berimplikasi pada penyediaan SDM. Penyediaan SDM untuk daerah terpencil menjadi masalah
yang tidak mudah dan harus dipecahkan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Bahkan tidak jarang, beberapa SDM menolak untuk ditempatkan di daerah-daerah 3 T
(tertinggal, terdepan, terluar) atau dengan kata lain daerah terpencil. Misalkan Anda seorang
pejabat pemerintah daerah yang mendapat tugas untuk melakukan seleksi tenaga kerja bidang
pariwisata untuk memajukan daerah Anda. Menurut Anda, bagaimana prosedur seleksi yang
dapat diterapkan sesuai tahapan-tahapan umum dari Schuster misalnya. Tahapan-tahapan
mana yang dapat dilakukan dan yang tidak sesuai untuk penerapannya. Mohon dijelaskan
alasannya berdasarkan kondisi atau lingkungan daerah Anda!
Salam ibu Prof. Ismi YSH, mohon izin menambahkan diskusi pada sesi kelima ini.
Kondisi geografis di Indonesia mendorong tingkat pemerataan penduduk menjadi
timpang, dimana sumber daya manusia umumnya berada di pada pulau Jawa yang
menjadi pusat perekonomian Indonesia. Hal ini dapat menyulitkan persebaran dan
pemerataan pelayanan serta kualitas pelayanan itu sendiri. Sebenarnya pemerintah telah
mengupayakan pemerataan distribusi aparatur sipil negara di seluruh Indonesia. Pada
mulanya program ini dimulai dari program redistribusi guru agar tidak terjadi
penumpukan guru ASN pada suatu tempat
(https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190611144955-20-402397/mendikbud-
minta-guru-mengabdi-ke-daerah-terpencil). Pola seleksi saat ini sudah sangat mewakili
keterwakilan daerah, misalnya seleksi ASN memberikan kesempatan untuk masyarakat
asli Papua. Upaya redistribusi ini sangat membantu pemerintah daerah untuk
mendapatkan sumber daya yang berkualitas dan berdaya guna untuk dalam rangka
membangun daerahnya.
Untuk mengakomodir ini, pemerintah semenjak diterbitkannya UU ASN dan
menindaklanjuti rencana strategis KASN 2015-2019 melaksanakan perbaikan sistem
rekrutmen yang semakin baik dan berkualitas. Strateginya antara lain dengan
melakukan tes secara realtime, akuntabel, transparan dan mengekomodir kebutuhan
daerah. Proses rekrutmen sendiri senantiasa di update dan diperbaharui informasinya
termasuk hasil dan kesempatan sanggah oleh calon peserta. Selain itu, karena proses
rekrutmen melibatkan daerah termasuk kebutuhan rii ASN yang diperlukan, maka
keterisian ASN pada wilayah/daerah dapat terpenuhi sehingga dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
Proses rekrutmen sendiri dapat menggunakan metode-metode tertentu sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan. Apabila saya sebagai pejabat di pemerintah daerah dan
akan menyelenggarakan seleksi, maka pertama yang diperlukan adalah peta kebutuhan
SDM dari hasil analisis jabatan. Karena dengan melihat peta kebutuhan maka kebutuhan
ASN untuk pemenuhan organisasi dapat berjalan dengan baik. Mengutip Iswanto dan
Yusuf (2014), salah satu metode yang digunakan dalam melakukan seleksi pegawai
dengan menggunakan model Schuster (1985). Pada model ini tahapan seleksi untuk
jabatan analis kepariwisataan tingkat pertama pada Dinas Pariwisata dijabarkan sebagai
berikut:
a. Penyaringan pelamar pendahuluan.
Setelah mendapatkan peta kebutuhan SDM, maka selanjutnya adalah mengumumkan
selesi rekrutmen pegawai sesuai jabatan yang dibutuhkan. Adapun syarat/kompetensi
yang dibutuhkan sesuai dengan analisis jabatan yang telah disusun dan contoh dalam
hal ini jabatan analis kepariwisataan tingkat pertama untuk mengisi jabatan di Dinas
Pariwisata Kab. Sijunjung. Setelah melakukan pengumuman, maka akan dilakukan
seleksi awal, berupa penyampaian dokumen yang diperlukan. Dengan seleksi awal yakni
menyeleksi syarat ijazah sesuai kompetensi yang diinginkan yaitu Strata 1
kepariwisataan (hospitality) serta kelakuan baik dari kepolisian. Dengan seleksi ini akan
mengurangi jumlah pegawai yang mengikuti seleksi, dengan demikian diperoleh calon
pegawai yang benar-benar berkualitas. Selain itu seleksi awal juga mengurangi waktu
dan biaya seleksi.
b. Memeriksa surat lamaran kerja.
Tahapan seleksi selanjutnya setelah seleksi awal adalah memeriksa dengan detil surat
lamaran yang disampaikan. Dengan memeriksa lamaran maka pemberi kerja
mendapatkan informasi detil mengenai calon pelamar. Selain itu melalui lamaran dapat
diketahui kompetensi, Riwayat jabatan, dan informasi lainnya untuk dicocokan dengan
analisis jabatan yang dituju. Peran manajerial dalam hal ini adalah mendapatkan
informasi yang utuh mengenai jumlah pelamar dari masing-masing jabatan. Selain itu,
didapatkan informasi awal mengenai calon-calon pelamar dari masing-masing jabatan
tersebut.
c. Pelaksanaan tes.
Setelah surat lamaran diperiksa, maka selanjutnya adalah mengumumkan pelaksanaan
tes beserta tes yang akan dilaksanakan. Adapun tes dilakukan secara serentak dan/atau
dilakukan secara ketat untuk menghindari bocornya soal serta dapat dilaksanakan
secara objektif. Adapun jenis tes yang dapat dilakukan antara lain:
e. Tahapan wawancara.
Tahapan ini adalah tahapan konfirmasi. Dimana konfirmasi ini diperlukan untuk
memastikan pemberi kerja bahwa apa yang ditulis benar dan sah. Sedangkan bagi
peserta, wawancara merupakan kesempatan untuk meyakinkan pemberi kerja bahwa
mereka merupakan orang yang tepat untuk dipilih dan diangkat sebagai pegawai. Selain
itu, wawancara sebagai filter terakhir terkait dengan kompetensi peserta. Kompetensi
komunikasi akan terlihat dengan jelas pada saat wawancara. Selain itu interviewer akan
melihat gerakan maupun Tindakan si pelamar apakah sopan, memiliki tata krama dan
sebagainya.
f. Melaksanakan tes Kesehatan.
Pada tahapan ini, pelamar akan di tes kesehatannya. Oleh karena itu tes ini merupakan
quality assurance yang menjamin bahwa calon peserta memiliki Kesehatan secara
mental dan fisik sehingga pada akhitnya dapat membantu meningkatkan kinerja
organisasi.
Setelah tahapan ini berakhir maka dapat terpilih pegawai yang berkualitas dan dapat
mengisi jabatan sesuai dengan analisis jabatan yang telah disusun. Selain itu, dengan
adanya tahapan seleksi yang ketat, diharapkan tingkat turnover pegawai rendah, karena
pegawai akan mengetahui tujuan karirnya mendatang dan yang diharapkan dari
organisasinya serta mendukung pembangunan di daerahnya melalui destinasi wisata
yang telah dipromosikannya
PUSTAKA: