Anda di halaman 1dari 5

Uji Analgetik Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.

) Dengan

Peningkatan Penetrasi Isopropil Miristat Terhadap Jumlah Geliat Mencit

Clarence Theodosius Bernard Harijanto

2443019212

Program Studi S1

Fakultas Farmasi

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Nyeri menjadi salah sa tu alasan utama seseorang datang untuk mencari

pertolongan medis karena sebagian besar penyakit pada tubuh menimbulkan rasa

nyeri. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal merupakan suatu gejala, yang berfungsi

melindungi tubuh (Prince, 2006). Nyeri adalah respon sensorik dan emosional yang

tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial

(Kumar dan Elavarasi, 2016). Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat

yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat

analgesik dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu analgetika perifer (non-

narkotik) yaitu obat yang tidak bersifat narkotiik dan tidak bekerja secara sentral dan

analgetika narkotik yaitu obat khusus yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri

yang hebat, seperti fractura dan kanker (Tjay dan Rahardja, 2007).

Saat ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali tumbuh-

tumbuhan sebagai obat semakin meningkat. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia

digunakan oleh masyarakat sebagai sumber bahan obat alam untuk pengobatan secara

tradisional. Salah satunya tumbuhan yang dipercaya berkhasiat untuk mengilangkan

rasa nyeri yaitu tumbuhan kersen (Mutingia calabura L.). Tumbuhan kersen merupakan

tanaman buah tropis yang mudah ditemukan dan termasuk dalam family Mutingiaceae.

Kersen berkhasiat untuk menyembuhkan asam urat, antiseptik, antiinflamasi dan

antitumor (Suryaningsih, et.al., 2018). Senyawa kimia yang terkandung pada daun

kersen antara lain flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Senyawa flavonoid dalam

daun kersen diduga memiliki aktivitas sebagai analgesik. Adapun mekanisme kerja

senyawa flavonoid yaitu menghambat kerja enzim siklooksigenase sehingga produksi


prostaglandin akan menurun dan rasa nyeri akan berkurang atau menghilang. Senyawa

flavonoid juga dapat menghambat degranulasi neutrophil sehingga akan menghambat

pengeluaran sitokin, radikal bebas serta enzim yang berperan dalam proses peradangan

(Danugroho, et.al., 2014).

Pada umumnya masyarakat mengonsumsi obat secara per-oral, namun tidak

bisa digunakan untuk pasien dalam keadaan tidak sadar dan memerlukan waktu yang

lama untuk diabsorpsi dalam tubuh. (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2016).

Keuntungan penggunaan patch adalah mudah untuk digunakan, yaitu dengan

cara ditempelkan pada kulit; langsung masuk ke pembuluh darah; mengurangi

frekuensi pemberian dosis; menghasilkan konsentrasiobat dalam plasma darah yang

terkontrol; cenderung menghindari efek samping yang mungkin terjadi dan

menghindari metabolisme lintas pertama (Ranade dan Hollonger, 2004).

Pada penelitian ini menggunakan polimer Hydroxypropyl Methylcellulose

(HPMC) karena dapat meningkatkan bioavailabilitas dan mencapai konsentrasi plasma

yang lebih baik jika diberikan secara transdermal dibandingkan dengan pemberian per

oral (Verma dan Iyer, 2000). HPMC merupakan bahan stabil, memiliki kemampuan

menyerap kelembaban yang tinggi, tidak beracun dan tidak berbahaya (Rowe et al.,

2006).

Selain matriks, pada sediaan patch diperlukan enhancer sebagai senyawa untuk

meningkatkan penetrasi yang secara reversibel dapat mengurangi hambatan stratum

korneum tanpa merusak sel yang hidup dan diperoleh penetrasi yang diinginkan. Dalam

penelitian ini isopropil miristat (IPM) digunakan sebagai peningkat penetrasi pada

sediaan patch, IPM memiliki kelarutan yang baik dalam aseton, kloroform, etanol

(95%), etil asetat (Rowe et al., 2006). IPM merupakan enhancer yang umum digunakan
dalam formulasi topikal dan transdermal. IPM dikenal aman dan telah digunakan dalam

transdermal patch untuk meningkatkan permeasi kulit (Zhao et al., 2016).

Asam asetat adalah senyawa asam organik yang berfungsi sebagai iritan yang

dapat merusak jaringan secara lokal dan menyebabkan nyeri rongga perut pada

pemberian intraperitonial (Wulandari dan Hendra, 2011). Pada penelitian ini

menggunakan Asam asetat sebagai penginduksi rasa nyeri pada pengujian efek

analgesik. Dalam pengujian ini, asam asetat menyebabkan peradangan pada dinding

rongga perut sehingga menimbulkan respon geliat berupa kontraksi otot atau

peregangan otot perut. Timbulnya respon geliat akan muncul maksimal 5-20 menit

setelah pemberian asam asetat dan biasanya geliat akan berkurang 1 jam kemudian

(Puente, et al., 2015).

Parameter pada penelitian ini adalah respon motorik berupa jumlah geliat

(writhing) setelah diinduksi asam asetat dan pengaruh enhancer terhadap penetrasi

patch. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental pada mencit menggunakan

desain penelitian post-test control group design. Variabel yang diamati adalah jumlah

geliat menggunakan metode writhing test.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah sediaan patch ekstrak etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) tanpa

peningkat penetrasi isopropil miristat (IPM) dapat berpengaruh terhadap jumlah

geliat pada mencit yang diinduksi asam asetat?

2. Apakah sediaan patch ekstrak etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dengan

penambahan peningkat penetrasi isopropil miristat (IPM) dapat berpengaruh

terhadap jumlah geliat pada mencit yang diinduksi asam asetat?


1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis efektivitas sediaan patch ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura

L.) tanpa peningkat penetrasi isopropil miristat (IPM) dalam penurunan jumlah

geliat pada mencit yang diinduksi asam asetat.

2. Menganalisis pengaruh penambahan peningkat penetrasi isopropil miristat pada

sediaan patch ekstrak etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dalam

penurunan jumlah geliat pada mencit yang diinduksi asam asetat.

1.4 Hipotesis Penelitian

Patch ekstrak etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dengan peningkat

penetrasi isopropil miristat (IPM) dapat menurunkan jumlah geliat pada mencit yang

diinduksi asam asetat.

1.5 Manfaat Penelitian

Menambah wawasan mengenai efektivitas analgesik sediaan patch ekstrak etanol

Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dengan peningkat penetrasi isopropil miristat

(IPM).

Anda mungkin juga menyukai