Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM ZONASI

DI SMA TOLITOLI

Saugadi1, Supriyanto2, Mustiningsih3


Universitas Negeri Malang, Indonesia
1,2,3

1
Contributor Email: ghady.chakep@gmail.com

Abstrak Penelitian ini berlatar belakang tentang bagaimana


mengimplementasikan kebijakan sistem zonasi ini ke sekolah-sekolah
yang ada di Indonesia agar tidak ada lagi sekolah favorit, dengan
adanya sistem zonasi ini, pemerintah berharap semua sekolah
mendapatkan peserta didik yang berkualitas. Rumusan masalah
peneltian ini bagaimana implementasi kebijakan pemerintah pada
proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) melalui sistem zonasi
dan faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam implementasi
kebijakan pemerintah pada proses penerimaan peserta didik baru
(PPDB) melalui sistem zonasi di SMA Negeri 1 Tolitoli.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
prosedur observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian ini
adalah Kasi SMA Dinas Pendidikan Wilayah VI Kabupaten Tolitoli
dan Buol, Kepala sekolah, dan dua orang guru senior tersertifikasi di
SMA Negeri 1 Tolitoli.
Hasil peneltian ini menunjukan bahwa : Implementasi
kebijakan pemerintah pada proses penerimaan peserta didik baru
(PPDB) melalui sistem zonasi di SMA Negeri 1 Tolitoli berjalan
dengan baik, karena pengertian dari implementasi adalah sebuah
kebijakan yang diberlakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai
suatu tujuan, walaupun dari kelima indikator salah satunya yaitu jalur
afirmasi tidak mencapai persentase yang diatur oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dikarenakan jumlah
peserta didik yang mendaftar dan terjaring pada jalur afirmasi hanya
33 peserta didik, faktor penghambat pada SMA Negeri 1 Tolitoli
adalah kurangnya ruang kelas yang mengakibatkan sedikitnya daya
tampung dari sekolah, namun tujuan dari implementasi kebijakan
pemerintah pada proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) melalui
sistem zonasi di SMA Negeri 1 Tolitoli berhasil terpenuhi.

Kata Kunci Implementasi, Kebijakan, Sistem Zonasi

Abstract This research is based on how to implement this zoning system


policy to schools in Indonesia so that there are no more favorite
schools, with this zoning system, the government expects all schools to
get qualified learners. The formulation of this research problem is how
the implementation of government policies in the process of accepting
new learners (PPDB) through the zoning system and what factors
become obstacles in the implementation of government policies in the
process of accepting new learners (PPDB) through the zoning system
at SMA Negeri 1 Tolitoli.

This research uses qualitative approach with observation


procedure, interview and documentation. The subjects of this study
were Kasi SMA Dinas Pendidikan Wilayah VI Tolitoli and Buol, the
principal, and two senior teachers certified at SMA Negeri 1 Tolitoli.

The results of this study showed that: Implementation of


government policy on the process of accepting new learners (PPDB)
through the zoning system at SMA Negeri 1 Tolitoli went well, because
the understanding of the implementation is a policy imposed by a
group of people to achieve a goal, although of the five indicators one
of them is the affirmation path does not reach the percentage set by the
Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia
because the number of students who register and are netted on the
affirmation path is only 33 learners , the inhibition factor in SMA
Negeri 1 Tolitoli is the lack of classrooms that result in the lack of
capacity of the school, but the purpose of the implementation of
government policies in the process of accepting new students (PPDB)
through the zoning system at SMA Negeri 1 Tolitoli was successfully
met.

Keywords implementation, Policy, Zoning System

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan


tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Kelangsungan hidup dan
kemajuan suatu bangsa, khususnya bagi negara yang sedang membangun ditentukan oleh
maju tidaknya pendidikan. Hal ini membuat peran pendidikan dirasakan sangat penting
bagi setiap bangsa.

Adanya kesadaran tentang posisi penting pendidikan bagi keberlangsungan


kehidupan berbangsa dan bernegara menjadikan pemerintah (negara) memiliki kewajiban
untuk menyelenggarakan proses pendidikan bagi warga negaranya dengan sebaik-
baiknya. Pembukaan Undang –Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah “mencerdaskan
kehidupan bangsa” dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh
pendidikan yang bermutu sesuai minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status
sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan kesempatan dan pencapaian mutu
pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki keterampilan hidup (life
skill) sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan
lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai –
nilai pancasila.
Salah satu upaya nyata pemerintah dalam rangka pemerataan pendidikan,
pemerintah mengeluarkan aturan baru dalam penerimaan peserta didik baru melalui
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 44 tahun 2019
tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yang di Dalam permendikbud tersebut,
diatur mengenai sistem zonasi yang harus diterapkan sekolah dalam menerima calon
peserta didik baru.
Sistem zonasi merupakan sistem penerimaan peserta didik baru yang
diberlakukan dengan penentuan radius zona oleh pemerintah daerah masing-masing dan
sekolah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona terdekat
dengan persentase tertentu dari total jumlah peserta didik yang akan diterima.
Pada penelitian kali ini, peneliti akan melakukan penelitian di SMA Negeri 1
Tolitoli. Radius zonasi pada sekolah ini yaitu dari desa Lingadan sampai dengan
Jembatan Lonti yang di dalamnya termasuk SMK 1 Galang, SMK 1 Tolitoli, MAN
Tolitoli dan SMA 3 Tolitoli. Ini menjadi salah satu alasan mengapa peneliti mengambil
judul penelitian ini dan ingin melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Berdasakan uraian singkat yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik
untuk mengangkat judul penelitian “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM ZONASI
PADA PROSES PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) DI SMA NEGERI 1
TOLITOLI”.
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi kebijakan pemerintah pada proses penerimaan
peserta didik baru (PPDB) melalui sistem zonasi di SMA Negeri 1
Tolitoli?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam implementasi
kebijakan pemerintah pada proses penerimaan peserta didik baru (PPDB)
melalui sistem zonasi di SMA Negeri 1 Tolitoli?

Berdasakan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui implementasi kebijakan Pemerintah pada proses
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui sistem zonasi di SMA
Negeri 1 Tolitoli.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam
implementasi kebijakan Pemerintah pada proses Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) melalui sistem zonasi di SMA Negeri 1 Tolitoli.

Penelitianterdahulu
Desi Wulandari, mahasiswi Universitas Lampung (2018) yang berjudul
“pengaruh penerimaan peserta didik baru melalui sistem zonasi terhadap prestasi
belajar siswa kelas VII di SMPN 1 Labuhan ratu Lampung Timur”. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif karena akan memberikan gambaran tentang
permasalahan melalui analisis dengan menggunakan pendekatan ilmiah sesuai dengan
keadaan sebenarnya yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerimaan peserta
didik baru melalui sistem zonasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif.
Eka Reza Khadowmi, mahasiswa Universitas Lampung Bandar Lampung (2019)
yang berjudul “Implementasi kebijakan sistem zonasi terhadap proses penerimaan
peserta didik baru Kabupaten Lampung tengah”. Pendekatan masalah pada penelitian ini
menggunakan 2 pendekatan yaitu secara Normatif dan Empiris. Pada penelitian ini data
dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang dihasilkan dari penelitian dilapangan kedalam bentuk penjelasan dengan cara
sistematis sehingga memiliki arti dan dapat dirangkum guna pembahasan pada bab-bab
selanjutnya
Ayniah Cahyani, mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta
(2018) yang berjudul “Hubungan antara persepsi peserta didik terhadap sistem zonasi
dalam penerimaan peserta didik baru dengan minat belajar pendidikan agama islam di
Smp Negeri 1 Banguntapan Bantul”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan korelasi
product moment yang ada pada aplikasi SPSS 23 for windows yang akan menghubungkan
antara persepsi peserta didik terhadap sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru
dengan minat belajar pendidikan Agama Islam. Ada dua variabel yang menjadi objek
penelitian ini, yaitu variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel
dependen (dipengaruhi).
Berdasarkan ketiga uraian penelitian terdahulu yang telah dipaparkan di atas,
maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa persamaan antara penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah sama-sama mengambil judul penelitian zonasi sekolah,
sedangkan perbedaannya terletak pada rumusan masalah, lokasi penelitian dan tujuan
penelitian yaitu Implementasi kebijakan sistem zonasi pada proses penerimaan peserta
didik baru (PPDB) di SMA Negeri 1 Tolitoli.
Implementasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “KBBI”, Implementasi yaitu


pelaksanaan/penerapan. Menurut Firdianti Arinda (2018:19) “Implementasi secara
sederhana dapat diartikan sebagai pelaksanaanatau penerapan”.Sebagaimana yang ada
didalam kamus Indonesia, implementasi berarti penerapan. Browne mengemukakan
bahwa implementasiadalah “perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.

Menurut Sulila Ismet (2015:42) “Implementasi dilihat dari segi lainnya adalah
suatu fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai suatu proses, suatu
keluaran (output), maupun sebagai suatu dampak (outcome)”. Dalam konteks kebijakan
satu produk diimplementasikan dan konseptualisasikan sebagai suatu proses atau
serangkaian keputusan dan tindakan yang ditujukan agar keputusan-keputusan dapat
diterima oleh lembaga legislatif bisa dijalankan, implementasi juga bisa diartikan dalam
konteks keluaran, atau sejauh mana tujuan-tujuan yang telah direncanakan mendapat
dukungan. Menurut Langkai (2016:14) “implementasi adalah tahap aksi, dimana semua
perencanaan yang dirumuskan dioperasionalkan”.Dari beberapa definisi para ahli di atas,
maka peneliti menyimpulkan bahwa Implementasi adalah sebuah kebijakan yang
diberlakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.
Kebijakan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebijakan dijelaskan sebagai rangkaian


konsep dan asas yang menjadi garis dan dasar rencana dalam pelaksanaan pekerjaan,
kepemimpinan, serta cara bertindak (tentang perintah, organisasi, dan sebagainya).
Menurut Sagala Syaiful (2013:105) “Kebijakan (policy)merupakan suatu
kesepakatan bersama oleh para anggota dalam suatu organisasi yang menjadikan
tindakan-tindakan anggotanya dalam serangkaian situasi lebih dapat diperkirakan oleh
anggota lainnya”. Kebijakan yang baik memberikan arah yang mantap serta jelas dari
suatu manajemen tertinggi dan sekaligus mengizinkan para bawahan untuk mengambil
keputusan mereka sendiri dalam batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Sumber
kebijakan adalah manajemen tertinggi yang dicapai oleh pertimbangan para eksekutif
penentu kebijakan. Kebijakan pendidikan pada pemerintah, pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota dapat diterapkan secara keseluruhan atau hanya menyangkut tingkat atau
jenis pendidikan tertentu saja sesuai sasaran kebijakan.
Menurut Langkai (2016:12) “Kebijakan adalah proses manajerial dalam arti
kebijakan yang telah melalui proses perencanaan, perumusan, implementasi,
pengawasan, monitoring dan evaluasi”. Ketika pemerintah bermaksud menyelesaikan
permasalah-permasalah publik, maka pemerintah perlu merumuskan kebijakan, dimana
proses perumusan tersebut melalui proses identifikasi masalah yang diperoleh secara
valid dan reliable yang didasarkan pada logika obyektif dan metodologis sehingga
permasalahan dapat diselesaikan secara efektif.
Dapat disimpulkan bahwa suatu kebijakan akan selalu mendapatkan pengaruh-
pengaruh dari orang-orang yang tidak menginginkan kebijakan yang telah ditentukan atau
dibuat oleh pemerintah.Dari beberapa pengertian kebijakan di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwakebijakan merupakan suatu peraturan yang harus di jalankan agar
suatu tujuan dapat tercapai.
Sistem Zonasi Sekolah

Sistem zonasi merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi tajamnya


jurang pemisah antara sekolah maju, favorit, mewah dengan yang sebaliknya”.
Diharapkan dengan hadirnya sistem ini semua peserta didik tidak dibedakan kaya
atau miskin, berprestasi atau tidak. Semua peserta didik diharapkan mendapat
akses pendidikan secara merata. Semua bisa belajar, menggali kemampuan,
keterampilan dan bakat yang dimiliki. Sehingga dapat menyongsong masa depan
yang lebih cerah dengan pendidikan. Jika pemerataan pendidikan sudah terjadi,
maka semua sekolah akan menjadi favorit (Setiyanti, 2019)

Tujuan sistem zonasi sekolah menurut (Jatmiko, 2017) adalah sebagai berikut :
1. Pemerataan pendidikan yang berkualitas
Dengan sistem zonasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan akses
layanan pendidikan yang baik di berbagai daerah bagi masyarakat. Hal ini
bisa dilihat dari dihilangkannya kesan atau image sekolah favorit dan non
favorit. Sistem ini juga membuat peserta didik yang pintar dan unggul dapat
menyebar di sekolah-sekolah lainnya. Hal ini sangat penting karena anak
pintar akan menjadi partner dan pembimbing bagi siswa tidak atau kurang
pintar. Sebaliknya, siswa yang tidak atau kurang pintar akan terkontrol
untuk belajar lebih baik lagi.
2. Menghemat biaya pendidikan atau sekolah
Dengan sistem zonasi ini tentunya dapat menjadikan solusi yang baik agar
kita dapat menerima pendidikan yang baik dan berkualitas, hemat waktu dan
biaya, namun minim resiko dan bahaya diperjalanan.
3. Meningkatkan keterampilan dan inovasi guru dalam mengajar
Banyaknya siswa yang sekolah di daerah dalam satu zona khususnya
pedesaan akan memunculkan beragam kemampuan unik yang berbeda-beda.
Hal ini tercermin dari hasil nilai Ujian Nasional yang kecil dan siswa miskin
atau kurang mampu serta latar budaya yang berbeda. Mungkin sebagian
kecil guru akan berfikir dan bertanya jika memiliki anak didik yang kurang
dari sisi akademik maupun non akademik akan menjadi beban atau hal yang
ingin dihindari oelh guru. Selama kompetensi guru menjadi harapan dapat
meningkatkan kompetensi akademik dan non akademik siswa, maka guru
harus yakin dan mampu mengantarkan siswa meraih juara-juara dibidang
akademik maupun non akademik.

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan untuk
mengetahui implementasi kebijakan sistem zonasi pada proses penerimaan peserta didik
baru (ppdb) di sma negeri 1 tolitoli. Menurut Denzin & Lincoln (Anggito & Setiawan,
2018) menyatakan bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar
alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada”.
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Menengah Wilayah
VI kabupaten Tolitoli dan Buol serta di SMA Negeri 1 Tolitoli yang terletak di
kecamatan Baolan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober
Tahun 2020.
Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan
Menegah Wilayah VI Kabupaten Tolitoli dan Buol, Kepala Sekolah SMA Negeri 1
Tolitoli, serta 2 orang guru SMA Negeri 1 Tolitoli.

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa pedoman wawancara,


pedoman observasi dan dokumentasi yang di ambil selama melakukan penelitian di
lapangan. Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi yang
terdiri dari tiga tahapan analisis data nyaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Teknik analisis data triangulasi penelitigunakan dalam mengumpulkan data
yang ada dilapangan untuk mengtahui implementasi kebijakan sistem zonasi pada proses
penerimaan peserta didik baru (ppdb) di sma negeri 1 tolitoli.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti temukan implementasi kebijakan
sistem zonasi pada proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMA Negeri 1
Tolitoli telah berjalan dengan baik dengan dibukanya pendaftaran PPDB yang
dilaksanakan melalui jalur zonasi afirmasi,perpindahan tugas orang tua / wali, dan
prestasi. Sekolah sangat berperan aktif dalam penerapan sistem zonasi ini. Dari keempat
jalur yang telah dibuka, ada satu jalur yaitu jalur afirmasi yang tidak mencapai target,
namun bagi sekolah itu bukanlah suatu hambatan karena sekolah tidak bisa memaksakan
atau memanipulasi data peserta didik baru untuk dimasukan kedalam jalur afirmasi agar
jalur tersebut bisa mencapai target yang dikeluarkan Permendikbud.

PENUTUP
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah di kemukakan di atas,
maka maka Implementasi kebijakan pemerintah pada proses penerimaan peserta
didik baru (PPDB) melalui sistem zonasi di SMA Negeri 1 Tolitoli berjalan
dengan baik, dilihat dari dibukanya empat jalur yaitu zonasi, afirmasi,
perpindahan tugas orang tua / wali, dan prestasi. Jalur zonasi yang terjaring di
SMA Negeri 1 Tolitoli sebanyak 224 peserta didik atau 77,8% dari daya tampung
sekolah, jalur afirmasi yang terjaring sebanyak 33 peserta didik atau 11,5% dari
daya tampung sekolah, jalur perpindahan tugas orang tua / wali yang terjaring
sebanyak 12 peserta didik atau 4,17% dari daya tampung sekolah dan prestasi
yang terjaring sebanyak 19 peserta didik atau 6,6% dari daya tampung sekolah.
Jika dilihat dari data tersebut, salah satu jalur yaitu afirmasi tidak mencapai target
yang ditentukan oleh Permendikbud Tahun 2019. Hal ini dikarenakan pada tahun
ini, peserta didik yang masuk kedalam kategori jalur afirmasi hanya sedikit dari
keseluruhan pendaftar. Pengertian implementasi adalah sebuah kebijakan yang
diberlakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Jika dilihat
dari pengertian implementasi, tujuan dari implementasi kebijakan pemerintah
pada proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMA Negeri 1 Tolitoli telah
mencapai tujuan.
REFERENSI
Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian
Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, 10 (1), 50.
Hakim, L. (2016). EduTech. Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Rakyat Sesuai Dengan
Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, 2 (1), 55.
Hasanah, H. (2016). At-Taqaddum. Teknik-teknik Observasi, 8 (1), 26.
Junaid, I. (2016). Analisis Data Kualitatif Dalam Penelitian Pariwisata. Kepariwisataan,
10 (1), 65.
Mahmudi, I. (2011). Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. At-Ta'dib, 6 (1), 1.
Mayasari, s., & Indraswari, C. (2018). Jurnal Komunikasi. Efektivitas Media Sosial
Instagram Dalam Publikasi HUT Museum Nasional Indonesia (MNI) Kepada
Masyarakat, 9 (2), 193-194.
Mugianto, Ridhani, A., & Arifin, S. (2017). Ilmu Budaya. Pengembangan Perencanaan
Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Model Pembelajaran
Berbasis Proyek Siswa Kelas X SMA, 1 (4), 356.
Sujana, I. W. (2019). Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Adi Widya : Jurnal
Pendidikan Dasar, 4 (1), 30-31.
Tanujaya, C. (2017). Jurnal Manajemen Dan Start-Up Bisnis. Perancangan Standart
Operational Procedure Produksi Pada Perusahaan Coffeein, 2 (1), 93.

Anda mungkin juga menyukai