Oleh :
KELOMPOK 3
1. DARMAWATI 21599999047
2. FATMAWATY 21599999056
3. Hj. A. MARTINI 21599999081
4. IMRAN ROSNADI 21599999053
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari Bapak Dosen dan
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Frekuensi reaksi vaksin yang sering terjadi pada pemberian vaksin yang
umum digunakan, dan tata laksananya, disajikan dalam table berikut ini. Reaksi
vaksin ini biasanya muncul sehari atau dua hari setelah imunisasi. (kecuali ruam
setelah imuniasai campak muncul pada hari ke 6 – 12 pasca imunisasi).
Reaksi vaksin ringan yang umum terjadi
Vaksin dikatakan tidak efektif bukan hanya terbatas pada timbulnya KIPI,
tetapi termasuk kegagalan vaksin dalam menimbulkan kekebalan di dalam tubuh
manusia. Kesalahan prosedur imunisasi meliputi kesalahan dalam penyiapan,
penanganan, penyimpanandan cara pemberian vaksin. Semestinya kesalahan ini
dapat dicegah agar manfaat program imunisasi ini sangatlah penting. Dampak
kesalahan prosedur imunisasi dapat terjadi pada jumlah vial vaksin yang besar,
misalnya vaksin membeku pada saat transportasi dapat menyebabkan peningkatan
reaksi local. 4
E. Kejadian Koinsiden
Kejadian koinsiden terjadi setelah imunisasi tetapi tidak disebabkan oleh
vaksin atau cara pemberian imunisasi. WHO Regional Office untuk Western
Pasific menyajikan angka-angka estimasi KIPI. Misalnya di Australia terjadi 11
kematian koinsiden sehari setelah imunisasi. Kalau terjadi KIPI yang serius maka
harus segera dilakukan investigasi untuk mengetahui apakah KIPI tersebut terkait,
atau tidak terkait langsung dengan vaksin. Hal ini penting untuk :
Menanggapi kekawatiran masyarakat akan keamanan vaksin
Mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi
tetap tinggi
Angka dasar kematian KIPI sebagai peristiwa koinsidensi pasca imunisasi
merupakan hal yang sangat penting dalam proses pelaporan KIPI. 4 .
F.
Reaksi tubuh terhadap vaksin Covid 19
Vaksin membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan
mengaktifkan respon tubuh terhadap penyakit tertentu. Dengan vaksin, tubuh akan
MENGENALI, MELAWAN, dan MENGINGAT cara melawan virus atau bakteri
pembawa penyakit. Sebenarnya,cara vaksin COVID-19 tak berbeda jauh pada
vaksin pada umumnya. Vaksin sendiri merupakan suatu bahan atau produk yang
6
digunakan untuk menghasilkan sistem imun dari berbagai penyakit.
1. Reaksi lokal yang timbul pasca disuntik vaksin virus corona antara lain nyeri,
kemerahan, bengkak pada tempat suntikan. Reaksi lokal lain yang berat,
misalnya selulitis
2. Reaksi sistemik yang timbul pasca disuntik vaksin virus corona berupa:
Demam Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan
lemah, dan sakit kepala
3. Reaksi lain yang timbul pasca disuntik vaksin virus corona diantaranya:
Untuk mengatasi reaksi ringan lokal pasca disuntik vaksin virus corona seperti
nyeri, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, petugas kesehatan dapat
menganjurkan penerima vaksin untuk:
Sementara, untuk mengatasi reaksi ringan sistemik pasca disuntik vaksin virus
corona seperti demam dan malaise, petugas kesehatan dapat menganjurkan
penerima vaksin untuk:
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan kajian teori yang telah dikumpulkan maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Vaksin merupakan produk atau zat berupa virus atau bakteri yang dimasukkan
baik melalui suntikan maupun mulut.
2. Vaksinasi merupakan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh untuk
menstimulasi system imun tubuh dan akhirnya kebal terhadap penyakit
menular tertentu.
3. Penerapan vaksinasi diawali dengan ditemukannya vaksin cacar pada tahun
1900 hingga abad 20 ditemukan beberapa jenis vaksin lainnya seperti vaksin
pertussis (rejan), vaksin difteri, vaksin tetanus sampai yang paling popular saat
ini yaitu vaksin covid 19
4. Pemberian vaksinasi yang sesuai SOP menunjukkan keamanan dan
keefektivan semua jenis vaksin walaupun kadang terjadi kondisi koinsidens
yaitu kondisi yang tidak disebabkan oleh vaksin atau cara pemberian
imunisasi. . Oleh karena itu sistem pelayanan vaksinasi yang terdiri dari
petugas pelaksana yang kompeten harus memiliki pengetahuan cukup,
terampil dalam melaksanakan vaksinasi dan memiliki sikap profesional
sebagai tenaga kesehatan, serta peralatan yang lengkap,dan petunjuk teknis
yang jelas.
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
2. Campbell Neil A., Reece Jane B., Urry Lissa A., Cain Michael L., Wasserman
Steven A., Minorsky V. Peter, Jackson Robert B., 2008, BIOLOGI Edisi
Kedelapan Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga
7. Irawan Sapto Adhi, Reaksi Tubuh Setelh Vaksinasi Covid 19, Kompas.com,
2021, https://kesehatan.kontan.co.id/news/perlu-diketahui-inilah-reaksi-tubuh-
setelah-vaksinasi-covid-19?page=all)