Anda di halaman 1dari 6

Ujian Akhir Semester 115

Mata Kuliah Geografi Regional Dunia yang diampu oleh:

Dr. Oot Hotimah, M.Si.

Chapter 10

Region The Korean Peninsula (North Korea and South Korea)

Page 387-391

Oleh:

Ragil Bunga Setianingsih

1402619056

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


Wilayah SEMENANJUNG KOREA

Pada gambar di bawah ini terdapat suatu hal yang menonjol yaitu sebuah
semenanjung yang menjangkau dari daratan Asia Timur menuju pulau-pulau di
Jepang. Di Korea sendiri semenanjung ini bukanlah sebatas semenanjung saja tetapi
semenanjung ini adalah sebagai pusat aktivitas geografi manusia yang mana dijadikan
sebagai koridor migrasi, inkubator budaya, kancah peperangan, bahkan sebagai
tempat lahirnya keajaiban ekonomi. Tanah ini dihuni oleh 77 juta populasi yang
dibagi antara 2 negara dimana 51 juta tinggal di bagian selatan dan 22 juta lainnya
tinggal di bagian utara namun masih dalam satu kesatuan bahasa yang sama.

Di semenanjung tersebut terdapat satu distrik bernama ger Ulaanbaatar,


dimana banyak pendatang baru dari pedesaan datang ke kota tersebut dan kemudian
menetap. Di distrik ini terdapat pemukiman yang mana jika musim dingin tiba
penduduk di pemukiman tersebut memanaskan rumahnya menggunakan batu bara
dan kayu, hal tersebut berpengaruh terhadap kualitas udara di kawasan tersebut
sehingga memperparah polusi udara di kota tersebut.
Wilayah Semenanjung Korea ini telah menjadi wilayah atau panggung yang
bergejolak. Ribuan tahun yang lalu, bahkan sebelum adanya China memungkinkan
para penduduk asli maupun imigran melakukan penyebrangan dari Korea ke Jepang
melalui permukaan laut yang lebih rendah. Kemudian, lebih dari seabad yang lalu,
bencana melanda ketika Jepang memulai kampanye penaklukan kolonial yang
akhirnya menyerbu tidak hanya Korea tetapi juga sebagian besar negara tetangga
China. Selanjutnya, setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Semenanjung
Korea menjadi tempat konflik kekuatan besar yang mengerikan antara tentara
komunis yang didukung China dan pasukan antikomunis yang dipimpin Amerika.
Selama lebih dari 3 tahun (1950-1953) konflik ini menyapu seluruh wilayah
Semenanjung Korea ini bahkan sampai merenggut lebih dari 3 juta jiwa dan berakhir
dengan gencatan senjata yang menghasilkan garis gencatan senjata yang dapat dilihat
pada gambar 10-22. Sejak saat itu, garis tersebut telah memisahkan antara Korea
Utara dengan Korea Selatan dimana hal tersebut berasal dari kediktatoran kapitalis
yang brutal.

Korea Utara

Seperti yang ditunjukkan pada peta, secara teritorial Korea Utara memiliki
luas yang lebih besar dari Korea Selatan dimana memiliki populasi sebanyak 26 juta
(setengah ukuran Korea Selatan). Selama 7 dekade ini, berbagai pemerintahan
komunis telah mengubah Korea Utara menjadi salah satu negara termiskin dengan
penduduknya yang mengalami kelaparan. Namun Korea Utara memiliki salah satu
tentara terbesar serta senjata nuklir yang canggih dengan teknologi rudal. Korea Utara
juga memiliki sebuah rezim yang bisa memenjarakan warganya karena pelanggaran
sekecil apa pun dengan mengoperasikan sejumlah kamp penjara yang konon lebih
buruk daripada era Stalinis Soviet sehingga membuat rakyatnya kelaparan bahkan
diisolasi keberadaanya dari seluruh dunia, namun dalam hal persenjataan Korea Utara
berinvestasi secara besar-besaran. Banyak kisah dari para pengungsi yang melakukan
pelarian yang menceritakan berbagai bentuk kemiskinan dan kesengsaraan. Tetapi
rezim ini didukung oleh China, sekutu ideologis Korea Utara dimana lebih
mementingankan “stabilitas” regional dari pada memperbaiki kebijakan yang
menyengsarakan penduduknya.

Pemerintahan Korea Utara dipimpin oleh orang-orang diktaktor yang


memerintah dengan kekuasaan yang tidak terbayangkan seperti Fidel Castro, Saddam
Hussein, dan Bashar al-Assad. Setiap tanda ketidakpuasan berisiko dipenjara atau
bahkan bisa lebih buruk. Kim Jong-un, putra Kim Jong-il yang sebelumnya
memegang kekuasaan Korea Utara mengambil alih kekuasaan tersebut pada tahun
2011 lalu. Tak lama kemudian, ia mengancam akan melanjutkan uji coba nuklir
dengan menggunakan kekuatan dirinya sendiri dan elit yang berkuasa namun tetap
menyediakan makanan dan energi China (Korea Utara berbatasan dengan China di
utara).

Korea Selatan

Berdasarkan prespektif geografi, kejadian Semenanjung Korea ini sangat


menyakitkan karena pada kenyataannya Korea Utara dan Korea Selatan benar-benar
saling membutuhkan. Korea Utara memiliki bahan baku yang diminta oleh industri
Korea Selatan sedangkan Korea Selatan bisa menghasilkan makanan yang bisa segera
dikonsumsi oleh Korea Utara. Kondisi tersebut dikenal sebagai komplementaritas
regional tetapi di Korea sendiri hal tersebut dilarang oleh segregasi politik kedua
negara tersebut.
Seperti disebutkan di atas, Korea Selatan muncul dari Perang Korea pada
tahun 1953 sebagai negara yang tidak stabil, diktator, korup secara politik dan
ekonomi. Tetapi penguasa Korea Selatan juga mendorong pengembangan industri,
didorong oleh konglomerat industri yang kuat. Kapitalisme negara semacam ini
memicu pertumbuhan yang cepat dan para politisi tahu bahwa para pekerja akan
menuntut perlakuan yang lebih baik sehingga lanskap ekonomi dan politik harus
berubah. Kemudian setelah pemerintahan diktaktor berakhir, barulah terjadi
perubahan tahap ekonomi ke tahap ekonomi lepas landas. Dalam waktu singkat,
Korea Selatan mampu menjadi sebuah negara yang berdemokrasi, memiliki kekuatan
ekonomi yang kuat, memberikan pendidikan yang layak bagi para penduduknya,
membuat kapal terkemuka di dunia, memproduksi besi, baja, bahan-bahan kimia,
elektronik, serta produk industri lainnya. Lembaga-lembaga sosial Korea Selatan
menjadi semakin kuat yang dibarengi pula dengan adanya kebebasan mengemukakan
pendapat di berbagai media. Kebebasan beragama juga berlaku, seni dan budaya
Korea semakin meng-global, serta banyak atlet Korea unggul dalam Olimpiade dan
acara olahraga multinasional lainnya. Selain itu sebagai anggota kunci dari komunitas
internasional, Korea Selatan berpartisipasi dalam operasi penjaga perdamaian dan
keamanan di seluruh dunia.
Peta Korea Selatan pada gambar 10-22 di atas juga mengungkapkan beberapa
pencapaian yang diperoleh Korea Selatan terutama pada aglomerasi perkotaan besar-
besaran yang dibentuk oleh Seoul dan Incheon yang saat ini merupakan kompleks
metropolitan terbesar kedua di Asia Timur dan berisi hampir setengah dari populasi
negara itu. Bahkan sebelum demokrasi berlangsung, penguasa Korea Selatan
memutuskan untuk lebih meningkatkan infrastruktur negara itu dengan
memperkenalkan jaringan kereta api berkecepatan tinggi untuk menghubungkan
Seoul ke subregion Geyongsang dan Jeolla yang terpisah secara tradisional. Untuk
waktu yang lama, pekerja di beberapa bagian negara tidak disukai oleh politisi dan
produsen sehingga mengalami kesulitan untuk mencari pekerjaan di kawasan industri
dimana pola ekonomi-geografis masih belum sepenuhnya terhapus. Ketika integrasi
regional berkembang, subregion tenggara Geyongsang yang berpusat di kota Busan
selalu berada di depan barat daya dimana Jeolla secara historis terpinggirkan oleh
kekuatan di Seoul. Hari ini Geyongsang tetap memimpin, di wilayah ini kapal tanker
berukuran 300.000 ton dibangun bersamaan dengan kapal barang dan kapal perang
yang lebih kecil. Terdapat pabrik mobil Hyundai dan Kia yang terkenal dan di sini
adalah basis rumah POSCO yang berkantor pusat di Pohang salah satu perusahaan
pembuat baja terbesar di dunia.

Anda mungkin juga menyukai