Anda di halaman 1dari 17

Konsep Serikat Pekerja/Serikat Buruh

Kajian dan Analisa


Omnibus Law RUU Cipta Kerja
Klaster Ketenagakerjaan

Q&A
TANYA JAWAB
SEPUTAR PERMASALAHAN OMNIBUS LAW
RUU CIPTA KERJA
(UPDATE)

Catatan: Yang dimaksud daftar inventarisis masalah (DIM) dalam “kolom referensi tanya
jawab” ini adalah DIM yang tertuang/tertulis dalam konsep serikat pekerja serikat buruh “kajian
dan analisa omnibus law RUU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan” (bukan DIM sebagaimana
tertulis dalam konsep pemerintah atau DPR RI).

Page 1 of 17
POKOK-POKOK MASALAH DALAM BAB IV RUU CIPTA KERJA

DAN PANDANGAN SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI


UMUM
1 Batang Tubuh RUU Cipta Konsideran dan BAB II, Maksud dan tujuan
Kerja bertentangan dengan mengatur bahwa maksud dan tujuan
Konsideran dan BAB II, pembentukan undang-undang sangat baik yaitu
Maksud dan Tujuan untuk menciptakan lapangan kerja yang seluas-
luasnya bagi rakyat Indonesia secara merata
dalam rangka memenuhi hak atas penghidupan
yang layak dan peningkatan perlindungan dan
kesejahteraan pekerja, akan tetapi dalam
faktanya batang tubuh RUU Cipta Kerja pada
BAB IV, Ketenagakerjaan, ternyata
menghilangkan perlindungan, kepastian
kerja (job security) dan kesejahteraan
pekerja bahkan berpotensi mengakibatkan
terjadinya perbudakan modern (Modern
Slavery), memperdagangkan manusia untuk
dipekerjakan kepada orang lain
“Exploitation de l’homme par l’homme”.
2 Undang-Undang Nomor 13 TIDAK BENAR -
Tahun 2003 Tentang Berdasarkan data The Global Competitiveness
Ketenagakerjaan dianggap Index 2017 – 2018 Edition yang telah dibuat oleh
sebagai faktor penghambat World Economic Forum menyatakan Aturan
utama investasi Ketenagakerjaan berada pada peringkat 13,
sedangkan peringkat 1 sampai dengan 3 yaitu
korupsi, inefisiensi birokrasi, dan akses
pembiayaan, oleh karenanya perbaikan yang
dilakukan seharusnya focus kepada 3 (tiga)
persoalan utama tersebut.

Page 2 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
3 Serikat Pekerja dianggap TIDAK BENAR -
menolak RUU Cipta Kerja Serikat Pekerja setuju penciptaan lapangan
karena tidak setuju dengan kerja melalui investasi. Tetapi secara
penciptaan lapangan kerja bersamaan, kita meminta negara hadir untuk
melalui peningkatan memberikan perlindungan terhadap
investasi pekerja/buruh, tapi faktanya RUU Cipta Kerja
bukannya fokus pada penciptaan lapangan
kerja, tetapi juga menghilangkan kepastian
kerja, kepastian upah, dan hilangnya jaminan
social, yang artinya bertentangan dengan
maksud dan tujuan pembentukannya.
TENAGA KERJA ASING (TKA)
4 RUU Cipta Kerja akan BENAR DIM 27, 36
mempermudah masuknya RUU Cipta Kerja merubah izin tertulis
TKA buruh kasar ke penggunaan TKA menjadi Pengesahan RPTKA,
Indonesia. ketentuan Izin tertulis penggunaan TKA berarti
TKA belum bekerja dan mengandung makna
apabila seluruh persyaratan terpenuhi,
Pemerintah memberikan izin, dengan
konskwensi hukum dan sanksi, sedangkan
dengan Pengesahan RPTKA dapat berarti TKA
sudah bekerja dan peran Pemerintah hanya
sebatas administrative.
Dengan perizinan dihilangkan maka
mengakibatkan TKA yang masuk dan bekerja di
Indonesia tidak lagi terkontrol oleh Negara
apakah skilled atau non skilled dan batasan
pekerjaan apa saja yang dapat dikerjakan.
Sementara sampai dengan saat ini angkatan
kerja dalam negeri masih banyak yang belum
bekerja dan sesungguhnya dapat mengerjakan
pekerjaan yang sifatnya non skilled.

Page 3 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
Akibat mudahnya TKA Unskill masuk ke
Indonesia maka penyerapan tenaga kerja akan
rendah dan angka pengangguran tetap tinggi.
HUBUNGAN KERJA
5 RUU Cipta Kerja BENAR. DIM 66, 76,
menyebabkan pekerja Karena dengan diaturnya PKWT berdasarkan 81
tidak memiliki kepastian kesepakatan para pihak, dihilangkannya
kerja (job security) dengan batasan jenis pekerjaan yang dapat
status PKWT berulang kali menggunakan pekerja kontrak (PKWT), dan
untuk selamanya dan hilangnya batas waktu paling lama PKWT.
untuk semua jenis Hal ini jelas akan menyebabkan tidak akan ada
pekerjaan lagi pekerja tetap di Indonesia dan tidak ada
kepastian kerja (job security) bagi pekerja
Indonesia. Terlebih semakin mudahnya PHK
dilakukan kepada pekerja sehingga akan
meningkatkan angka pengangguran di
Indonesia.
6 RUU Cipta Kerja TIDAK BENAR. DIM 89
memberikan kompensasi Karena pengaturan mengenai kompensasi
kepada pekerja kontrak kepada pekerja kontrak yang diputus
yang diputus kontraknya. kontraknya mensyaratkan minimal masa kerja 1
tahun, sedangkan dalam RUU Cipta Kerja
memberikan kebebasan bagi pengusaha untuk
menentukan jangka waktu PKWT. Dengan
adanya kebebasan ini, Pengusaha akan
menentukan jangka waktu PKWT kurang dari 1
tahun, dengan demikian kompensasi kepada
pekerja kontrak yang diputus kontraknya tidak
akan pernah terealisasi.
7 RUU Cipta Kerja BENAR. DIM 66, 76,
menghilangkan jaminan Karena RUU CIPTA KERJA mengatur mengenai 81
sosial seperti jaminan PKWT berdasarkan kesepakatan para pihak

Page 4 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
kesehatan, jaminan hari yang menyebabkan semakin mudah pekerja di
tua dan jaminan pensiun PHK. Dengan mudahnya PHK dilakukan maka
bagi pekerja. menyebabkan manfaat atas jaminan sosial
seperti jaminan kesehatan, jaminan hari tua dan
jaminan pensiun tidak akan dirasakan
manfaatnya oleh pekerja.
PENYERAHAN SEBAGIAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN
8 RUU Cipta Kerja BENAR DIM 95-107
menghilangkan Karena RUU CIPTA KERJA menghapus pasal
perlindungan terhadap yang mengatur mengenai penyerahan sebagian
pekerja dari perusahaan pekerjaan kepada perusahaan lain. Hal ini akan
pemborong pekerjaan dan berdampak pada hilangnya perlindungan
perusahaan penyedia jasa kepada pekerja dari perusahaan pemborongan
pekerja pekerjaan dan perusahaan penyedia jasa
pekerja, yaitu:
1. Hilangnya batasan sebagian pekerjaan yang
dapat diserahkan kepada perusahaan lain
2. Semua jenis pekerjaan dapat dialihkan
tanpa dibatasi core dan non core
3. Tidak ada batas menghambat atau tidak
menghambat proses produksi
4. Tidak diperlukan lagi syarat harus berbadan
hukum bagi perusahaan pemborongan
pekerjaan
5. Tidak ada lagi konsekuensi hukum berupa
beralihnya hubungan kerja ke perusahaan
pemberi pekerjaan
6. Menghilangkan prinsip perlindungan
Transfer of Undertaking Protection of
Employment (TUPE) sebagaimana amanat
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
27/PUU-IX/2011

Page 5 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
Terlebih RUU CIPTA KERJA mengatur aturan
baru mengenai alih daya dimana tidak
didefinisikan dalam KBBI. Dengan aturan baru
yang tidak terdefinsikan arti dan makna, maka
akan mengakibatkan ketidakjelasan dalam
penerapannya.
KBBI hanya mengenal kata “Alih” dan kata
“Daya” secara parsial, yang mempunyai arti
sebagai berikut:
1. Alih = pindah; ganti; tukar; ubah;
2. Daya = 1. kemampuan melakukan sesuatu
atau kemampuan bertindak; 2. kekuatan;
tenaga (yang menyebabkan sesuatu
bergerak dan sebagainya)
Jika dua kata tersebut digabung menjadi satu
frasa “ALIH DAYA”, maka jika ditarik ke dalam
konteks hubungan kerja sebagaimana dimaksud
oleh Perumus RUU CIPTA KERJA, maka ALIH
DAYA dapat diartikan “MENUKAR ATAU
MENGGANTI PEKERJA” yang berstatus tetap
dengan pekerja dari perusahaan ‘Alih Daya’
untuk mengerjakan semua jenis pekerjaan tanpa
batas.
Inilah yang disebut dengan “PERBUDAKAN
MODERN (Modern Slavery)”, memperdagangkan
manusia untuk dipekerjakan kepada orang lain
“Exploitation de l’homme par l’homme”.
WAKTU KERJA
9 RUU Cipta Kerja mengatur BENAR DIM 112,
waktu kerja yang bersifat RUU CIPTA KERJA hanya mengatur waktu kerja 113 dan
eksploitatif. paling lama 8 jam sehari dan 40 jam seminggu 121
serta menghilangkan batasan hari, sehingga

Page 6 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
waktu kerja akan bersifat eksploitatif yang
mengakibatkan:
1. Pekerja dapat bekerja 7 hari terus-menerus
selama seminggu, yang penting totalnya 40
jam seminggu.
2. Pengusaha dapat memberlakukan waktu
kerja 1, 2, 3 atau 4 jam sehari, dan tidak perlu
harus sampai 40 jam seminggu;
3. Upah pekerja akan dibayar dengan hitungan
satuan waktu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 88B huruf a RUU CIPTA KERJA;
4. Pekerja tidak akan pernah menerima upah
serendah-rendahnya sebesar upah
minimum yang berlaku. Padahal upah mini-
mum merupakan jaring pengaman atas
penghasilan yang layak bagi kemanusiaan;
5. Akan semakin memperkuat ”no work no pay”
yang dilakukan seenak pengusaha saja
dengan alasan pekerja hanya bekerja sehari
tidak mencapai 8 (delapan) jam;
6. Hilangnya hak atas istirahat mingguan
selama 2 (dua) hari dalam seminggu
RUU CIPTA KERJA menyatakan pelaksanaan jam
kerja diatur dalam PP, PKB atau Perjanjian Kerja
sehingga menyebabkan diberikannya
kebebasan bagi pengusaha untuk mengatur
secara mandiri jam kerja yang berlaku
diperusahaannya tanpa adanya batasan waktu
kerja oleh negara.
RUU CIPTA KERJA juga menambah batasan
maksmial waktu lembur menjadi paling banyak
4 (empat) jam dalam 1 (satu) hari dan 18

Page 7 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
(delapan belas) jam dalam 1 (satu) minggu. Hal
ini akan mengakibatkan semakin tingginya
risiko kesehatan dan kecelakaan kerja karena
kelelahan dan tidak mempertimbangkan aspek
kebutuhan waktu istirahat dan waktu social bagi
pekerja.
CUTI DAN WAKTU ISTIRAHAT
10 RUU Cipta Kerja BENAR. DIM 132
menghilangkan hak cuti RUU CIPTA KERJA mengatur mengenai hak cuti
panjang bagi pekerja panjang bagi pekerja diatur di dalam PP, PKB
atau Perjanjian Kerja. Hal ini meniadakan
kepastian bagi pekerja untuk mendapatkan hak
cuti Panjang sebagaimana yang telah diatur
dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan yaitu istirahat
panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan
dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan
masing-masing 1 (satu) bulan bagi
pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6
(enam) tahun secara terus-menerus pada
perusahaan yang sama
PENGUPAHAN
11 RUU Cipta Kerja membuat BENAR DIM 112,
upah buruh menjadi lebih RUU CIPTA KERJA mengatur mengenai upah 113, 121
murah. dengan satuan waktu, dimana jika dikaitkan dan 154
dengan flexibility working hour/ fleksibilitas
waktu kerja maka akan mengakibatkan pekerja
hanya diupah berdasarkan satuan jam pekerja
tersebut bekerja. Hal ini pula akan
mengakibatkan pekerja tidak akan
mendapatkan upah minimum setempat, padahal

Page 8 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
upah minimum sebagai jaring pengaman (safety
net).
12 RUU Cipta Kerja BENAR DIM 157
menghilangkan UMK, RUU CIPTA KERJA menghilangkan UMK, UMSK
UMSK dan UMSP dan UMSP dan hanya menyisakan UMP. Pada
faktanya UMP hanya berlaku di daerah provinsi
tertentu seperti Jakarta dan Jogjakarta,
sedangkan di itu 500 lebih kabupaten/kota yang
berlaku adalah UMK. Sementara nominal UMK ,
UMSK, dan UMSP lebih besar dari nilai UMP.
Dengan dihilangkannya UMK, UMSK dan UMSP
maka upah pekerja mengalami penurunan yang
tidak layak.
13 RUU Cipta Kerja mengatur BENAR DIM 157,
upah di bawah upah RUU CIPTA KERJA mengatur mengenai upah 160, 161,
minimum. minimum padat karya dan upah pekerja pada 174 dan
usah mikro dan kecil dengan ketentuan nominal 175
lebih rendah dari UMP dan UMK. Hal ini akan
mengakibatkan pekerja pada perusahaan padat
karya dan usah mikro dan kecil tidak akan
mendapatkan upah yang layak bagi
kemanusiaan dan mendapatkan perlakuan
diskriminasi dalam hal upah.
RUU CIPTA KERJA juga mengatur mengenai
upah di atas upah minimum berdasarkan
kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja.
Hal ini jelas mengkebiri fungsi serikat pekerja
untuk melakukan hak dan kewenangannya
dalam merundingkan upah di atas upah
minimum.

Page 9 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
14 RUU CIPTA KERJA BENAR DIM 158
menghilangkan faktor RUU CIPTA KERJA hanya mengatur factor dalam dan 159
inflasi dalam rumusan rumusan penetapan upah minimum hanya upah
penetapan upah minimum minimum tahun berjalan dan pertumbuhan
produk domestic bruto. Hal ini jelas
mengakibatkan:
1. Menghilangkan inflasi sebagai factor dalam
menetapkan upah minimum
2. Hal ini bertentangan dengan Konvensi ILO
131 yang mengatur harus
mempertimbangkan:
a. Kebutuhan hidup pekerja dan
keluarganya
b. Faktor ekonomi (inflasi dan
pertumbuhan ekonomi)
c. Produktivitas
3. Menghilangkan prinsip tripartism yang
diatur dalam Konvensi ILO 144 dalam
menentukan upah minimum.
15 RUU CIPTA KERJA BENAR DIM 179
menyebabkan kenaikan RUU CIPTA KERJA menghilangkan factor
upah pekerja yang sudah pertimbangan dalam menyusun struktur dan
bekerja bertahun-tahun skala upah yaitu golongan, jabatan, masa kerja,
akan lebih kecil pendidikan, dan kompetensi. Hal ini
mengakibatkan memberikan kebebasan kepada
pengusaha untuk menyusun struktur dan skala
upah sesukanya.
16 RUU Cipta Kerja BENAR DIM 188
menghilangkan beberapa RUU CIPTA KERJA menghilangkan hak upah dan 189
hak cuti dengan upah pekerja yang tidak dapat bekerja dalam kondisi:

Page 10 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
1. Pekerja perempuan yang sakit pada hari
pertama dan kedua masa haidnya sehingga
tidak dapat melakukan pekerjaan
2. Pekerja yang tidak dapat melakukan
pekerjaannya karena sedang menjalankan
kewajiban terhadap negara
3. Pekerja yang tidak dapat melakukan
pekerjaannya karena menjalankan ibadah
yang diperintahkan agamanya
4. Pekerja yang melaksanakan tugas serikat
pekerja/serikat buruh.
17 RUU CIPTA KERJA BENAR DIM 192
menghilangkan hak upah RUU CIPTA KERJA menghilangkan hak upah bagi
bagi pekerja yang sakit pekerja yang sakit berkepanjangan
berkepanjangan sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan, dan menurunkan ke
peraturan perundang-undangan dibawah
undang-undang.
Hal ini mengakibatkan kerugian bagi pekerja
yang mendapatkan musibah sakit
berkepanjangan dan pengurangan upah pekerja.
18 RUU CIPTA KERJA BENAR DIM 192
menghilangkan hak upah RUU CIPTA KERJA menghilangkan hak upah bagi
untuk cuti buruh menikah, pekerja yang sedang dalam cuti menikah,
menikahkan anak, menikahkan anak, mengkhitankan anak,
mengkhitankan anak, membatis anak, istri melahirkan, dan
membatis anak, istri suami/isteri meninggal dunia. Dan menurunkan
melahirkan, dan ke peraturan perundang-undangan dibawah
suami/isteri meninggal undang-undang.
dunia Hal ini akan mengakibatkan kerugian berupa
pengurangan upah bagi pekerja.

Page 11 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
19 RUU Cipta Kerja BENAR DIM 211,
mempermudah Pengusaha RUU CIPTA KERJA menghilangkan ketentuan 222, 226,
untuk melakukan PHK mengenai prinsip utama dalam hal PHK yaitu 219, 220,
pengusaha, pekerja, serikat pekerja dan 223, 244,
pemerintah dengan segala upaya harus 245, 246,
mengusahakan agar tidak terjadi PHK. 247, 248,
Semakin tidak benar PHK dapat dilakukan 249, 251,
hanya berdasarkan kesepakatan antara 252, 253,
pengusaha dan pekerja tanpa melibatkan serikat 255, 256,
pekerja dan 260
Selain itu, RUU CIPTA KERJA juga mengatur
mengenai:
1. Menghilangkan kewajiban untuk
diberikannya surat peringatan sebanyak 3
kali dengan rentang waktu keberlakuan
masing-masing surat peringatan selama 6
bulan. Hal ini akan mengakibatkan pekerja
yang melanggar PP, PKB maupun Perjanjian
Kerja dapat langsung secara serta merta di
PHK tanpa mendapatkan pesangon;
2. Menghilangkan kewajiban pengunduran diri
harus dilakukan secara tertulis dan atas
kemauan sendiri, serta menghilangkan
ketentuan hak pesangon bagi pekerja. Hal ini
akan mengakibatkan akan banyaknya
pekerja yang dipaksa oleh pengusaha untuk
mengundurkan diri secara lisan bahkan
tanpa dasar atau alasan, dengan tanpa
pesangon;
3. Menghilangkan frasa “atau peraturan
perundang-undangan” dalam PHK karena

Page 12 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
usia pension, serta menghilangkan
ketentuan mengenai hak pesangon bagi
pekerja. Hal ini akan mengakibatkan
Pengusaha diberikan kebebasan untuk
menetapkan usia pension dalam PP, PKB
atau Perjanjian Kerja, serta melakukan PHK
tanpa pesangon;
4. Menghilangkan ketentuan pesangon dalam
hal PHK karena perusahaan tutup karena
keadaan memaksa (force majeure). Hal ini
akan mengakibatkan bagi pekerja yang di
PHK dengam alasan tersebut tidak akan
mendapatkan pesangon;
5. Menghilangkan ketentuan pesangon dalam
hal PHK karena perusahaan tutup karena
pailit. Hal ini akan mengakibatkan bagi
pekerja yang di PHK dengam alasan tersebut
tidak akan mendapatkan pesangon;
6. Menghilangkan ketentuan pesangon dalam
hal PHK karena perusahaan melakukan
penggabungan, peleburan, pengambilakihan
atau pemisahan perusahaan. Hal ini akan
mengakibatkan bagi pekerja yang di PHK
dengam alasan tersebut tidak akan
mendapatkan pesangon;
7. Menghilangkan ketentuan pesangon dalam
hal PHK karena alasan efisiensi. Hal ini akan
mengakibatkan bagi pekerja yang di PHK
dengan alasan tersebut tidak akan
mendapatkan pesangon;
8. Menghilangkan ketentuan pesangon dalam
hal PHK karena perusahaan tutup karena

Page 13 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
mengalami kerugian secara terus menerus
selama 2 tahun. Terlebih menghilangkan
kewajiban pembuktian audit laporan
keuangan oleh akuntan public. Hal ini akan
mengakibatkan pengusaha akan mudah
menyatakan rugi secara terus menerus
dalam 2 tahun berturut-turut tanpa bukti,
dan bagi pekerja yang di PHK dengan alasan
tersebut tidak akan mendapatkan pesangon;
9. Membuat alasan PHK baru yaitu perusahaan
dalam keadaan penundaan kewajiban
pembayaran pembayaran utang (PKPU)
tanpa kepastian mengenai ketentuan
pesangon bagi pekerja. Hal ini menyebabkan
semakin banyaknya varian alasan PHK
kepada pekerja;
10. Menghilangkan ketentuan pesangon dalam
hal PHK karena alasan pailit. Hal ini akan
mengakibatkan bagi pekerja yang di PHK
dengan alasan tersebut tidak akan
mendapatkan pesangon;
11. Menghilangkan kewajiban pengusaha untuk
memanggil sebanyak 2 kali secara patut dan
tertulis bagi pekerja yang mangkir. Hal ini
akan mengakibatkan pekerja dapat di PHK
atas alasan mangkir tanpa panggilan dari
pengusaha;
12. Menghilangkan ketentuan pesangon dalam
hal PHK karena alasan pekerja sakit
berkepanjangan atau cacat akibat
kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan
pekerjaannya selama lebih dari 12 bulan.

Page 14 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
Hal ini akan mengakibatkan bagi pekerja
yang di PHK dengan alasan tersebut tidak
akan mendapatkan pesangon;
13. Menghilangkan ketentuan formil mengenai
mekanisme penyelesaian perselisihan
hubungan industrial;
14. Menghilangkan ketentuan batal demi hukum
sebagai akibat hukum PHK tanpa melalui
mekanisme penyelesaian perselisihan
hubungan industrial. Hal ini mengakibatkan
PHK bisa tetap dilakukan tanpa harus ada
putusan dari pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap;
Sementara pada faktanya bagi pekerja putusnya
hubungan kerja berarti permulaan masa
pangangguran dengan segala akibatnya.
20 RUU Cipta Kerja BENAR DIM 66, 76,
menghilangkan pesangon RUU CIPTA KERJA menghilangkan pesangon 81, 265,
dengan alasan: 266, dan
1. Tidak akan pernah lagi ada pekerja tetap 270
karena PKWT untuk seluruh jenis pekerjaan
dan berulang kali seumur hidup;
2. Menghilangkan rumusan Uang Penghargaan
Masa Kerja dengan masa kerja 24 tahun atau
lebih pekerja berhak mendapatkan 10 bulan
upah;
3. Menghilangkan rumusan Uang Penggantian
Hak
4. menghilangkan uang penggantian hak
sebagai komponen upah yang digunakan
sebagai dasar perhitungan uang pesangon
SANKSI PIDANA DAN ADMINISTRATIVE

Page 15 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
21 RUU CIPTA KERJA BENAR DIM 319-
menghilangkan sanksi RUU CIPTA KERJA menghilangkan sanksi pidana 338
pidana dan administrative dan administrative yaitu:
1. Menghilangkan sanksi pidana bagi
pengusaha yang tidak membayar pesangon
bagi pekerja yang pension;
2. Menghilangkan sanksi pidana
mempekerjakan TKA tanpa izin;
3. Menghilangkan sanksi pidana bagi
pengusaha yang membayar upah di bawah
upah minimum;
4. Menghilangkan sanksi pidana bagi
perusahaan yang mempekerjakan TKA tidak
memenuhi standar kompetensi;
5. Menghilangkan sanksi pidana bagi pemberi
pekerja yang mempekerjakan TKA yang
tidak menunjuk tenaga pendamping;
6. Menghilangkan sanksi pidana terhadap
pelanggaran mempekerjakan pekerja/buruh
perempuan yang berumur kurang dari 18
(delapan belas) tahun antara pukul 23.00
sampai dengan pukul 07.00;
7. Menghilangkan sanksi pidana terhadap
pengusaha yang tidak mengeluarkan SK
pengangkatan bagi pekerja kontrak menjadi
pekerja tetap;
8. Menghilangkan sanksi pidana terhadap
pengusaha yang tidak punya PP, tidak
memperbaharui PP, tidak memperbaharui
PP, tidak memberitahukan dan menjelaskan
naskah PP;

Page 16 of 17
NO POKOK MASALAH PENJELASAN REFERENSI
9. Menghilangkan ketentuan pidana serta
mengubahnya menjadi sanksi
administrative, dengan menghilangkan pula
bentuk sanksi administrative;
JAMINAN SOSIAL DAN BPJS
22 RUU CIPTA KERJA TIDAK DIM 352-
memberikan jaminan RUU CIPTA KERJA tidak memberikan jaminan 362
kehilangan pekerjaan bagi kehilangan pekerjaan, karena:
pekerja 1. Dalam bentuk asuransi sosial, bukan
jaminan sosial. Hal ini jelas bertentangan
dengan prinsip di dalam UU SJSN;
2. Adanya kewajiban pekerja untuk mengiur,
sementara pada faktanya upah pekerja akan
semakin rendah dan dibebankan semakin
banyaknya potongan iuran. Yang didapat
pekerja sesungguhnya adalah uang milik
pekerja, dan bukan dalam bentuk jaminan
social;
23 RUU CIPTA KERJA BENAR, NAMUN DIM 378
memberikan penghargaan RUU CIPTA KERJA mengatur penghargaan dan 379
lainnya bagi pekerja lainnya bagi pekerja yaitu:
1. Sangat tidak sebanding dengan hak-hak
pekerja yang dihilangkan dalam RUU CIPTA
KERJA yang menghapus dan mengubah
banyak pasal dalam Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;
2. Bersifat diskriminatif karena
keberlakuannya terbatas pada pekerja yang
telah bekerja sebelum berlakunya RUU
CIPTA KERJA dan juga tidak berlaku bagi
pekerja UMKM

Page 17 of 17

Anda mungkin juga menyukai