1.6 Bab Ii
1.6 Bab Ii
1.6 Bab Ii
A. Konsep Aktualisasi
Sesuai dengan Undang Undang No 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN). Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil dilaksanakan mengacu pada ANEKA sebagai prinsip yang
menjadi landasan dalam menjalankan profesi yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Adapun
detail dari nilai-nilai yang terkandung dalam ANEKA adalah sebagai
berikut:
1. Konsep Nilai Dasar ANEKA
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam akuntabilitas
yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk
diterapkan di unit kerja yaitu, kepemimpinan, transparasi,
integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan,
keseimbangan, kejelasan dan konsistensi. Amanah seorang
ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik berikut:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik
dengan kepentingan sektor, kelompok dan dan pribadi;
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis;
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan public;
11
4) Menujukkan sikap dan prilaku konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan, menjaga kerjasama
dalam tim dan komunikasi;
2) Akuntabilitas beroientasi pada hasil;
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan;
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi;
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Nilai-Nilai akuntabilitas yaitu:
1) Kepemimpinan;
2) Transparansi;
3) Integritas;
4) Tanggungjawab;
5) Keadilan;
6) Kepercayaan;
7) Keseimbangan;
8) Kejelasan;
b. Nasionalisme
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip
Nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempat
persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.
12
Nasionalisme berladaskan pada sila-sila Pancasila dan
konstitusi.
1) Implementasi nilai Ketuhanan, yaitu:
a) Landasan pengelolaan kehidupan masyarakat dalam
bermasyarakat;
b) Negara menjamin kemerdekaan masyarakat dalam
memeluk agama dan kepercayaan masing-masing;
c) Kekuasaan/ jabatan tidak hanya amanat manusia tapi
juga amanat Tuhan;
d) Etika sosial dalam masyarakat.
2) Implementasi nilai kemanusiaan, yaitu :
a) Pendengar yang baik;
b) Pelayanan administrative;
c) Memelihara komunikasi dan interaksi;
d) Memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan Hak Asasi
Manusia
3) Implementasi nilai persatuan, yaitu :
a) Tanpa membedakan agama, bahasa, asli/ asal
turunannya.
4) Implementasi nilai kerakyatan dan permusyawaratan dalam
masyarakat Indonesia, yaitu :
a) Penghormatan terhadap suara rakyat (kerakyatan)
b) Persatuan diatas kepentingan perseorangan dan
golongan (permusyawaratan)
c) Landasan etis dalam berdemokrasi (keputusan yang
bijaksana)
5) Implementasi nilai keadilan sosial, yaitu :
a) Partisipasi dalam bidang politik
b) Partisipasi dalam bidang ekonomi
13
c. Etika Publik
Etika publik Adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah prilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika
merupakan system penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas.
Aspek-aspek yang terkandung dalam Etika Publik antara lain:
1) Ramah 8) Santun
2) Sopan 9) Pujian
3) Cermat 10) Keindahan
4) Jujur 11) Kebaikan
5) Disiplin 12) Kebebasan
6) Kesetaraan 13) Kebenaran
7) Keadilan 14) Kesabaran
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau
pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk
menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi
tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder dan masyarakat. Komitmen mutu merupakan
tindakan untuk menghargai efektifitas, efisiensi, inovasi dan
kinerja yang berorientasi mutu penyelenggaraan pemerintah
dan pelayanan publik.
14
Ada empat indicator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai
target. Sedangkan efektivitas menunnjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performa untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumberdaya, melainkan juga diukur dari kepuasan
dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi
Efisiensi adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas
dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.
Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumberdaya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang keluar alur
3) Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah pemikiran yang baru
yang konstruktif, sehingga akan memotifasi setiap individu
untuk membangun karakter sebagai aparatur yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik
yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai
15
atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melebih harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar untuk mengukur capaian
hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi.
e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio
yang artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Selaras
dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa. Salah satu alasannya adalah karena
dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Untuk membangun sikap
anti korupsi, maka kita harus menerapkan 9 nilai dasar anti
korupsi, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa
adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain.
16
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan
seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang
memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang
tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya
guna bekerja secara efektif.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja.
5) Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik
akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi
adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya.
17
6) Kerja keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya
kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
7) Kesederhanaan
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia
tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan
dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari
bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya.
Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa
yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia
akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
18
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Kedudukan atau Status
jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap belum
sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan zaman.Pemerintah mengatur ASN melalui UU
Nomor 5 Tahun 2014.
Berdasarkan undang-undang ASN, maka pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut :
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat pemersatu bangsa
Selanjutnya tugas pegawai ASN adalah:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkualitas
3) Memperat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
19
b. Pelayanan Publik
Pelayan publik merupakan Segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintahan di pusat dan daerah, dan lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Admistrasi
Negara, 1998). Sementara dapertemen dalam Negeri
menyebutkan bahwa pelayanan public adalah suatu proses
bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta
kepuasan dan keberhasilan produk, baik berupa barang dan
jasa (Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, 2004).
Pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan bagi setiap
warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan
Administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
public (UU No. 25 Tahun 2009)
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik,
yaitu unsur pertama, adalah Organisasi penyelenggaraan
pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang
diberikan dan atau di terima oleh penerima layanan
(pelanggan).
20
c. Whole Of Government
Menunjuk dan menjelaskan bagaimana instansi
pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sector guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai reSOP
terpadu pemerintah tehadap isu-isu tertentu.
Pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan
menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini terbangun
dalam model NPM. Bentuk pendekatannya biasa dilakukan
dalam kelembagaan formal atau pendekatan informal.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa
WoG menjadi penting. pertama, adanya factor-faktor eksternal
seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,
program pembangunan dan pelayanan agar terciptanya
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Kedua, terkait
factor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sector dalam pembangunan.ketiga, khusunya dalam
konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya,
adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendorong
adanya potensi.
B. ISU AKTUAL
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar
yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
21
Ada beberapa isu aktual yang saya diidentifikasi di Puskesmas
Bungaraya, di antaranya:
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Five Moment Pada Pasien Dan
Pengunjung Pasien di Unit Gawat Puskesmas Bungaraya
2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Assesmen Awal Keperawatan Gawat
Darurat Pada Pasien di Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas
Bungaraya
3. Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Tentang Perawatan Luka di Unit
Gawat Darurat Puskesmas Bungaraya
Dalam penentuan isu yang akan dijadikan sebagai isu aktual, saya
menggunakan alat bantu analisis USG; Urgency (seberapa mendesak
suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti), Seriousnes
(Seberapa serius suatu isu harus dibahas, dikaitkan dengan akibat yang
ditemukan, Growth (seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya) dengan
menggunakan pembobotan skala likert (1-5) sebagai berikut:
1 = tidak penting;
2 = kurang penting;
3 = sedang;
4 = penting;
5 = sangat penting.
22
Tabel 2.1 Identifikasi Isu Prioritas
SKORING TOTAL
NO ISU PERINGKAT
U S G SKOR
Belum Optimalnya Pelaksanaan
Five Moment Pada Pasien Dan
1 4 4 3 11 II
Pengunjung Pasien Di Unit Gawat
Darurat Puskesmas Bungaraya
Belum Optimalnya Pelaksanaan
Assesmen Awal Keperawatan
2 Gawat Darurat Pada Pasien di Unit 5 5 4 14 I
Gawat Darurat (UGD) Puskesmas
Bungaraya
Kurangnya Pengetahuan
Masyarakat Tentang Perawatan
3 4 3 3 10 III
Luka di Unit Gawat Darurat (UGD)
Puskesmas Bungaraya
23
2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Assesmen Awal Keperawatan
Gawat Darurat Pada Pasien di Unit Gawat Darurat (UGD)
Puskesmas Bungaraya
3. Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Tentang Perawatan Luka Di
Unit Gawat Darurat Puskesmas Bungaraya
Isu yang di angkat : Belum Optimalnya Assesmen Awal Keperawatan
Gawat Darurat Pada Pasien di Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas
Bungaraya
Adapun gagasan pemecahan isu yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut:
NO KEGIATAN SUMBER
1. Mempelajari dan memahami SPO tentang Assesmen Inovasi
Awal Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien di Unit
Gawat Darurat Puskesmas Bungaraya
2. Melakukan Triase SKP
3. Melaksanakan Pengkajian Awal Keperawatan Gawat SKP
Darurat Pada Pasien
4. Menetapkan Diagnosa Keperawatan dan SKP
Merencanakan Tindakan Keperawatan Gawat Darurat
5. Melaksanakan Tindakan Keperawatan Gawat Darurat SKP
6. Melakukan monitoring dan evaluasi SKP
Tabel 2.2 Gagasan Pemecahan Isu
24
Kegiatan 1. Mempelajari dan Memahami SPO tentang Assesmen Awal
Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Bungaraya
Mempelajari dan memahami SPO tentang Assesmen
Awal Keperawatan Gawat Darurat
25
sopan santun (Etika publik), keputusan yang
bijaksana (nasionalisme);
8. Mensosialisasikan cara
pengisian form assesmen awal keperawatan gawat
darurat dengan sopan santun (etika publik), tidak
memaksakan kehendak (Nasionalisme) kepada rekan
sejawat;
9. Memasukkan form
assesmen awal keperawatan gawat darurat pada rekam
medis pasien dengan kebenaran (akuntabilitas);
Output / hasil Terwujudnya pemahaman SPO Assesmen Awal
kegiatan Keperawatan Gawat Darurat
Etika Publik
Keterkaitan Dalam kegiatan konsultasi kepada atasan terkait
dengan pengumpulan informasi tentang SPO Assesmen Awal
substansi mata Keperawatan Gawat Darurat yang ada, saya akan meminta
pelajaran (nilai izin kepada Kepala Puskesmas dengan sopan santun
dasar) (etika publik), selanjutnya saya akan mengucapkan
terima kasih dalam kegiatan ini saya menerapkan teknik
komunikasi efektif.
26
publik).
Etika Publik
Tahapan kegiatan berikutnya, saya akan membuat
ringkasan hasil diskusi dengan benar dan jelas, sesuai
dengan hasil diskusi (Etika publik) yakni menerapkan
teknik laporan.
27
Nasionalisme, Pelayanan Publik
Saya juga akan mensosialisasikan dan mendiskusikan
bersama rekan seprofesi dengan sopan santun (Etika
publik), dan menggunakan komunikasi yang efektif dalam
penyampaian, agar bersama-sama dapat mengisi form
Assesmen Awal Keperawatan Gawat Darurat pada pasien
(pelayanan publik), sebagai bukti tertulis dilakukannya
kegiatan tersebut.
28
(akuntabilitas) dan cermat (Etika Publik);
3. Perawat melakukan penilaian visual kesadaran,
kemampuan nafas, pola nafas, dan melakukan
palpasi/raba pulsasi atau denyut nadi pasien dengan
efesiensi (komitmen mutu);
4. Perawat menentukan dan memberikan tanda klasifikasi
pasien dengan transparansi (akuntabilitas), sesuai
dengan klasifikasi kegawat daruratannya
a. Death of arrifel (DOA) : tidak sadar, tidak bernafas,
tidak ada denyut nadi (warna hitam);
b. Gawat darurat : sadar atau kesadaran menurun,
mengalami distress pernafasan, dengan nadi yang
tidak adekuat (warna merah);
c. Gawat tidak darurat : sadar, nafas normal dengan
nadi teraba lemah (warna kuning);
d. Tidak gawat tidak darurat : sadar, nafas normal,
nadi teraba kuat (warna hijau)
5. Perawat menentukan prioritas triase dengan segera
laporkan kepada dokter jaga UGD dengan kebenaran
(Etika Publik), dan pasien langsung menuju bed
sesuai dengan prioritas triase;
6. Apabila ada pasien yang datang bersamaan, maka
pasien dengan kondisi resusitasi akan di tangani
terlebih dahulu dari kategori lainnya dengan keadilan
(akuntabilitas).
Output / hasil Terlaksananya penentuan dan pemilahan pasien sesuai
kegiatan dengan prioritas tingkat kegawatdaruratan
Etika Publik
Keterkaitan Dalam kegiatan melakukan triase saya akan mengucapkan
dengan salam kepada pasien dan keluarga dengan ramah, sopan
substansi mata dan santun (Etika publik) saat tiba di Unit Gawat Darurat
pelajaran (nilai Puskesmas Bungaraya dengan teknik komunikasi efektif.
dasar)
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Anti Korupsi
Tahapan kegiatan selanjutnya yaitu Saya akan melakukan
pencatatan segera di tanggal dan jam pasien tiba, cara
pasien tiba di Puskesmas, asal masuk dan jenis kasus
dengan kejelasan (akuntabilitas) dan cermat (Etika
Publik) penuh tanggung jawab (Akuntabilitas) sebagai
bagian dari kapasitas saya sebagai perawat. Saya juga
akan semaksimal mungkin secara mandiri (anti korupsi)
29
untuk mencari sumber dari masalah yang dialami pasien.
Selama mengumpulkan data dan informasi pasien saya
tidak membeda-bedakan antara pasien yang satu dengan
yang lainnya karena perbedaan ras, suku, golongan atau
status sosial (Nasionalisme). Saya akan menggunakan
kata-kata yang efektif dan komunikatif dalam
mengumpulkan informasi agar diterima dan dipahami oleh
pasien maupun keluarga pasien (Komitmen Mutu)
30
Puskesmas.
31
benar. Saya akan menanyakan identitas pasien/keluarga
pasien (bagi pasien yang tidak sadar/tidak dapat
berkomunikasi) dengan ramah (etika publik), saya juga
menanyakan identitas pasien pada semua pasien tanpa
membeda-bedakan pasien (nasionalisme) dan secara
adil (anti korupsi). Selanjutnya saya sesuaikan identitas
pasien dengan dokumen pasien.
Komitmen Mutu
Pada kegiatan menanyakan riwayat penyakit pasien, saya
akan mengumpulkan informasi dari pasien maupun
keluarga dengan menggunakan komunikasi efektif untuk
mengarahkan menetapkan diagnosa keperawatan secara
cermat (etika publik).
32
awal keperawatan gawat darurat secara efektif dan tepat
waktu (komitmen mutu) sesuai dengan gejala yang
dialami oleh pasien, yang dapat dinilai dari jalan nafas,
sistem pernafasan, sirkulasi, pergerakan dan bentuk postur
tubuh pasien dengan teliti.
33
Kegiatan 4. Menetapkan Diagnosa Keperawatan Dan Merencanakan
Tindakan Keperawatan Gawat Darurat
Menetapkan diagnosa keperawatan dan
merencanakan tindakan keperawatan gawat
darurat.
34
pengelompokkan data, Saya akan mengisi form
diagnosa sesuai dengan prosedur (disiplin) dan
menganalisa data yang sebenar-benarnya tanpa ada
rekayasa secara jujur (anti korupsi).
Akuntabilitas, Nasionalisme, Anti Korupsi
Pada tahapan menegakkan diagnosa keperawatan,
saya akan menegakkan diagnosa keperawatan
sesuai dengan masalah keperawatan yang ditemui
pada pasien secara bertanggung jawab
(akuntabilitas) dengan teknik kehati-hatian. Saya
akan mendiskusikan dengan pasien atau keluarga
pasien tentang rencana tindakan apa yang sesuai
untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dengan
menerapkan nilai musyawarah (nasionalisme)
dengan menggunakan teknik komunikasi efektif.
Saya akan menetapkan diagnosa sesuai dengan
prioritas masalah tanpa merugikan pasien (adil, anti
korupsi).
35
efektif dan misi yang ketiga yaitu mendorong
kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat
dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam
upaya kesehatan secara komprehensif. Hal ini
mecakup visi dari Puskesmas Bungaraya yaitu
Menjadi Puskesmas Dengan Pelayanan Bermutu
dan Mandiri Menuju Masyarakat Bungaraya
Sehat, sehingga meningkatkan pelayanan bagi
pasien.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, akan mendorong
penguatan nilai-nilai organisasi seorang perawat
yang mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA maka
Penguatan Nilai-Nilai
akan dapat membuat diagnosa keperawatan dengan
Organisasi
tepat dan merancang tindakan keperawatan gawat
darurat yang sesuai dengan masalah keperawatan
pasien secara professional dan responsif.
37
menyampaikan pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga saya akan melakukannya
dengan cermat dan bijak (etika publik). Saya akan
secara jujur menyampaikan diawal bahwa
pendidikan kesehatan yang saya berikan tidak
dipungut biaya sedikitpun, karena itu bagian dari
tugas saya sebagai seorang perawat (disiplin) (anti
korupsi).
38
Dalam kegiatan melakukan tindakan keperawatan ini
pasien mendapatkan pendidikan kesehatan tentang
penyakitnya dan bagaimana mencegah atau
mengontrol penyakitnya, hal ini sejalan dengan misi
puskesmas yang ketiga yaitu “Mendorong
kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat
Kontribusi terhadap dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam
Visi dan Misi upaya kesehatan secara komprehensif”. Selain itu,
dalam melakukan tindakan keperawatan, pasien
mendapatkan pelayanan yang cepat dan tanggap
sesuai dengan kondisi pasien, hal ini sejalan dengan
visi Puskesmas Bungaraya yaitu Menjadi
Puskesmas Dengan Pelayanan Bermutu dan
Mandiri Menuju Masyarakat Bungaraya Sehat.
Dengan terlaksananya kegiatan ini mendorong
penguatan nilai-nilai organisasi yaitu bekerja secara
professional, inovatif dan responsif sesuai
Penguatan Nilai-Nilai
dengan kondisi pasien, sehingga diharapkan pasien
Organisasi
dapat memiliki tingkat pengetahuan mengenai
penyakitnya dan meningkatnya tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan yang diberikan.
39
tidak memaksakan kehendak (Nasionalisme).
40
meningkatkan kualitas pelayanan, dan dapat
dijadikan acuan kedepannya untuk meningkatkan
mutu puskesmas, hal ini sejalan dengan visi
Puskesmas yaitu Menjadi Puskesmas Dengan
Pelayanan Bermutu dan Mandiri Menuju
Visi dan Misi
Masyarakat Bungaraya Sehat dan misi
puskesmas yang pertama yaitu Mewujudkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional,
merata dan terjangkau oleh masyarakat secara
efisien dan efektif.
Evaluasi yang menyeluruh diharapkan pasien puas
dengan pelayanan yang diberikan, perawat berkerja
Penguatan Nilai-Nilai lebih professional (cerdas), mempunyai bentuk
Organisasi dokumentasi keperawatan yang baik dan dapat
mengurangi angka kesakitan pasien secara tuntas.
41