KATA PENGANTAR
KEMUKJIZATAN
Syukur alhamdulillah kami haturkan AL-QUR'AN
atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan kami rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami bisa
menyelesaikan penyusunan revisi tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Pada revisi tugas makalah ini kami berkesempatan untuk memperbaikinya
dengan tema “Kemukjizatan Al-Qur`an”, kami berharap semoga revisi makalah
ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi pembaca. Dalam penyusunan makalah
ini kami mengakui masih banyak kekurangan, karena kami masih kurang
berpengalaman. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
yang akan datang.
Kami sangat berterima kasih kepada dosen pembimbing serta semua pihak
yang telah membantu menyusun makalah ini.
Oleh :
- Ariska
- Ali Muktar Mukomuko, November 2021
- Dewi Maimunasari
Penyusun
- Siti Mayang Sari
- Suheri
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kaum Muslim dewasa ini, menurut Muhammad al-Ghazâli, telah
melakukan kesalahan (menzalimi) terhadap agamanya dua kali. Pertama, ketika
mereka tidak mampu mengaplikasikan ajaran agamanya dengan baik dan benar,
dan kedua, ketika mereka tidak sanggup menyampaikan ajaran agamanya kepada
orang “di luar” mereka. Ketika kaum Muslim melakukan kesalahan yang pertama,
ketika itulah mereka mereduksi ajaran serta menampilkannya dalam bentuk yang
dapat mengundang tuduhan “mereka” bahwa Islam berjalan berseberangan
dengan fitrah, kebebasan dan akal. Dan ketika mereka melakukan kesalahan yang
kedua, ketika itu mereka sedang membiarkan penduduk bumi di belahan barat dan
timur tidak mengenal Islam.
Adalah kenyataan, masih banyak di kalangan kaum Muslim yang menyikapi
dan memperlakukan al-Qur’an sebatas kitab keramat penangkal bala. Adapun al-
Qur’an sebagai mukjizat terbesar Nabi Saw., pilar pokok ajaran Islam, pegangan
utama setiap Muslim dalam segala aspek kehidupannya, masih luput dari
pemahaman sebagian kaum Muslim. Intrekasi sebagian besar kaum Muslim
dengan al-Qur’an tidak melampaui pembacaan lahiriah untuk mendatangkan
keberkahan, pengulangan kata tanpa merasakan makna yang dimuatnya, dan
masih jarang sampai kepada tahap tadabbur.
Ini berarti bahwa sebagian umat Islam belum mampu memahami kedudukan
al-Qur’an sebagai risâlah samâwiyah nan kekal abadi yang Allah peruntukkan
bagi manusia dan kemanusiaannya. Risalah al-Qur’an yang mencakup semua
aspek kehidupan itu terjamin keabadian, keutuhan, orisinalitas serta
kesinambungannya. Menurut penulis, itulah arti sebenarnya dari i’jâz
(kemukjizatan) al-Qur’an, dan pengertian ideal dari statemen “Al-Qur’an adalah
mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw.,” yang setiap orang Islam pintar
melafalkannya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian “mukjizat” menurut para ahli ?
2. Apa saja macam-macam “mukjizat” berdasarkan sifatnya ?
3. Apa saja segi-segi “Kemukjizatan Al-Qur`an” dalam kehidupan ?
4. Jelaskan Dalil Tentang Kemukjizatan Al-Quran !
5. Jelaskan Beberapa Bukti Kemukjizatan Al-Qur’an !
6. Jelaskan Beberapa Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an !
C. Tujuan
Kita mempelajari “Kemukjizatan Al-Qur`an”, agar kita memiliki wawasan
yang cukup luas tentang ilmu tersebut dan hal ini dapat kita renungkan bahwa
Allah sangatlah Maha Kuasa atas segala ciptaan-Nya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian “mukjizat” menurut para ahli.
2. Mengetahui macam-macam “mukjizat” berdasarkan sifatnya.
3. Mengetahui segi-segi “Kemukjizatan Al-Qur`an” dalam kehidupan.
4. Mengetahui Dalil Tentang Kemukjizatan Al-Quran.
5. Mengetahui Beberapa Bukti Kemukjizatan Al-Qur’an.
6. Mengetahui Beberapa Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an.
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Mukjizat yang bersifat material yakni dapat dicerna oleh pancaindra, namun
melawan hukum alam. Mukjizat yang bersifat ini sering diturunkan sebelum masa
Nabi Muhammad, seperti pada masa Nabi Isa AS, Nabi Isa dapat menghidupkan
orang mati. Melihat hal ini, dapat disimpulkan bahwa keajaiban yang dilakukan
oleh Nabi Isa AS dapat dicerna oleh pancaindra manusia, tetapi secara logika hal
ini sangatlah mustahil dan melawan hukum alam.
1
Usman, Ulumul Qur`an, (Yogyakarta: Teras, 2009), 285.
3
b. Mukjizat yang bersifat rasional yakni yang semuanya dapat dicerna melalui
daya nalar. Setiap manusia menerimanya sesuai dengan kemampuan daya paham,
nalar, dan kemampuannya untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Menurut Imam as-Suyuṭi “bahwa sebagian besar mukjizat yang diturunkan pada
masa Nabi Muhammad SAW berbentuk rasional. Karena, kecerdasan dan
kesempurnaan pemahaman mereka. Karena syariat ini akan tetap abadi pada
lembaran sejarah umat manusia sampai kiamat, maka al-Qur`an dispesifikasikan
dengan mukjizat akal yang abadi. Tujuannya agar dapat dianalisis oleh mereka
yang mempunyai penalaran.”[5]
Mukjizat Al-Qur`an adalah mukjizat yang dimiliki atau yang terdapat di dalam al-
Qur`an.[6] Berarti bukti kebenaran yang datang bukan dari luar al-Qur`an.
Contohnya dalam al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang berisi tahap-tahapan
tantangan Allah SWT kepada setiap orang yang meragukan kebenaran al-Qur`an
sebagai firman-Nya dan Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Dan gaya bahasa
al-Qur`an dalam tantangan ( )أسلوب القرأن في التحديAllah itu ada dua yakni, التحدي
العامdan [7]التحدي الخاص. Dan Nabi Muhammad menantang orang Arab agar
membuat semisal dengan al-Qur`an melalui 3 tahapan, yaitu:
]8[ ثم تحداهم بسورة واحدة منه, ثم تحداهم بعشر سور منه,تحداهم بالقرأن كله.
[ْض ظَ ِه ْيرًا ُ ت ااْل ِ ْنسُ َو ْال ِج ّن اَ ْن يَْأتُوْ ا بِ ِم ْث ِل ٰه َذا القُرْ َأ ِن الَيَْأتُوْ نَ بِ ِم ْثلِ ِه َولَوْ َكانَ َعلَى بَ ْع
ٍ ضهُ ْم لِبَع ِ قُلْ لَِئ ِن اجْ تَ َم َع
]۸۸
“Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa dengan Al-Qur`an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat serupa
dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang
lain.”
Yang menjelaskan bahwa manusia dan jin tidak akan mampu membuat sesuatu
yang serupa dengan uslub al-Qur`an meskipun mereka saling bantu-membantu
satu sama lain. Tantangan ini termasuk العام التحديkarena diperuntukkan untuk
seluruh makhluk Allah yang meragukan kebenaran al-Qur`an pada masa dahulu
hingga sekarang.
4
َ ] فَ ْليَْأتُوا بِ َح ِديْث ِّم ْثلِ ِه اِ ْن َكانُوْ ا۳۳[ َاَ ْم يَقُولُونَ تَقَ ّولَهُ بَلْ الَّيُْؤ ِمنُون
]۳٤[صا ِدقِيْن
b. Maka untuk tahap kedua Allah SWT meringankan tantangan itu dengan
firman-Nya, sebagaimana tercantum dalam QS. Hud. (11): 13,
ٍ َاَ ْم يَقُوْ لُوْ نَ ا ْفت َٰرهُ قُلْ فَْأتُوْ ا بِ َع ْشر ُس َو ٍر ِّم ْثلِ ِه ُم ْفت ََري
َ ت وَّا ْد ُعوْ ا َم ِن استَطَ ْعتُ ْم ِّم ْن ُدوْ ِن هللا اِ ْن ُك ْنتُ ْم
]۱۳[صا ِدقِيْن
Namun, tantangan tahap kedua pun tak dapat dilayani oleh mereka sedangkan
mereka tetap tidak mengakui kebenaran al-Qur`an. Ayat ini termasuk التحدي الخاص.
c. Maka untuk tahap ketiga Allah tetap menantang mereka tetapi lebih ringan
daripada tantangan-tantangan sebelumnya, sebagaimana tercantum dalam Q.S.
Yunus (10): 37,
َ اَ ْم يَقُوْ لُوْ نَ ا ْفت َٰرهُ قُلْ فَْأتُوْ ابِسُوْ َر ٍة ِّم ْثلِ ِه َوا ْد ُعوْ ا َمن استَطَ ْعتُ ْم ِّم ْن ُدوْ ِن هللا اِ ْن ُك ْنتُ ْم
]۳۷[صا ِدقِيْن
َ ب ِّم َّما نَ َّز ْلنَا َعلَى َع ْب ِدنَا فَْأتُوْ ا بِسُوْ َر ٍة ِّم ْن ِّم ْثلِ ِه َوا ْدعُوا ُشهَدَآ َء ُك ْم ِّم ْن ُدوْ ِن هللا اِ ْن ُك ْنتُ ْم
[صا ِدقِيْن ٍ َواِ ْن ُك ْنتُ ْم فِ ْي َر ْي
]۲۳
5
“ Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur`an yang kami turunkan
kepada hamba kami (Muhammad). maka buatlah walau satu surah yang lebih
kurang semisal dengan al-Qur`an. Ajaklah penolong-penolongmu selain Allah
jika kamu memang orang-orang yang benar (dalam keraguamu).”
e. Dan pada tahap terakhir Allah menurunkan ayat yang sangat jelas dan tegas
dan tidak hanya ditujukan kepada orang-orang yang meragukan kebenaran al-
Qur`an pada masa turunnya al-Qur`an, melainkan kepada seluruh umat manusia
yang meragukan kebenaran tersebut, sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-
Baqarah (2): 24,
ْ فَا ِ ْن لَ ْم تَ ْف َعلُوْ ا َولَ ْن تَ ْف َعلُوْ ا فَتَّقُوْ ا النَّا َر الَّتِي َو قُوْ ُدهَا النّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ اُ ِع َّد
]۲٤[ َت لِل َكافِ ِر ْين
“Maka jika kamu tidak dapat membuat (semacam al-Qur`an) dan pasti kamu tidak
akan mampu, maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.”
a. Segi bahasa
Gaya bahasa al-Qur`an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan
terpesona. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka
masuk islam, seperti masuk islamnya sahabat Umar Bin Khattab, beliau masuk
islam dikarenakan membaca petikan ayat-ayat al-Quran .[10] Unsur-unsur bahasa
dalam al-Qur`an antara lain: بالغة, أسلوب,مفردة.
6
ِ هللا نَ َّز َل اَحْ َسنَ ْال َح ِد ْي
ث ِكتَابًا ُّمتَ َشابِهًا َّمثَانِى تَ ْق َش ِعرُّ ِمنهُ ُجلُوْ ُد الَّ ِذ ْينَ يَ ْخ َشوْ نَ َربَّهُ ْم ثُ َّم تَلِ ْينَ ُجلُوْ ُدهُ ْم َوقُلُوْ بُهُ ْم اِلَى
]۲۳[الخ.... ِذ ْك ِرهللا
“ Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran yang
serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-
orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati
mereka di waktu mengingat Allah.(dan seterusnya).”
b. Segi ilmiah
Para pakar selalu berusaha meletakkan metodologi ilmiah untuk mengikat rantai
fenomena-fenomena yang saling berkaitan dalam kehidupan dan di alam semesta
ini. Allah telah menyeru manusia untuk melakukan riset dan belajar, sebagaimana
tercantum pada surah yang turun pertama kali kepada Nabi Muhammad, yakni
Q.S. al-`Alaq ayat 1-5, yang artinya:
)خَ ْي ُر ُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم ْالقُرْ اَنَ َو َعلَّ َمهَ (رواه البخاري و مسلم و ابو داود
Contoh dalam al-Qur`an terdapat ayat yang menerangkan tentang ilmu falak
(astronomi), sebagaimana tercantum dalam Q.S. Yaasiin ayat 38-40, yang artinya:
7
sebagai bentuk tanda yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan
bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar
pada garis edarnya.”
Firman Allah ini menjelaskan bahwa matahari bergerak kearah yang ditentukan.
Pengetahuan ini baru terungkap oleh para ilmuwan modern pada permulaan abad
ke-20 sebelum abad ke-20 para ilmuwan tersebut bahwa matahari tidak bergerak
atau diam di tempat. Sedangkan, gerakan matahari dari timur ke barat hanyalah
gerakan secara lahiriah saja.[14]
c. segi tasyri`
ٍ ُكلُّ نَ ْف
ْ َس بِ َما َك َسب
]۳۸[ ت َر ِه ْينَة
8
Dan semua manusia itu sama sederajat, tidak pandang pangkat. Sebagaimana
tercantum dalam Q.S. al-Hujurat [48]: 10,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sama seperti pada mata kuliah ulumul Qur’an, nasikh dan mansukh pada
hadits memberikan kepastian hukum pada sesuatu yang dicari hukumnya, dengan
kata lain mengganti hukum yang sudah ada, dengan hukum baru yang lebih
meyakinkan. Misalnya seperti contoh yang diuraikan diatas.
B. Saran
Dengan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
ilmu nasikh dan masukh pada hadits.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahfull.blogspot.com/2013/05/nasikh-mansukh.html
http://ats-tsiqah.blogspot.com/2011/11/ilmu-nasikh-wa-mansukh.html
http://aam-ezaam.blogspot.com/2012/02/nasikh-mansukh.html
http://bisritujang.wordpress.com/2012/12/15/nasikh-dan-mansukh/
Drs. Munzier Suparta M.A., Ilmu Hadits, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008
10