahami dengan pembelajaran
yang sedang dilakukan.
3. Pada tahap review ada beberapa siswa yang bertanya apa-apa saja yang
belum dimengerti atau belum dipahami.
4. Pada setiap tahapan metode e-learning selalu dilakukan pemeriksaan dan
bimbingan dari guru.
LAMPIRAN 12
CATATAN LAPANGAN
Penelitian Tindakan Kelas
Siklus : II (Dua)
Waktu : 4 X 35 Menit (170 Menit)
Kelas : VII
Mata Pelajaran: IPS
Materi Pokok : Membuat sketsa dan peta wilayah yang menggambarkan objek
geografi
AKTIVITAS GURU
AKTIVITAS SISWA
1. Sebelum pembelajaran berlangsung, siswa sudah masuk semuanya ke
dalam kelas.
2. Sebelum pembelajaran dimulai siswa berdoa bersama-sama.
3. Mengerjakan tes awal pretest dan mengerjakan masing-masing serta
tidak menyontek.
4. Mendengarkan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilakukan,
lalu para siswa membagi ke dalam beberapa kelompok, sesuai dengan
perintah guru.
5. Ada seorang siswa yang meminta izin untuk pergi ke kamar mandi.
PROSES PEMBELAJARAN
1. Keadaan sebelum pembelajaran dimulai sudah mulai kondusif.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui tahapan metode e-learning
banyak siswa yang mulai paham tentang proses pembelajaran yang
sudah berlangsung.
3. Pada tahap review banyak siswa yang bertanya apa-apa saja yang tidak
dipahami dan tidak dimengerti.
4. Pada setiap tahapan metode e-learning selalu dilakukan pemeriksaan
dan bimbingan dari guru
ITFI
15.DAYA PEMBEDA.txt
LAMPIRAN ]-3
DAYA PEMBEDA
Page 1
tl
I
16.KORELASI SKoR.txt
LAMPIRAN 14
16.KORELASI SKoR.txt
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
e'ila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
eage 2
17. KUALITAS PENGECoH. txt
LAMPIMN ]-5
KUALTTAS PENGECOH
l(ete rangan:
t<unc'i Jawaban
++ sanqat Bai k
+ Bai k
Ku rang eai k
Bu ruk
sangat gu ruk
Page 1
IT
I
Rdt?2= l-9. 20
S'impang Baku= 4,87
KorelasixY= 0.77
neliabilitas ies= 0.87
Buti r Soal= 40
:umlah Subyek= 15
Nama berkas: D:\ADrsAE-1.ANA
Btr Baru gtr Rsli o. pembeda(%) T. Kesukaran rorel asi si gn . Korel asi
11_ 25,00 sanqat lvtudah o,392 Signifikan
22 75 ,00 seding 0, 601 Sangat Signifikan
33 75 ,00 Sedang 0, 529 Sangat Signifikan
44 0, 00 Sangat Sukar NAN NAN
55 75 ,00 sedanq 0, 601_ Sangat Si gni fi kan
66 25,00 lvtudah' 0,059
77 25,00 sangat tvtudah 0,L42
88 25,00 sangat Mudah 0,352 si gni fi kan
99 0,00-75,00
sedang 0,030-0,42L
10 l_0 sedang :
r_1- 1_1 50, 00 sedang 0, 295
I2 T2 25,00 Sangat wludah 0,350 si gni fi kan
13 l-3 50,00 sedang 0,273
L4 L4 75 ,00 sedang 0, 661 i"nou. siqnifikan
l_5 15 75 ,00 sedang 0, 55L sanlat si dn'if ikan
16 1_6 0,00 sedang 0,0L7
L7 L7 25,00 Sangat Sukar Q,329 si gni fi kan
18 l_8 25,00 SUKAT 0, 1_gg
1_9 L9 50,00 sedang 0,497 Sangat signifikan
20 20 0, 00 sedang 0, 168
2t 2L 0,00 Sangat Sukar 0,216
22 22 25,00 Sangat uudah 0, 409 sangat signifikan
23 23 50, 00 sedanq 0, 54L sanqat s'iqni fi kan
24 24 50, 00 sedand 0, 341- s'isii fi kafr
25 25 25,00 wtudah- 0,4L1 Sangat Signifikan
26 26 50,00 sedang 0,481 Sangat Signifi kan
27 27 25,00 sedang 0,L79
28 28 0,00 Sangat Sukar 0, l_09
29 29 25,00-25,00
sangat uudah 0, 100-0,350
30 30 sangat sukar .
31 3L 0, 00 Sukar 0,038
32 32 50,00-25,00
Mudah 0,442-0, Sangat Signifikan
33 33 sedang 239
34 34 50,00 Sukar 0,439 t"ng"a signifi kan
35 35 0, 00 sedang 0,097
36 36 75 ,00 seclang 0, 6l_3 Sangat Signifi kan
37 37 0,00 sangat sukar NAN NAN
38 38 0,00 Sangat Sukar NAN NAN
39 39 100, 00 sedang 0, 793 Sangat Signifikan
40 40 50,00 sedang 0,47L sangat signifi kan
Rage 1
19. RELTABILITAS. txt
LAMPTRAN 17
RELIABILTTAS TES
Rata2= L9,20
S'impang Baku= 4, 87
KorelasixY= 0,77
neliabilitas Tes= 0.87
Nama berkas: o:\aotsne-l_.ANA
No. Urut No. subyek rode/ruama subyek skor canjil skor Genap skor tota]
1_ 3 13 L3 26
.2 L L3 L2 25
3 4 L4 1L 25
4 L4 t2 L2 24
5 8 L2 11 23
6 10 1L L2 23
7 1_5 11 L0 2L
8 6 L0 8 18
9 I L1_ 6 L7
L0 L2 8 9 L7
1_1 11 7 8 15
L2 L3 7 8 15
13 7 7 7 L4
L4 2 7 6 13
15 5 ) 7 L2
I\i
Rage L
i
1
", I
{
TINGKAT KESUKARAN
Jumlah subyek= 15
Butir soal:40
Nama berkas: o:\Rorsne-l_.ANA
No Buti r Baru t{o euti r nsl i :ml eetul rkt. resukaran(%) Tafsi ran
1_ 1 1_3 86,67 sangat tvtudah
2 2 6 40, 00 Sedanq
3 3 7 46,67 sedan!
4 4 0 0,00 sangat sukar
5 5 6 40,00 sedanq
6 6 1_1_ 73,33 Mudah-
7 7 1_3 86,67 Sangat Mudah
8 8 L4 93,33 sangat uudah
9 9 10 66,67 Sedang
10 1-0 1_0 66,67 Sedang
1- 1_ 1_1 I 53,33 sedang
L2 L2 L3 86,67 Sangat lvtudah
l_3 L3 7 46,67 Sedang
L4 L4 1_0 66,67 Sedang
L5 l_5 8 53,33 sedang
16 L6 7 46,67 Sedang
t7 L7 1 6,67 sangat sukar
l-8 18 4 26,67 SuKar
19 l_9 9 60,00 sedang
20 20 6 40, 00 sedang
2L 2L 1 6,67 sanqat sukar
22 22 L4 93,33 sanlat ptudah
23 23 5 33,33 sedang
24 24 6 40, 00 sedanq
25 25 L2 80, 00 tvtudah-
26 26 5 33,33 sedano
27 27 9 60,00 sedan!
28 28 2 13,33 sanoat sukar
29 29 13 86,67 sanlat Nudah
30 30 2 13,33 Sangat Sukar
31- 3L 4 26,67 sukar
32 32 l_ l_ 73,33 Mudah
33 33 7 46,67 Sedang
34 34 3 20, 00 Sukar
35 35 8 53,33 sedang
36 36 9 60,00 Sedanq
37 37 0 0,00 sanga[ sukar
38 38 0 0, 00 sangat sukar
39 39 7 46,67 Sedang
4Q 40 7 46,67 sedang
Page L
If1
I
relompok unggul
Nama berkas: o:\RorsRe-l.ANA
1_ 234567
No. Urut Ito subyek rode/r.rama subyek skor 1 234567
l_ 326 1 11-l_11_
2 l- 25 l_ 11-1LL-1_-1
3 4 25 1_
4 L4 24 1_ 1_L-L11
:ml :wb Benar 4 340334
I 9 1_0 11 L2 L3 t4
No. Urut tto subyek rode/ttama subyek Skor 8 9 1_0 1-1 L2 13 L4
L 326 1 r_-1111
2 T 25 1 -1-1_1_-1
3 4 25 1_ 1--LL1
4 t4 24 L L1_11
:ml Jwb genar 4 2L3434
L5 16 17 18 19 20 2L
No.Urut ruo subyek rode/ruama subyek Skor L5 i_6 L7 i_8 19 Z0 2L
L326-1 11
2L25 1_11-1-
3425L--1L-
41.424L1-
:ml Jwb senar 3 2 i. i. 3 Z 0
22 23 24 25 26 27 28
No. Urut tto subyek Kode/Nama subyek skor 22 23 24 25 26 27 28
1 3 26 1111 11
2 1 25 1- -1_ L 1_-
3 4 25 1_1 L1 1 L-
4 L4 24 1- 1_ l_ L
:ml Jwb Benar 42 34 3 31
29 30 31_ 32 33 34 35
No. Urut ruo subyek rode/r*rama Subyek Skor 29 30 3i_ 32 33 34 35
1326 1--1
2L25 1--1 1
3425 1--1111
4L424L-LL11-
:mlJwbeenar 4 0 L 4 Z 2 2
36 37 38 39 40
No. Urut tlo subyek Kode/trtama Subyek Skor 36 37 38 39 40
L 3 26L- -1_L
2 1, 25 1- -L1
3 4 25 1- -1_L
4 L4 24 1- -1-
:ml twb genar 40 Q43
eage 1
21.UNGGUL & ANSoR.txt
t<el ompok Asor
trtama berkas: D:\norSRe-l-.ANA
L2345 67
No. Urut No Subyek rode/ruama Subyek skor L2345 67-1_
l_ 1-3 1_5 1-1_-
2 7 L4 1- -L
3 2 r-3 L- 11_
4 5 t2 1_-
tml Jwb Benar 301_00 23
8 910 1_1 L2 13 L4
No. Urut ruo subyek rode/ltama subyek Skor 8 9L0 1_1 L2 13 L4
1l
L 13 15 l_11-1
2 7 L4 11-1_1_1
3 2 1_3 1_-
4 5 L2 1_-L-1
Jml Jwb genar 32413 11
L5 L6 t7 L8 L9 20 2L
No. Urut t*to subyek rode/ruama subyek Skor 15 16 L7 1-8 L9 20 2L
1 1315-L
2 7 L4-L
3 2 1-3-::::
f
4 5 t2-1 11
,' Ii
Jml Jwb genar 0200L20
22 23 24 25 26 27 28
No. Urut No subyek t<ode/ttama subyek skor 22 23 24 25 26 27 28
1 13L5L--11-L
2 7 L4 1-L-
3 2 L3 1_--L-1
4 5 L2-1-L
:ml Jwb Benar 3013L21
29 30 3L 32 33 34 35
No. Urut l.to subyek rode/ttama subyek Skor 29 30 3L 32 33 34 35
L L3151
2 7 L4 1_-111-
3 2 13 1L1-1
4 5 L2L--1L-
:ml Jwb genar 31t2302
36 37 38 39 40
No. Urut tlo subyek t<ode/tlama subyek Skor 36 37 38 39 40
1 13 L5
2 7 L4
3 2F 13 1-1
4 f, L2
Jml Jwb genar L0 001
Page 2
,. I
r- LEMBAR UJI REF'ERENSI
''|
,{
t"I
I
u,'1
r-"
I
,/u
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu
20 Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
4v
Sapriya dkk, pembelajaran dan hasil evaluasi hasil
29
belajar 1P,S, (Bandung: UPI Presso 2006\, hlm. 03
30Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang
,il
lr.'
I
t,'A
--t.'
j
Mengetahui
Dosen Pembirnbing Skripsi
Alamat : Kp/Ds. Cipanengah, Kec. Bojonggenteng, Kab. Sukabumi Prov. Jm,va Barat
Po.Box.09 Kode Pos 43157 Telp. (0266) 6542736 email : smpitalatiqiyah@gmail.com
SURAT KETERANG4S{
No. :263.85A[ASA-SMPIT/IIV20t3
Yang bertanda tangan di bawah ini kepala sekolah SMP IT AL-ATIQIYAH Cipanengah,
Bojonggenteng, Sukabumi. Dengan ini menyatakan bahwa:
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
30 Maret 2013
Al-Atiqiyah
L;}
n sadili
"q