Anda di halaman 1dari 33

MEDIA LITERASI

Materi Perkuliahan 02
(INTRODUCTION)
Materi Minggu ini
01 Perkembangan Media
Update Perkembangan Media Saat ini

02 Permasalahan Media
Permasalahan akibat perubahan teknologi

03 Pendekatan dan Metode literasi media

04
UPDATE PERKEMBANGAN MEDIA
“ “
Perkembangan Media telah Menciptakan
Masyarakat Internet, Masyarakat Digital
dan Masyarakat Informasi
“Saat ini Dunia Telah Menjadi Digital”

yakni kondisi kehidupan atau zaman dimana semua kegiatan yang


mendukung kehidupan sudah dipermudah dengan adanya teknologi.
Bisa juga dikatakan bahwa era digital hadir untuk menggantikan beberapa teknologi
masa lalu agar jadi lebih praktis dan modern.
By going digital, Indonesia
can unleash the next level of
economic growth—to the tune
of USD 150 billion in annual
economic impact
by 2025.

Indonesia’s digital
opportunity
Dari Total Populasi (jumlah penduduk):
272,1 juta, terdapat :
1. Pengguna Mobile Unik: 338,2 juta
2. Pengguna Internet: 175,4 juta
3. Pengguna Media Sosial Aktif: 160 juta

Mari kita lihat infografisnya………


“Data Tren Internet dan Media sosial 2020 di Indonesia
menurut Hootsuite”
Lalu apa kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Media
yang sedang kita pelajari ?
Karena Berbagai media teknologi digital telah
membawa banyak perubahan di masyarakat,
sehingga hal itu perlu diimbangi dengan
Kecerdasan dalam penggunaan perangkat media
modern dan itu tidak terlepas dari literasi, sebagai
modal penting dalam hal pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.
Mengapa literasi menjadi modal
penting dalam era digital
saat ini ?
Di era digital sekarang, informasi tidak hanya tersedia di perpustakaan
atau pusat informasi saja. Informasi dan pengetahuan sudah semakin
Mudah diakses melalui berbagai media digital. Jika dahulu orang
mencari informasi, kini dapat dikatakan orang “malah” selalu dikejar
informasi terlepas informasi itu sahih atau palsu. Dari kenyataan ini
semakin ada tuntutan bahwa pribadi harus dapat memilah dan
memilih informasi. Kemampuan memilah dan memilih media yang
benar inilah yang disebut dengan Media Literacy,

Blasius Sudarsono, Pembelajar pada Kappa Sigma Kappa Indonesia


Di sisi lain, Era digital seperti saat ini juga memiliki beberapa
pengaruh positif sebagai berikut :
1. Menghapus Digital Divide (Kesenjangan Digital) dan Knowledge
Divide (Kesenjangan berbagai pengetahuan) antara masyarakat
perkotaan besar dengan masyarakat pedesaan dan pelosok.
“digital divide merupakan sebuah bentuk dan kondisi kesenjangan (gap) diantara
masyarkat yang yahu (melek/ memiliki pengetahian) terhadap teknologi digital dengan
masyarakat yang tidak tahu sama sekali (buta) teknologi digital”
Di sisi lain, Era digital seperti saat ini juga memiliki beberapa
pengaruh positif sebagai berikut :
2. Meningkatkan Digital Literacy Masyarakat.
Digital literacy atau kemampuan menggunakan computer dan teknologi
informasi, terbentuk dari hasil interaksi antara masyarakat
(manusia/pengguna) dengan computer dan internet
“Digital literacy ini sangat diperlukan di dalam mencari pekerjaan, terutama di dalam
menghadapi persaingan di dunia kerja, demikian juga bagi wirausaha, digital literacy
ini penting terkait dengan IT Value (nilai dan manfaat yang diperoleh dari penggunaan
teknologi inforasi dan komputerisasi) serta manajemen risiko terhadap pemanfaatan
teknologi informasi dan komputerisasi.
Tetapi, ada juga sisi negative dari era digital seperti saat
ini salah satu masalanya ialah banyak nya
penyebaran “Hoax”
hoax adalah salah satu tren terburuk yang
pernah ada dalam sejarah penggunaan media
sosial. Perilaku penggunaan media sosial pada
masyarakat Indonesia yang cenderung
konsumtif, membuat informasi yang benar
dan salah menjadi bercampur aduk.
Lalu.. bagaimana kita
mengatasi dampak negatif dari media saat ini ?
1. PROTEKSIONIS, mencegah dampak media pada khalayak
2. PREPARASIONIS, menyiapkan khalayak agar bisa menjadi
konsumen media yang kritis
3. PARTISIPATIF, menanamkan kompetensi literasi media agar
khalayak dapat memberdayakan diri ketika berhadapan
dengan media.
4. ADVOKASI,Gerakan untuk meningkatkan kesadaran, tetapi
juga untuk mengubah situasi SECARA POLITIS
Menuju Masyarakat Digital:
Perubahan Konsep Literasi dan Literasi Media
Sesuai dengan perkembangan revolusi digital, literasi media
berkembang menjadi MULTIPLE LITERACY, yang terdiri dari dua skill yang
harus kita pelajari:

1. Mengenali beragam ekspresi linguistik, dan menyusunnya menjadi


berbagai bentuk teks (tulisan, audio, audiovisual, iklan, infografis, dll)
2. Menggunakan berbagai platform media dan teknologi informasi
untuk menyampaikannya (mulai dari media tradisional hingga media
baru dan media media sosial).

TRANSLITERACY : kemampuan membaca, menulis, dan berinteraksi dari


satu jenis media ke media lainnya, mulai dari lisan dan tulisan di media
tradisional hingga berpindah ke media online dan platform media sosial
Selanjutnya, mari kita mempelajari
bagaimana pendekatan dan metode yang digunakan dalam literasi media
Pendekatan dan
Metode Literasi Media
“Ada beberapa pendekatan literasi media.Masing-masing
pendekatan memberikan penekanan berbeda,
sehingga metode programnya juga berbeda-beda.
Tempat kegiatan literasi juga mempengaruhi metode
yang dipilih”
4 Model Pendidikan Media
Karya Neil Postman (1985)

The Powerful media


01 “Kuasa Media”

Media arts education


02 “Pendidikan seni media”

Media Literacy Movement


03 “Gerakan Literasi Media”

Literasi Media Kritis


04 “Kombinasi”
The Powerful media
“Kuasa Media”

Pendekatan ini memandang bahwa media (televisi khususnya)


memegang kuasa terhadap penonton televisi yang pasif. Pesan
media itu sangat menyita waktu dan perhatian masyarakat,
dampaknya luar biasa.
Media Arts Educations
“Pendidikan Seni Media”

Pendekatan seni media maksudnya pembelajaran konstruksi pesan


media perlu ditekankan dalam literasi media. Media mengonstruksi
pesan; secara tidak langsung media juga mengonstruksi kesadaran
khalayak. Kesadaran baru perlu ditumbuhkan di kalangan khalayak.
Media Literacy Movement
“Gerakan Literasi Media”

Gerakan literasi media adalah upaya memperluas pengertian literasi tidak ter
batas pada baca-tulis, tapi juga mencakup budaya popular di berbagai media
(musik, video, internet, iklan dan seterusnya).
Pendekatan ini banyak dikerjakan di Inggris. Budaya popular
dianggap sama pentingnya dengan budaya tinggi, maka penting
bagi khalayak memiliki kemampuan mengapresiasi dan memahaminya.
Literasi Media Kritis
“Kombinasi”

Literasi media kritis merupakan kombinasi dari ketiga pendekatan tersebut,


dengan menitikberatkan pada kritik ideologi dan politik terhadap representasi
dimensi krusial seperti gender, ras, kelas, seksualitas. Pendekatan ini
melibatkan produksi media alternatif dan analisis teks berbagai konteks
sosial, control, resistensi dan kesenangan. Khalayak dianggap aktif dapat
mengeksplorasi hubungan antara kuasa dan informasi.
Postman, Buckingham (2004) juga meringkas
pendekatan literasi media menjadi 4 perspektif
1. Pendekatan Proteksionisme

Bertujuan melindungi khalayak dari durasi penggunaan media


berlebihan, konten negatif dan berselera rendah. Khalayak
dibekali kemampan untuk membatasi durasi dan konten media
yang diakses.
2. Pendekatan Uses and Gratification

Merupakan kebalikan dari pendekatan sebelumnya, khalayak


dianggap sangat pandai memilih konten media, karena itu
mereka mendapat bekal kemampuan membuat keputusan.
sendiri.
Pendekatan ini sangat menekankan aspek kognitif, materinya
Memberi pengetahuan mengenai lingkungan makro, analisis
sosial dan perubahan sosial
3. Pendekatan Khalayak Aktif

Khalayak diminta merumuskan kebenaran menurut pandangan


mereka, lalu mengafirmasi/ mengomparasi dengan pengalaman
bermedianya. Literasi media dianggap sebagai cara untuk
membentuk opini public kritis. Biasanya untuk berekspresi dan
berpartisipasi secara sosial
4. Pendekatan Cultural Studies

Memandang literasi media merupakan bagian dari program


Demokratis media dan masyarakat secara umum. Khalayak selayaknya di
beri pengetahuan mengenai pengetahuan mikro (konten) dan makro
(media). Berdasarkan pemahaman dan kesadaran itu, khalayak dapat
memilih dan memilah konten, bersikap kritis dan bahkan mengajukan
perubahan sosial. Bentuk programnya mendorong khalayak menjadi
pembela hak-hak sipil, regulasi media, boikot media dan sebagainya.
Terimakasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai