Oleh:
JTJWITA N. LATTER
211030230223
Identitas Pasien
Nama :Tn. P
Agama :Islam
Pendidikan :SMA
No. RM
:00254659
Dx. Medis
Penanggung jawab
:Obs Dyspneu :Tn.S
Nama
Pekeijaan :-
Breathing :
Gerakan dada simetris, tidak terdengar suara bunyi nafas tambahan, suara nafas
vesikuler dengan RR: 20x/menit
Circulation :
Nadi bracialis teraba jelas dan cepat, nadi:102x/menit, akral hangat, tidak ada
tanda-tanda sianosis, CRT<2 detik
Disability :
Pasien tidak mengalami penurunan kesadaran, Kesadaran umum compos
mentis, GCS E4 M6 V5, Reflek cahaya (+)
Exposure:
Pasien tidak ada mengalami kelainan kulit, pasien tidak mempunyai cedera
dibagi an tubuhnya
2. Fokus Assesment
Keadaan Umum : compos mentis
Tingkat Kesadaran : E:4 M:6 V:5
3. Sekunder Assesment
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang : pasien datang dengan keluhan nyeri
dibagian dada kanan setelah tertusuk
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada
Allergies : tidak ada
4. Pemeriksaan Fisik
TD: 12171mmHg, N:90x/mnt, RR: 20x/mnt, S: 37,1°C, SP02 : 100
- Kepala : baik tidak ada kotoran lesi atau jejas, konjungtiva anemis (+), mukosa
klien kering (+), tidak ada stomatitis
-Leher
Inspeks : tidak ada benjolan pada leher , tidak ada lesi, dan tidak ada kaku
kuduk
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
-Thoraks
Inspek : bentuk dada simetris
Palpasi : perkembangan dada simetris, tidak terdapat retraksi intercostal
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, suara jantung normal -
Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, asetis(-), perut simetris Auskultasi :
bising usus normal 10-12 x/menit
Palpasi : turgor normal, tonus normal, nyeri di perut
Perkusi : timpani
- Genital : tidak terpasang DC
-Ekstremitas : akral hangat, CRT <3dtk, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada
sianosis, kekuatan otot sama pada keempat ekstremitas
6. Data penunjang
-cek lab
-Rotgen Thorak
-EKG
ANALISA DATA
N Tgl/ Data Penunjang Masalah Etiologi
o
1. jam
11/11/2 DS: Nyeri Akut Ag pencedera
1 - Klien mengatakan nyeri D.0077 en
dada bagian kanan, post Fis
ik
luka tusuk
- Klien mengatakan nyeri
tertusuk di dada hinga ke
belakang
-Pengkajian PQRST :
P klien mengatakan nyeri
dibagi an dada sejak setelah
tertusuk 3 hari yang lalu
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri menetap pada area
perut
S : skala nyeri yang dirasa 5
(nyeri sedang)
T : Nyeri yang dirasa
berpindah hinga kebelakang
DO :
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak lemas
-Pasien terlihat memegang dada
sebelah kanan
TD:12171mmHg,
N:90x/mnt, RR: 20x/mnt,
S:
37,1°C, SPO2 : 100
Prioritas Masalah
Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi
Keperawatan hasil
1 Nyeri akut yang setelah dilakukkan
berhubungan tindakan keperawatan (1.08238)
dengan agen selama 1x8 jam -Identifikasi lokas, karakteristik nyeri,
pencedera Fisik diharapkan tingkat nyeri durasi, frekuensi, intensitas, kualotas
yang di tandai klien menurun dengan nyeri -Identifikasi skala nyeri
dengan nyeri di kriteria hasil : -Keluhan -Identifikasi respon nyeri non verbal
dada kanan nyeri
setelah tertusuk -Identifikasi faktor yang memperberat dan
menurun (5) memperingan nyeri
-Meringis menurun
-Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
(5)
tentangf nyeri
- Gelisah menurun (5) -
- Berikan teknik non farmakologisuntuk
Tekanan darah
mengurangi rasa nyeri (relaksasi napas
menurun dalam)
(130/80mmHg) (5) - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
(L.08066) nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Ajarkkan teknik nonfarmakologis
(relaksasi napas dalam) untuk
menghurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik (keterolac
1 ampul dan paracetamol drip)
(1.08238)
Catatan Perkembangan
No DX Keperawatan Implementasi SOAP
1 Nyeri akut S : nyeri dada bagian kanan
yang -mengidentifikasi lokas, post luka tusuk, keluhan di
berhubungan dengan agen karakteristik nyeri, durasi, dada bagian belakang
pencedera Fisik yang di frekuensi, intensitas, kualotas
tandai dengan nyeri di dada nyeri 0:
kanan setelah tertusuk -mengidentifikasi skala nyeri TD:12171mmHg
- mengidentifikasi respon nyeri
N:90x/mnt, RR: 20x/mnt, S:
non verbal
- mengidentifikasi faktor yang 37,1°C, SPO2 : 100
memperberat dan
memperingan nyeri
-mengidentifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentangf nyeri A : masalah belum teratasi
- memberikan teknik non
farmakologi suntuk P : intervensi dilanjutkan
mengurangi rasa nyeri rawat inap
(relaksasi napas dalam) -injeksi omz 1 amp
-mengontrol lingkungan yang - pct tab 500 mg
memperberat rasa nyeri -cek lab
- memfasilitasi istirahat dan tidur -thoraks
-mengajarkan teknik
nonfarmakologis (relaksasi
napas dalam) untuk
menghurangi rasa nyeri
-berkolaborasi pemberian analgetik
(keterolac 30 mg dan
paracetamol)
(1.08238)
LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERTAWATAN GAWAT DARURAT
DI RUANGAN IGD RSUD KOTA TANGERANG DENGAN HEPATITIS B
Oleh:
JUWITA N. LAHER
211030230223
Oleh :JUWITANLAHER
Identitas Pasien
Nama :Tn. S
Agama :Islam
Pendidikan :SMA
No. RM :00256041
Penanggung jawab
Nama :Ny. S
Alamat :tangerang
Pekeijaan :-
Breathing :
Gerakan dada simetris, tidak terdengar suara bunyi nafas tambahan, suara nafas
vesikuler dengan RR: 20x/menit
Circulation :
Nadi bracialis teraba jelas dan cepat, nadi:102x/menit, akral hangat, tidak ada
tanda-tanda sianosis, CRT<2 detik
Disability :
Pasien tidak mengalami penurunan kesadaran, Kesadaran umum compos mentis,
GCS E4 M6 V5, Reflek cahaya (+)
Exposure:
Pasien tidak ada mengalami kelainan kulit, pasien tidak mempunyai cedera
dibagi an tubuhnya
7. Fokus Assesment
Keadaan Umum : compos mentis
Tingkat Kesadaran : E:4 M:6 V:5
8. Sekunder Assesment
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang : kembung sesak 5 hari lalu, mual,
demam 7 hari yang lalu, nyeri perut di kanan atas.
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada
Allergies : tidak ada
9. Pemeriksaan Fisik
TD: 169/ 93mmHg, N:87x/mnt, RR: 22x/mnt, S: 36,6°C, SP02 : 100
- Kepala : baik tidak ada kotoran lesi atau jejas, konjungtiva anemis (+), mukosa
klien kering (+), tidak ada stomatitis
-Leher
Inspeks : tidak ada benjolan pada leher , tidak ada lesi, dan tidak ada kaku
kuduk
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
-Thoraks
Inspek : bentuk dada simetris
Palpasi : perkembangan dada simetris, tidak terdapat retraksi intercostal
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, suara jantung normal -
Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, asetis(-), perut simetris Auskultasi :
bising usus normal 10-12 x/menit
Palpasi : turgor normal, tonus normal, nyeri di perut
Perkusi : timpani
- Genital : tidak terpasang DC
-Ekstremitas : akral hangat, CRT <3dtk, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada
sianosis, kekuatan otot sama pada keempat ekstremitas
6. Data penunjang
-cek lab
-Rotgen Thorak
-EKG
ANALISA DATA
N Tgl/ Data Penunjang Masalah Etiologi
o1. jam
11/11/2 D Resiko defisit nutrisi Ketidakmampuan
1 S: Pasien mengatakan mual jika mencerna
makan sudah 3 hari makanan
(D.0032)
Pasien me
D
S:
Pasien tampak lemas
Prioritas Masalah
P : intervensi dilanjutkan
rawat inap
Oleh:
JUWITA N. LATTER
211030230223
Oleh :JUWITANLAHER
Identitas Pasien
Nama :Ny. S
Agama :Islam
Pendidikan :SMA
No. RM :00202162
Penanggung j awab
Nama :Tn. H
Alamat
Pekeijaan :-
Circulation :
Nadi bracialis teraba jelas dan cepat, nadi:102x/menit, akral hangat, tidak ada tanda- tanda
sianosis, CRT<2 detik
Disability :
Pasien tidak mengalami penurunan kesadaran, Kesadaran umum compos mentis, GCS E4
M6 V5, Reflek cahaya (+)
Exposure :
Pasien tidak ada mengalami kelainan kulit, pasien tidak mempunyai cedera dibagi an
tubuhnya
6. Data penunjang
-cek lab
-Rotgen Thorak
-EKG
ANALISA DATA
N Tgl/ Data Penunjang Masalah Etiologi
o1. jam
18/11/2 DS : Nyeri akut (Kode : Agen
1 -pasien mengatakan pusing berputar
pencedera
saat berubah posisi sejak 3 Hari, - D.0077)
fisiologis
pasien mengatakan tidak ada
demam dan mual
DO :
TD: 155/ 982mmHg, N:82x/mnt,
RR: 20x/mnt, S: 36,4DC, SPO2 :
100
Prioritas Masalah
Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi
Keperawatan hasil
1 Nyeri akut yang setelah dilakukkan
berhubungan tindakan keperawatan (1.08238)
dengan agen selama 1x8 jam -Identifikasi lokas, karakteristik nyeri, durasi,
pencedera Fisik diharapkan tingkat nyeri frekuensi, intensitas, kualotas nyeri -
klien menurun dengan
Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil: -Keluhan
- Identifikasi respon nyeri non verbal
nyeri
menurun (5) -Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
-Meringis menurun (5)
- Gelisah menurun (5) - -Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentangf nyeri
Tekanan darah
- Berikan teknik non farmakologisuntuk
menurun mengurangi rasa nyeri (relaksasi napas
(130/80mmHg) (5) dalam)
(L.08066) - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Ajarkkan teknik nonfarmakologis
(relaksasi napas dalam) untuk
menghurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik (keterolac 1
ampul dan paracetamol drip)
(1.08238)
Catatan Perkembangan
No DX Keperawatan Implementasi SOAP
1 Nyeri akut S : pasien mengatakan pusing
yang -mengidentifikasi lokas, berputar saat berubah posisi
berhubungan dengan agen karakteristik nyeri, durasi, sejak 3 Hari
pencedera Fisik frekuensi, intensitas, kualotas
nyeri 0:
-mengidentifikasi skala nyeri TD: 155/ 982mmHg,
N:82x/mnt, RR: 20x/mnt, S:
- mengidentifikasi respon nyeri
36,4 □ C, SPO2 : 100
non verbal
- mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan A : masalah belum teratasi
nyeri
-mengidentifikasi pengetahuan dan P : intervensi dilanjutkan
keyakinan tentangf nyeri
- memberikan teknik non
farmakologisuntuk mengurangi
rasa nyeri (relaksasi napas
dalam)
- mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- memfasilitasi istirahat dan tidur -
mengajarkan teknik
nonfarmakologis (relaksasi
napas dalam) untuk
menghurangi rasa nyeri
-berkolaborasi pemberian analgetik
(keterolac 30 mg dan
paracetamol)
(1.08238)
LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERTAWATAN GAWAT DARURAT DI
RUANGAN IGD RSUD KOTA TANGERANG DENGAN HIPETENSI
Oleh:
JUWITA N. LAHER
211030230223
1. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI,
2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian / mortalitas (Trianto, 2014).
a. Anatomi Jantung
1) Jantung
System kardiovaskuler terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri, vena, kapiler) dan
sistem limfatik. Fungsi utama system kardiovaskular adalah mengalirkan darah yang
kaya oksigen ke seluruh tubuh dan memompa darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke
sirkulasi paru untuk dioksigenasi (Aspiani, 2016).
Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskular, berotot dan berongga, terletak di
rongga toraks bagian mediastunum. Jantung berbentuk seperti kerucut tumpul dan bagian
bawah disebut apeks terletak lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepi terletak pada
ruang interkosta IV kiri atau sekitar 9 cm dari kiri linea medioklavikularis, bagian atas
disebut basis terletak agak ke kanan pada kosta ke III sekitar 1 cm dari tepi lateral
stemum. Memiliki ukuran panjang sekitar 12 cm, lebar 8-9 cm, dan tebal 6 cm. Berat
jantung sekitar 200-425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram dan pada perempuan
sekitar 225 gram (Aspiani, 2016).
Jantung adalah organ muscular yang tersusun atas dua atrium dan dua ventrikel. Jantung
dikelilingi oleh kantung pericardium yang terdiri atas dua lapisan,yakni:
b) Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang berperan dalam
menentukan kekuatan konstraksi.
a) Trikupidalis
2) Pembuluh darah
Setiap sel di dalam tubuh secara langsung bergantung pada keutuhan dan fungsi system
vaskuler, karena darah dari jantung akan dikiri ke setiap sel melalui system tersebut. Sifat
structural dari setiap bagian system sirkulasi darah sistemik menentukan peran
fisiologinya dalam integrasi fungsi kardiovaskular. Keseluruhan system peredaran
(system kardiovaskular) terdiri atas arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena.(Aspiani,
2016)
b) Arteriol adalah pembuluh darah dengan resistensi kecil yang mevaskularisasi kapiler.
c) Kapiler menghubungkan dengan arteriol menjadi venula (pembuluh darah yang lebih
besr yang bertekanan lebih rendah dibandingkan dengan arteriol), dimana zat gizi dan
sisa pembuangan mengalami pertukaran
(Lyndon, 2014)
b. Fisiologi
1) Siklus jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama jantung. Dalam bentuk yang
pailng sederhana, siklus jantung adalah kontraksi bersamaan kedua atrium, yang
mengikuti suatu fraksi pada detik berikutnya karena kontraksi bersamaan kedua
ventrikel.
Sisklus jantung merupakan periode ketika jantung kontraksi dan relaksasi. Satu kali
siklus jantung sama dengan satu periode sistole (saat ventrikel kontraksi) dan satu
periode diastole (saat ventrikel relaksasi). Normalnya, siklus jantung dimulai dengan
depolarisasi spontan sel pacemarker dari SA node dan berakhir dengan keadaan relaksasi
ventrikel.
Pada siklus jantung, systole (kontraksi) atrium diikuti sistole ventrikel sehingga ada
perbedaan yang berarti antara pergerakan darah dari ventrikel ke arteri. Kontraksi atrium
akan diikuti relaksasi atrium dan ventrikel mulai ber kontraksi. Kontraksi ventrikel
menekan darah melawan daun katup atrioventrikuler kanan dan kiri dan menutupnya.
Tekanan darah juga membuka katup semilunar aorta dan pulmonalis. Kedua ventrikel
melanjutkan kontraksi, memompa darah ke arteri. Ventrikel kemudian relaksasi
bersamaan dengan pengaliran kembali darah ke atrium dan siklus kembali.
a) Sistole atrium
b) Sistole ventrikel
c) Diastole ventrikel
2) Tekanan darah
Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk
melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah, timbul dari adanya
tekanan pada dinding arteri. Tekanan arteri terdiri atas tekanan sistolik, tekanan diastolik,
tekanan pulsasi, tekanan arteri rerata.
Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada
arteri saat ventrikel jantung berkontraksi, besarnya sekitar 100140
mmHg. Tekanan diastolic yaitu tekanan darah pada dinding arteri pada
saat jantung relaksasi, besarnya sekitar 60-90 mmHg. Tekanan pulsasi
merupakan reflek dari stroke volume dan elastisitas arteri, besarnya
sekitar 40-90 mmHg. Sedangkan tekanan arteri rerata merupakan
gabungan dari tekanan pulsasi dan tekanan diastolic yang besarnya sama
dengan sepertiga tekanan pulsasi ditambah tekanan diastolik. Tekanan
darah sesungguhnya adalah ekspresi dari tekanan systole dan tekanan
diastole yang normal berkisarl20/80 mmHg. Peningkatan tekanan darah
lebih dari normal disebut hipertensi dan jika kurang normal disebut
hipotensi. Tekanan darah sanagat berkaitan dengan curah jantung,
tahanan pembuluh darah perifer ( R ). Viskositas dan elastisitas pembuluh
darah (Aspiani, 2016)
3. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi teijadi
sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi,
ada beberapa factor yang memengaruhi teijadinya hipertensi :
a. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na.
b. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
1) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur
bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamn (pria lebih tinggi dari
perempuan), dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam
yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan atau makan berlebih,stress, merokok, minum
alcohol,minum obat- obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder teijadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh hipertensi
sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang teijadi akibat stenosis arteri renalis.
Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga teijadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II.
Angiotensin II secara langsung meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara
tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat
dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena di angkat,tekanan
darah akan kembali ke normal. Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain
ferokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal, yang menyebabkan
peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup, dan penyakit cushing, yang
menyebabkan peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR
karena hipersensitivitas system saraf simpati s aldosteronisme primer (peningkatan
aldosteron tanpa diketahui penyebab-nya) dan hipertensi yang berkaitan dengan
kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder (Aspiani, 2016).
4. Manifestasi klinis
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan. Keluhan yang
dapat muncul antara lain: nyeri kepala,
gelisah, palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas
dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio
oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor risiko penyakit jantung,
penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi dibutuhkan untuk
mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan
berat badan, faktor gaya hidup (perubahan pekeijaan menyebabkan penderita bepergian
dan makan di luar rumah), penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia
tua pada pasien dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah
ke hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram otot,
kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema, gangguan
berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat, mudah
memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan tidak adanya riwayat hipertensi
pada keluarga mengarah pada hipertensi sekunder (Adrian, 2019).
5. Klasifikasi
Kategori
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg) 1. Optimal <120 < 80 2, Normal 120- 129 8084 3. High normal 130-
139 85-89 4. Hipertensi Grade 1 (ringan ) 140-159 90-99
6. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpati s,
yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke
ganglia simpati s di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah
melalui system saraf simpati s ke ganglia simpati s. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pascaganglion ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Klien dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut dapat teijadi.
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpati s merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi epineprin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginj al, menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume instravaskuler. Semua factor tersebut
cenderung menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016)
7. Pathway hipertensi
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
2) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
3) Darah perifer lengkap
4) Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
b. EKG
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Iskemia atau infark miocard
3) Peninggian gelombang P
4) Gangguan konduksi
c. Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi
aorta.
2) Pembendungan, lebar paru
3) Hipertrofi parenkim ginjal
4) Hipertrofi vascular ginjal
(Aspiani, 2016)
9. Komplikasi
10. Penatalaksanaan
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan
obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat
memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri. Beberapa diet yang
dianjurkan:
c. Olahraga
Oleh:
211030230223
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal, Obstruksi teijadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi
Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan
bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut). Hal yang mendasari hal ini
adalah infeksi pada organ di dalam perut (mencret, radang kandung empedu, radang
kandung kemih), sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). (Hardi Kusuma:
2015)
Kolik abdomen merupakan nyeri yan gdapat terlokalisasi dan dirasakan seperti
perasaan tajam. Mekanisme teijadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial
ataupun total baik oragan tubuh berongga atau organ yang terlibat tersebut dipengaruhi
Kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang
hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang bersifat fatal.
2. Anatomi Fisiologi
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan
kandung empedu.
Stomach
Pancreas
Transverse
colon
Descending 〆
colon Sigmoid
coion Rectum
Anal Anus
Submandibular
gland
Diaphragm
Liver---------
Gallbladder Duodenum
Common bile duct — Ascending- colon
Smal: intestine
Cecum-----------
Appendix--------
a. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
manusia. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam,
asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit,
terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus)
dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang
lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut
secara otomatis.
b. Tenggorokan (Faring)
bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring Di
dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang, Keatas bagian depan
keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
c. Kerongkongan (Esofagus)
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan beijalan
dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi. Esofagus dibagi
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
penting Lendir, Asam klorida (HC1), Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan
protein).
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua
dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-
garam empedu.
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :
2) Kolon transversum
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon
menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa
jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora
eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh
umbai cacing.
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang
parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ
ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu
pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,
memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika
defekasi tidak teijadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak teijadi untuk periode yang
j. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum
k. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi
dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan
obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang
bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani
1. Kandung Empedu
pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena wama cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
3. Etiologi
a. Secara mekanis :
2) Karsinoma
usus)
1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak dapat
bergerak)
2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh
3) Ententis regional
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena ginjal
4. Klasifikasi
Kolik abdomen visceral adalah berasal dari organ dalam, visceral dimana intervasi
berasal dari saraf memiliki respon terutama terhadap distensi dan kontraksi
otot, bukan karena iritasi lokal, robekan atau luka karakteristik nyeri visceral diantaranya
sulit terlokalisir, tumpul, samar, dan cenderung beralih ke area dengan struktur embrional
yang sama.
Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan
lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi lagi atas kasus
bedah dan non bedah (pediatrik). Selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan umur penderita,
yang di bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat dikelompokkan
Konsep yang klasik membagi sakit perut berulang ke dalam 2 golongan: organik
(fungsional) dan psikogenik (psikosomatik). Biasanya harus dicari dulu penyebab organik,
bila tidak ditemukan bisa dipikirkan kemungkinan penyebab psikogenik . Cara pendekatan
seperti ini tentu akan banyak memakan waktu dan biayaPada umumnya batu empedu dapat
a. Tipe kolesterol.
c. Tipe campuran.
berlebihan hingga kadarnya di atas nilai kritis ke larutan kolesterol dalam empedu. Tipe
pigmen biasanya akibat proses hemolitik atau investasi E. Coli ke dalam empedu
yang dapat mengubah bilirubin diglukuronida menjadi bilirubin bebas yang mungkin dapat
5. Patofisiologi
C oli c abdome adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang traktus
intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ yang
terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari adalah infeksi dalam organ perut (diare,
radang kandung empedu, radang kandung kemih). Sumbatan dari organ perut (batu empedu,
batu ginjal). Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat teijadi karena
masalah nyeri abdomen yang teijadi tiba-tiba dan berlangsung kurang daari 24 jam. Colic
abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti muntah, konstipasi, diare, dan gejala
gastrointestinal yang spesifik. Pada kolik abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam
abdomen, termasuk nyeri viserak Dari otot lapisan dinding perut. Lokasi nyeri perut
abdomen biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut.
Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan peijalanan dari tempat lain. Oleh karena
itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari
6. Manifestasi Klinis
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu
awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi b erat, muntah - sedikit atau tidak ada
kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan
difus minimal.
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian
Dapat teijadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram nyeri
e. Strangulasi
f. Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; distensi
sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir
hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung
darah samar.
7. Komplikasi
b. Kolik biliaris
d. Gangren
Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren kandung
empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organorgan tersebut.
e. Sepsis
Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh melalui
peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan darah turun.
f. Fistula
Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu empedu
mengerosi dinding kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan saluran baru
g. Peritonitis
Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang steril
h. Ileus
Hues dapat teijadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat teijadi bila batu berukuran
8. Pemeriksaan Penunjang
yang tertutup.
c. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan hitung
SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase
d. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik. (Amin huda:
2015)
9. Penatalaksanaan
e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan
selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.
j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Amin Huda (2015) dalam buku Aplikasi Nanda dan NIC-NOC tinjauan
ulang catatan prenatal adanya indikasi untuk kelahiran normal adalah sebagai berikut:
a. Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status perkawinan,
1) Pola nutrisi
b) Edema pada kandung kemih , uretra dan meatus urinarius teijadi karena trauma.
Bagaimana frekuensi personal hygien klien, seperti mandi, pral hygiene, maupun cuci
rambut.
7) Seksualitas / reproduksi
8) Peran
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) GCS
b) Tingkat Kesadaran
c) Tanda-tanda Vital
Jam I : tiap 15 menit, Jam II : tiap 30 menit, Jam III : tiap 4 jam, Setelah 24 jam :
8 jam
d) Berat badan
e) Tinggi badan
2) Head to toe
a) Kepala
b) Wajah
c) Leher
1. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah ada kelenjar tiroid
d) Thoraks
1. Payudara
2. Jantung
a. Volume darah
e) Abdomen
1. Memeriksakan bising usus pada empat kuadran
2. Diagnosa Keperawatan
Association (NANDA) adalah suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial.
Menurut Amin Huda, 2015 diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada kasus
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (peningkatan kontraksi organ)
b. Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaphoresis
e. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri karena tarikan, kontraksi berlebihan.