Anda di halaman 1dari 6

PENYIDIKAN

(TINDAK PIDANA DI BIDANG


PERPAJAKAN)

Tindak Pidana = Delik (suatu tindakan melanggar hukum) (Latin = Delictum dan Belanda =
Delict)
1. Perbuatan (sesuatu yg dilakukan/tindakan) (Prof. Mulyatno)
2. Pelanggaran (perbuatan melawan hukum) (M.H. Tirtaamidjaja)
3. Peristiwa (suatu kejadian yg benar-benar terjadi) (E. Utrech)

Tindak Pidana : perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai
ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar aturan tersebut.

BUKTI PERMULAAN (Psl 1 angka 26 KUP) :


Keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan/benda yg dapat memberikan
petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang/telah terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan
yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.

PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN (Psl 1 angka 27 KUP) :


Pemeriksaan yg dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah
terjadi tindak pidana di bidang perpajakan.

PENANGGUNG PAJAK (Psl 1 angka 28 KUP) :


Orang pribadi atau badan yang bertanggungjawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan perpajakan.

PENYIDIK (Psl 1 angka 32 KUP):


Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan DJP yang diberi wewenang khusus sbg
penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA di BIDANG PERPAJAKAN (Psl 1 angka 31 KUP):


Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta
menemukan tersangkanya.

PENYIDIKAN (Psl 1 butir 2 KUHAP):


Serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut yg diatur dlm UU utk mencari serta
mengumpulkan bukti yg dgn bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yg terjadi & guna
menemukan tersangkanya.
BAB VIII UU KUP (Ketentuan Pidana)

Pasal 38 KUP
Setiap orang yg karena kealpaannya :
• Tidak menyampaikan SPT; atau
• Menyampaikan.......,tp isinya tidak benar / tidak lengkap / ..........
Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.....didenda....., / dipidana
kurungan paling singkat 3 bln / paling lama 1 thn

Pasal 39 KUP
1. Setiap orang yg dengan sengaja :
• Tidak mendaftar diri.....NPWP / NPPKP
• Menyalagunakan....NPWP / NPPKP
• Tidak menyampaikan SPT
• Menyampaikan SPT isinya tidak benar
• Menolak dilakukan pemeriksaan
• Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen yg palsu atau dipalsukan
• Tdk menyelenggarakan pembukuan / pencttan h. Tdk menyimpan buku, catatan /
dokumen....
• Tdk menyetorkan pajak yg tlh dipotong/dipungut
Sehingga dapat menimbulkan kerugian pd penerimaan negara dipidana dng pidana penjara
paling singkat 6 bln & paling lama 6 thn dan didenda paling sedikit 2x dan paling banyak 4x
jml pajak terutang yg tdk / kurang dibayar.

2. Pidana ayat (1) ditambah 1x jk belum 1 thn mengulanginya

3. Setiap org yg melakukan percobaan utk melakukan tindak pidana menyala- gunakan
NPWP atau NPPKP,dll..dalam restitusi / kompensasi / pengkreditan pajak......
• dipidana penjara paling singkat 6 bln dan paling lama 2 thn
• dan denda paling sedikit 2x dan paling banyak 4x restitusi / kompen- sasi /
pengkreditan pajak yg dilakukan
Pasal 39A KUP

Setiap orang yang dengan sengaja :


• Menerbitkan dan/atau menggunakan FP, bukti pungutan pajak, bukti pemotongan
pajak, &/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang
sebenarnya; atau
• Menerbitkan FP tetapi belum dikukuhkan sbg PKP, dipidana penjara paling singkat 2
thn & paling lama 6 thn serta denda paling sedikit 2x & paling banyak 6x Faktur
Pajak, bukti pungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak

Pasal 40 KUP
Tindak pidana perpajakan tidak dapat dituntut setelah lampau wkt 10 thn sejak saat terutangnya
pajak, berakhirnya Masa Pajak, berakhirnya Bagian Tahun Pajak / berakhirnya Tahun Pajak ybs.

Pasal 41 KUP
• Pejabat....alpa....pasal 34.. (kerahasiaan WP) pidana kurungan paling lama 1 thn &
denda paling banyak Rp 25 juta.
• Pejabat....sengaja...pasal 34.. pidana kurungan paling lama 2 thn & denda paling
banyak Rp 50 juta

Pasal 41A KUP

Setiap orang yabg wajib memberikan keterangan / bukti sbgmn dimaksud dlm psl 35 (pihak
ketiga wajib memberikan
• keterangan/bukti yg diminta), tetapi dgn sengaja tdk memberikan / memberikan tapi
tidak benar, dipidana paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp 25 juta.

Pasal 41B KUP

Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi / mempersulit penyidikan tindak pidana
dibidang perpajakan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling
banyak Rp 75 juta.

Pasal 41C KUP

• Setiap orang yg dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban psl 35A ay (1).... pidana
kurungan paling lama 1 thn atau denda paling banyak Rp 1 milyar.
• Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan tdk terpenuhinya kewajiban pejabat
atau pihak lain dlm pasal 35A ay (1)....pidana kurungan paling lama 10 bln / denda paling
banyak Rp 800 juta.
Pasal 41C KUP

• Setiap org yg dgn sengaja menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban pejabat atau
pihak lain dlm pasal 35A ayat (1)......pidana kurungan paling lama 10 bln / denda paling
banyak Rp 800 juta.
• Setiap orang yg dgn sengaja menyalagu- nakan data dan informasi perpajakan
sehingga menimbulkan kerugian negara dipidana kurungan paling lama 1 thn atau denda
paling banyak Rp 500 juta.

Pasal 43 KUP

• Ketentuan sbgmn dimaksud dlm Psl 39 & 39A, berlaku juga bagi wakil, kuasa,
pegawai dari WP atau pihak lain yg menyuruh melakukan, yg turut serta melakukan,
yg menganjurkan, / yg membantu melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.
• Ketentuan sbgmn dimaksud dlm Psl 41A & 41B berlaku juga bagi yg menyuruh
melaku- kan, yg menganjurkan, / yg membantu mela kukan tindak pidana di bidang
perpajakan.

Pasal 43A

• DJP berdasarkan informasi, data, laporan, dan pengaduan, berwenang melakukan


pemeriksaan bukti permulaan sebelum dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan
• Dlm hal terdapat indikasi tindak pidana di bidang perpajakan yg menyangkut petugas
DJP, MenKeu dpt menugasi unit pemeriksa internal di lingkungan DepKeu utk mlkkan
pemeriksaan bukti permulaan.
• Apbl dr bukti permulaan ditemukan unsur tindak pidana korupsi, pegawai DJP yg
tersangkut wajib diproses menurut ketentuan Hukum Tindak Pidana Korupsi

Pasal 44A KUP

Penyidik...psl 44 ay (1) menghentikan penyidikan....psl 44 ay (2) huruf j, dlm hal:


• Tidak terdapat bukti yg cukup atau
• Bukan merupakan peristiwa tindak pidana perpajakan, atau
• Peristiwanya telah kadaluwarsa, atau
• Tersangka meninggal dunia

Pasal 44B KUP

Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan MenKeu, Jaksa Agung dapat
menghenti- kan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan paling lama dalam jangka
waktu 6 bulan sejak tanggal surat permintaan
Pasal 44B KUP

Penghentian penyidikan sbgmn dimaksud pd ayat (1) hanya dilakukan setelah WP melunasi
seluruh utang pajak yg tidak / kurang dibayar / yg tdk seharusnya dikembalikan & ditambah dgn
sanksi denda sebesar 4x jml pajak yg tdk / kurang dibayar / tdk seharusnya dikembalikan

Alat Bukti : Pasal 1866 KUHPerdata


a. Bukti tulisan
b. Saksi-saksi
c. Persangkaan-persangkaan
d. Pengakuan, dan
e. Sumpah

Alat Bukti : Pasal 184 KUHA Pidana


a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. Petunjuk
e. Keterangan terdakwa

Sistem Pembuktian

a. Sistem Bebas
Hakim tidak terikat pada alat-alat bukti yg sah, asal saja ada keyakinan pada hakim,
maka hakim dapat menjalankan dan menghukum seorang terdakwa atas kesalahannya
yg di dasarkan pd alasan yg dapat dimengerti dan yg dapat dibenarkan oleh
pengalaman sekalipun tidak cukup bukti.

b. Sistem Positief-wettelijk
Hakim hanya boleh menentukan kesalahan tersangka apabila ada bukti minimum yg
dibutuhkan UU.
c. Sistem Negatief-wettelijk
Seseorang akan dihukum bila ada keya- kinan pada diri hakim itu sendiri yang
didasarkan pada alat-alat bukti yg sah.
Pasal 1 butir 11 KUHAPidana

Putusan pengadilan
Pernyataan hakim yg diucapkan dlm sidang pengadilan terbuka, yg dpt berupa pemidanaan
/ bebas (tidak terbukti scr sah & meyakinkan) / lepas dari segala tuntutan hukum
(terbukti, tetapi perbuatan itu tdk mrpkan suatu tindakan pidana -> perdata, adat atau
dagang) dlm hal serta menurut cara yg diatur dlm UU.

Pasal 183 KUHAPidana


(Putusan hakim harus memenuhi 3 hal)
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 alat bukti yg sah,
• Hakim memperoleh keyakinan bahwa tindak pidana benar² telah terjadi, dan
• Terdakwalah yg telah melakukan tindak pidana tsb.

Anda mungkin juga menyukai