PENDAHULUAN
pesat. Persaingan yang ketat ditandai dari meningkatnya jumlah perusahaan dari
hal yang perlu diperhatikan adalah nilai perusahaan, dimana nilai perusahaan
cerminan dari nilai aset perusahaan itu sendiri, dimana stakeholder mengambil
saham. Harga saham yang relatif stabil dan mengalami kenaikan menandakan
dan minuman pada triwulan II 2018 mencapai 8,67% dengan PDB nonmigas
diyakini akan terus cemerlang, pada tahun 2017 sektor ini menyumbang 34,33%
1
2
tahun 2016 sebesar 8,33%, tahun 2015 sebesar 7,54%, tahun 2014 sebesar 9,49%
Menurut Mahendra Dj, dkk (2012) ada beberapa faktor yang memengaruhi
perusahaan dan ukuran perusahaan. Nilai perusahan dapat dilihat dari harga saham
sedangkan harga saham tersebut ditinjau dari besarnya dividen yang dibagikan
oleh perusahaan kepada pemegang saham. Sehingga pada penelitian ini nilai
modal. Struktur modal adalah proporsi antara modal sendiri dengan modal yang
didapat dari hutang. Perusahan yang baik akan mempunyai kriteria dalam
menentukan seberapa besar dana hutang yang perlu diambil atau sering disebut
semakin tinggi harga saham. Hal tersebut tidak berlaku ketika perusahaan
menerapkan proporsi hutang yang tinggi namun manfaat yang diperoleh dari
penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkan. Struktur modal
dengan nilai perusahaan dari laporan keuangan dengan menggunakan rumus DER,
dapat diketahui apakah sumber modal dari perusahaan berasal dari hutang atau
modal sendiri. Struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan
3
antara risiko dan pemberian dividen kepada pemegang saham yang akan
Hal ini didukung penelitian Palupi, dkk (2017) menunjukkan bahwa debt to
equity ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap dividend yield (DY). Hal ini
menunjukkan apabila hutang dengan bunga yang tinggi tidak diimbangi dengan
saham sehingga nilai perusahaan ikut menurun. Sari (2017) struktur modal
perusahaan berarti bunga dan angsuran yang harus dibayar besar, sehingga akan
berdampak pada nilai perusahaan di pasar saham dan akan menjadi sebuah sinyal
Faktor kedua yang dapat memengaruhi nilai perusahaan adalah besar kecilnya
bersih yang dapat diperoleh sebuah perusahaan dari kegiatan operasionalnya yang
mana keuntungan tersebut ada yang dibagikan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen, dan bisa juga keuntungan tersebut disimpan dan digunakan untuk
maka akan secara langsung berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang akan
dibagikan kepada para pemegang saham sehingga akan menarik para stakeholder
untuk menanamkan modal pada perusahaan dan nilai perusahaan yang ada di
Hal ini didukung penelitian Septiza (2018) dan Sendow, dkk (2017)
perusahaan akan memengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan kepada para
perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham di pasar saham semakin tinggi.
pada akhir tahun akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen
atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa
yang akan datang (Nafi’ah, 2011). Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang
mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham
dan pihak kedua perusahaan itu sendiri. Kebijakan yang sesuai akan berpengaruh
akan memengaruhi jumlah dividen yang akan diberikan kepada pemegang saham
sehingga nilai perusahaan juga ikut terpengaruh. Hal ini didukung penelitian
Senata (2016) kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
memperkuat teori sinyal, semakin banyak laba yang diperoleh perusahaan yang
akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen maka akan
percaya bahwa kinerja dan prospek perusahaan dimasa depan sangat baik.
saham perusahaan (Rakhimsyah, 2011). Teori sinyal sebagai teori yang dapat
stakeholder yang dapat dilihat dari tingkat profitabilitas dan secara langsung akan
struktur modal, profitabilitas dan kebijakan dividen sebagai variabel yaitu untuk
makanan dan minuman dari beberapa tahun dan diyakini akan terus meningkat di
6
adalah: faktor-faktor apa saja yang memengaruhi nilai perusahaan makanan dan
PBV sebagai alat ukur dari nilai perusahaan karena PBV dianggap lebih
Kebijakan dividen diukur dengan dividend payout ratio (DPR) karena DPR
cukup baik dibandingkan dengan perusahaan lain yang ada dalam bidang usaha
sejenis. Dividen kas digunakan untuk menghitung DPR, karena dividen kas sering
3. Struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER) dan debt to asset
ratio (DAR)
Struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER), karena DER
dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Nilai debt to asset ratio (DAR)
yang tingi menunjukkan bahwa perusahaan memakai dana hutang yang cukup
(ROI)
(ROI), karena ROE digunakan untuk mengukur future value perusahaan. Para
ROE. Nilai ROI yang tinggi menandakan akan return dari jumlah aset yang
1. Manfaat Teoritis
dengan menerapkan DER, ROE dan DPR sebagai alat ukur untuk mengetahui
besar kecilnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham yang dapat
2. Manfaat Praktis
bidang investasi.
9
BAB IV
data sampel. Data tersebut kemudian digunakan untuk analisa data dan pengujian
1. Struktur Modal
Struktur modal dihitung dengan debt to equity ratio (DER) dan debt to
Tabel 4.1
Data DER Tahun 2013-2018
3,5000
3,0000
2,5000
2,0000
1,5000
1,0000
0,5000
-
Rata-
DLTA ICBP INDF MLBI MYOR ROTI SKLT
rata
2013 0,2815 0,6032 1,0482 0,8046 1,4937 1,3150 1,1625 0,9584
2014 0,2976 0,6563 1,0845 3,0286 1,5097 1,2319 1,1620 1,2815
2015 0,2221 0,6208 1,1296 1,7409 1,1836 1,2770 1,4803 1,0935
2016 0,1832 0,5622 0,8701 1,7723 1,0626 1,0237 0,9187 0,9132
2017 0,1714 0,5557 0,8768 1,3571 1,0282 0,6168 1,0687 0,8107
2018 0,1864 0,5135 0,9340 1,4749 1,0593 0,5063 1,2029 0,8396
Nilai struktur modal dengan menggunakan indikator DER dari tahun 2013-
yang nilai DER kurang dari 1 atau 100% menunjukkan perusahaan dalam
kondisi sehat dan sebaliknya jika perusahaan memiliki nilai lebih dari 1 atau
Tabel 4.2
Data DAR Tahun 2013-2018
3,0000
2,5000
2,0000
1,5000
1,0000
0,5000
-
Rata-
DLTA ICBP INDF MLBI MYOR ROTI SKLT
rata
2013 0,2197 0,3762 0,5118 0,4459 0,5990 0,5680 0,5376 0,4655
2014 0,2293 0,3962 0,5203 0,7518 0,6015 0,5520 0,5375 0,5126
2015 0,1817 0,3830 0,5304 0,6352 0,5420 0,5608 0,5968 0,4900
2016 0,1548 0,3599 0,4653 0,6393 0,5152 0,5058 0,4788 0,4456
2017 0,1463 1,3061 0,1278 0,5757 0,5069 0,3815 2,7338 0,8255
2018 0,1571 1,3566 0,1208 0,5959 0,5144 0,3361 0,5460 0,5181
11
Nilai struktur modal dengan menggunakan indikator DAR dari tahun 2013-
(2017) perusahaan dikatakan sehat jika nilai DAR berada pada 40% dari
jumlah nilai aset dan perusahaan dikatakan beresiko apabila nilai DAR
2. Profitabilitas
Rasio profitabilitas dihitung menggunakan ROE dan ROI, ROE yaitu rasio
investasinya.
Tabel 4.3
Data ROE Tahun 2013-2018
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
Rata-
DLTA ICBP INDF MLBI MYOR ROTI SKLT
rata
2013 0,4258 0,1908 0,1358 0,8049 0,1052 0,2395 0,1180 0,2886
2014 0,3768 0,1683 0,1248 1,4353 0,0999 0,1964 0,1075 0,3584
2015 0,226 0,1784 0,0860 0,6483 0,2407 0,2276 0,1320 0,2484
2016 0,2514 0,1963 0,1199 1,1968 0,2216 0,1939 0,0687 0,3212
2017 0,2444 0,1743 0,1082 1,2415 0,2218 0,0480 0,0747 0,3018
2018 0,2633 0,2052 0,0994 1,0491 0,2061 0,0436 0,0942 0,2801
Sumber: Data diolah, 2020
makanan dan minuman tertinggi di tahun 2014 sebesar 0,3584 atau 38% dan
12
nilai terendah di tahun 2015 sebesar 0,2484 atau 25% Perusahaan yang
Tabel 4.4
Data ROI Tahun 2013-2018
0,7000
0,6000
0,5000
0,4000
0,3000
0,2000
0,1000
0,0000
Rata-
DLTA ICBP INDF MLBI MYOR ROTI SKLT
rata
2013 0,3120 0,1051 0,0440 0,6572 0,1044 0,0867 0,0379 0,1925
2014 0,2904 0,1016 0,0599 0,3563 0,0398 0,0880 0,0497 0,1408
2015 0,1850 0,1101 0,0404 0,2365 0,1102 0,1000 0,0532 0,1193
2016 0,2125 0,1256 0,0641 0,4317 0,1075 0,0958 0,0358 0,1533
2017 0,2087 0,1612 0,0401 0,5267 0,1093 0,0297 0,0361 0,1588
2018 0,2219 0,1444 0,0483 0,4239 0,1001 0,0289 0,0428 0,1443
2013 sebesar 0,1925 atau 19% dan nilai terendah di tahun 2015 sebesar 0,1193
atau 12% Perusahaan yang memiliki nilai ROI yang tinggi menunjukkan
3. Kebijakan Dividen
kepada pemegang saham atau akan menjadi laba ditahan untuk operasional
semakin tinggi nilai DPR akan menguntungkan para pemegang saham tetapi
Tabel 4.5
Data Kebijakan Dividen Tahun 2013-2018
1,8000
1,6000
1,4000
1,2000
1,0000
0,8000
0,6000
0,4000
0,2000
-
Rata-
DLTA ICBP INDF MLBI MYOR ROTI SKLT
rata
2013 0,6808 0,4853 0,4754 0,4329 0,1740 0,2360 0,1811 0,3808
2014 0,6670 0,4376 0,2423 1,5368 0,5019 0,0837 0,1676 0,5196
2015 0,5003 0,4428 0,5207 0,5851 0,1145 0,1035 0,1721 0,3484
2016 0,3775 0,4111 0,2801 0,9418 0,1932 0,1919 0,2037 0,3713
2017 0,5151 0,5069 0,4048 0,8145 0,2879 0,5133 0,1353 0,4540
2018 0,6157 0,5507 0,5344 0,9186 0,3429 0,2831 0,1362 0,4831
perusahaan makanan dan minuman tertinggi di tahun 2014 sebesar 0,5196 atau
52% dan nilai terendah di tahun 2015 sebesar 0,3484 atau 35%.
4. Nilai Perusahaan
perusahaan yang dicerminkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi
Tabel 4.6
Data Nilai PerusahaanTahun 2013-2018
40,00
35,00
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
Rata-
DLTA ICBP INDF MLBI MYOR ROTI SKLT
rata
2013 0,17 2,34 0,81 23,03 6,92 2,24 0,84 5,19
2014 0,12 2,89 0,75 36,52 6,31 1,82 1,53 7,14
2015 4,71 2,68 1,43 21,44 5,30 1,55 1,64 5,53
2016 3,41 5,42 1,60 29,78 7,33 1,62 1,82 7,28
2017 3,83 2,08 2,73 33,29 9,23 0,80 2,58 7,79
2018 4,35 2,25 2,65 33,84 6,83 2,65 3,05 7,95
makanan dan minuman tertinggi di tahun 2018 sebesar 7,95 kali dan nilai
Gambar 4.1
Model Struktural (Inner Model)
15
Keterangan:
X1 = Struktur modal
X2 = Profitabilitas
Z = Kebijakan dividen
Y = Nilai perusahaan
Dengan menggunakan PLS (Partial Least Square) versi 3.0, dan dengan
Weighting sceme: Path, Max number iterartion: 300, stop criterion accuracy: 7.
Gambar 4.2
Model Pengukuran (Outer Model)
Gambar 4.3
Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
a. Convergent Validity
dengan loading factor. Suatu indikator dikatakan valid apabila nilai loading factor
suatu indikator bernilai positif dan > 0,7. Berikut adalah data dari hasil pengujian
loading factor:
Tabel 4.7
Uji Validitas Konvergen dengan Loading Factor
Berdasarkan tabel 4.1 nilai loading factor dihasilkan dapat diketahui bahwa
indikator ROI sebesar -0,176 tidak memiliki kolerasi yang kuat dalam
sebesar 0,990. Indokator lain menunjukkan korelasi yang kuat pada masing-
masing variabel baik struktur modal, kebijakan dividen dan nilai perusahaan
memiliki nilai loading factor > 0,7. Dengan demikian indikator tersebut dapat
b. Discriminant validity
ditunjukkan oleh nilai average variance extracted (AVE) dengan ketentuan nilai
AVE > 0,5. Berikut adalah data dari hasil pengujian discriminant validit:
Tabel 4.8
Uji Validitas Diskriminan dengan AVE
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai AVE yang dihasilkan
modal, profitabilitas, kebijakan dividen dan nilai perusahaan memiliki nilai > 0,5.
variabel lainnya.
reability dari blok indikator yang mengukur konstruk dan nilai cronbach alpha.
Suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai composite reability > 0,6 dan nilai
18
cronbach alpha > 0,7. Berikut adalah data dari hasil pengujian reabilitas dengan
Tabel 4.9
Uji Reabilitas dengan Composite Reability dan Cronbach Alpha
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai composite reability pada
variabel struktur modal dan profitabilitas menunjukkan nilai < 0,6 menunjukkan
bahwa variabel tersebut tidak reliabel dan hasil evaluasi cronbach alpha untuk
struktur modal menunjukkan 0,806 > 0,7 hal tersebut menunjukkan data konsisten
alat ukur yang tinggi. Variabel profitabilitas menunjukkan nilai yang tidak reliabel
karena nilai 0,401 < 0,7. Dalam pengujian reabilitas apabila data bersifat
Pengujian outer model dengan uji validitas dan reabilitas, model yang sudah
square.
19
Tabel 4.10
Evaluasi Model Struktural dengan R Square
(R2) yang merupakan uji godness of fit model untuk memvalidasi performa
gabungan antara model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner
model) dengan ketentuan nilai > 0,6. Berdasarkan tabel 4.4 hasil pengujian
menunjukkan nilali R2 untuk variabel kebijakan dividen (z) sebesar 0,629 > 0,6
kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh variabel struktur modal (x1) dan
0,914 > 0,6 berarti godness of fit besar. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa
variabel nilai perusahaan (y) dapat dijelaskan oleh variabel variabel struktur
modal (x1), profitabilitas (x2) dan kebijakan dividen sebesar 91,4% sedangkan
sisanya yaitu sebesar 8,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat
dalam penelitian.
5. Uji Hipotesis
Gambar 4.4
Outoput Bootstrapping
Tabel 4.11
Tabel Pengaruh antar Variabel
Variabel Original Sample Sample Mean Standard T Statistics P Values
(O) (M) Deviation (|O/STDEV|)
(STDEV)
X1 -> Y 0,127 0,162 0,087 1,453 0,147
X1 -> Z -0,042 -0,143 0,232 0,183 0,855
X2 -> Y 0,979 0,933 0,110 8,924 0,000
X2 -> Z 0,813 0,803 0,124 6,549 0,000
Z -> Y -0,119 -0,078 0,123 0,973 0,331
Sumber: Output PLS 3.0
Tabel 4.12
Tabel Pengaruh dengan Mediasi
Variabel Original Sample Standard T Statistics P
Sample Mean (M) Deviation (|O/STDEV|) Values
(O) (STDEV)
X1 -> Z -> Y 0,005 -0,005 0,034 0,151 0,880
X2 -> Z -> Y -0,097 -0,063 0,099 0,977 0,329
Sumber: Output PLS 3.0
terhadap variabel endogen. Kriteria pengujian hipotesis adalah t statistik > t tabel
sebesar 1,969 dan dilihat dari nilai signifikansi p values < 0,05 untuk mengetahui
21
pengaruh positif negatif dapat dilihat pada nilai original sample pada tabel 4.9 dan
Berdasarkan tabel 4.9 nilai t statistik sebesar 1,453 < 1,96 dan nilai p values
0,147 > 0,05 dan nilai original sample sebesar 0,127 maka artinya H1 ditolak.
(Kebijakan Dividen)
Berdasarkan tabel 4.10 nilai t statistik sebesar 0,151 < 1,96, dan nilai p
values 0,880 > 0,05 dan nilai original sample sebesar 0,005 maka artinya H2
kebijakan dividen.
Berdasarkan tabel 4.9 nilai t statistik sebesar 8,924 > 1,96, dan nilai p
values 0,000 < 0,05 dan nilai original sample sebesar 0,979 maka artinya H3
(Kebijakan Dividen)
Berdasarkan tabel 4.10 nilai t statistik sebesar 0,977 < 1,96, dan nilai p
values 0,329 > 0,05 dan nilai original sample sebesar -0,097 maka artinya H4
22
kebijakan dividen.
Berdasarkan tabel 4.9 nilai t statistik sebesar 0,973 < 1,96 dan nilai p
values 0,331 > 0,05 dan nilai original sample sebesar -0,119 maka artinya H5
4.2 Pembahasan
kebijakan dividen menggunakan analisis jalur (path analisys). Hasil uji statistik
perusahaan diperoleh dari hutang atau modal sendiri. Berdasarkan hasil uji
Pada hasil penelitian menunjuukan bahwa DER dan DAR tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, hal ini menandakan bahwa hutang yang tinggi tidak
tidak perlu melihat nilai DER dan DER dalam berinvestasi. Hasil penelitian
mendukung penelitian Arif (2015), Sari (2016) dan Santoso (2016) bahwa struktur
eksternal atau dengan kata lain berhutang. Peningkatan jumlah utang akan diiringi
dengan peningkatan nilai perusahaan sampai pada titik tertentu. Setelah itu,
Kebijakan Dividen
Hipotesis kedua dirumuskan bahwa jika nilai DER dan DAR tinggi berarti
menandakan struktur modal perusahaan sebagian besar berasal dari hutang maka
akan memengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang
dividen tidak mampu memediasi DER dan DAR terhadap PBV. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout ratio
(DPR) tidak mampu memediasi struktur modal dan nilai perusahaan. Hal ini
saham yang berasal dari para pemegang saham dan mengurangi tingkat utang
kinerja yang baik di masa yang akan datang. Sehingga hal ini akan meningkatkan
nilai perusahaan.
Hasil penelitian mendukung penelitian Sari (2015) dan arif (2015) bahwa
meningkat dapat dilihat dari tingkat penjualan perusahaan yang ditinjau dari
tingkat konsumtif dan perekonomian Indonesia yang fluktuatif. Hasil ini sesuai
stakeholder melalui nilai ROE pada laporan keuangan yang tinggi menandakan
Dividen
Hipotesis keempat (H4) dirumuskan bahwa jika nilai profitabilitas tinggi akan
berdampak pada bersarnya laba yang akan dibagikan kepada para pemegang
saham yang sering disebut kebijakan dividen dan akan berdampak pada nilai
Hasil penelitian bertolak belakang dengan penelitian Sari (2015) dan Astuti dan
capital gain dan deposito, sehingga para stakeholder tidak melihat nilai dividen
perusahaan.
(2017) dan Wijoyo (2018) bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai
27
stakeholder dengan jumlah yang besar akan memberikan sinyal positif di pasar
BAB V
PENUTUP
5.2.5 Kesimpulan
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
nilai perusahaan, hal ini menjelaskan bahwa Struktur modal tidak memberikan
struktur modal dan kebijakan dividen. Hal ini dikarenakan struktur modal dan
dividen. Hal ini dikarenakan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai
besar kecilnya nilai perusahaan tidak dapat ditentukan oleh kebijakan dividen.
29
Nilai dividen yang kecil dianggap tidak menguntungkan bagi para stakeholder
5.2 Implikasi
dalam menilai kinerja perusahaan yang berkaitan dengan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan tidak ditentukan oleh struktur modal dan kebijakan dividen melainkan
perusahaan yang berkaitan dengan nilai perusahaan tidak perlu melihat struktur
5.3 Keterbatasan
Peneliti menyadari penelitian ini jauh dari sempurna, hal ini disebabkan oleh
sampel yang digunakan hanya pada sub sektor makanan dan minuman , sehingga
Indonesia.
30
5.4 Saran