Anda di halaman 1dari 14

DAMPAK GEMPA BUMI BAGI MASYARAKAT INDONESIA

Oleh:
Alvin Rafael / 1
I Dewa Kade Jody Rahayuda / 11
Ida Bagus Ketut Three Satoshi / 15
Linggar Perkasa Adi Putra / 21
Nathania Cheisya Maheswari Saputra / 26
XI MIA 6

SMAK SANTO YOSEPH DENPASAR


TAHUN PELAJARAN 2021-2022
Jl. Serma Kawi 4 Denpasar. Telp : (0361) 236459
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gempa bumi merupakan getaran dari kulit bumi yang bersifat sementara dan kemudian
dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang seismik, sehingga efeknya dapat dirasakan
sampai ke permukaan bumi. Getaran tersebut diakibatkan oleh adanya pelepasan energi dari
pergerakan lempeng - lempeng tektonik, yaitu lempeng yang bergerak saling mendekat
(konvergen), saling menjauh (divergen) dan saling melewati (transform). Pergerakan lempeng -
lempeng tektonik tersebut terjadi secara terus menerus serta menjadi salah satu pemicu terjadinya
peristiwa geologi seperti gempa bumi, peristiwa gunung berapi, munculnya gunung api bawah
laut dan sebagainya.

Berdasarkan statistik, Sebanyak 8.264 kali gempa terjadi sepanjang 2020. Jumlah ini
lebih sedikit dibandingkan pada tahun lalu, sebanyak 11.515 kali. Menurut Daryono, tahun 2021
wilayah Indonesia masih tetap aktif gempa. Data yang dihimpunnya mencatat rata-rata
kegempaan dalam setahun terjadi sebanyak 6.000 kali. Ini disebut wajar karena sumber gempa di
Tanah Air sangat banyak, yaitu 13 segmen megathrust dan lebih dari 295 segmen sesar aktif. 

Gempa bumi merupakan salah satu dari sekian banyaknya jenis bencana alam yang
mengancam keberlangsungan hidup manusia. Dampak negatif yang ditimbulkan bisa berupa
kerugian materi maupun nonmateri. Kecanggihan teknologi yang diciptakan manusia terkadang
hanya mampu menjelaskan gejala awal ini, sehingga kejadian detil dari bencana itu hanya dalam
prediksi manusia. Meskipun demikian, dengan kemampuan mengenali gejala-gejala awal dari
sebuah bencana manuisa dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi becana. Persiapan itu
meliputi persiapan sebelum terjadinya bencana, ketika terjadi bencana, dan pasca terjadinya
bencana. Artinya, kesiapan yang dilakukan oleh manusia dapat dilakukan ketika dapat mengenali
gejala awal, tingkat resikonya dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dampak gempa bumi bagi masyarakat di


Indonesia sangat besar, terutama bagi yang menempati daerah – daerah yang rawan akan
gempa bumi. Berdasarkan kejadian gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia beserta
dengan dampak yang ditimbulkannya, berikut beberapa permasalahan yang dapat
dibahas.

1. Mengapa banyak terjadinya gempa bumi di Indonesia ?


2. Bagaimana proses terjadinya gempa bumi ?
3. Apa saja dampak dari gempa bumi bagi masyarakat Indonesia ?
4. Bagaimana cara penanggulangannya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui kenapa banyak terjadinya gempa bumi di Indonesia.


2. Mengetahui dan memahami lebih dalam tentang proses terjadinya gempa
bumi.
3. Mengetahui berbagai dampak yang ditimbulkan dari gempa bumi bagi
masyarakat Indonesia.
4. Mengetahui cara – cara penanggulangannya.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa masukan kepada pihak – pihak
yang terlibat seperti badan – badan yang bertugas dalam penanggulangan bencana,
memberikan literasi kepada masyarakat terkait dengan potensi dan dampak dari gempa,
serta memperbaiki kekurangan – kekurangan penelitian yang lain.

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
Energi yang dihasilkan dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga
efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Menurut Pujianto, (2007) gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang dapat
disebabkan oleh buatan/akibat kegiatan manusia maupun akibat peristiwa alam. Akibat dari
kedua tersebut tanah menjadi bergetar sebagai efek dari menjalarnya gelombang energi yang
memancar dari pusat gempa/fokus. Energi yang memancar dari fokus adalah akibat dari
peristiwa mekanik (tumbukan, gesekan, tarikan) ataupun peristiwa khemis (ledakan akibat
peristiwa reaksi kimia), energi yang terjadi akibat peristiwa-peristiwa tersebut menyebar ke
segala arah pada media tanah.

2.2 Jenis Gempa Bumi

● Berdasarkan penyebabnya
1. Gempa bumi vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah bagian gempa yang disebabkan oleh kinerja gunung api.
Pada umumnya hanya merupakan gempa yang lemah yang hanya terasa di sekitar gunung api.
Biasanya gempa vulkanik terjadi sebelum, selama, maupun setelah letusan gunung api. Penyebab
utama gempa vulkanik ialah persentuhan magma dengan dinding-dinding tubuh gunung api dan
tekanan gas pada peledakan-peledakan hebat serta perpindahan mendadak dari magma di dalam
dapur magma.
2. Gempa tektonik
Gempa tektonik dikenal dengan gempa dislokasi, gempa ini disebabkan oleh pergeseran
kulit bumi yang tiba-tiba di dalam bumi dan erat sekali dengan gejala pembentukan pegunungan.
Gempa tektonik juga disebabkan apabila terbentuk patahan-patahan yang baru atau jika
pergeseran-pergeseran sepanjang patahan karena timbul tegangan-tegangan dalam kulit bumi.
3. Gempa runtuhan
Gempa runtuhan bisa dikatakan bagian daripada gempa yang jarang sekali terjadi. Gejala
gempa ini terdapat di daerah-daerah yang terdapat runtuhan-runtuhan dalam tanah. Misalnya di
daerah gua-gua batu gamping dan daerah pertambangan.
4. Gempa bumi ledakan
Gempa bumi ledakan pada dasarnya merupakan akibat dari perbuatan manusia sendiri
karena telah membuat ledakan yang dapat menyebabkan gempa. Ledakan tersebut dapat berasal
dari bom, dinamit atau tenaga nuklir yang juga dapat memakan korban manusia dan harta benda.
5. Gempa bumi tumbukan
Gempa bumi tumbukan adalah bagian daripada bentuk gempa bumi yang terjadi karena
jatuhnya meteor. Asteroid ataupun benda langit lain ke permukaan bumi yang menghasilkan
getaran yang pada akhirnya disebut dengan gempa.
6. Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti
peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

● Berdasarkan kedalaman
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300
kilometer di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya
tidak terlalu berbahaya.

2. Gempa bumi menengah


Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60
kilometer sampai 300 kilometer di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah pada
umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60
kilometer dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

● Berdasarkan Gelombang/getaran gempa


1. Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari
hiposentrum.

2. Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang, yakni 4–7
km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.

● Berdasarkan Lokasi
1. Gempa Bumi Darat
Seperti namanya, jenis gempa bumi ini terjadi di darat karena lipatan atau patahan yang
ada di darat. Meski gempa bumi ini tidak mengakibatkan tsunami, akan tetapi gempa bumi darat
bisa menghancurkan bangunan seperti gedung serta mengakibatkan kebakaran kota.

2. Gempa Bumi Laut


Untuk jenis gempa bumi ini bisa terjadi karena adanya patahan atau lipatan di bagian
dasar laut. Gempa bumi ini punya potensi besar menghasilkan tsunami yang terjadi karena
perbedaan tekanan sebelum dan sesudah gempa. Air nantinya akan naik dan akhirnya tsunami
terjadi.

2.3 Proses Terjadinya Gempa Bumi


Gempa bumi terjadi pada saat batuan di kerak bumi mengalami tekanan yang sangat
hebat oleh pergerakan lempeng-lempeng yang menjadi landasan benua. Sebagian besar terjadi
ketika dua lempengan di kerak bumi saling bergesekan. Lempengan yang dimaksud yaitu
lempeng samudera dan lempeng benua. Ketika lempeng saling bergesek dan bertumbukan, akan
menghasilkan gelombang kejut, yang kita rasakan sebagai gempa bumi.
Lempeng samudera yang rapat massa lebih besar ketika bertumbukan dengan lempeng
benua di area tumbukan (subduksi) akan bergerak menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu
akan mengalami perlambatan akibat bergesekan dengan selubung bumi, yang lebih lanjut
menyebabkan akumulasi energi di area patahan dan area subduksi. Akibatnya, di sekitar area-
area tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Ketika batas elastisitas lempeng terlampaui,
maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses tersebut
mengakibatkan getaran partikel ke segala arah yang disebut sebagai gelombang gempa bumi
(seismic waves).

2.4 Batas-Batas lempeng

1. Batas Konvergen
Batas ini terjadi bila dua lempeng saling bertumbukan baik lempeng benua dengan
lempeng benua atau dengan lempeng samudera. Lempeng samudera relatif lebih lemah
dibanding lempeng benua sehingga lempeng benua akan menunjam ke bawah lempeng
samudera. Hal ini akan memicu terbentuknya subduksi lempeng seperti yang terjadi antara
lempeng Eurasia dengan lempeng Indo Australia.

2. Batas Divergen
Batas ini merupakan wilayah titik lempeng yang saling berjauhan karena adanya magma
yang mendesak keluar. Kondisi yang terjadi adalah kerak bumi semakin melebar dan akan
memicu terbentuknya samudera baru dan mid ocean ridge atau punggung laut. Contohnya adalah
Patahan Besar Afrika dan Pematang Samudera Atlantik.

3. Batas Transform
Batas ini terjadi bila dua buah lempeng tektonik saling bergesekan dengan arah
menyamping. Fenomena yang muncul di batas ini antara lain sesar dan pegunungan barisan.
Contoh Sesar terkenal adalah Sesar Semangko dan Sesar San Andreas

2.5 Contoh gempa yang pernah terjadi di Indonesia


1. Gempa bumi samudra hindia tahun 2004, berkekuatan 9,1 sampai 9,3 SR
2. Gempa bumi Sumatera tahun 1833 berkekuatan 8,8 sampai 9,2 SR
3. Gempa bumi Sumatera tahun 2005 berkekuatan 8,7 SR
4. Gempa Laut Banda tahun 1938 berkekuatan 8,5 SR
5. Gempa bumi Bengkulu tahun 2007 berkekuatan 7,9 SR
6. Gempa bumi Jawa tahun 2006 berkekuatan 7,7 SR
7. Gempa bumi di Sumatera tahun 2009 berkekuatan 7,6
8. Gempa Bumi di Sulawesi Tengah tahun 2018 berkekuatan 7,4 SR
9. Gempa Bumi di Flores tahun 2021 berkekuatan 7,4 SR
10. Gempa Bumi di Banten Tahun 2022 berkekuatan 6,7 SR

2.6 Karakteristik Gempa Bumi

a. Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat atau bisa dihitung dengan satuan detik.
b. Lokasi kejadian tertentu atau random tidak mengenal tempat kejadian, dan biasanya
terjadi di wilayah patahan dan juga jalur sesar tanah.
c. Akibatnya gempa bumi yang berlangsung akan menimbulkan bencana alam.
d. Gempa bumi berpotensi terulang lagi atau biasa disebut kala ulang dalam gempa bumi
yang menunjukan rentang waktu antara satu gempa dengan gempa berikutnya yang
memiliki skala yang sama.
e. Bencana gempa bumi sampai sekarang belum bisa diprediksi kapan dan dimana akan
terjadi gempa bumi.
f. Bencana gempa bumi tidak dapat dicegah, namun bencana yang timbul akibat gempa
bumi dapat dikurangi.

2.7 Parameter Dasar Gempa Bumi


1. Hypocenter, adalah pusat terjadinya gempa atau pergeseran lempeng atau tanah di dalam
bumi
2. Epicenter, adalah pusat titik yang ditujukan tepat berada diatas hypocenter pada
permukaan bumi.
3. Bedrock, adalah tanah keras tempat mulai bekerjanya gaya gempa.
4. Ground acceleration, adalah percepatan pada lapisan permukaan bumi akibat gempa
bumi.
5. Amplification factor, adalah faktor pembesaran percepatan gempa yang terjadi pada
permukaan tanah akibat jenis tanah tertentu.
6. Skala gempa, adalah suatu ukuran kekuatan gempa yang dapat diukur dengan secara
kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran kekuatan gempa secara kuantitatif dilakukan
pengukuran dengan skala Richter yang umumnya dikenal sebagai pengukuran magnitudo
gempa bumi.

2.8 Skala Mercalli

Dari beberapa kerugian akibat gempa bumi, perlu adanya indikasi dan konklusi agar
meminimalisir banyaknya korban dari bencana gempa bumi. Adanya perencanaan struktur
adalah untuk mengurangi dampak dari keruntuhan struktur dan dampak dari gempa bumi yang
besar seperti kerusakan struktur, kebakaran struktur, dan kehilangan konstruksi. Untuk
mengetahui ukuran gempa bumi dijelaskan dalam skala MMI (Modified Mercalli Intensity),
menurut BMKG Skala MMI adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode deskriptif dalam bentuk fakta
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2018;13) data kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian berupa angka-angka yang akan diukur
menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan, berkaitan dengan masalah yang diteliti
untuk menghasilkan suatu kesimpulan, digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, atau
meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena, atau berbagai variabel penelitian menurut
kejadian sebagaimana adanya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi, serta yang dapat
diungkapkan melalui bahan-bahan dokumenter.

3.2 Lokasi Penelitian

SMAK SANTO YOSEPH DENPASAR Jl. Serma Kawi 4 Denpasar.


3.3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari tanggal 25 Januari 2022 – 29 Januari 2022.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Melakukan literasi dan pencatatan dari berbagai sumber mengenai data-data seperti
peristiwa gempa bumi yang pernah terjadi, dan detail dari gempa bumi itu sendiri. Informasi –
informasi didapat melalui berita tentang gempa bumi di Indonesia, dan sumber-sumber lain
seperti Wikipedia.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Banyaknya Gempa di Indonesia

Para ahli mengatakan, apabila dilihat secara geologi, baik dari lempengan dan patahan
yang ada, gempa memang sudah pasti akan terjadi di Indonesia. Wilayah Indonesia sangat
berpotensi terjadi gempa bumi karena posisinya yang berada di pertemuan tiga lempeng utama
dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik. "Dari tumbukan ini terimplikasi adanya sekitar
enam tumbukan lempeng aktif yang berpotensi memicu terjadinya gempa kuat," kata Dr
Daryono kepala bidang informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Wilayah Indonesia juga sangat kaya dengan sebaran patahan aktif atau sesar aktif. Ada
lebih dari 200 yang sudah terpetakan dengan baik dan masih banyak yang belum terpetakan
sehingga tidak heran jika terdapat lebih dari 10 gempa per hari di wilayah Indonesia. Sejumlah
patahan adalah patahan besar Sumatra yang membelah Aceh sampai Lampung, sesar aktif di
Jawa, Lembang, Jogjakarta, di utara Bali, Lombok, NTB, NTT, Sumbawa, di Sulawesi, Sorong,
Memberamo, disamping di Kalimantan. Posisi Indonesia dikenal berada di Cincin Api Pasifik
(Ring of Fire) yaitu daerah 'tapal kuda' sepanjang 40.000 km yang sering mengalami gempa
bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Sekitar 90% dari
gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini.

4.2 Proses Terjadinya Gempa

Gempa bumi terjadi pada saat batuan di kerak bumi mengalami tekanan yang sangat
hebat oleh pergerakan lempeng-lempeng yang menjadi landasan benua. Sebagian besar terjadi
ketika dua lempengan di kerak bumi saling bergesekan. Lempengan yang dimaksud yaitu
lempeng samudera dan lempeng benua. Ketika lempeng saling bergesek dan bertumbukan, akan
menghasilkan gelombang kejut, yang kita rasakan sebagai gempa bumi.
Lempeng samudera yang rapat massa lebih besar ketika bertumbukan dengan lempeng
benua di area tumbukan (subduksi) akan bergerak menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu
akan mengalami perlambatan akibat bergesekan dengan selubung bumi, yang lebih lanjut
menyebabkan akumulasi energi di area patahan dan area subduksi. Akibatnya, di sekitar area-
area tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Ketika batas elastisitas lempeng terlampaui,
maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses tersebut
mengakibatkan getaran partikel ke segala arah yang disebut sebagai gelombang gempa bumi
(seismic waves).

4.3 Dampak Dari Gempa

Dampak dari gempa bumi pada kerusakan struktur menurut Skala Mercalli (MMI)
dimulai dari yang paling lemah pada golongan Instrumental yang hanya terbaca pada alat
seismograf dan hampir tidak terasa. Lalu meningkat menjadi golongan lemah yang dapat
dirasakan sebagian atau semua orang dengan benda-benda yang ikut bergoncang, dan akhirnya
pada golongan kuat dan seterusnya yang dapat merusak sampai menghancurkan struktur,
terlihatnya gelombang di permukaan, beserta terlemparnya benda-benda ke udara. Kerusakan ini
termasuk kerugian secara materi.
Dampak dari gempa bumi pada psikologis seseorang adalah berbagai dampak psikologis
dalam jangka panjang, seperti kecemasan, depresi, hingga Post Traumatic Stress Disorder
(PTSD) yang dapat terjadi pada individu, keluarga, maupun masyarakat baik sebagai korban
langsung maupun tidak langsung. Setelah bencana, korban cenderung lebih sensitif terhadap apa
yang ada di sekelilingnya. Ingatan, suara, bau, sensasi, dan perasaan dalam hati akan selalu
membuat mereka terngiang akan bencana alam yang meskipun sudah lama berlalu. Trauma
tersebut bahkan bisa menghancurkan mental, pandangan, dan reaksi emosional korban. Hal ini
termasuk dalam kerugian secara non materi.

4.4 Penanggulangan Gempa Bumi


Berbagai persiapan yang dapat dilakukan dalam menghadapi gempa bumi sebagai
berikut.
- Menyadari lokasi yang ditempati rawan akan bencana,
- Memahami prosedur evakuasi bila berada di tempat umum,
- Menata perabotan di rumah dengan rapi dan tidak menghalangi jalan keluar,
- Membangun struktur yang tahan terhadap gempa, dll.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Gempa bumi merupakan getaran dari kulit bumi yang bersifat sementara dan kemudian
dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang seismik, sehingga efeknya dapat dirasakan
sampai ke permukaan bumi. Getaran tersebut diakibatkan oleh adanya pelepasan energi dari
pergerakan lempeng - lempeng tektonik, yaitu lempeng yang bergerak saling mendekat
(konvergen), saling menjauh (divergen) dan saling melewati (transform). Pergerakan lempeng -
lempeng tektonik tersebut terjadi secara terus menerus serta menjadi salah satu pemicu terjadinya
peristiwa geologi seperti gempa bumi, peristiwa gunung berapi, munculnya gunung api bawah
laut dan sebagainya. Wilayah Indonesia yang terletak pada “Ring od Fire” yang menyebabkan
banyaknya aktivitas tektonik pada lempengnya mengakibatkan banyaknya terjadi gempa bumi.
Gempa bumi bersifat merusak apapun yang ada diatasnya, baik itu secara material
maupun non material. Secara material, gempa bumi dapat merusak struktur suatu bangunan
hingga benar-benar merobohkan suatu bangunan beserta barang-barang yang ada di dalamnya.
Secara non material, gempa bumi dapat mempengaruhi psikologis seseorang yang membuat
korban menjadi cemas, depresi, bahkan trauma. Gempa tidak dapat dicegah, namun dampaknya
dapat ditanggulangi dan diantisipasi dengan cara-cara yang sudah disebutkan pada pembahasan
sebelumnya.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

- Diharapkan pihak-pihak berwajib dapat membantu mengurangi dampak dari gempa bumi
melalui bantuan-bantuan yang dapat diberikan kepada masyarakat baik itu bersifat
material, maupun non material.
- Masyarakat sepantasnya memahami potensi dan dampak dari gempa bumi agar bisa
selamat apabila gempa bumi terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://balai3.denpasar.bmkg.go.id/tentang-gempa
2. https://tirto.id/apa-itu-gempa-penyebab-jenis-dan-apakah-gempa-bisa-
diprediksi-f78X
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi#:~:text=%3D%3D%20Penyebab
%20terjadinya%20gempa%20bumi,ditahan%20lagi%20oleh%20pinggiran
%20lempengan.
4. https://nasional.kontan.co.id/news/bmkg-sebanyak-8264-kali-gempa-terjadi-
sepanjang-2020
5. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45086874
6. https://www.merdeka.com/sehat/dampak-psikologis-yang-biasa-dialami-
korban-gempa-bumi.html

Anda mungkin juga menyukai