Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

VAKSINASI DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU

Disajikan Pada Materi Ajar


FILSAFAT ILMU
Dosen Pengajar :
Dr. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad, A.Md., M.T., IPM

Oleh :
KELOMPOK 3
1. DARMAWATI 21599999047
2. FATMAWATY 21599999056
3. Hj. A. MARTINI 21599999081
4. IMRAN ROSNADI 21599999053

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari Bapak Dosen dan
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Defenisi Vaksin dan Vaksinasi...................................................................
2.2 Penerapan Vaksinasi Terhadap Penanggulangan Penyakit........................
2.3 Respon Tubuh Akibat Vaksinasi................................................................

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hal terpenting yang diperlukan oleh tubuh manusia.
Dalam upaya peningkatan kualitas hidup manusia di bidang kesehatan, diperlukan
suatu usaha yang mana meliputi peningkatan kesehatan masyarakat baik fisik
maupun non-fisik. Dalam rangka mencapai hal tersebut diselenggarakan
pembangunan nasional di semua bidang kehidupan termasuk kebijakan pada
bidang kesehatan sebagai suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh dan
sistematis. Kesehatan yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui pembangunan nasional
yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.
Sejak dahulu setiap orang yang sakit akan berusaha mencari obatnya,
maupun cara pengobatannya. Penggunaan obat bertujuan dapat memperoleh
kesembuhan dari penyakit yang diderita. Dalam penggunaan obat harus sesuai
ketentuan-ketentuan, sebab bila salah, penggunaan obat dapat menimbulkan hal-
hal yang tidak diinginkan. Dikatakan bahwa obat dapat memberi kesembuhan dari
penyakit bila digunakan untuk penyakit yang cocok dengan dosis yang tepat dan
cara pemakaian yang tepat pula. Bila tidak, akan memperoleh kerugian bagi
badan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Ketersediaan obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen
pemerintah dalam melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat. Upaya yang
telah dilakukan oleh pemerintah tentunya bertujuan agar kesehatan masyarakat
terjaga. Berbagai upaya akan dilakukan agar anak tumbuh sehat. Salah satunya
dengan memberikan imunisasi atau vaksinasi sesuai jadwal. Vaksinasi dianggap
sebagai salah satu terobosan mutakhir dalam dunia kesehatan karena bersifat
prefentif dan kabarnya banyak menyelamatkan nyawa manusia. Vaksinasi
memicu meningkatnya system kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Ditinjau sebagai dasar ilmu pengetahuan, maka penting kiranya filsafat
ilmu dijadikan sebagai pisau kajian untuk membahas permasalahan actual saat
ini.Yakni pemberian vaksinasi dalam perspektif ontology, epistomologi dan
aksiologi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini antara lain :
1. Apakah yang mendasari adanya vaksinasi ?
2. Bagaimanakah penerapan vaksinasi ?
3. Bagaimanakah respon tubuh akibat vaksinasi ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan umum
Adapun tujuan umum berdasarkan rumusan masalah, antara lain :
1. Untuk mengetahui apa yang mendasari vaksinasi
2. Untuk mengetahui penerapan vaksinasi
3. Untuk mengetahui respon tubuh akibat vaksinasi

1.3.2 Tujuan khusus


Adapun tujuan khusus dalam makalah ini, yaitu untuk menambah
wawasan bagi penulis tentang vaksinasi.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat teoritis
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih ilmiah
bagi ilmu pengetahuan terkait penerapan vaksinasi.

1.4.2 Manfaat praktis


Secara praktis, hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi pelajar, akademisi, praktisi dan masyarakat luas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Vaksin dan Vaksinasi


Vaksin ditemukan pertama kali pada tahun 1796 oleh seorang ahli fisika di
Inggris bernama Edward Janner dan vaksin yang ditemukan adalah vaksin untuk
penyakit cacar. Sebutan vaksin sendiri di ambil dari bahasa latin Vaccacia yang
berarti cacar sapi. Vaksin tersebut di peroleh dari penelitian yang dilakukan
terhadap sapi yang terkena virus cacar. Dimulai dari Inggris, akhirnya upaya
prefentif vaksin tersebar, dan masuk ke Amerika pada abad ke-19, dimana masa
itu terjadi wabah besar – besaran cacar di Amerika Serikat. 1
Vaksin (vaccine) adalah varian tak berbahaya atau derivative pathogen
yang merangsang sistem kekebalan untuk membangkitkan pertahanan terhadap
pathogen yang berbahaya.2 Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang
telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa
organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa
virus, dsb).3
Selain vaksin kita juga mengenal imunisasi, perbedaan mendasar antar
vaksin dan imunisasi adalah, imunisasi merupakan proses dimana tubuh manusia
menjadi kebal terhadap penyakit terntentu, dan vaksinasi memicu meningkatnya
system kekebalan tubuh terhadap penyakit.1
Vaksinasi1 merupakan suatu pencegahan medis yang sudah tidak asing di
telinga masyarakat modern saat ini. Vaksinasi adalah metode injeksi yang berisi
organisme bakteri atau virus aktif atau non-aktif yang memicu kekebalan yang
berfungsi untuk melawan penyakit dari organisme tersebut.1

2.2 Dasar dan Penerapan Vaksinasi


Seiring dengan meningkatnya ancaman akan berbagai penyakit membuat
berbagai negara mempersiapkan dirinya dalam mencegah wabah penyakit tersebut
menyebar di wilayah mereka. Apalagi dewasa ini, WHO didukung oleh WHA
(World Health Assembly) sedang mengadakan kampanye yang ditujukan untuk
seluruh masyarakat dunia agar mereka mendapatkan vaksin secara merata, tidak
membeda – bedakan tentang status kekayaan dan status sosial.1
Saat ini Amerika Serikat merupakan salah satu Negara yang paling maju
dalam pengembangan vaksin, dibuktikan dengan banyaknya pusat penelitian
vaksin yang ada di beberapa Negara bagian. Vaksin sebagai produk medis paling
efisien dalam mencegah penularan penyakit juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi warga untuk mengkonsumsi cairan tersebut. Peran media dalam
mempromosikan vaksin sebagai produk medis paling efisien dalam mencegah
penularan penyakit juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi warga
untuk mengkonsumsi cairan tersebut. Perusahaan farmasi juga terus berinovasi
dalam menciptakan vaksin untuk penyakit-penyakit modern yang ada, seperti
HIV, Kanker Serviks dan lain-lain. 1
Ada berbagai jenis vaksin yang digolongkan sesuai dengan jenis antigen
yang ada di dalamnya. Formulasi vaksin mempengaruhi bagaimana cara
pemakaiannya, bagaimana cara penyimpanannya dan bagaimana cara
pemberiannya. Vaksin-vaksin yang selama ini telah dipakai secara global dibagi
dalam empat jenis.(Jenis-jenis vaksin dan reaksi simpang. 4

A. Vaksin hidup yang dilemahkan (LAV)


Vaksin jenis ini adalah vaksin yang dibuat dari mikroorganisme pathogen
(virus, bakteri) hidup yang telah dilemahkan di laboratorium. Mereka akan
tumbuh dalam tubuh penerima vaksin tetapi tidak akan menyebabkan sakit atau
hanya sakit ringan. Vaksin hidup yang dilemahkan (LAV), dapat merangsang
respon kekebalan dengan baik sama baiknya seperti kalau orang tersebut
terinfeksi oleh virus atau bakteri di alam. Kuman hidup memberikan rangsangan
antigenik terus-menerus sehingga memberi kesempatan untuk diproduksinya sel
memori.
B. Vaksin yang diinaktivasi
Vaksin yang diinaktivasi dibuat dari mikroorganisme (virus, bakteri, lain-
lain) yang telah dimatikan dengan proses menggunakan bahan kimia tertentu atau
secara fisik. Mikroorganisme yang sudah mati ini tidak dapat menyebabkan
penyakit.
C. Vaksin yang berisi sub unit yang dari antigen
Vaksin sub unit hanya mengandung Sebagian dari komponen pathogen.
Bagian dari pathogen ini dapat merangsang pembentukan respon kekebalan.
Untuk mendapatkan vaksin sub unit, maka bagian yang berfungsi sebagai antigen
untuk merangsang respon kekebalan harus diteliti dengan tepat untuk
mendapatkan respon kekebalan melalui cara pemberian yang tepat pula.
Seringkali respon kekebalan dapat diperoleh tetapi tidak ada jaminan bahwa
memori kekebalan terbentuk dengan tepat.
D. Vaksin yang bersifat toksoid
Vaksin toksoid dibuat dari toksin yang dihasilkan oleh bakteri tertentu
(tetanus atau difteri). Toksin ini masuk ke dalam darah dan menyebabkan gejala
penyakit. Toksin berbasis protein dan tidak berbahaya (toksoid) dan digunakan
sebagai antigen yang dapat merangsang kekebalan. Untuk meningkatkan respon
kekebalan, toksoid diletakkan dalam garam aluminium tau garam kalsium yang
berperan sebagai ajuvan.
Pada perkembangan selanjutnya, terutama pada hal yang berkaitan dengan
penerapan vaksinasi terhadap covid 19 menimbulkan perdebatan yang panjang
dan tidak berkesudahan. Fenomena virus Corona dan dinamika vaksin memang
nyata namun semua perdebatan berujung kepada kegaduhan dan gagalnya para
pemangku kepentingan termasuk masyarakat untuk mendapat kepastian atau
kesimpulan yang bisa diyakini secara bersama untuk menjadi pegangan. Imunitas
yang terbentuk dari vaksinasi durasinya pendek, sementara cakupan populasi yang
divaksinasi sangat luas sehingga diperlukan kerja keras dan persediaan vaksin
yang cepat untuk bisa memberikan proteksi pada semua populasi dalam suatu
wilayah. Upaya untuk membentuk herd immunity melalui vaksinasi tidaklah
mudah, bukan hanya berdasar atas klaim saja namun lebih jauh harus didukung
dengan data lapangan yang akurat. Mengukur immunity harus diketahui
kemampuan antibody masing-masing penerima vaksin, bagaimana antibody yang
terbentuk pasca vaksinasi.

Tabel 1. Jenis-jenis vaksin secara global 4

2.3 Respon Tubuh Akibat Vaksinasi


Reaksi terhadap suatu vaksin bersifat sangat individual, walaupun
pembuatan penyimpanan dan cara pemberiannya sudah sesuai dengan SOP.
Reaksi vaksin dibagi menjadi reaksi akibat komponen vaksin dan reaksi akibat
cacat mutu vaksin. Reaksi vaksin dapat dibagi menjadi dua kelompok.4

A. Reaksi vaksin ringan


Idealnya vaksin tidak menimbulkan efek samping, kalau pun ada sangat
ringan. Pemberian vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan dengan cara
system kekebalan penerima imunisasi bereaksi terhadap antigen yang ada dalam
vaksin. Reaksi local dan sistemik seperti rasa sakit dan demam bisa muncul
setelah imunisasi sebagai bagian dari proses reaksi kekebalan. Sebagai tambahan
komponen lain yang ada di dalam vaksin seperti ajuvan bahan penstabil, dan
bahan pengawet dapat menimbulkan reaksi vaksin. Vaksin yang baik telah dibuat
sedmikian rupa sehingga reaksi efek samping ringannya sangat sedikit, sedangkan
manfaatnya untuk mencegah PD31 (penyakit-penyakit yang daoatb dicegah
dengan imunisasi) sangat besar. Reaksi ringan yang sering terjadi antara lain :
 Biasanya terjadi setelah pemberian imunisasi
 Biasanya reaksi hilang dalam waktu singkat dan tidak berbahaya
 Reaksi local (termasuk nyeri, bengkak atau kemerahan di lokasi suntikan)
 Reaksi sistemik (seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh, badan lemah,
(demam, nyeri otot seluruh tubuh, badan lemah, pusing, nafsu makan turun) 4

Gambar 1. Reaksi lokal : pembengkakan atau kemerahan


di lokasi suntikan 4

Frekuensi reaksi vaksin yang sering terjadi pada pemberian vaksin yang
umum digunakan, dan tata laksananya, disajikan dalam table berikut ini. Reaksi
vaksin ini biasanya muncul sehari atau dua hari setelah imunisasi. (kecuali ruam
setelah imuniasai campak muncul pada hari ke 6 – 12 pasca imunisasi).
Reaksi vaksin ringan yang umum terjadi

Tabel 2. Reaksi vaksin ringan 4

B. Reaksi vaksin berat


Reaksi vaksin berat seperti kejang, trombositopenia, hypotonic
hyporesponsive episode (HHE) dan menangis terus menerus, harus selalu
dilaporkan. Banyak reaksi vaksin berat yang tidak menimbulkan masalah jangka
panjang. Syok anafilaktik, walaupun bisa fatal, apabila tertangani dengan baik
maka tidak menimbulkan jangka panjang. Reaksi alergi berat (berupa syok
anafilaktik) dapat mengancam jiwa. Setiap petugas imunisasi harus tahu gejala-
gejala reksi alergi agar dapat melakukan tindakan segera untuk mengatasinya. 4

Tabel 3. Reaksi vaksin berat 4

C. Perbedaan antara KIPI serius dan KIPI berat


Perlu diketahuI istilah KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) memiliki
perbedaan antara KIPI serius dan KIPI berat, yaitu setiap kejadian medis yang
tidak diinginkan terjadi pada setiap dosis vaksin yang diberikan yang

Tabel 4. KIPI (bentuk respon tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan) 4

menyebabkan kematian, dan memerlukan perawatan medis di rumah sakit atau


menyebabkan kecacatan yang permanen, atau mengancam jiwa. KIPI berat
merupakan istilah yang lebih luas, termasuk reaksi berat pada vaksin dan reaksi
lainnya yang berat. Reaksi berat ini tidak harus menjadi masalah yang
berkepanjangan.

Vaksin dikatakan tidak efektif bukan hanya terbatas pada timbulnya KIPI,
tetapi termasuk kegagalan vaksin dalam menimbulkan kekebalan di dalam tubuh
manusia. Kesalahan prosedur imunisasi meliputi kesalahan dalam penyiapan,
penanganan, penyimpanandan cara pemberian vaksin. Semestinya kesalahan ini
dapat dicegah agar manfaat program imunisasi ini sangatlah penting. Dampak
kesalahan prosedur imunisasi dapat terjadi pada jumlah vial vaksin yang besar,
misalnya vaksin membeku pada saat transportasi dapat menyebabkan peningkatan
reaksi local. 4

Contoh-contoh kesalahan prosedur imunisasi dan kemungkinan jenis KIPI 5

Tabel 5. Kesalahan-kesalahan prosedur imunisasi dan jenis KIPI 4


D. Reaksi KIPI akibat kecemasan karena takut disuntik
Seseorang dapat bereaksi sebelum atau sesudah disuntik. Reaksi ini tidak
ada kaitannya vaksin, tapi lebih kepada rasa takut disuntik.
Ada empat jenis reaksi KIPI akibat kecemasan karena takut disuntik,
antara lain 4 :
1. Fainting (pusing berkunang-kunang)
Hanya terjadi pada anak yang agak besar dan oramg dewasa. Fainting tidak
memerlukan terapi khusus, pasien cukup disuruh duduk tenang atau
dibaringkan untuk menghindari mereka terjatuh.
2. Hiperventilasi (nafas cepat)
Sebagai akibat rasa cemas/rasa takut terhadap suntikan dapat menyebabkan
pusing, kesemutan pada daerah mulut dan ringan.
3. Muntah
Anak usia lebih muda cenderung memiliki reaksi yang berbeda. Muntah
adalah reaksi kecemasan yang paling sering terjadi. Menahan nafas sebentar
dapat membuat anak tidak sadar. Pada saat Kembali bernafas analk akan
kembali menangis keras dan menjerit atau berlari menghindari disuntik.
4. Kejang
Reaksi kecemasan terhadap suntikan, pada kasus yang sangat jarang dapat
berupa kejang. Anak ini tidak perlu dilakukan pemeriksaan khusus namun
perlu diyakinkan bahwa suntikan tidak sakit.

E. Kejadian Koinsiden
Kejadian koinsiden terjadi setelah imunisasi tetapi tidak disebabkan oleh
vaksin atau cara pemberian imunisasi. WHO Regional Office untuk Western
Pasific menyajikan angka-angka estimasi KIPI. Misalnya di Australia terjadi 11
kematian koinsiden sehari setelah imunisasi. Kalau terjadi KIPI yang serius maka
harus segera dilakukan investigasi untuk mengetahui apakah KIPI tersebut terkait,
atau tidak terkait langsung dengan vaksin. Hal ini penting untuk :
 Menanggapi kekawatiran masyarakat akan keamanan vaksin
 Mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi
tetap tinggi
Angka dasar kematian KIPI sebagai peristiwa koinsidensi pasca imunisasi
merupakan hal yang sangat penting dalam proses pelaporan KIPI. 4 .

Angka perkiraan KIPI koinsidens pasca vaksinasi DTP di beberapa negara.

Tabel 6. Kejadian Koinsidens pasca vaksinasi DTP di beberapa negara 4

F.
Reaksi tubuh terhadap vaksin Covid 19
Vaksin membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan
mengaktifkan respon tubuh terhadap penyakit tertentu. Dengan vaksin, tubuh akan
MENGENALI, MELAWAN, dan MENGINGAT cara melawan virus atau bakteri
pembawa penyakit. Sebenarnya,cara vaksin COVID-19 tak berbeda jauh pada
vaksin pada umumnya. Vaksin sendiri merupakan suatu bahan atau produk yang
6
digunakan untuk menghasilkan sistem imun dari berbagai penyakit.

Dalam Surat Keputusan yang ditetapkan Plt. Dirjen Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit, Muhammad Budi Hidayat pada 2 Januari 2021 tersebut,
diterangkan bahwa reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19
hampir sama dengan vaksin yang lain. Beberapa gejala / reaksi yang timbul
setelah disuntik vaksin virus corona di antaranya, yakni 7 :

1. Reaksi lokal yang timbul pasca disuntik vaksin virus corona antara lain nyeri,
kemerahan, bengkak pada tempat suntikan. Reaksi lokal lain yang berat,
misalnya selulitis
2. Reaksi sistemik yang timbul pasca disuntik vaksin virus corona berupa:
Demam Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan
lemah, dan sakit kepala
3. Reaksi lain yang timbul pasca disuntik vaksin virus corona diantaranya:

- Reaksi alergi, misalnya urtikaria ( biduran), oedem (pembengkakan)


- Reaksi anafilaksis Syncope ( pingsan)

Untuk mengatasi reaksi ringan lokal pasca disuntik vaksin virus corona seperti
nyeri, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, petugas kesehatan dapat
menganjurkan penerima vaksin untuk:

- Melakukan kompres dingin pada lokasi tersebut


- Meminum obat paracetamol sesuai dosis

Sementara, untuk mengatasi reaksi ringan sistemik pasca disuntik vaksin virus
corona seperti demam dan malaise, petugas kesehatan dapat menganjurkan
penerima vaksin untuk:

- Minum lebih banyak


- Menggunakan pakaian yang nyaman
- Kompres atau mandi air hangat
- Meminum obat paracetamol sesuai dosis
Oleh sebab itu, dalam alur pelayanan vaksinasi Covid-19, petugas
diarahkan untuk mempersilakan sasaran untuk menunggu 30 menit setelah
pemberian vaksin virus corona. Hal ini dilakukan untuk melihat reaksi yang
mungkin muncul setelah penerima vaksin virus corona disuntikan. Selain reaksi
vaksin, Kejadian Ikutan Pasca vaksinasi atau biasa disebut KIPI yang terkait
dengan kesalahan prosedur juga dapat terjadi. Untuk itu, sistem pelayanan
vaksinasi yang terdiri dari petugas pelaksana yang kompeten (memiliki
pengetahuan cukup, terampil dalam melaksanakan vaksinasi dan memiliki sikap
profesional sebagai tenaga kesehatan), peralatan yang lengkap,dan petunjuk teknis
yang jelas, harus disiapkan dengan maksimal. Kemenkes meminta kepada semua
jajaran pemerintahan yang masuk dalam sistem ini harus memahami petunjuk
teknis yang diberikan. KIPI yang tidak terkait dengan vaksin atau koinsiden harus
diwaspadai. Untuk itu penapisan status kesehatan sasaran yang akan divaksinasi
harus dilakukan seoptimal mungkin. Ingat, pandemi Covid-19 masih terjadi. Pasca
disuntik vaksin virus corona, tetap patuhi protokol kesehatan dengan menjaga
jarak, mengenakan masker, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. 7
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan kajian teori yang telah dikumpulkan maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Vaksin merupakan produk atau zat berupa virus atau bakteri yang dimasukkan
baik melalui suntikan maupun mulut.
2. Vaksinasi merupakan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh untuk
menstimulasi system imun tubuh dan akhirnya kebal terhadap penyakit
menular tertentu.
3. Penerapan vaksinasi diawali dengan ditemukannya vaksin cacar pada tahun
1900 hingga abad 20 ditemukan beberapa jenis vaksin lainnya seperti vaksin
pertussis (rejan), vaksin difteri, vaksin tetanus sampai yang paling popular saat
ini yaitu vaksin covid 19
4. Pemberian vaksinasi yang sesuai SOP menunjukkan keamanan dan
keefektivan semua jenis vaksin walaupun kadang terjadi kondisi koinsidens
yaitu kondisi yang tidak disebabkan oleh vaksin atau cara pemberian
imunisasi. . Oleh karena itu sistem pelayanan vaksinasi yang terdiri dari
petugas pelaksana yang kompeten harus memiliki pengetahuan cukup,
terampil dalam melaksanakan vaksinasi dan memiliki sikap profesional
sebagai tenaga kesehatan, serta peralatan yang lengkap,dan petunjuk teknis
yang jelas.

III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

1. Makalah Bab 1. Pendahuluan Latar A. Latar belakang vaksin,


http://scholar.unand.ac.id/40701/1/BAB%20I.pdf

2. Campbell Neil A., Reece Jane B., Urry Lissa A., Cain Michael L., Wasserman
Steven A., Minorsky V. Peter, Jackson Robert B., 2008, BIOLOGI Edisi
Kedelapan Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga

3. Defenisi vaksin, 2022, WPEngine: http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-


vaksin/

4. Dasar-dasar Keamanan Vaksin Pelatihan Melalui Elektronik, 2022, WHO:


MODUL 2 – Vaksin hidup yang dilemahkan - DASAR KEAMANAN
VAKSIN WHO (vaccine-safety-training.org)

5. Plotkin SL, Plotkin SA “A short history of vaccination, “ In: Plotkin S,


Orenstein W, Offit PA. Vaccines, 5thedition, Philadelphi: Saunders, 2008

6. Cara Kerja Vaksin Dalam Tubuh, 2022,


https://indonesiabaik.id/infografis/gimana-cara-kerja-vaksin-pada-
tubuh#:~:text=Vaksin%20COVID%2D19%20akan
%20merangsang,imunitas%20yang%20kuat%20dari%20tubuh

7. Irawan Sapto Adhi, Reaksi Tubuh Setelh Vaksinasi Covid 19, Kompas.com,
2021, https://kesehatan.kontan.co.id/news/perlu-diketahui-inilah-reaksi-tubuh-
setelah-vaksinasi-covid-19?page=all)

Anda mungkin juga menyukai